Bab Ii Halusinasi
Bab Ii Halusinasi
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata, sebagai contoh klien
sering dijumpai dapat berupa bunyi mendenging atau suara bising yang
tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai sebuah kata
mendengarnya.5
B. ETIOLOGI
1. Faktor Predisposisi
a) Faktor Perkembangan
b) Faktor Sosiokultural
pada lingkungan.
c) Faktor Biologis
d) Faktor Psikologis
alam hayal.
2. Faktor Presipitasi
C. MANIFESTASI KLINIS
pendengaran6 :
1. Data Subjektif
berbahaya
2. Data Objektif
d) Menutup telinga
D. PATOFISIOLOGI
1. Fase Pertama
Fase pertama disebut juga dengan fase comporting yaitu fase yang
menyenangkan.
verbal yang lambat jika sedang asik dengan halusinasinya dan suka
menyendiri.
2. Fase Kedua
ringan.
Mulai dirasakan ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin
3. Fase Ketiga
psikotik.
Karakteristik : bisikan suara : isi halusinasi semakin menonjol,
4. Fase Keempat
Fase keempat adalah fase conquering atau panik yaitu klien lebur
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Psikoanalisa psikoterapi
b) Tujuan psikoterapi
yang luhur
keluarganya.
masyarakat.
F. KOMPIKASI
orang lain dan lingkungan, selain itu komplikasi lainnya dapat muncul
G. PENATALAKSANAAN
agar obat yang diberikan betul ditelannya, serta reaksi obat yang
diberikan.
bila ada orang lain didekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Idntitas klien mencakup inisial klien, umur, jenis kelamin, no. RM,
2. Alasan Masuk
3. Faktor Predisposisi13
a) Faktor Biologis
b) Faktor Psikologis
adaptif.
4. Faktor Presipitasi13
a) Sosial Budaya
utama gangguan.
b) Biokimia
5. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan tanda-tanda vita (tekanan
darah, nadi, suhu dan pernafasan), Ukur (berat badan dan tinggi
6. Aspek Psikososial
7. Status Mental
sudah baik.
9. Mekanisme Koping
11. Pengetahuan
1) Pohon Masalah7
2) Masalah Keperawatan7
c) Isolasi Sosial
3) Diagnosa Keperawatan7
b) Isolasi Sosial
Diagnosa Perencanaan
Tanggal No. Intervensi Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1 Gangguan Persepsi Klien dapat Ekspresi wajah 1. Bina hubungan sa-ling Hubungan saling
Sensori : membina hubungan bersahabat percaya dengan percaya merupakan
Halusinasi saling percaya menunjukkan rasa mengungkapkan prin-sip dapat untuk
senang, ada kontak komunikasi tera-peutik : kelancaran hubungan
mata, mau berjabat a. Sapa klien dengan interaksi selanjutnya
tangan, mau menjawab ramah baik verbal
salam, klien mau duduk maupun non verbal
berdampingan dengan b. Perkenalkan diri
perawat, mau dengan sopan
mengutarakan masalah c. Tanyakan nama
yang dihadapi lengkap klien dan
nama panggilan yang
disukai klien
d. Jelaskan tujuan
pertemuan
e. Jujur, tepati janji
f. Tunjukkan sifat empati
dari mene-rima klien
apa adanya
g. Beri perhatian ke-pada
klien dan per-hatikan
kebutuhan dasar klien
Klien dapat 1. Klien dapat me- 1. Adakah kontak sering dan Kontak sering tapi
mengenali nyebutkan singkat secara bertahap selain mem-bina
halusinasinya menyebutkan hubungan saling
waktu, isi, percaya, juga dapat
frekuensi timbulnya memu-tuskan
halusinasi halusinasi
2. Klien dapat 2. Observasi tingkah laku
mengungkapkan klien terkait dengan
perasaan terha-dap halusinasinya, bicara dan Mengenal perilaku
halusinasi tertawa tanpa stimulus, pada saat halusinasi
memandang ke kiri atau timbul memudahkan
ke kanan atau ke depan perawat dalam
seolah-olah ada teman melakukan intervensi
bicara
Hari/tanggal No. Dx. Dx. Keperawatan Rencana Keperawatan Implementasi Keperawatan Respon Klien
1 Gangguan Persepsi SP1 Pasien Melakukan SP1 Pasien Gangguan S : “Walaikumsalam,
Sensori : Halusinasi Gangguan Persepsi Sensori Persepsi Sensori : Halusinasi Nama Saya M, baik
Pendengaran : Halusinasi Pendengaran Pendengaran pak, 10 menit,
a. Mengidentifikasi jenis halusi- disini saja pak.
nasi Saya mendengar
b. Mengidentifikasi isi halusi- suara kerincing dan
nasi gendang,
c. Mengidentifikasi waktu halu- munculnya pada
sinasi saat saya lagi
d. Mengidentifikasi frekuensi sendirian, 3 kali
halusinasi klien sehari saya
e. Mengidentifikasi situasi yang mendengarnya,
dapat menimbulkan halusinasi pada malam dan
klien pagi terkadang
f. Mengidenifikasi respon klien ingin marah.”
terhadap halusinasi “Pergi-pergi saya
g. Mengajarkan klien menghar- tidak mau dengar
dik halusinasi kamu, kamu suara
h. Menganjurkan klien mema- palsu”
sukkan kedalam kegiatan “Senang pak, 11.00
harian saja ya pak di
ruang ini saja”
O : Klien mampu
menyebutkan apa
yang dia alami,
kontak mata
kurang, kooperatif,
klien dapat
melakukan cara
mengontrol
Halusinasi dengan
cara menghardik.
Klien dapat
memasukkan
latihan menghardik
kedalam jadwal
hariannya yaitu
pada pukul 11.00
dan 15.00.
1 Gangguan Persepsi SP2 Pasien Melakukan SP2 Pasien Gangguan S : “Walaikumsalam,
Sensori : Halusinasi Gangguan Persepsi Sensori Persepsi Sensori : Halusinasi baik pak. Saya
Pendengaran : Halusinasi Pendengaran Pendengaran bangun jam 6 pagi,
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan mandi dan
harian klien merapikan tempat
b. Melatih klien mengendalikan tidur, latihan
halusinasi dengan cara menghardik jam
bercakap-cakap dengan orang 11.00 dan 15.00.
lain Pergi-pergi saya
c. Menganjurkan klien mema- tidak mau dengar
sukkan kedalam kegiatan kamu, kamu suara
harian palsu.”
“Pak perawat
tolong ajak saya
ngobrol supaya
halusinasi saya
hilang.”
“Masukkan jam
10.00 saja pak.”
O : Klien mampu
menyebutkan
kegiatan hariannya,
kontak mata ada,
klien kooperatif,
klien dapat
melakukan cara
mengontrol
halusinasi dengan
cara menghardik
dan bercakap-
cakap. Klien dapat
memasukkan
latihan bercakap-
cakap kedalam
jadwal hariannya
yaitu pada pukul
10.00