Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB 9
“MERANCANG ORGANISASI YANG ADAKTIF”
Dosen Pengajar :
Dra. Ec. Dyah Ratnawati, MM
Disusun Oleh :
AKUNTANSI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam Mengelola Perubahan dan
Inovasi.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Program perubahan diperlukan organisasi masa kini karena adanya pergeseran dalam waktu
danhubungan atau jaringan informasi di seluruh dunia. Teknologi pemrosesan informasi
yangcanggih dan era globalisasi organisasi mendorong manajer dengan banyak ide baru, produk
baru,tantangan baru dengan semakin sempitnya waktu untuk membuat keputusan yang dapat
diambiloleh manajer. Manajer dituntut untuk meningkatkan kemampuan karyawan di seluruh
organisasiuntuk mengantisipasi dan belajar dari perubahan yang sedang terjadi. Manajer harus
membantuindividu dan kelompok dalam organisasi untuk selalu melakukan berbagai perbaikan
dalamlingkungan yang kompetitif. Kondisi ini dapat dilihat sebagai tahap proses
pembelajaranorganisasi (learning organization), yang didasari dari perubahan sistem, nilai dan
sifat manusiauntuk meningkatkan kinerja terus-menerus berdasarkan pengalaman masa lalu.
Pada tahap inikata kunci yang ada sepanjang waktu adalah kreatifitas dan inovasi.
Rumusan Masalah
Dalam latar belakang yang kami cantumkan di atas tentu saja akan membuahkan masalah
yangmana dalam makalah ini akan kami jabarkan, diantaranya sebagai berikut :
PEMBAHASAN
Untuk bisa bertahan hadapi tantangan dan krisis yang tidak terduga, organisasi
harus memiliki strategi baru. Strategi baru tersebut adalah tentang beradaptasi
secara konstan, untuk berubah dalam lanskap yang terus berubah.
Pada dasarnya semua perubahan yang dilakukan oleh organisasi diarahkan untuk
meningkatkan efektivitas organisasi dengan tujuan mengupayakan perbaikan
kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri, menghadapi perubahan lingkungan
juga perubahan perilaku anggota organisasinya.
Ada dua hal yang bisa mendorong perubahan di organisasi, yaitu karena faktor internal
dan faktor eksternal. Perubahan internal atau yang berasal dari dalam organisasi,
biasanya disebabkan oleh:
1. Perubahan perangkat keras organisasi (hard system tools) yang biasa disebut
dengan struktural meliputi perubahan srategi, struktur organisasi dan sistem, serta
2. Perubahan perangkat lunak organisasi (soft system tools) atau perubahan
kultural yang meliputi perubahan perilaku manusia dalam organisasi, kebijakan
sumber daya manusia dan budaya organisasi.
Sedangkan perubahan eksternal atau yang berasal dari luar organisasi seperti
perubahan teknologi yang semakin terintegrasi ke dalam sistem. Untuk diketahui
bahwa setiap perubahan organisasi harus merangkul semua komponen organisasi
termasuk struktur, strategi, sistem, dan perilaku manusia di dalamnya. Ini
dimaksudkan agar efektivitas perusahaan bisa meningkat, menjadikan organisasi
dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman.
Agar perubahan dapat diterima dan dipahami oleh semua pihak, maka kita perlu
menjalankan setiap langkahnya dengan benar. Adapun langkah-langkah tersebut
meliputi :
Sosialisasi.
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam memulai perubahan adalah melakukan
sosialisasi ke semua stakeholder yang melaksanakan dan mereka yang akan terdampak
oleh perubahan. Kita perlu menjelaskan hal-hal mendasar tentang perubahan, termasuk
alasan mengapa kita harus berubah.
Pemahaman.
Komitmen
Implementasi
Komunikasi
Evaluasi
Tindak lanjut berupa evaluasi/audit dilakukan sebagai langkah pengawalan agar
perubahan yang terjadi sesuai dengan yang diharapkan, dan jika perlu dilakukan
tindakan koreksi.
Di banyak organisasi, terutama pada organisasi atau perusahaan besar dan progresif telah
melaksanakan kreativitas organisasi guna percobaan-percobaan untuk langkah operasional.
Ada beberapa alasan mengapa organisasi ini menerapkan aspek kreativitas bagi pengembangan
dan perubahan organisasinya. Suatu organisasi yang tidak mampu berubah, dapat dipastikan
bahwa organisasi ini akan “mati.” Di lain pihak, organisasi yang terlampau cepat berubah atau
hanya berubah demi perubahan itu sendiri, besar kemungkinan pengembangan organisasi yang
akan dijalankan menjadi tidak efektif.
Proses krativitas organisasi, menurut Hicks, dimulai dari sebuah ide, dan kemudian ide ini
secara otomatis ditransformasi menjadi sebuah kegiatan inovatif. Banyak ide baru diciptakan
oleh orang-orang yang tidak memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam tugas organisasi
(Jones, 1998). Seharusnya ide-ide dari mereka ini ditampung dan disalurkan melalui saluran
struktur yang ada guna perbaikan proses layanan dan proses operasional organisasi. Ide-ide
yang”liar” dan tidak tertampung ini akan berakibat menjadi semacam keluhan dari orang-orang
yang memiliki ide tadi. Maka masalah pokok organisasi bukan dikarenakan oleh “kemiskinan”
kreativitas, tetapi media penampungan dan penyaluran ide agar ide dan gagasan yang datang
dari berbagai macam ini dapat diimplementasikan dalam bentuk manfaat praktis. Metode
penyediaan tampungan dan penyaluran ide ini harus didukung oleh orang-orang yang memiliki
wewenang dan tanggung jawab dalam organisasi. Sesungguhnya, kreativitas itu bukan barang
langka, justru yang langka adalah implementasi dari ide itu sendiri.
Ide-ide kreativitas dalam organisasi dapat dievaluasi berdasarkan tiga macam golongan:
Adapun perkembangan sebuah ide, diikuti tiga macam tahapan sebagai berikut:
1. Tahapan kemunculan sebuah ide.
Sebuah bisnis tipikal akan diawali dari pemikiran seseorang yang memiliki ide tertentu, yang
menurut keyakinannya akan menyebabkan timbulnya sebuah produk atau jasa yang akan
diminta dan diminati oleh pasar. Dengan sendirinya ide tersebut perlu menawarkan sesuatu
yang lebih baik dibandingkan dengan apa yang dapat diproduksi dengan biaya yang lebih
rendah, dibandingkan dengan produk atau jasa yang telah ada dipasar. Pemikiran kreatif sangat
dibutuhkan pada tahapan pemunculan ide semacam itu.Thomas Alva Edison yang memiliki ide
kreatif menciptaakan lampu pijar. Idenya ini ternyata memiliki rentetan yang sangat panjang,
baik dalam pengembangan produk lampu pijar yang beraneka ragam, maupun dalam hal
penyediaan sumber tenaga (energi) bagi lampu, mulai dari baterai sampai pembangkit tenaga
listrik. Semua lini kreatif Edison sangat bermanfaat bagi organisasi di dalam mengembangkan
bisnisnya.
2. Tahapan pelaksanaan sebuah ide
Pelaksanaan merupakan tahapan kedua dalam pemanfaatan ide-ide dalam organisasi. Ide-ide
muncul pada tahapan insepsi, dan mereka kemudian dikonversi dalam praktek pada tahapan
pelaksanaan. Pada tahapan insepsi, pengembangan pemikiran kreatif sangat mendominasi,
sedangkan pada tahapan pelaksanaan ide justru pemikiran analitikal yang lebih memainkan
peranannya. Kemunculan kreativitas pada tahapan pelaksanaan justru tidak diinginkan, karena
akan menimbulkan kondisi yang tidak terkoordinasi dan akan terjadi pemborosan.
Pada tahapan pelaksanaan, organisasi-organisasi mulai mementingkan delegasi wewenang,
struktur organisasi yang bersangkutan, standard-standard kinerja organisasi dan kinerja
karyawan, pengawasan biaya, pengawasan mutu dan hal-hal lain yang diperlukan agar
pekerjaan dapat dilaksanakan secara efisien. Pemikiran analitikal sangat dibutuhkan pada
tataran ini, karena ia akan membantu timbulnya sebuah organisasi dimana pekerjaan banyak
orang dapat dikoordinasi secara efisien.
3. Pembaruan sebuah ide.
Sebuah produk atau jasa yang berhasil, suatu ketika akan diganti oleh inovasi-inovasi lain.
Akan tetapi para manajer analitikal yang perlu melaksanakan pengembangan ide, sering kali
tidak berkemampuan dalam hal mengajukan ide-ide bagi pembaruan. Penolakan atau tantangan
terhadap ide-ide baru, pada pihak yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pengembangan
ide, seringkali muncul oleh karena ide-ide baru tersebut akan menggantikan produk atau jasa.
Pada hal, produk atau jasa yang baru dapat dilihat dari sisi keunggulannya, baik keunggulan
kompetitif maupun keunggulan komparasi (Winardi, 2003).
Inovasi dalam organisasi didefinisikan sebagai cara-cara baru dalam pengaturan kerja, dan
dilakukan dalam sebuah organisasi untuk mendorong dan mempromosikan keunggulan
kompetitif. dengan demikian inovasi organisasi adalah kebutuhan untuk memperbaiki atau
mengubah suatu produk, proses atau jasa. Semua inovasi berkisar perubahan tetapi tidak semua
perubahan adalah inovatif.
inovasi organisasi mendorong individu untuk berpikir secara mandiri dan kreatif dalam
menerapkan pengetahuan pribadi untuk tantangan organisasi, dibutuhkan budaya inovasi yang
mendukung ide-ide baru, proses dan cara yang umumnya “melakukan bisnis” baru. Dalam
konteks organisasi, inovasi berhubungan dengan perubahan positif dalam hal efisiensi, kualitas
produktifitas, daya saing, pangsa pasar, dan lainnya.
jalan menuju inovasi organisasi terletak pada kemampuan untuk memberikan pengetahuan baru
kepada karyawan perusahaan dan dalam penerapan pengetahuan itu. pengetahuan harus
digunakan cara-cara berpikir baru, dan sebagai batu loncatan untuk kreatifitas dan arah
perubahan dan inovasi.
Proses Inovasi
proses yang dijelaskan di sini diletakkan sebagai urutan tahapan proses yang terungkap dari
waktu ke waktu. Pengulangan generalisasi komponen ini adalah bagian tak terpisahkan dari
proses dan metode yang digunakan. metode yang digunakan adalah:
penalaran induktif)
salah satu proses yang paling penting dalam setiap usaha untuk berinovasi adalah menemukan
peluang baru untuk mengejar kemajuan. proses penemuan peluang ini berfokus pada menemukan
kebutuhan yang tidak terpenuhi dan keinginan tertentu yang dapat mejadi dasar untuk
mendapatkan solusi baru dan praktis.
BAB III
KESIMPULAN
Sebuah organisasi yang baik adalah organisasi yang dapat berkembang dan lebih maju dibanding
organisasi lain. Setiap organisasi yang berkembang membutuhkan hal hal seperti inovasi dan
kreatifitas karena yang paling penting adalah dua komponen ini sebenarnya ada satu lagi yaitu
komunikasi, disebuah organisasi juga terdapat structural yang hierarkis. Di dunia ini pada
dasarnya mungkin tidak ada organisasi yang sempurna melainkan yang ada adalah organisasi
yang berusaha dan belajar menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://administrasibisnisnsc.wordpress.com/2013/07/25/kuliah-kerja-surabaya-
administrasi-niaga-bisnis-inovasi-dalam-organisasi/
http://yupur66.blogspot.com/2013/03/pengembangan-organisasi-kreativitas_20.html
https://presenta.co.id/pengembangan-organisasi/
http://shiftindonesia.com/memahami-perubahan-organisasi-dan-yang-harus-dilakukan-
untuk-menghadapinya-1/#:~:text=Untuk%20diketahui%20bahwa%20setiap
%20perubahan,dinamis%20dalam%20menghadapi%20perkembangan%20jaman.