Kelapa adalah tanaman yang telah cukup lama dikenal di
Indonesia dan banyak tumbuh di daerah pantai. Pusat produksi kelapa menyebar di Sulawesi, Jawa, Sumatra, Maluku dan NTT (Anwar & Salima, 2016). Permasalahan dari komoditas tersebut bukan pada luas lahan dan jumlah produksi, tetapi produk di Indonesia yang dihasilkan masih terbatas pada bentuk produk primer atau belum diolah lebih lanjut, hal ini menyebabkan nilai ekonomi kelapa menjadi rendah. Salah satu cara yang dapat meningkatkan nilai ekonomi kelapa yaitu pembuatan virgin coconut oil (Aziz et al., 2019).
Virgin coconut oil merupakan produk olahan dari daging kelapa
yang berupa cairan berwarna jernih, tidak berasa, dengan bau khas kelapa. Pembuatan virgin coconut oil ini tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang murah dan pengolahan yang sederhana. Virgin coconut oil mengandung asam lemak jenuh rantai sedang dan pendek yang tinggi, yaitu sekitar 92%. Manfaat dari virgin coconut oil (VCO) diantaranya dalah peningkatan daya tahan tubuh manusia terhadap penyakit serta mempercepat proses penyembuhan. Beberapa metode yang umum digunakan pada proses pembuatan VCO adalah: metode pemancingan minyak, metode pemanasan bertahap dan metode enzimatis (misalnya menggunakan enzim papain kasar). Enzim papain kasar merupakan jenis enzim endopeptidase yang mampu memecah protein dengan memutus ikatan peptida menjadi senyawa peptida yang lebih sederhana (Moeksin, Rahmawati, & Rini, 2018). Pada pembuatan VCO menggunakan metode enzimatis sangat dipengaruhi oleh konsentrasi enzim yang digunakan. Konsentrasi enzim yang digunakan sangat menentukan banyaknya substrat yang dapat ditransformasi menjadi produk dan dapat menyebabkan proses tidak efisien jika tidak sebanding dengan banyaknya substrat (Gebelein, 2015).