Anda di halaman 1dari 12

BISNIS INTERNASIONAL

“PERDAGANGAN INTERNASIONAL”

OLEH :

NAMA : NI NYOMAN TRININGSIH

NPM : 1832121081

KELAS : C2 MANAJEMEN / SEMESTER IV

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA DENPASAR


2020
PERDAGANGAN INTERNASIONAL

A. Pengertian Perdagangan Internasional

Secara umum, perdagangan internasional dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan


jual beli yang dilakukan dua pihak yang berbeda negara. Sistem ini melibatkan antar
negara, pihak individu, dan perusahaan yang melakukan perdagangan dengan pihak
dari negara lain. Setiap negara, badan, perusahaan swasta, maupun perorangan yang
terlibat dalam perdagangan internasional harus benar-benar mengerti dan paham
dengan manajemen pemasaran internasional dan target pasarnya.
Dalam siklus yang terjadi pada perdagangan secara internasional ini tentunya
melibatkan pemilik barang atau jasa yang akan menawarkan produknya dan pembeli.
Namun, transaksi yang dilakukan tentu berdasarkan prosedur yang berlaku secara
internasional. Misalnya saja ekspor, investasi yang dilakukan dengan mendirikan
pabrik di luar negaranya.Dalam artian yang sebenarnya antar sesama negara tidak
melakukan perdagangan secara internasional. Namun, warga negaranya yang
melakukan siklus dagang internasional, yaitu dengan mengadakan kerjasama,
investasi hingga penjualan barang dan jasa.

Pelaku dagang internasional adalah warga negara pemilik perusahaan, lembaga


pemerintahan atau suatu organisasi dagang lainnya.Suatu masyarakat dalam negara
tentunya membutuhkan barang atau jasa yang tidak ada di negara yang ditinggalinya.
Dengan adanya perdagangan antar negara tentu memperlancar pemenuhan kebutuhan
untuk warga di masing masing negara yang melakukan perdagangan ini. Misalnya
saja, Indonesia membutuhkan mesin modern untuk pengolahan sawah, maka negara
luar menyediakan mesin tersebut.Atas dasar kebutuhan dan saling menguntungkan
kedua belah pihak tentunya perdagangan antar negara ini sangat membantu dan
bermanfaat. Bagi negara yang membutuhkan barang atau jasa sudah terbantu
pemenuhan kebutuhannya. Dan bagi negara yang menawarkan barang serta jasa juga
mendapat keuntungan secara finansial dari negara lain.

Tujuan yang paling utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan di suatu negara
yang tidak tersedia di negara tersebut, namun kebutuhannya terdapat di negara lain.
Sebagai contoh, negara Indonesia membutuhkan produk mesin, namun produk
tersebut hanya tersedia di Jepang. Maka, Indonesia dan Jepang bisa melakukan
perdagangan internasional. Hal ini terjadi atas dasar kebutuhan oleh kedua belah
pihak yang melakukan perdagangan yang akan sama-sama mendapatkan keuntungan.
Negara yang menjadi penyedia barang akan mendapat untung dari barang yang dijual,
sedangkan negara yang membeli akan terpenuhi kebutuhannya.

B. Teori Perdagangan Internasional


1. Merkantilisme
Merkantilisme merupakan teori perdagangan yang menyatakan bahwa negara-
negara harus mengakumulasi kekayaan uang, biasanya dalam gaya emas, dengan
mendorong ekspor dan mengecilkan impor. Sejalan dengan teori ini berbagai ukuran
kesejahteraan negara, seperti standar hidup atau pengembangan manusia,
menggunakan merkantilisme sepanjang 1500-an hingga akhir 1700-an. Perkembangan
ekonomi dicegah ketika negara-negara merkantilis membayar koloni sangat sedikit
untuk ekspor dan membebankan nilai tinggi untuk impor.Kelemahan terbesar dari
merkantilisme adalah bahwa setiap negara yang terlibat dalam ekspor dibatasi dari
impor. Hal ini merupakan hambatan lain dari pertumbuhan perniagaan internasional.

2. Teori Keunggulan Komparatif


Sekolah ekonomi klasik Inggris dimulai sebagai reaksi terhadap inkonsistensi
pemikiran merkantilis. Sekolah ini didirikan pada abad ke-18 dengan Adam Smith
sebagai pendirinya. Karyanya yang terkenal berjudul The Wealth of Nations (1776).
Sebagian dari karya ini merupakan risalah anti merkantilis. Dalam buku tersebut,
Smith menekankan pentingnya spesialisasi sebagai sumber peningkatan output, dan
dia memperlakukan perdagangan internasional sebagai contoh khusus spesialisasi.
Di dunia yang sumber daya produktifnya langka dan keinginan manusia tidak dapat
sepenuhnya dipenuhi, setiap negara harus berspesialisasi dalam produksi barang-barang yang
dilengkapi dengan baik untuk diproduksi.
Ia harus mengekspor hasil dari produksi ini atau dengan menukarkan barang-barang lain
sehingga tidak dapat dengan mudah berubah. Smith tidak memperluas ide-ide ini secara
panjang lebar, tetapi ekonom klasik lain, David Ricardo, mengembangkannya menjadi
prinsip keunggulan komparatif.
3. Teori Keunggulan Mutlak
Dalam teori ini, dinyatakan bahwa perniagaan internasional akan menghasilkan
keuntungan bagi negara yang mampu menyediakan produksi dengan harga yang lebih
murah dibandingkan lainnya. Pencipta dari teori ini tak lain dan tak bukan adalah
Sang ilmuwan sosial Skotlandia, Smith. Smith menyatakan bahwa tarif dan kuota
tidak boleh membatasi perniagaan internasional yang seharusnya diizinkan mengalir
sejalan dengan proses ekonomi. Bertentangan dengan
merkantilisme, Smith berpendapat bahwa negara harus fokus pada produksi barang
yang di dalamnya memiliki keunggulan absolut. Tidak ada negara yang seharusnya
mematikan semua produk yang dikonsumsinya. Spekulasi keunggulan mutlak
menghancurkan konsep merkantilisme bahwa bursa internasional bisa menjadi
permainan. Sejalan dengan teori keunggulan mutlak, perniagaan internasional bisa
menjadi permainan positif, karena ada keuntungan bagi masing-masing negara untuk
mengaitkan pertukaran. Berbeda dengan merkantilisme, teori ini mengukur kekayaan
negara berdasarkan standar kehidupan rakyatnya dan bukan dengan emas dan perak.

4. Teori Heckscher-Olin
Pada awal dekade teori perdagangan dunia disebut sebagai teori proporsi masalah
muncul oleh dua ekonom Swedia, Eli Heckscher dan Bertil Ohlin. Teori ini juga
disebut sebagai teori Heckscher-Ohlin. Teori Heckscher-Ohlin menekankan bahwa
negara-negara harus keluar dan mengekspor barang dagangan yang membutuhkan
sumber daya yang baik dan mengimpor barang dagangan yang membutuhkan sumber
daya secara singkat.
Teori ini berbeda dari teori keunggulan komparatif dan keunggulan absolut karena teori ini
berfokus pada produksi metode perakitan. Sebaliknya, teori Heckscher-Ohlin menyatakan
bahwa seorang penduduk negara harus mengkhususkan diri pada produksi dan ekspor produk
yang berlimpah di daerahnya, karena akan sangat hemat biaya.
Teori Heckscher-Ohlin lebih disukai daripada teori Ricardo. Pada tahun 1953, pakar ekonomi
mengungkapkan sebuah studi, saat mereka menguji validitas teori Heckscher-Ohlin.
Studi ini menunjukkan bahwa AS lebih baik dalam modal dibandingkan dengan negara-
negara alternatif, sehingga AS akan mengekspor barang-barang padat modal dan mengimpor
barang-barang padat karya.
5. Teori Siklus Hidup Produk
Teori siklus hidup produk internasional dikembangkan oleh Raymond Vernon
pada tahun 1960. Teori ini menekankan bahwa suatu perusahaan dapat mulai
mengekspor produknya dan kemudian memerangi investasi asing langsung karena
produk bergerak melalui siklus hidupnya. Akhirnya ekspor suatu negara menjadi
impornya. Teori siklus hidup produk dikembangkan sepanjang tahun 1960. Ini adalah
teori yang dapat diterapkan yang terkait pada saat itu karena Amerika Serikat
mendominasi perdagangan dunia. Saat ini, AS bukan lagi satu-satunya pencetus
produk di dunia. Dewasa ini perusahaan-perusahaan merancang produk baru dan
memodifikasinya jauh lebih cepat daripada sebelumnya.

C. Tujuan Perdagangan Internasional

Selain untuk memenuhi kebutuhan suatu negara yang tidak ada di negaranya, perdagangan
internasional memiliki beberapa tujuan lain, seperti:

a. Memperluas pasar (wilayah perdagangan) dan meningkatkan produksi


b. Meningkatkan devisa negara melalui kegiatan ekspor produk ke negara lain.
c. Meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi, menstabilkan harga barang, dan
menyerap banyak tenaga kerja.
d. Melakukan transfer teknologi modern untuk membantu meningkatkan efisiensi dalam
proses produksi. 
e. Mendorong terbentuknya sumber daya manusia yang semakin mahir, mpil, dan
unggul untuk mengikuti perkembangan teknologi.

D. Manfaat Perdagangan Internasional

Kegiatan ini bisa memberikan beberapa manfaat dan keuntungan bagi masing-masing negara
yang saling terlibat. Berikut ini beberapa manfaatnya adalah:

a. Mempererat hubungan antar negara, baik secara bilateral maupun multilateral.


b. Kemungkinan beberapa negara akan saling membantu seperti mempercepat proses
pembangunan.
c. Investor asing dapat menginvestasikan modalnya ke beberapa proyek pemerintah
maupun swasta di negara lain yang potensial dan strategis sehingga negara tersebut
mendapatkan devisa.
d. Meningkatkan kesejahteraan bagi suatu negara melalui pendapatan nasional.
e. Mempermudah kehidupan masyarakat dalam memperoleh barang-barang yang tidak
bisa diproduksi oleh negeri sendiri.
f. Dapat memperluas kesempatan kerja karena membantu dibukanya berbagai lapangan
kerja.
g. Mendapatkan keuntungan internal dan eksternal.

Perdagangan internasional mendorong sebuah kebebasan dalam tindakan ekonomi sehingga


dapat menjadi sebuah peluang untuk menambah kekayaan negara. Selain itu, kebebasan
ekonomi mampu mendorong semua produsen untuk meningkatkan kualitas barang agar dapat
bersaing di pasar internasional (global). 
Meskipun setiap negara memiliki aturan perdagangan yang berbeda, namun dengan adanya
kebebasan ekonomi membuat interaksi antar negara semakin mudah. Perbedaan kekayaan
sumber daya alam pada masing-masing negara cukup berbeda sehingga menuntut sebuah
negara harus melakukan interaksi dengan negara lain untuk memenuhi kebutuhan negaranya. 

E. Bentuk perdagangan internasional


 Perdagangan bilateral
Adalah perdagangan yang dilakukan antar dua Negara
 Perdagangan regional
Adalah perdagangan yang dilakukan oleh negara-negara yang berada pada lingkup
kawasan tertentu, misalnya ASEAN, negara uni Eropa
 Perdagangan multilateral
Adalah perdagangan antar negara tanpa dibatasi kawasan tertentu

F. Faktor pendorong perdagangan internasional

 Ketersediaan sumber daya alam


Tidak semua negara merupakan penghasil rempah-rempah, atau tidak semua negara
merupakan penghasil bahan tambang
 Perbedaan faktor produksi
Meskipun memiliki sumber daya melimpah, tidak semua negara memiliki modal dan
pengetahuan untuk mengolah sumber daya alam tersebut
 Dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
Tidak semua kebutuhan dalam negeri dapat dipenuhi dengan produksi dalam negeri.
 Memperoleh keuntungan dari perdagangan antar negara
Keuntungan yang diperoleh meningkat karena semakin besarnya pangsa pasar dari
barang yang diproduksi
 Keinginan untuk memperluas pasar
Perluasan pasar diperlukan untuk mencapai skala ekonomis dalam berproduksi
 Keinginan melakukan kerjasama dengan negara lain
Perdagangan internasional dapat menjadi salah satu cara yang dilakukan untuk
mempererat hubungan dengan negara lain sehingga kerjasama dalam bidang lain
dapat tercipta

G. Manfaat perdagangan internasional

o Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negara sendiri


Masyarakat negara Indonesia dapat mengkonsumsi kurma walaupun tidak dapat
tumbuh di Indonesia
o Memperluas pasar sehingga meningkatkan efisiensi produksi
Dengan adanya perdagangan internasional maka pasar untuk barang yang diproduksi
di suatu negara akan bertambah sehingga akan meningkatkan skala ekonomis
sehingga biaya produksi semakin murah
o Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Walau pun A negara dapat memproduksi barang X yang juga diproduksi di negara B,
negara A dapat melakukan spesialisasi pada barang lain yang lebih efisien diproduksi
dan mengimpor barang X dari negara B.
o Sebagai sumber devisa negara
Adanya perdagangan internasional akan memberikan devisa pada negara yang
menjual barang ke luar negeri. Devisa ini dapat digunakan untuk membeli barang
dari luar negeri yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
o Mendorong alih teknologi
Dengan melakukan perdagangan dengan negara maju, negara berkembang dapat
mempelajari teknologi yang digunakan, sehingga mendorong peningkatan
pengetahuan akan teknologi di negara berkembang.

H. Peraturan perdagangan internasional

Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilateral antara dua


negara. Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalam Merkantilisme kebanyakan
negara memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional.
pada abad ke 19, terutama di Britania, ada kepercayaan akan perdagangan
bebas menjadi yang terpenting dan pandangan ini mendominasi pemikiran di
antaranegara barat untuk beberapa waktu sejak itu di mana hal tersebut membawa
mereka ke kemunduran besar Britania. Pada tahun - tahun sejak Perang Dunia II,
perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT dan WTO memberikan usaha
untuk membuat regulasi global dalam perdagangan internasional.
Kesepakatan perdagangan tersebut kadang-kadang berujung pada protes dan
ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang tidak
menguntungkan secara mutual. Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat
oleh sebagian besar negara yang berekonomi kuat, walaupun mereka kadang - kadang
melakukan proteksi selektif untuk industri-industri yang penting secara strategis
seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh Amerika Serikat dan Eropa.
Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh perdagangan bebas di mana
mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika
Serikat, Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya.
Bagaimanapun, banyak negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi
pendukung perdagangan bebas karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena
tingkat tarif turun ada juga keinginan untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk
investasi luar negri langsung, pembelian, dan fasilitasi perdagangan. Wujud lain
dari biaya transaksi dihubungkan dengan perdagangan pertemuan dan prosedur cukai.
Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas
dan sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada
beberapa tahun terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di
Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk
peraturan tertentu pada perjanjian internasional besar yang memungkinkan proteksi
lebih dalam agrikultur dibandingkan kebanyakan barang dan jasa lainnya.
Selama reses ada sering kali tekanan domestik untuk meningkatkan tarif dalam rangka
memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh dunia selama Depresi Besar membuat
kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya memperdalam depresi tersebut.
Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade Organization pada
level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional seperti MerCOSUR di Amerika
Selatan, NAFTA antara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa antara 27
negara mandiri. Pertemuan Buenos Aires tahun 2005 membicarakan pembuatan dari Free
Trade Area of America (FTAA) gagal total karena penolakan dari populasi negara-negara
Amerika Latin. Kesepakatan serupa seperti MAI (Multilateral Agreement on Invesment) juga
gagal pada tahun-tahun terakhir.

I. Pola Perdagangan Internasional


1. Tingkat Partisipasi Nasional
Tiap negara sangat bervariasi dalam hal perdagangan luar negeri mereka. Secara general
dapat dikatakan bahwa semakin besar suatu negara dalam ukuran fisik dan populasi, semakin
sedikit keterlibatannya dalam perdagangan luar negeri. Hal ini terutama karena semakin besar
keragaman bahan baku yang tersedia dan semakin besar ukurannya. Dengan demikian,
partisipasi Amerika Serikat dalam perniagaan internasional relatif rendah, yang diukur
dengan persentase produk domestik bruto (PDB), dan partisipasi dari bekas Uni Soviet
bahkan lebih rendah lagi.
Namun, PDB AS sangat besar menurut standar dunia sehingga Amerika Serikat masih
menempati peringkat sebagai salah satu negara perdagangan terpenting di dunia. Beberapa
negara kecil di Eropa Barat, seperti Belanda, memiliki total ekspor dan impor yang
mendekati setengah dari PDB mereka.

2. Perdagangan Antar Negara Berkembang


Volume perdagangan terbesar terjadi antara negara-negara maju, yang kaya modal, terutama
antara para pemimpin industri seperti Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia,
Jepang, Belanda, Spanyol, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat. Secara umum, ketika suatu
negara matang secara ekonomi, partisipasinya dalam perdagangan luar negeri tumbuh lebih
cepat daripada PDB-nya.Uni Eropa memberikan contoh mengesankan tentang keuntungan
yang diperoleh dari perdagangan bebas antara negara-negara tersebut. Bagian utama dari
peningkatan pendapatan riil di negara-negara Uni Eropa hampir pasti disebabkan oleh
penghapusan hambatan perdagangan. Namun, pembentukan Uni Eropa tidak dapat diartikan
sebagai cerminan dedikasi yang tidak memenuhi syarat terhadap prinsip perdagangan bebas.
Hal ini dikarenakan negara-negara Uni Eropa mempertahankan tarif terhadap barang dari luar
perserikatan.

3. Perdagangan Antar Negara Berkembang dan Maju


Masalah sulit sering muncul dari perdagangan antara negara maju dan negara berkembang.
Sebagian besar negara-negara berkembang memiliki ekonomi berbasis pertanian, dan banyak
menghasilkan produk tropis. Hal ini menyebabkan mereka sangat bergantung pada hasil dari
ekspor satu atau dua tanaman, seperti kopi, kakao, atau gula. Pasar untuk barang-barang
semacam itu sangat kompetitif, yaitu harga sangat peka terhadap setiap perubahan permintaan
atau penawaran. Sebaliknya, harga barang-barang manufaktur, ekspor khas negara-negara
maju, umumnya jauh lebih stabil. Oleh karena itu, ketika harga komoditas ekspor
berfluktuasi, negara berkembang juga mengalami fluktuasi besar dalam “ketentuan
perdagangan”.
Rasio harga ekspor dengan harga impor seringkali memberikan efek yang menyakitkan pada
ekonomi domestik. Sehubungan dengan hampir semua komoditas utama yang penting, upaya
telah dilakukan pada stabilisasi harga dan kontrol output. Upaya-upaya ini telah menemui
berbagai keberhasilan.
Perdagangan antara negara maju dan negara kurang berkembang telah menjadi
kontroversi besar. Para kritikus menyebutkan eksploitasi tenaga kerja asing dan
lingkungan serta pengabaian kebutuhan tenaga kerja asli sering terjadi dalam
perusahaan multinasional. Para kritikus ini menyuarakan sejumlah keprihatinan
tentang kekuatan dan ruang lingkup WTO. Mereka mengkritik tentang dampak
lingkungan, kesehatan dan keselamatan, hak-hak pekerja rumah tangga, sifat
demokratis WTO, kedaulatan nasional, dan kebijaksanaan jangka panjang untuk
mendukung komersialisasi dan perdagangan bebas.

4. Pengaruh Perniagaan Internasional


Namun, tidak setiap entitas tunggal memperoleh keuntungan dari bursa internasional.
Misalkan ada dua negara, Negara A dan Negara B. Dalam kasus tertentu negara A membuat
sesuatu dengan harga lebih mahal daripada produsen negara B. Produsen di Negara A
selanjutnya akan rugi karena konsumen akan membeli opsi Negara B. Mereka memilih opsi
itu karena lebih murah. Namun dari sisi konsumen, mereka mendapatkan lebih banyak
daripada kerugian yang ditanggung produsen dalam negeri. Dengan perniagaan internasional,
ada persaingan yang lebih besar dan harga yang lebih kompetitif di pasar. Ini berarti bahwa
konsumen memiliki lebih banyak pilihan yang lebih terjangkau. Ekonomi dunia, yang
didorong oleh penawaran dan permintaan, juga mendapat manfaat.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional

https://accurate.id/bisnis-ukm/penjelasan-lengkap-perdagangan-
internasional/#:~:text=Perdagangan%20internasional%20merupakan%20sebuah
%20perdagangan,bahkan%20sesama%20pengusaha%20antar%20negara.

https://www.harmony.co.id/blog/pengertian-perdagangan-internasional-tujuan-dan-
manfaatnya

https://www.studiobelajar.com/perdagangan-internasional/

https://www.mypurohith.com/pengertian-perdagangan-internasional/

Anda mungkin juga menyukai