Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOLOGI

PROSES BERFIKIR DAN PEMECAHAN MASALAH


PEMBIMBING : YUSTINA P,SST

DISUSUN OLEH :
1. ANIK PUJI LESTARI 201601068
2. DANANG KURNIAWAN 201601071
3. FERLINDA AYUANITA 201601079
4. JOKI SURYA P 201601086
5. KIKI SILVITA SARI 201601087
6. NADIA PUSPA PRIMA I 201601096
7. NISA AYU F 201601102
8. ROHMAN AJI 201601109
9. SILVIA RIAN PRATIWI 201601115
10. YULIS SETIAWATI 201601123
11. YUNITA RIZKI K 201601124

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
JL.CIPTO MANGUN KUSUMA NO.28
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan
karunianNya kami dapat mengerjakan tugas kelompok makalah psikologi tentang
proses berfikir dan pemecahan masalah dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolonganNya mungkin kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,
meskipun kami juga menyadari segala kekurangan yang ada di dalam makalah ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber buku yang telah kami
peroleh. Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan
mudah di mengerti. Selain kami memperoleh sumber dari beberapa buku pilihan, kami
juga memperoleh informasi tambahan dari internet.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan semuanya yang
telah memberikan sumbang sarannya untuk penyelesaian makalah ini. Kami menyadari
bahwa makaah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran
yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan pada
tugas makalah-makalah berikutnya.
          Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

Ponorogo, 25 Oktober 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
1.  Pengertian Berfikir..................................................................................................3
2. Macam-Macam Berfikir..........................................................................................16
3. Konsep Berfikir........................................................................................................13
4. Proses Berfikir .........................................................................................................13
5. Jenis-Jenis Berfikir ..................................................................................................13
6. Macam-Macam Keiatan Berfikir.............................................................................13
7.Beberapa Strategi Pemecahan Masalah yang Sering Digunakan..............................13
8.Proses pemecahan Masalah ......................................................................................13
9. Penyebab Kesulitan Dalam Pemecahan Persoalan .................................................13

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................15
C. Daftar Pustaka .......................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan


proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja.
Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa
manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari
sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu
pengetahuan). Pada pokoknya, psikologi itu menyibukkan diri dengan masalah
kegiatan psikis, seperti berpikir, belajar, menanggapi, mencinta, membenci dan
lain-lain. Macam-macam kegiatan psikis pada umumnya dibagi menjadi 4
kategori, yaitu: 1) pengenalan atau kognisi, 2) perasaan atau emosi, 3) kemauan
atau konasi, 4) gejala campuran.
Secara umum dapat dikemukakan bahwa problem itu timbul apabila ada
perbedaan atau konflik antara keadaan satu dengan keadaan yang lain dalam
rangka mencapai tujuan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Berfikir?
2. Bagaima Macam-Macam berfikir ?
3. Bagaimana Konsep Berfikir ?
4. Bagaimana Proses Berfikir ?
5. Bagaiman Jenis-Jenis Berfikir ?
6. Bagaimana Macam-Macam Kegiatan Berfikir ?
7. Bagaimana Strategi Pemecahan Masalah yang Sering Digunakan ?
8. Bagaimana Proses Pemecahan Masalah ?
9. Apa Penyebab Kesulitan Dalam Memecahkan Masalah ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetauhi pengertian berfikir
2. Untuk mengetauhi macam-macam berfikir
3. Untuk mengetauhi konsep berfikir
4. Untuk mengetauhi proses berfikir
5 Untuk mengetauhi jenis-jenis berfikir
6. Untuk mengetauhi macam-macam kegiatan berfikir
7. Untuk mengetauhi strategi pemecahan masalah yang sering digunakan
8 . Untuk mengetauhi pemecahan masalah
9. untuk mengetauhi penyebab kesulitan dalam memecahkan masalah
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BERFIKIR

Definisi yang paling umum dari berfikir ialah berkembangnya ide dan
konsep Bochenski, dalam Suriasumantri(ed), 1983:52) di dalam diri seseorang.
Berfikir ialah kemampuan untuk meletakkan hubungan dari bagian-bagian
pengetahuan kita. Pikiran (rasio, akal budi) adalah kemampuan psikis untuk
meletakkan hunbungan dari bagian-bagian pengetahuan kita.
Kita membedakan pengetahuan yang tampak kalut khaotis, dari
pengetahuan yang tersusun secara rapi berkat daya pikir. Maka berpikir
merupakan pekerjaan psikis yang sangat dinamis dan misterius. Namun misteri
ini tidak perlu dibuka; sebab yang penting bagi kita ialah: untuk dapat
memahami makna dari gangguan-gangguan fungsi berpikir, sebaiknya kita
memahami dahulu arti berpikir itu.murni adalah berpikir dengan jalan:
mengajukan runtunan pertanyaan dan jawaban. Sebab pertanyaan itu menjadi
alat-bantu paling penting bagi berfikir secara arif. Dengan pertanyaan-
pertanyaan kita bisa menggali lebih dalam permasalahannya, dengan
menemukan jawaban lebih banyak. Ringkasannya, pertanyaan-pertanyaan itu
mengembangkan daya fikir kita. Selanjutnya, pembahasan mengenai berpikir itu
menyangkut masalah: pengertian, bahasa, inteligensi, dan adaptasi.

B. MACAM BERFIKIR

Secara besar, ada dua macam berpikir: berpikir autistik atau berpikir
realistik (Rahmat, 1994: 69). Yang pertama mungkin lebih tepat disebut
melamun. Contoh berpikir autistik antara lain mengkhayal, fantasi, atau wishful
thingking. Dengan berpikir autistik, seseorang melarikan diri dari kenyataan, dan
melihat hidup sebagai gambar – gambar fantastik. Adapun berpikir realistik atau
sering pula disebut reasoning (nalar), adalah berpikir dalam rangka
menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Floyd L. Ruch (1967), seperti dikutip
Rakhmat (1994 : 69), menyebut tiga macam berpikir realistik: dedukatif,
induktif, evaluatif.
Apa yang dimaksud berpikir deduktif, berpikir induktif, dan berpikir
evaluatif? Uraian berikut bisa memberi sedikit penjelasan.

 Berpikir Deduktif
Deduktif merupakan sifat deduksi. Kata dedukdi berasal dari kata
Latin deducere (de berarti “dari”, dan kata ducere berarti “mengantar”,
memimpin”). Dengan demikian, kata deduksi yang diturunkan dari kata itu
berarti “mengantar dari suatu hal ke hal lain”. Sebagai suatu istilah dalam
penalaran, deduksi merupakan proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari
proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang berbentuk suatu
kesimpulan (Keraf, 1994:57).
Reasoning yang deduktif berasal atau bersumber dari pandangan umum (general
conclusion) waktu itu, bahwa matahari adalah suatu “heavenly body” yang tidak
mungkin ada cirinya.

Meskipun cara ini kurang sempurna, tetap bermanfaat kalau deduksi ini
didasarkan pada suatu perumusan yang betul. Dasar dari pelajaran ilmu pasti dan
alam adalah demikian pula halnya. Dari suatu rumus umum, dapat ditarik
berbagai kesimpulan. Mereka berpikir ini dapat juga disebut berpikir analisis
(analisis thingking).

Dilihat dari prosesnya, berpikir deduktif berlangsung dari yang umum


menuju yang khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori,
prinsip, atau kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum.
Dari situ, ia menerapkannya pada fenomena – fenomena yang khusus, dan
mengambil kesimpulan khusus yang berlaku bagi fenomena tersebut. Jadi, untuk
lebih jelasnya, berpikir deduktif adalah mengambil kesimpulan dari dua
pertanyaan: yang pertama merupakan pertanyaaan umum. Dalam logika, ini
disebut silogisme.
Contoh klasik yang biasa digunakan sebagai pejelasan adalah seperti
contoh berikut:
Semua manusia akan mati (Kesimpulan umum)
Socrates adalah manusia (Kesimpulan khusus)
Jadi, Socrates akan mati (Kesimpulan deduksi)
Selain contoh di atas, ada pula semacam kesimpulan deduksi yang tidak bisa
kita terima kebenarannya, yang disebut silogisme semu. Contohnya:
 Semua manusia bernafas dengan paru – paru (Premis Mayor)
 Kerbau bernafas dengan paru – paru (Premis Minor)
Jadi, kerbau adalah manusia (Kesimpulan yang Salah)
Contoh lain:
 Semua anggota PKI bukan warga negara yang baik (premis Mayor)
 Si Waru bukan seorang warga negara yang baik (Premis Minor)
Sebab itu, Si Waru seorang anggota PKI.

 Berpikir Induktif
Induktif artinya bersifat induksi. Induksi adalah proses berpikir yang
bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu
kesimpulan (inferensi). Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan
evaluasi atas fenomena – fenomena yang ada. Karena semua fenomena harus
diteliti dan dievaluasi terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke proses
penalaran induktif, proses penalaran itu juga disebut sebagai corak berpikir
ilmiah. Namun, induksi tidak akan banyak manfaatnya jika tidak diikuti oleh
proses berpikir yang pertama, yaitu deduksi, seperti telah kita bicarakan
sebelumnya.
Berpikir induktif (induktive thingking) ialaha menarik suatu
kesimpulanumum dari berbagai kejadian (data) yang ada di sekitarnya. Dasarnya
adalah observasi. Proses berpikirnya adalah sintesis. Tingkatan berpikirnya
adalah induktif. Jadi, jelas pemikiran semacam ini mendekatkan manusia pada
ilmu pengetahuan.
Pada hakikatnya, semua pengetahuan yang dimiliki manusia berasal dari
proses pengamatan (Observasi) terdapat data. Rangkuman pengamatan data
tersebut kemudian memberikan pengertian terhadap kejadian berdasarkan
reasoning yang bersifat sintetis (synthesis).
Dalam ilmu pasti dan alam, metode sintesis merupakan kelanjutan dari
metode analisis. Sumber dari tingkatan berpikir ini berpikir ini berasal dari the
philosophy of thingking”para ilmuwan pada waktu itu, seperti Galileo, Newton,
dan Descartes.
Dalam ilmu statistik, dikenal istilah inductive statistics. Menaruk satu
general conclusion dari data yang didapatkan dari suatu sampel, yang berlaku
untuk seluruh populasi tempat sampel itu berasal, adalah contoh berpikir
induktif. Istilah lain yang sama maknanya ialah generalizing atau integral
(Effendy, 1981). Istilah lain yang sama maknanya ialah generalizing atau
integral (Effendy, 1981).
Berikut ini adalah contoh berpikir induktif:
- Seorang guru mengadakan eksperimen – eksperimen menanam biji –
bijian bersama murid – muridnya, jagung ditanam, tumbuh ke atas;
kacang tanah ditanam, di sebelah bawah, tumbuhnya ke atas pula; biji –
biji yang lain demikian pula.
Kesimpulannya: semua batang tanaman, tumbuhannya ke atas mencari
sinar matahari.
Tepat atau  tidaknya kesimpulan (cara berpikir) yang diambil secara induktif ini
terutama bergantung pada representatif atau tidaknya sampel yang diambil, yang
mewakili fenomena keseluruhan. Makin besar jumlah sampel yang diambil
makin representatif dan makin besar pula taraf validitasnya dari kesimpulan itu
masih ditentukan pula oleh objektivitas dari si pengamat dan homogenitas dari
fenomena – fenomena yang diselidiki (Purwanto, 1998:47 – 48).

 Berpikir Evaluatif
Berpikir evaluatif ialah kritis, menilai baik  - buruknya, tepatnya atau
tidaknya suatu gagasan. Dalam berpikir evaluatis, kita tidak menambah atau
mengurangi gagasan. Kita menilainya menurut kriteria tertentu (Rakhmat.1994).

Perlu diingat bahwa jalannya berpikir pada dasarnya ditentukan oleh


berbagai macam fokus. Suatu masalah yang sama, mungkin menimbulkan
pemecahan yang berbeda – beda pula. Adapun faktor –faktor yang memengaruhi
jalannya berpikir itu, antara lain, yaitu bagaimana seseorang melihat atau
memahami masalah tersebut, situasi yang tengah dialami seseorang dan situasi
luar yang dihadapi, pengalaman – pengalaman orang tersebut, serta bagaimana
inteligensi orang itu.

C. KONSEP BERFIKIR

 Edward de Bono ( 1976 )


– Kemahiran berfikir ini membolehkan manusia melihat pelbagai perspektif
untuk menyelesaikan masalah dalam sesuatu situasi tertentu.
 Dewey ( 1910 ) menegaskan :
– Pemikiran yang dihasilkan adalah kerana terdapat situasi keraguan atau
masalah tertimbul. Pemikiran merupakan aktiviti psikologikal dalam sesuatu
proses yang dialami untuk digunakan menyelesaikan masalah dalam situasi
yang dihadapi.
 Menurut pandangan Islam, berfikir ialah fungsi akal yang memerhatikan
tenaga supaya otak manusia dapat bekerja dan beroperasi. Tenaga ini
diperolehi melalui tafakur.

Berdasarkan pandangan dan definisi yang dihuraikan Konsep Pemikiran


bolehlah dirumus sebagai :
“ Pemikiran ialah satu proses yang menggunakan pikiran untuk mencari
makna dan penyelesaian terhadap sesuatu keraguan atau masalah yang
timbul dengan menggunakan berbagai cara yaitu membuat pertimbangan
dan keputusan serta refleksi yang logikal dan perbincangan terhadap proses
yang dialami.

D. PROSES BERFIKIR

Proses Berfikir adalah kecekapan menggunakan akal menjalankan proses


pemikiran / kemahiran berfikir. Seseorang yang memperolehi kemahiran berfikir
sanggup dan sekap dalam menyusun perbincangan, konsep atau idea secara yang
teratur dan membuat kesimpulan atau keputusan yang tepat untuk tindakan yang
terarah dan sewajarnya.
Berfikir melibatkan pengendalian operasi mental tertentu dalam minda
seseorang. Operasi terbagi kepada 2 jenis yaitu:
1. Operasi kognitif
Adalah kemahiran berfikir yang sering kita gunakan setiap hari.
Contohnya:
- Mengelas
- Membandingkan
- Membuat urutan
- Dll
2. Operasi meta kognitif
Adalah operasi yang mengarah dan mengawal kemahiran dalam
proses kognitif yaitu memandu dan membimbing segala aktiviti
pemikiran manusia diantara komponen-komponen berfikir.
Proses atau jalannya berfikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu:
1. Pembentukan pengertian
Pengertian atau lebih tepatnya disebut pengertian logis dibentuk melalui
3 tingkatan, yaitu :
a. Menganalisa ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita
perhatikan unsur-unsurnya satu demi satu, maupun membentuk pengertian
manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-ciri
misalnya:

 Manusia indonesia, ciri-cirinya:


- Makluk hidup
- Berbudi
- Berkuliat sawo matang
- Berambut hitam
- Dsb
 Manusia eropa, ciri-cirinya:
- Makluk hidup
- Berbudi
- Berkulit putih
- Berambut pirang atau putih
- Bermata biru terbuka
- Dsb
b. Membanding-bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri mana
yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang
tidak selalu ada , mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, mambuang , ciri-ciri yang tidak
hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri-ciri yang
hakiki ialah : makluk hidup yang berbudi.

2. Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah
pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat,
yang terdiri dari pokok kalimat atau subyel dan sebutan atau predikat.
Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a. Pendapat positif
Pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu , misalnya si Totok itu
pandai, Si Ani itu rajin dsb.
b. Pendapat negatif
pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tentang
tidak adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal, misalnya: si Totok itu
bodoh, si Ani itu malas , dsb.
c. Pendapat modalitas/kebarangkalian
Pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan-
kemungkinan sesuatu hal, misalnya: hari ini mungkin hujan, si Ali
mungkin tidak datang, dsb.

3. Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan


Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru
berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, yaitu :
a. Keputusan Induktif
Keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju ke
satu pendapat umum, misalnya:
 Tembaga dipanaskan akan memuai.
 Perak dipanaskan akan memuai
 Besi dipanaskan akan memuai
 Kuningan dipanaskan akan memuai
Jadi kesimpulan bahwa, semua logam kalau dipanaskan akan
memuai(umum).
b. Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang
khusu, jadi berlawanan dengan keputusan induktif. Misalnya: semua
logam kalau dipanaskan memuai (umum), tembaga adalah logam. Jadi
(kesimpulan): tembaga kalau dipanaskan memuai. Contoh lain : semua
manusia terkena nasib mati, Si Karto adalah manusia jadi pada suatu hari
si Karto akan mati.

c. Keputusan Analgosis
Keputusan Analogis adalah keputusan yang diperoleh dengan
jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-
pendapat khusus yang telah ada. Misalnya : Tokoh anak pandai,
naik kelas (khusus). Jadi (kesimpulan) Si Nunung anak yang
pandai itu, tentu naik kelas.

E. JENIS-JENIS PEMIKIRAN

 PemikiranKonvergen
– Mengikut Guilfort 1976, pemikiran konvergen ialah salah satu jenis daya
berfikir. Beliau melihat pemikiran konvergen sebagai daya berfikir yang
membolehkan seseorang menggunakan pengetahuan sedia ada dengan integrasi
logik dan susunan demi menghasilkan idea atau jawapan yang lazim.
Penyelesaian masalah juga dilakukan berdasarkan pengetahuan, pengalaman,
peraturan prinsip, teori, hukum atau rumus yang sedia ada. Pemikiran konvergen
tertumpu ke arah mencari satu jawaban atau satu cara tertentu dikenali sebagai
pemikiran tertumpu atau pemikiran berpandu. Ia juga disebut pemikiran
penaakulan atau pemikiran kritis.Proses pemikiran yang terlibat dalam
menjawab soalan ini ialah menenangkan, menyatakan, membanding dan
membedakan. Pemikiran Konvergen berdasarkan pengetahuan / pengalaman
yang telah ada.Jawaban Tunggal Masalah Tertutup

 PemikiranDivergen.
– Dikenali sebagai pemikiran bercapah dan memerlukan seseorang itu berfikir
secara kreatif tentang sesuatu maklumat. Ia merujuk kepada berfikir dalam
penyelesaian sesuatu masalah dari berbagai-bagai sudut. Menurut Davidoff
(1976), pemikiran divergen memerlukan jawapan yang banyak dan berbagai.
Idea yang terhasil juga asli dan bernilai. Individu yang berfikiran divergen
diangap individu yang kreatif. Ia juga dikenali sebagai pemikiran mendaar atau
lateral dan mempunyai unsur intuisi akal supaya masalah terbuka dapat
diselesaikan dengan berbagai cara yang unik dan luar biasa.

 PemikiranReflektif
– Menurut Birchall (1992) pemikiran reflektif memerlukan penggunaan
pengalaman-pengalaman sedia ada untuk menimbang kemungkinan-
kemungkinan tindakan alternatif yang boleh jaya untuk mencapai objektif
penyelesaian masalah serta menetapkan keputusan bagi tindakan
seterusnya.Wilson J & Wing Jan L (1993) berpendapat pemikiran reflektif
adalah berhubung rapat dengan aspek-aspek pemikiran yang lain.

 Pemikiran Kritis dan Kreatif


Renungan kembali Refleksi Pemikiran Meta kognitif
Perkaitan dengan pengalaman-pengalaman sedia ada

F. Macam – Macam Kegiatan Berfikir

1. Berfikir asosiatif
Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir dimana suatu ide merangsang
timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asisoatif tidak
ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas.
Jenis-jenis berpikir asosiatif:
 Asosiasi bebas
Suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada
batasnya. Misalnya, ide tentang makan dapat merangsang timbulnya ide
tentang restoran, dapur,nasi atau anak yang belum sempat diberi makanan
atau hal lainnya.
 Asosiasi terkontrol
Sesuatu ide tertentu menimbulkan ide lain mengenai hal lain dalam
batas-batas tertentu. Misalnya, ide tentang membeli mobil, akan merangsang
ide-ide lain tentang harganya, pajaknya, pemeliharaannya, merekya, atau
modelnya, tetapi tidak merangsang ide tentang hal-hal lain di luar itu seperti
peraturan lalu lintas, polisi lalu lintas, mertua sering meminjam barang-
barang, piutang yang belum ditagih, dan sebagainya.
 Melamun
Menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-
hal yang tidak realistis.
 Mimpi
Ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada
waktu tidur. Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu terbangun,
tetapi kadang-kadang masih dapat diingat.
 Berfikir artistik
Proses berfikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi
oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan
sekitar. Ini sering dilakukan oleh para seniman dalam mencipta karya-karya
seninya.

2. Berfikirlah terarah
Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan
sebelumnya. Dan diarahkan pada Sesuatu, biasanya diarahkan pada
pemecahan persoalan. Dua macam berpikir terarah, yaitu :
 Berpikir analistis
Berpikir analitis adalah berpikir kovergen ( cenderung menyempit
dan menuju jawaban yang tunggal)
 Berpikir kreatif
Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-
hubungan baru antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu
soal, menemukan sistem baru, menemukan bentuk artistik baru dan
sebagainya untuk memperoleh lebih dari satu jawaban.

Dalam berpikir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat


mewakili segala hal dalam alam pikiran. Misalnya perkataan buku adalah simbol
uang mewakili benda yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan
tertulis huruf-huruf.
Disamping kata-kata, bentuk-bentuk simbol antara lain angka-angka dan simbol
matematika,simbol-simbol yang dipergunakan dalam perturan lalu lintas, not
musik, mata uang, dan sebagainya.

G.   BEBERAPA  STRATEGI


PEMECAHAN MASALAH YANG SERING DIGUNAKAN 

1.  Trial and Error


Salah satu kemungkinan strategi pemecahan masalah adalah trial and
error sederhana. Akan tetapi strategi ini biasanya akan menghabiskan waktu
lama sampai kemudian muncul pemecahan masalahnya. Dengan cara ini
banyak masalah dapat pula justru tidak terpecahkan secara sempurna.
Untuk memecahkan masalah-masalah yang sulit, perlu untuk memiliki
beberapa strategi selain trial and error. Strategi yang ada seharusnya dijadikan
pijakan pada pengkategorian dan penggambaran yang akurat dari suatu
masalah. Tetapi hal ini juga harus melalui perhitungan batas ingatan jangka
pendek. Kita harus dapat menyelamatkan informasi dan pekerjaan kita tanpa
harus dibatasi oleh ruang kerja yang terlalu sumpek dengan ingatan jangka
pendek. Dengan cara ini kita akan dapat menggunakan strategi lain selain trial
and error.

2. Informational Retrieval
Dalam beberapa kasus, pemecahan terhadap suatu masalah dapat
menjadi sederhana seperti mengingat kembali informasi (Informational
Retrieval) dari ingatan jangka panjang. Informational Retrieval adalah suatu
pilihan penting ketika suatu pemecahan masalah harus ditemukan dengan
cepat. Sebagai contoh seorang pilot dapat mengingat dengan cepat yang
dibutuhkan untuk menerbangkan maupun mendaratkan pesawat. Ketika
seorang pilot membutuhkan informasi, maka ia tidak punya cukup waktu untuk
duduk dan menghitung jawaban benar karena waktu adalah hal yang esensial.
Oleh karena itu ia gunakan ingatan jangka panjang untuk suatu jawaban segera.
Cara yang digunakan inilah merupakan suatu informational retrieval.

3.  Algoritma
Makin kompleks suatu masalah tentu membutuhkan metode yang makin
kompleks pula. Dalam beberapa kasus kita dapat menggunakan algoritma.
Algoritma adalah metode pemecahan masalah yang menjamin suatu
pemecahan masalah jika tersedia kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkannya. Sebagai contohnya adalah algoritma untuk memecahkan
anagram, yaitu suatu kelompok huruf-huruf yang dapat diatur kembali menjadi
suatu bentuk suatu kata. Katakanlah kita diberi huruf a, l, dan t.  Lalu kita coba
alt, atl, lta, tla, tal, dan akhirnya kita temukan lat (terlambat) sehingga
masalahnya terpecahkan. Contoh lain adalah untuk memindahkan suhu
Fahrenheit ke Celcius maka kita dapat menggunakan rumus = 5/9 x (F-32).
Formula ini sebagaimana halnya formula yang lain merupakan suatu algoritma.

4.  Heuristic
Banyak masalah yang dapat kita temukan sehari-hari yang tidak dapat
begitu saja dapat dipecahkan dengan algoritma. Pada bagian ini kita akan
belajar menggunakan strategi lain yang disebut dengan heuristic. Heuristic
adalah suatu hukum yang terutama membantu kita untuk menyederhanakan
masalah. Metode ini meski tidak menjamin suatu pemecahan masalah, tetapi
akan mencoba atau berusaha untuk mencapainya. Suatu metode heuristic
mungkin hanya dapat bekerja dengan baik untuk situasi tertentu, sementara
metode yang lain mungkin hanya digunakan untuk tujuan-tujuan khusus. Akan
tetapi metode heuristic secara umum dapat digunakan untuk masalah-masalah
manusia yang lebih luas.

H.   PROSES PEMECAHAN MASALAH

1. Penafsiran Masalah : Disebut juga dengan mendefinisikan masalah 
dengan cara berpikir  kreatif.
2. Strategi Pemecahan Masalah : Membuat seleksi terhadap strategi
pemecahan masalah yang terbaik.

I.  PENYEBAB KESULITAN DALAM MEMECAHKAN PERSOALAN

1.   Pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan


pada persoalan-persoalan yang berikutnya. Padahal belum tentu persoalan
berikut itu dapat dipecahkan dengan cara yang sama. Dalam hal ini akan
timbul kesulitan-kesulitan terutama kalau orang yang bersangkutan tidak
mau mengubah dirinya.

2.    Sempitnya pandangan sering dalam memecahkan persoalan, seseorang


hanya melihat satu kemungkinan jalan keluar. Meskipun ternyata
kemungkinan yang satu ini tidak benar, orang tersebut akan mencobanya
terus, karena ia tidak melihat jalan keluar yang lain. Tentu saja ia akan
mengalami kegagalan. Kesulitan seperti ini disebabkan oleh sempitnya
pandangan orang tersebut. Sehingga tidak dapat melihat adanya beberapa
kemungkinan jalan keluar.
BAB III

A. Kesimpulan

Dari pembahasan kami diatas, dapat kami simpulkan bahwa berfikir adalah
proses tingkah laku menggunakan pikiran untuk mencari makna an pemahaman
terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan atau penyelesaian masalah.
   Pemecahan masalah adalah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk
menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang.  Macam – macam berfikir tebagi
menjadi dua yaitu berfikr asosiatif dan berfikir terarah. Langkah – langkah proses
berfikir yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan
kesimpulan atau pembentukan keputusan. Ada dua strategi dalam pemecahan masalah
yaitu strategi menyeluruh dan strategi detailistis. Selain itu ada beberapa strategi
pemecahan masalah yang sering digunakan yaitu Trial  and error, Informational
Retrieval,Algoritma, dan Heuristic. Proses pemecahan masalah jaga terbagi menjadi 2
yaitu penafsiran masalah dan strategi pemecahan masalah.

B. Saran  
      
Kami berharap, setelah apa yaung kami kemukakan, bisa diambil manfaatnya
oleh semua yang membacanya, khususnya kepada para mahasiswa dan mahasiswi
 
DAFTAR REFERENSI

http://www.tugaskuliah.info/2009/06/makalah-psikologi-umum-berpikir- dan.html

http://www.psikologizone.com/pengertian-ilmu-psikologi/0651110

https://rumthe.wordpress.com/2011/05/24/definisi-proses-berfikir/

http://www.psb-psma.org/content/blog/proses-berpikir

Anda mungkin juga menyukai