Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Sejarah Perkembangan Islam di Syiria


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sejarah Islam Kawasan Timur Tengah

Dosen Pengampu:

Imam Ibnu Hajar, M.Ag.

Disusun Oleh:

Putri Erlin Khoirun Nisa ( A92218122 )

Almira Nurbaiti ( A02218010 )

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, pencipta segala alam semesta beserta isinya, karena
atas segala limpahan rahmat, taufiq serta hidayahnya, saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang
terang yakni agama Islam.

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Islam Kawasan
Timur Tengah yang berjudul Sejarah Perkembangan Islam di Syiria. Kami
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu, Imam Ibnu
Hajar, M.Ag. yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini dan kepada teman-
teman saya yang telah menyemangati, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini
disusun berdasarkan diskusi yang telah kami lakukan.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.

Surabaya , 16 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
2.1. Masuknya Islam di Syiria....................................................................................2
2.2. Setting Politik di Syiria.......................................................................................3
2.3. Aliran-aliran di Syiria..........................................................................................4
BAB III PENUTUP.....................................................................................................6
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Syiria merupakan negara yang terletak di Timur Tengah, dengan negara Turki di
sebelah utara, Irak di Timur, Laut Tengah di barat dan Yordania di selatan. Jatuhnya Syiria ke
tangan kaum Muslimin pada tahun 635 M atau lebih tepatnya pada masa Kekhalifaan Umar
bin Khattab. Pada masa Dinasti Umayyah, Islam di negeri ini berkembang pesat, hal ini
dikarenakan Kota Damaskus (Ibu Kota Syiria) menjadi pusat pemerintahan dari Dinasti
Umayyah. Pada masa ini Islam berkembang lebih maju dari pada masa sebelumnya dan Islam
menjadi mercusuar peradaban dunia, pusat-pusat pengembangan keilmuan tersebar di
berbagai penjuru kota-kota besar, seperti Damaskus, Cordova, Baghdad, Kairo, dan lain-lain.
Berbeda dengan perkembangan Islam di masa selanjutnya, Syiria mengalami banyak
pergolakan politik yang mana hingga saat ini, Syiria masih tidak aman dengan banyaknya
konflik yang terjadi. Tidak hanya itu, perkembangan Islam di Syiria juga memunculkan
banyak aliran

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah masuknya Islam di Syiria ?
2. Bagaimana setting politik di Syiria ?

3. Apa saja aliran-aliran yang berkembang di Syiria ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui masuknya Islam di Syiria
2. Untuk mengetahui setting politik yang mempengaruhi perkembangan Islam di
Syiria
3. Untuk mengetahui aliran-aliran yang mempengaruhi Islam di Syiria

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Masuknya Islam di Syria

Penaklukan Islam di Syria terjadi pada paruh pertama abad ketujuh Masehi. Wilayah
yang sudah dikenal sebelumnya dengan nama lain seperti Bilad al-Sham, Levant, atau Syria
Raya. Penaklukan Syiria baru dimulai pada tahun 634 M di bawah Pemerintahan Khalifah
Abu Bakar dan ‘Umar bin Khattab, dengan Khalid bin Walid sebagai panglima utamanya.
Penaklukan Syria bermula dari insiden Mu’tah umat Islam melawan pasukan Romawi.
Perang ini bertujuan untuk menuntut balas atas kematian seorang utusan nabi yang dikirim
kepada Kerajaan Gassan di Bushra. Pertempuran mu’tah adalah satu-satunya pertempuran
dengan Syria pada masa kehidupan nabi. Setelah perang Mu'tah, penaklukan tersebut
dilanjutkan oleh Abu Bakar Abu Bakar mengirim tiga pasukan yang terdiri dari sekitar 3000
orang yang masing-masing dipimpin oleh ‘Amr bin al-‘Ash, Yazid bin Abi Sufyan, dan
Surahbil ibn Hasanah. Saat kaum Muslimin disibukkan dengan penaklukan wilayah
kedaulatan Bizantium di Syam dan Palestina, kekuatan kaum Muslimin yang berskala kecil
diarahkan untuk menaklukkan Iraq. Atas perintah Abu Bakar, Khalid bin Walid yang ketika
itu sedang beroperasi di Irak kemudian segera berangkat dan membantu pasukan yang sedang
bertempur di Syiria. Dalam perjalanan menuju Syiria, Khalid berhadapan dengan pasukan
Bizantium di dekat Damaskus dan berhasil mengalahkannya serta menguasainya.

Hingga akhirnya, Islam masuk ke Syria pada tahun 635 M atau pada masa
Kekhalifaan Umar bin Khattab.1 Syiria (atau dahulu lebih dikenal sebagai syam) jatuh ke
tangan kaum Muslimin setelah pengepungan selama 70 hari. Kejatuhan Syiria ke tangan
kaum Muslimin, ditandai oleh keberadaan perjanjian damai antara kaum muslim dengan
bangsa romawi. Khalifah Umar bin Khattab kemudian membagi Syiria menjadi 4 (empat)
distrik besar, yakni, Damaskus, Himsh, Yordania, dan Palestina (kemudian ditambah lagi
distrik Qinnasrin). Umar memerintahkan seluruh tentara Islam agar tetap tinggal dalam
barak-barak militer agar kehidupan penduduk lokal tidak terganggu dan tetap berjalan seperti

1
Andri Syahraeni. Islam di Syria. Jurnal Rihlah. Vol. V. No. 2, 2016, hal,139.

2
biasa. Khalifah menerapkan toleransi beragama sehingga terbentuklah citra positif Islam bagi
pemeluk Kristen Nestorian, Kristen Yacobite, dan Yahudi.

2.2. Setting Politik di Syiria

Pada tahun 1337 H/1918 M, seiring dengan berakhirnya Perang Dunia I dan mulai
melemahnya Khilafah Utsmaniyah, Syiria yang awalnya mempunyai banyak wilayah yang
mencakup seluruh negara yang berada di Timur Mediterania mulai kehilangan wilayahnya
akibat dari imperialis Eropa. Yang mana Yordania dan Israel dengan berada di bawah mandat
Inggris. Sedangkan, Lebanon dan Hatay dikembalikan kepada Turki demi pertimbangan
politik untuk Prancis. Perancis dengan politik devide et impera nya berhasil membagi Suriah
sendiri menjadi empat wilayah antara lain: Damaskus, Lebanon Raya, Allepo dan Lantakia.
Tahun 1925 Damaskus dan Allepo dikembalikan kepada Syiria. Prancis pada tanggal 28
September 1941 memberikan kemerdekaan kepada Syiria, dan diikuti dengan proklamasi
kemerdekaan bagi Lebanon pada 26 November 1941.

Sistem pemerintahan Suriah secara historis telah berubah, dari yang awalnya sistem
Monarki (Kerajaan) berubah menjadi Republik. Adapun titik awal perubahan itu ketika Syiria
mendapatkan hak kemerdekaan dari penjajahan Prancis. Namun hal tersebut tidak lantas
membuat kondisi Syiria membaik. Syiria sudah mengalami tujuh kali kudeta kekuasaan yang
berturut-turut. Pasca peristiwa kudeta tersebut, kekuasaan Syiria dipegang oleh Hafez al
Assad (1971-2000) diteruskan oleh putranya Bashar al Assad (2000-sekarang).

Dibawah kepemimpinan Hafez al Assa (1971-2000), Syiria adalah sebuah negara


yang dipimpin oleh seorang Presiden yang sangat anti terhadap Amerika Serikat dan Israel.
Hafez al Assad adalah seorang presiden yang sangat disegani oleh Amerika Serikat dan
sekutunya karena sikapnya yang lantang menentang berbagai kebijakan Amerika Serikat dan
sekutunya di Timur Tengah. Sepeninggal Hafez al Assad, tampuk kepemimpinan dipegang
oleh salah seorang putranya, Bashar al-Assad. Bashar melanjutkan kiprah politik ayahnya
dengan tergabung dalam partai Ba’ath Syiria. Bashar menggantikan ayahnya menjadi
presiden dan menjalin hubungan yang baik dengan Iran, Rusia, China, Korea Utara dan
beberapa negara Amerika Latin yang menentang imperialisme Amerika Serikat dan
sekutunya.

Selama berkuasa sebagai presiden Syiria, Bashar al-Assad melindungi kekuasaannya


dengan mengembangkan jaringan pengaman politik yang sangat kuat. Rezim Bashar al-Assad

3
mengintegrasikan militer ke dalam rezim, juga memperkuat kekuasaannya dengan
membangun jaringan yang loyal dan menempatkannya pada posisi-posisi penting. Pada
akhirnya, militer, aparat, dan para kaum elit begitu menyatu dan sangat sulit dipisahkan dari
rezim Assad. Dalam kebijakan politik Bashar al-Assad mewarisi sistem politik satu partai,
yang didominasi oleh militer yang beraliran sekte Alawie.2 Sistem tersebut terdiri dari
pemerintahan resmi dan pemerintahan bayangan. Pada pemerintahan resmi, terdapat institusi
kabinet, parlemen, kepengurusan Partai Ba’ath dan beberapa partai kecil.

Prinsip dasar Partai Ba’ath adalah persatuan dan kebebasan di negara-negara Arab.
Partai ini juga mendasarkan diri pada keyakinan bahwa bangsa Arab memiliki misi khusus
untuk mengakhiri kolonialisme. Partai Ba’ath adalah partai yang nasionalistik, populistik,
sosialistik, sekularistik, dan sekaligus revolusioner. Karena itu, dalam partai diakui adanya
kepemilikan pribadi dan tidak ada pembagian kelas, juga tidak ada pembagian di antara
kelompok-kelompok agama yang berbeda. Hal itu mendorong banyak kelompok minoritas
bergabung dengan Partai Ba’ath karena memperoleh pengakuan politik.

Hanna Batatu, seorang sejarah Timur Tengah mengemukakan bahwa 61% dari
pemerintahan bayangan tersebut menganut sekte Alawie. Pemerintahan bayangan ini
memberikan jawaban kepada presiden yang bersifat mutlak. Orang-orang yang berada di luar
area pemerintahan dapat tetap menjalankan pekerjaan mereka dengan tenang selama mereka
tidak ikut campur dalam keputusan politik.

2.3. Aliran-Aliran di Syiria

1. Aliran Alawi (bahasa Arab: ‫علوية‬ Alawiyyah), dahulu juga dikenal dengan


nama Nushairiyah adalah salah satu sekte atau aliran Syiah yang cukup sinkretis karena
juga menyerap beberapa unsur keagamaan lain di sekitarnya mulai dari kekeristenan,
zoroastrianisme hingga paganisme. Alawi punya keyakinan reinkarnasi yaitu pada saat
seseorang wafat, ia dapat berubah wujud menjadi mahluk lain. Keyakinan ini jelas tidak
dikenal dalam Islam pada umumnya. Ini semacam kepercayaan akan ajaran reinkarnasi
yang mungkin diadopsi dari kepercayaan pra-Islam di sekitar Suriah Alawi secara
harfiah berarti “mereka yang menganut ajaran Ali”. Aliran ini tumbuh dan berkembang
2
Mahadhir Muhammad. Kebijakan Politik Pemerintahan Bashar Al-Assad di Suriah. Jurnal Agama
dan Hak Asasi Manusia. Vol. 6. No.1, 2016, hal,112.

4
di Syiria. Di negara itu ada sekitar 1,5 juta orang pemeluk Alawi. Termasuk di antaranya
adalah keluarga Al Assad yang selama setahun terakhir ini kepemimpinannya tengah
digoyang oleh pihak oposisi. Ibunda Osama bin Laden, Alia Ghanem-istri ke 4
Mohammad bin Laden- memiliki orang tua yang juga berasal dari desa wilayah kaum
Alawi, yaitu desa Omraneya dan Babryon.3

2. Nushairiyah merupakan salah satu dari aliran kebatinan, muncul pada abad ke-3
Hijriyah, dan merupakan sempalan dari golongan Syiah Imam Dua belas. 4 Kelompok ini
dinisbatkan kepada pimpinan mereka yang bernama Muhammad bin Nushair an-
Numairi, Abu Syuaib, berasal dari Persia. Sebelumnya, ia berpaham Syi’ah Imam Dua
belas. Anushtakin Darazi, seorang pengkhutbah penganut Nusairiyah, yang merintis
aliran ini. Tampaknya, dari nama Darazi inilah nama sekte ini diambil. Darazi seorang
penganut gnotisisme, sebuah aliran kepercayaan yang merujuk pada sinkretisme
beberapa aliran kepercayaan. Dia hidup pasca runtuhnya kekuasaan negara Syiah
Qaramithah di pesisir Barat Padang Persia. Sekalipun telah runtuh, paham Syiah
ekstrem ini masih tetap tumbuh subur dan menyebar di Mesir dan Syiria .5

3. Aliran Suni dan Syiah

Sunni dan Syiah telah bertikai sejak lama karena pada masa Kekhalifahan Usmaniyah,
kaum Syiah Alawi ditekan dan didiskriminasi. Keadaan itu berbalik setelah Prancis
menjajah Syiria dan Libanon merekrut kaum Alawi sebagai tentara. Setelah Suriah
merdeka, posisi kaum Syiah Alawi makin kuat setelah Hafez al-Assad, ayah Presiden
Suriah saat ini Basyar al-Assad, berkuasa.

3
"Lebanon’s Alawi: A Minority Struggles in a ‘Nation’ of Sects". Al Akhbar English. 2011-11-08.
4
https://almanhaj.or.id/3326-aliran-di-balik-kekejaman-yang-menimpa-muslimin-ahlus-sunnah-di-
suriah.html Diakses pada 18 November 2020.
5
- https://ibtimes.id/ anushtakin-darazi-dan-sekte-druze-di-suriah/ Diakses pada 18 November 2020.

5
BAB III
PENTUP

3.1. Kesimpulan

Syiria jatuh ke tangan umat muslim pada tahun 635 M atau lebih tepatnya pada masa
Kekhalifaan Umar bin Khattab. Pada tahun 1337 H/1918 M, seiring dengan berakhirnya
Perang Dunia I dan mulai melemahnya Khilafah Utsmaniyah, Syiria yang awalnya
mempunyai banyak wilayah yang mencakup seluruh negara yang berada di Timur
Mediterania mulai kehilangan wilayahnya akibat dari imperialis Eropa. Sistem pemerintahan
Suriah secara historis telah berubah, dari yang awalnya sistem Monarki (Kerajaan) berubah
menjadi Republik. Sepeninggal Hafez al Assad, tampuk kepemimpinan dipegang oleh salah
seorang putranya, Bashar al-Assad. Dalam kebijakan politik Bashar al-Assad mewarisi
sistem politik satu partai, yang didominasi oleh militer yang beraliran sekte Alawie.
Perkembangan Islam di Syiria juga memunculkan beberapa aliran diantaranya aliran Alawi,
Nushairiyah , Sunni dan Syiah.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://almanhaj.or.id/3326-aliran-di-balik-kekejaman-yang-menimpa-muslimin-ahlus-
sunnah-di-suriah.html Diakses pada 18 November 2020.

https://ibtimes.id/ anushtakin-darazi-dan-sekte-druze-di-suriah/ Diakses pada 18 November


2020.

Lebanon’s Alawi: A Minority Struggles in a ‘Nation’ of Sects". Al Akhbar English. 2011-11-


08.

Muhammad, Mahadhir. Kebijakan Politik Pemerintahan Bashar Al-Assad di Suriah. Jurnal


Agama dan Hak Asasi Manusia, vol. 6, no.1 (2016):84-141.

Syahraeni, Andri. Islam di Syria. Jurnal Rihlah, vol. V, no. 2 (2016):136-146.

Anda mungkin juga menyukai