Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KESEHATAN LINGKUNGAN

TENTANG WEBINAR PELUANG DAN TANTANGAN


PENGELOLAAN SAMPAH DI PAPUA

DISUSUN OLEH :
GRACE G MARKAPALA ( 2019071014107 )

FALKUTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai.  dengan membahas materi
“WEBINAR PELUANG DAN TANTANGAN SAMPAH DI
PAPUA .”
Dalam penyusunan makalah ini, saya merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan materi,mengingat akan kemampuan yang dimiliki oleh saya.
Dalam pembuatan makalah ini saya juga menyampaikan ucapan
terimakasih kepada BAPAK yang telah mendukung dan membantu dalam
memberikan informasi tentang materi yang terkait. Semoga materi ini dapat
bermanfaat dan menjadi motifasi,khususnya bagi saya.

Jayapura, 24 JULI 2020


A. Webinar Peluang Dan Tantangan pengelolaan Sampah di Papua.

Pengertian sampah menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sampah yaitu sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam
yang berbentuk padat atau semi-padat berupa zat organik atau anorganik bersifat
dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan
dibuang ke lingkungan.

BPS (2018) menyebut 72% orang indonesia tidak peduli akan sampah,karena
selama ini sebagian masyarakat menggangap sampah sebagai masalah padahal
sampah bisa menjadi peluang dan tantangan kedepan.Persoalan mendasar
pengelolaan sampad diindonesia bahwa sampah merupakan salah satu sumber
penyakit yang sangat luar biasa memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat
baik karena pencemaran udarah yang tidak baik.

 Terdapat 5 Persoalan Mendasar Persampahan di Indonesia


 Tingkat pelayanan sampah oleh Pemerintah Derah semakin tahun semakin
meningkat, namun sebagian besar TPA dioperasikan secara open dumping.
(terbuka).
 Menurut Survey BPS tahun 2018, 72% masyarakat indonesia belum
memiliki kepedulian terhadap pegelolaan sampah.
 Tren peningkatan sampah plastic meningkat
 Peran dan Tanggung jawab produsen yang belum menjadi mandatory
(kewajiban) dalam pengurangan sampah
 Penegakan Hukum
1. Tingkat kapasitan pengelolaan persampahan dari pemda relatif rendah,
walaupun angka tingkat pelayanan makin meningkat setiap tahun, pada
tahun2015 sebesar 63,70% menjadi 71,59% tahun 2018, namun pengelolaan
sampah yang baik dan benar baru 32%, hal ini disebabkan karena operasional
TPA masih dominan dioperasionalkan secara open dumping (pembuangan
terbuka) yang pada tahun 2018 TPA Open Dumping 55,56%.
KONDISI SISTEM OPERASIONAL TPA DI INDONESIA
 Pengelolaan sampah yang baik dan benar pada tahun 2018 32%
 Pengelolaan sampah yang tidak baik dan benar (68%):
o Langsung dibuang ke lingkungan (leakoge)= 28%
o Penanganan sampah dengan TPA open dumping = 40% (56% TPA
diindonesia masih open dumping)

2. Tingkat kepedulian publik yang masih sangat rendah berkaitan dengan


pengelolaan sampah. Hasil survey Badan Pusat Stastistik (BPS) tahun 2018,
indeks ketidak pedulian masyarakat indonesia dari angka 0-1, berada pada
angkan 0,72. Hal ini dapat diartikan 72 % masyarakat indonesia belum
memiliki kepedulian terhadap pengelolaan sampah.

3. Tren peningkatan sampah plastik yang menunjukkan tren yang sangat


mengkhawatirkan. Pada tahun 2005 meningkat menjadi 11% dan pada tahun
2016 meningkat menjadi 16%. Apabila tren ini berjalan secara normal dan
BAU (Business As Usual). Maka persoalan sampah plastik ini menjadi
ancaman yang sangat serius bagi kehidupan dan lingkungan hidup.

4. Peran dan tanggung jawab Produsen yang belum menjadi mandatory


(kewajiban) dalam pengurangan sampah.
5. Penegakan Hukum, amanat UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah , bahwa sejak 2013 tidak diperkenankan lagi operasional TPA
dilakukan secara pembuangan terbuka (open dumping), begitu juga dengan
perda-perda di daerah berkaitan dengan upaya penegakan hukumyang harus
dilakukan berkaitan dengan pengelolaan sampah.
 KONSEP PENGURANGAN DAN PENANGANAN
Pengurangan
 Terdiri dari pembatasan timbulan sampah (reduce), pemanfaatan kembali
(reuse), dan pendaurulang (recycle)
 Dilakukan oleh masyarakat dan produsen
 Khusus untuk bank sampah, walaupun Bank Sampah Induk dikelola oleh
pemerintah daerah, tetap dimasukkan kedalam pengurangan
 TPS 3R yang dikelola oleh KSM dimasukkan ke dalam pengurangan.

PENANGANAN

 Pengelolaan sampah yang di kelola oleh pemerintah daerah


 Contoh fasilitas penanganan sampah: TPS 3R (dikelola pemda),Pusat Daur
Ulang (PDU), Tempat pemrosesan Akhir (TPA),dll.
 ALUR PENGOLAHAN SAMPAH

SUMBER SAMPAH

 Permukiman
 Apartemen
 Pasar
 Dll
PEMDA/ Masyarakat
 Memilah/Memilih
 Mengumpulkan
 Bank Sampah
 Produk Kompos
 Pusat Daur Ulang (PDU)

TPS yang di Transformasikan ke TPA

 Residu
 Manajemen Pengumpulan
 DitrasfoPrmasikan ke TPA
 ROFIL SAMPAH KOTA JAYAPURA TAHUN 2019
 Jumlah penduduk Kota Jayapura 422.083 jiwa
 Timbulan sampah Tahun 2019: 253 Ton/hari,7.597 Ton/Bulan atau 91.170
Ton/Tahun.
DISTRIK PENDUDUK TIMBULANSAMPAH(TON/THN)
Jayapura 98.682 21.315
Utara
Jayapura 105.706 22.832
Selatan
Abepura 128.282 27.709
Heram 18.598 4.017
Muara Tami 70.815 15.296

TOTAL 422.083 91.170

 PENGELOLAAN SAMPAH KOTA JAYAPURA TAHUN 2019


 Potensi Timbulan Sampah 253 ton/hari
 Dikelola di TPA 178,90 ton/hari (70,71%)
 Pengurangan 45,38 ton/hari (18%)
 TUJUAN PENGELOLAAN SAMPAH
 Untuk melindungi manusia dan lingkungan
 Mengkonservasi sumberdaya seperti material, energi dan ruang
 Tidak ada pemindahan beban dimasa depandan pada generasi mendatang.

Anda mungkin juga menyukai