Dosen Pengampu :
Rifqi Novriyandana, S.E., M. Acc., MM., Ak.
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat dan rahmat kepada kita semua, sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas kelompok untuk mata kuliah Manajemen Investasi dan Pasar Modal
, dengan judul: “Penilaian Saham (common stock valuation)”.
Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penggarapan makalah ini, terutama kepada dosen pengampu kami.
Sehingga kami mampu melaksanakan tugas mata kuliah ini.
Kami memohon maaf apabila dalam makalah yang kami buat ini masih jauh dari
sempurna, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Untuk itu kami kelompok tiga belas akan terbuka terhadap kritik maupun saran agar
kedepannya kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Wassalamualaikum.Wr.Wb.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. 2
DAFTAR ISI.................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 4
I.1 Latar Belakang...................................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
I.3 Tujuan Makalah.................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................6
II.1 Pengertian Saham Biasa.....................................................................................6
II.2 Jenis-jenis Saham Biasa.....................................................................................7
II.3 Karakteristik Saham Biasa................................................................................8
II.4 Pengertian Penilaian Saham............................................................................10
II.5 Pendekatan Untuk Menentukan Penilaian Saham Biasa..............................10
BAB III PENUTUP.................................................................................... 15
III.1 Kesimpulan........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
Saham merupakan salah satu instrumen ekuitas pada perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas. Saham adalah bentuk kepemilikan dari modal yang dimiliki perusahaan. Dewasa ini
banyak investor yang memulai menanamkan dananya dalam bentuk saham. Tujuan dari investasi
saham pun beragam dari yang mencari keuntungan sampai pengendalian kebijakan perusahaan.
Prinsip akuntansi yang diterima secara umum untuk pencatatan akuisisi saham biasa mewajibkan
investasi tersebut dicatat pada biaya perolehannya. Pedoman umum untuk mengukur biaya:biaya
yang diperoleh dalam penggabungan usaha secara pembelian juga dapat diterapkan untuk saham
biasa yang kurang dari 7 persen saham biasa berhak suara perusahaan lain. Biaya ini termasuk
kas yang dikeluarkan nilai wajar aktiva lain yang diserahkan atau surat berharga diterbitkan dan
tambahan biaya:biaya langsung untuk memperoleh investasi selain biaya pencatatan dan surat
berharga yang dicatat sebagai pengurang tambahan modal disetor.
PEMBAHASAN
Common stock (saham biasa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh perusahaan,
dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (rapat umum pemegang saham) dan
RUPSLB (rapat umum pemegang saham luar biasa). (Fahmihal, :81). Saham biasa adalah
salah satu dari jenis saham yang ada selain saham preferen. Umumnya saham biasa tidak
berbeda jauh dengan saham preferen, karena saham preferen bisa juga disebut dengan
saham campuran. Meskipun kelihatan sama antara saham biasa dengan saham preferen tetapi
karakteristik antara keduanya masih berbeda. Saham bisa juga menjadikan sebagai modal
dari suatu perusahaan, modal yang dibutuhkan untuk perusahaan biasanya adalah modal
untuk jangka panjang. Modal yang didapat dari penjualan saham adalah uang tunai. Tentunya
hal ini bisa didapatkan dengan menerbitkan saham biasa selain dengan menerbitkan obligasi.
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam
bentuk saham biasa (cammon stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang
mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik
perusahaan, pemegang saham bisa melakukan berbagai hak. Beberapa hak yang dimiliki oleh
pemegang sahan biasa adalah sebagai berikut:
a. Hak kontrol.
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini berarti
bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mmengontrol siapa yang akan
memimpin perusahaannya.
b. Hak menerima pembagia keuntungan.
Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian
dari keuntungan perusahaan. Tidak semua saham dibagikan, sebagian laba akan
ditanamkan kembali kedalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earnings)
merupakan sumber dana internal perusahaan.
c. Hak preempetif.
Hak preempetif (preempetif right) merupakan hak untuk mendapatkan persentasi
pemilik yang sama jikaperusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham, maka
jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya presentase
kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun. Hak ini memberika prioritas
kepada pemegang saham lam untu membeli tambahan saham yang baru, sehingga
presentase pemiliknya tidak berubah
Dengan peningkatan modal bisnis dari hasil penjualan saham, maka perusahaan dapat
menjalankan kegiatan operasionalnya dari modal yang didapat tersebut. Saham biasa memiliki
tempat penjualan yang sama seperti saham preferen yaitu di:
Common stock (saham biasa) adalah memiliki kelebihan dibandingkan preferen stock
terutama dalam rapat umum pemegang saham yang otomatis memberikan wewenang kepada
pemegangnya untuk ikut serta dalam menentukan berbagai kebijakan perusahaan. Common
stock ini memiliki beberapa jenis yaitu:
a. Blue chip stock (saham unggulan): adalah saham dari perusahaan dan yang dikenal secara
nasional dan memiliki sejarah laba, pertumbuhan, dan manajemen yang berkualitas.
b. Growth stock: adalah saham-saham yang diharapkan memberikan pertumbuhan laba
yang tinggi
c. Defensive stock: adalah saham-saham yang cenderung lebih stabil
d. Cyclical stock: adalahs ekuritas yang cenderung naik nilainya secara cepat saat ekonomi
semarak dan jatuh dengan cepat saat ekonomi lesu
e. Seasonal stock: perusahaan yang penjualannya bervariasi karena dampak musiman
f. Speculative stock: adalah saham yang kondisinya memiliki tingkat spekulasi yang tinggi
kemungkinan tingkat pengembalian hasilnya rendah atau negatif.
II.3 Karakteristik Saham Biasa
Saham biasa adalah saham yang tidak terlalu banyak memiliki kelebihan dibandingkan saham
preferen atau saham campuran. Berikut adalah karakteristik dari saham biasa.
Saham biasa (common stock) adalah surat berharga dalam bentuk piagam atau sertifikat
yang memberikan pemegangnya bukti atas hak-hak dan kewajiban menyangkut andil
kepemilikan dalam suatu perusahaan. Saham biasa mempunyai sifat kebalikan dari saham
preferen (prefered stock) dalam hal pengambilan suara, pembagian dividen dan hak-hak yang
lain. Saham biasa disebut juga sekuritas tidak berpenghasilan tetap. Pemegang saham biasa dapat
memengaruhi kebijakan korporasi melalui proses pengambilan suara (voting) dalam pembuatan
tujuan dan kebijakan, stock split dan memilih dewan direksi perusahaan. Pemegang saham
biasa mempunyai keuntungan dalam bentuk dividen dan capital gain.
Pemegang saham (shareholder atau stockholder), adalah seseorang atau badan hukum
yang secara sah memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan. Para pemegang saham adalah
pemilik dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek berusaha untuk
meningkatkan harga sahamnya. Konsep pemegang saham adalah sebuah teori bahwa perusahaan
hanya memiliki tanggung jawab kepada para pemegang sahamnya dan pemiliknya, dan
seharusnya bekerja demi keuntungan mereka. Pemegang saham diberikan hak khusus tergantung
dari jenis saham, termasuk hak untuk memberikan suara (biasanya satu suara per saham yang
dimiliki) dalam hal seperti pemilihan papan direktur, hak untuk pembagian dari pendapatan
perusahaan, hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan, dan hak terhadap
aset perusahaan pada saat likuidasi perusahaan.
Namun, hak pemegang saham terhadap aset perusahaan berada di bawah hak kreditor
perusahaan. Ini berarti bahwa pemegang saham biasanya tidak menerima apa pun bila suatu
perusahaan yang dilikuidasi setelah kebangkrutan (bila perusahaan tersebut memiliki lebih untuk
membayar kreditornya, maka perusahaan tersebut tidak akan bangkrut), meskipun sebuah saham
dapat memiliki harga setelah kebangkrutan bila ada kemungkinan bahwa hutang perusahaan
akan direstrukturisasi. Masyarakat dapat membeli saham biasa di bursa efek via broker. Di
Indonesia, pembelian saham harus dilakukan atas kelipatan 500 lembar atau disebut juga dengan
1 lot. Saham pecahan (tidak bulat 500 lembar) bisa diperjualbelikan secara over the counter.
Salah satu tujuan masyarakat untuk membeli saham adalah untuk mendapatkan keuntungan
dengan cara sebagai berikut.
Beberapa perusahaan Indonesia melakukan dual listing saham di Bursa Efek Jakarta dan
New York Stock Exchange. Saham yang diperjualbelikan di NYSE tersebut biasa dikenal
dengan American Depositary Receipt (ADR). Harga saham, bisa naik atau pun turun, seiring
dengan situasi dan kondisi yang ada. Pada saat krisis moneter pada tahun 1998, Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang merupakan barometer saham di Indonesia terpuruk hingga
mencapai nilai di bawah 400. Hal ini menyebabkan saham-saham di dalam negeri menjadi under
value.
Dalam periode 2002-2006, nilai IHSG telah pulih bahkan sudah beberapa kali
memecahkan rekor. Untuk bisa menilai apakah sebuah saham bernilai mahal atau murah,
biasanya digunakan rasio perhitungan seperti Earning-per-Share (EPS), Price-to-Earning Ratio
(PER), Price-to-Book Value (PBV) dan lain-lain. Untuk berinvestasi di saham, disarankan
untuk melakukan teknik valuasi terlebih dahulu dan uang yang hendak diinvestasikan disebar di
dalam beberapa saham, agar resiko bisa dibagi. Selain itu, banyak ahli (Jeremy J. Siegel, James
P. O'Shaughnessy) menyarankan agar berinvestasi di dalam saham dilakukan dalam jangka
panjang. Mereka menyarankan rentang waktu antara 10-20 tahun untuk bisa mendapatkan hasil
yang signifikan dalam berinvestadi di dalam saham.
Perbedaan antara saham preferen dengan saham biasa adalah sebagai berikut:
1. Pada saham biasa mendapatkan hak untuk memilih direksi dan kebijakan tertentu,
sedangkan preferen tidak (kecuali dalam situasi tertentu).
2. Dividen pada saham biasa tergantung kinerja perusahaan, kalau baik mereka akan
medapatkan keuntungan setimpal, bigitupun sebaliknya. Tapi untuk saham preferen
sudah ditetapkan dividennya.
3. Jika perusahaan gulung tikar atau dilikuidasi, dalam hal pengembalian investasi,
pemegang saham preferenlah yang diutamakan dibandingkan dengan pemegang
saham biasa.
4. Pada pemegang saham biasa diberi hak untuk memesan kembali, sehingga dapat
memelihara proporsi kepemilikan perusahaan, sedangkan pemegang saham preferen
tidak demikian.
Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam
memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi suatu bisnis atau ekuitas pada saat tertentu.
Penilaian saham adalah suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi/ variabel
perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang harga saham misalnya laba perusahaan
dan deviden yang dibagikan, maksudnya suatu metode untuk mencari nilai-nilai saham yang
menjadi ukuran dalam investasi surat berharga. Tujuan penilaian saham adalah untuk
memberikan gambaran pada manajemen atas estimasi nilai saham suatu perusahaan yang akan
digunakan sebagai rujukan manajemen sebagai pertimbangan kebijakan atas saham perusahaan
bersangkutan.
Saham merupakan aset finansial yang dapat dijadikan investasi. Penilaian saham dilakukan
untuk menentukan apakah saham yang akan dibeli atau dijual akan memberikan tingkat return
yang sesuai dengan return yang diharapkan. Nilai saham dapat dibedakan menjadi nilai buku,
nilai pasar, dan nilai instrinsik.
a. Nilai aktiva perusahaan. Aktiva-aktiva fisik yang dimiliki suatu perusahaan memiliki
nilai pasar. Aktiva-aktiva tersebut dapat dilikuidasi untuk membayar kembali kepada
kreditur dan untuk dibagikan kepada pemegang saham.
b. Kemungkinan bakal pendapatan, dividen, dan aliran kas masa mendatang. Faktor-
faktor seperti pendapatan, dividen, dan aliran kas masa mendatang akan
mempengaruhi nilai sekarang dari saham.
c. Kemungkinan pertumbuhan masa depan. Prospek perusahaan akan pertumbuhan
masa depan mempengaruhi nilai instrinsik saham. Analisis nilai instrinsik yaitu
membandingkan nilai sesungguhnya dari suatu saham dengan harga pasarnya.
Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan apakah suatu saham adalah undervalued
atau overvalued. Suatu perusahaan dikatakan undervalued jika pasar tidak
menemukan bukti adanya faktor-faktor dasar yang membenarkan suatu harga pasar
yang lebih tinggi. Artinya, saham itu nilainya lebih tinggi dari harga jualnya. Apabila
para calon investor menemukan bahwa perusahaan mengumumkan dividen yang
lebih tinggi dari yang mereka harapkan, maka mereka akan membeli saham
perusahaan itu dan memaksa harga saham naik. Sebaliknya, apabila investor
menemukan suatu saham adalah overvalued, maka mereka akan menjual saham-
sahamnya sehingga menyebabkan harga pasar akan turun. Orang-orang atau
perusahaan akan membeli saham pada saat saham tersebut undervalued, sebaliknya
akan menjualnya apabila saham tersebut overvalued.
Pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental yaitu:
Pendekatan nilai sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi laba (capitalization of
income method) karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan
menjadi nilai sekarang.Jika investor percaya bahwa nilai dari perusahaan tergantung dari prospek
perusahaan tersebut dimasa mendatang dan prosepk ini merupakan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan aliran kas dimasa depan, maka nilai perusahaan tersebut dapat ditentukan
dengan mendiskontokan nilai-nilai arus kas (cash flow) dimasa depan menjadi nilai sekarang.
Arus kas merupakan komponen didalam penentuan nilai perusahaan. Arus kas
merupakan kas yang diterima oleh perusahaan emiten. Sebagai intrinsik dari arus kas, laba
perusahaan (earnings) juga dapat digunakan untuk menghitung nilai perusahaan. Earnings yang
diperoleh oleh perusahaan dapat ditahan sebagai sumber dana internal (retained earnings) atau
dibagikan dalam bentuk deviden. Arus kas dapat dianggap sebagai arus kas yang diterima oleh
investor. Dengan alasan bahwa dividen merupakan satu-satunya arus pendapatan yang diterima
oleh investor, model diskonto dividen dapat digunakan sebagai pengganti model diskonto arus
kas untuk menghitung nilai intrinsik saham.
b. Pendekatan PER
Hartono (2010:146) menyatakan bahwa, Alternatif lain selain menggunakan arus kas atau
arus deviden dalam menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan
menggunakan nilai laba perusahaan (earnings). Salah satu pendekatan yang popular yang
menggunakan nilai earnings untuk mengestimasi nilai intrinsik adalah pendekatan PER (price
earnings ratio) atau disebut juga dengan pendekatan earnings multiplier. PER (price earnings
ratio) menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Rasio ini menunjukkan berapa
besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings. Misalnya, nilai PER
adalah 5, maka ini menunjukkan harga saham merupakan kelipatan dari 5 kali earnings
perusahaan. Misalnya earnings yang digunakan adalah earnings tahunan atau semua earnings
dibagikan dalam bentuk deviden, maka nilai PER sebesar 5 juga menunjukkan lama investasi
pembelian saham akan kembali selama 5 tahun. Menurut Hartono (2010:149), faktor-faktor yang
menentukan besarnya PER, yaitu:
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu
pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Saham dibagi menjadi dua, yaitu saham biasa
(common stock) dan saham preferen (preferred stock). Keuntungan yang diperoleh dari
kepemilikan saham yaitu berupa deviden dan capital gain. Untuk menghitung nilai buku suatu
saham beberapa nilai yang berhubungan dengannya perlu diketahui, seperti nilai nominal (par
value), agio saham (additional paid-in capital atau in excess of par value), nilai modal yang
disetor (paid-in capital), dan laba yang ditahan (retained earnings).
Nilai buku (book value) per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang
dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Sedangkan nilai pasar
adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang di tentukan oleh pelaku
pasar. Disamping itu, nilai seharusnya dari saham disebut dengan nilai fundamental atau nilai
intrinsik. Dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya dari
saham adalah analisis sekuritas fundamental atau analisis perusahaan dan analisis teknis.
Pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan nilai intrinsik saham
2002, Financial Management and Policy , TwelfthEdition, Prentice Hall, New Jersey.
http://hanyajalan.blogspot.com/2016/11/penilaian-saham-manajemen-keuangan.html
https://purnamiap.blogspot.com/2016/06/makalah-common-stock-dan-saham-preferen.html
http://riskymahira.blogspot.com/2013/06/makalah-penilaian-saham.html
http://azzaman01.blogspot.com/2013/06/makalah-penilaian-saham-biasa-dan-saham.html