Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU PASCA TRAUMA BENCANA

ALFANDI LIMAU
18144010003

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE


PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2020
Masalah psikososial merupakan masalah psikologis dan sosial yang dialami seseorang, yang
dapat mengganggu kesejahteraan fisik dan mentalnya serta mengganggu kemampuan orang
tersebut untuk menjalankan fungsinya. Beberapa contohnya adalah kecemasan, depresi, dan
masalah keluarga.
Imbauan physical distancing menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas rutin
yang biasa dilakukan dan harus menjaga jarak dengan keluarga, teman, atau kerabat.

Kondisi ini dapat menimbulkan perasaan kesepian, bosan, cemas karena tidak dapat menjalani
aktivitas, tidak dapat bertemu atau berdekatan fisik dengan orang yang disayang. Selain itu,
kondisi ini dapat menimbulkan keresahan terkait kondisi finansial, pekerjaan, dan kehidupan
pada masa depan.

Siapa saja orang atau kelompok yang lebih rentan mengalami masalah psikososial dalam kondisi
seperti sekarang ini?

Orang yang sebelumnya telah memiliki kondisi kesehatan mental tertentu atau memiliki riwayat
gangguan mental, orang dengan disabilitas, orang lanjut usia, wanita hamil, dan pekerja harian
atau orang yang mata pencahariannya tidak tetap.

bentuk masalah psikososial yang umum dialami 

Paling umum adalah kecemasan (anxiety) dan depresi. Selain itu, pembatasan kontak sosial dan
pergerakan fisik dapat menghambat orang yang memiliki gangguan mental kronis untuk
mendapatkan akses konsultasi dan obat rutin dari dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater).
Hal ini berisiko menimbulkan kekambuhan gejala gangguan mental.

Orang ekstrover merasa nyaman dan berenergi saat berada dikelilingi orang lain.
Kondisi physical distancing membuat mereka tidak mendapatkan pemenuhan kebutuhannya
untuk berada di sekeliling orang lain. Namun, kemampuan adaptasi tiap orang berbeda-beda.
Orang ekstrover yang sehat secara mental dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan atau
situasi yang ada.

Covid-19 sebagai pandemi global tentu saja memberi dampak yang sangat serius bagi Indonesia
sehingga membuat banyak orang harus melakukan Physical distancing (menjaga jarak fisik) dari
keramaian agar terhindar penyebaran Covid-19. Ribuan karyawan di-PHK, berdampak pada
buruh bahkan tukang sepatu sekalipun kesulitan mencari nafkah.

Kondisi ini tentu saja menimbulkan kebosanan, kecemasan dan panik yang jika tidak segera
ditangani akan mengalami gangguan psikosomatis. Psikosomatis merupakan gangguan pada fisik
yang disebabkan oleh tekanan-tekanan emosional dan psikologis atau sebagai akibat dari
kegiatan psikologis yang berlebihan dalam merespon gejala emosi. Demikian menurut Kartono
dan Gulo (1987).

Dalam kondisi sulit seperti ini berpikir positif akan sangat berpengaruh pada kesejahteraan psikis
dan kesehatan fisik seseorang. Selain memberi asupan pada tubuh kita juga harus memberi
vitamin untuk psikologis selama covid-19 ini. Meski terkesan dipaksa untuk melakukan segala
aktifitas di rumah. Banyak sisi positif yang bisa dilakukan untuk menyiasati kebosanan ketika
berada di rumah saja.

Cemas dan panik merupakan faktor dominan yang menyebabkan gejala psikosomatis. RS OMNI,
sebuah Klinik Psikosomatik yang berada di Tangerang mendata 80 persen pasien dengan gejala
psikosomatis yang mengunjungi mereka disebabkan oleh ganguan cemas dan panik.

Berbagai kebijakan dari pemerintah yang melakukan pembatasan terhadap berbagai aktifitas
akan memicu rasa bosan, cemas, tertekan yang merupakan 2/3 dari gejala dasar psikosomatis,
yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Cemas fisik akan mengalami
perubahan detak jantung, tekanan darah, hilangnya selera makan, gangguan pernapasan hingga
terganggunya pola tidur.

Meski saat ini telah diterapkan sebagai fase new normal, namun gejala di atas dapat terjadi
hingga hari ini sebagai stimulus emosional yang sudah terjadi beberapa bulan. Karenanya upaya
untuk menyadari kondisi psikologis sebagai self control merupakan faktor penting untuk
mengembalikan keadaan yang stabil. Atau juga bisa menempuh upaya dengan memanfaatkan
jasa profesional seperti mengikuti layanan psikologis dari psikolog, konselor, dan psikiater guna
mencegah timbulnya gejala psikosomatis
Orang dengan respon psikologis bermasalah akan mengalami peningkatan rasa panik dan stres
karena harus melakukan aktifitas seperti biasa sementara ancaman Covid masih mengintai. Ini
akan menjadi sebuah tekanan yang luar biasa dimana stres dan panik sebelumnya belum sembuh
ditambah lagi dengan tekanan baru sehingga berpotensi mengalami gangguan psikosomatis.

Dalam kondisi demikian penderita psikosomatis harus melakukan pencegahan peningkatan stres
dengan melakukan terapi relaksasi dan memberi batas kekhawatiran dengan menempatkan resiko
terjangkitnya Covid-19 berpotensi dialami oleh semua orang. Artinya dia mempunyai resiko
yang sama dengan orang di seluruh dunia untuk terjangkit.

Selain terapi mandiri penderita psikosomatis juga dapat memanfaatkan jasa psikolog atau
psikiater. Di Aceh sendiri banyak tersedia biro layanan psikologi seperti lembaga swasta
Psikodista atau Ruang Konsultasi Psikologi, layanan yang disediakan UIN Ar-Raniry Banda
Aceh.

Karena gangguan psikosomatis jika dibiarkan terlalu lama akan berdampak serius pada kondisi
fisik seseorang. Semoga wabah ini memberi kita sebuah pembelajaran berharga, dan semoga
keadaan segera pulih dan ancaman Covid-19 menjadi zero.

Dukungan sosial dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung dengan aspek
kepribadian. Dukungan sosial memengaruhi beberapa aspek kepribadian individu, seperti
kepribadian tangguh, harga diri dan rasa optimism. Optimisme, harga diri dan resiliensi yang
tinggi dapat menurunkan depresi seseorang.

Artinya setiap individu memiliki kemampuan berbeda dalam menurunkan depresi yang dialami,
namun penelitian di atas menekankan tergantung karakteristik dari masing-masing individu
(IFRC, 2020) . Dukungan sosial ini bisa datang dari anggota keluarga, teman, dan pekerja medis.

Banyak pasien yang terisolasi sering merasa tidak berdaya dan kesepian karena kurangnya
keluarga atau teman yang menemani. Dalam keadaan tersebut, pekerja medis sebagai dukungan
sebaya utama yang sangat penting bagi pasien yang terinfeksi.

Di beberapa rumah sakit darurat Wuhan, pasien dengan gejala ringan melakukan latihan Tai Chi
(yang telah diverifikasi sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan fungsi paru-paru untuk
pasien PPOK), bernyanyi dan menari sebagai relaksasi fisik, disertai dan dibimbing oleh staf
medis. Interaksi dokter-pasien semacam ini dapat mendorong pasien untuk tetap berpikiran
positif

Strategi Manajemen Psikososial pada Individu

1. Tetap aktif. Baca, tulis, mainkan game, lakukan teka-teki silang, kembangkan permainan
pikiran untuk merangsang pemikiran, misalnya ingat plot film atau petikan dari buku.

2. Menghindari frustasi dengan Humor

3. Makan secukupnya dan berolahraga sebanyak mungkin. Ini akan membantu menjaga tubuh
tetap kuat dan menangkal efek fisik dari stres.

4. tetap terhubung dengan keluarga dan orang terdekat

5. Berdoa

Strategi Manajemen Psikososial pada Masyarakat

1. Tidak menyebarkan berita yang belum teruji kebenarannya

2. Mengaktifkan dukungan kelompok dalam kelola Covid-19, misalnya dengan RT RW Siaga


Covid-19, Karang Taruna

3. Melakukan upaya promosi kesehatan di lingkungannya yaitu peningkatan imunitas fisik dan
ketahanan mental, serta pencegahan penularan dan pencegahan masalah kesehatan jiwa dan
psikososial melalui media sosial pada komunitas dan masyarakat umum

4. Bersama-sama mempraktikkan kebiasaan upaya promosi kesehatan dan pencegahan tersebut


melalui media sosial pada komunitas dan masyarakat umum.

5. Memantau dan cek anggota masyarakat/komunitas yang tidak melakukan upaya promosi
kesehatan dan pencegahan
6. Memantau dan cek anggota masyarakat/ komunitas yang menunjukkan gejala terjadi
penularan COVID-19 dan/atau gejala masalah kesehatan jiwa dan psikososial → rujuk atau tidak

7. Membantu menghubungkan antar berbagai dukungan psikososial dan jejaring yang tersedia,
dengan masyarakat/komunitas yang membutuhkan, antara lain ketersediaan bahan pangan,
sarana kesehatan, support group local (a.l. RT/RW, dasa wisma, posyandu)

8. Mengetahui informasi prosedur rujukan di wilayah kerja tentang penanganan lebih lanjut
COVID-19 dan masalah kesehatan jiwa dan psikososial

Anda mungkin juga menyukai