Pengaruh Busi Aktis Dalam Konsumsi Bahan Bakar
Pengaruh Busi Aktis Dalam Konsumsi Bahan Bakar
PADA MESIN 4K
Tim Peneliti
FAKULTAS TEKNIK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bidang keteknikan yang saat ini mengalami kemajuan pesat adalah bidang
otomotif. Sebagai salah satu cabang ilmu keteknikan, bidang otomotif memiliki arti
penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam hal transportasi. Sebagai bentuk
yang ada saat ini untuk dapat berkembang, dan mengalami perbaikan. Selain arti penting
transportasi bagi kehidupan, dampak serta perkembangan yang saat ini gencar dilakukan
perlu dikaji sehingga perkembangan yang ada juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan
yang nantinya berdampak pada lingkungan. Pengkajian yang ada tidak selalu diharuskan
dari aspek luar seperti fasilitas dan dukungan pengembang, namun juga aspek dari dalam,
seperti peninjauan sistem dan teknologi yang digunakan, yang mana dalam bidang
Engine system secara lengkapnya dibagi menjadi beberapa proses. Salah satu proses
yang terpenting yaitu adalah proses pengapian (ignition). Seperti yang telah diketahui,
terdapat dua jenis sistem pengapian dalam sistem engine, yaitu elektronik dan
konvensional.
Berdasarkan permasalahan dan penjelasan di atas, maka perlu dilakukan peninjauan
pengaruh jumlah busi aktif pada sistem pengapian konvensional tehadap kinerja mesin
yang pada penelitian ini akan ditinjau dari segi konsumsi bahan bakar. Peninjauan
pengaruh jumlah busi terhadap kinerja mesin dilakukan selain dari penejelasan di atas,
namun juga dilakukan karena ditemukan fenomena busi pembakaran yang mati pada saat
Peninjauan dan simulasi pada penelitian ini dilakukan dengan perlakuan busi yang
aktif pada mesin Toyota tipe 5K. Bahan bakar yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pertalite.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah utama yang akan dikaji
1. Bagaimana pengaruh jumlah busi aktif terhadap konsumsi bahan bakar dan
rpm mesin.
1. Mengetahui pengaruh busi aktif terhadap konsumsi bahan bakar, putaran mesin.
Penelitian yang berjudul -Pengaruh Busi Aktif terhadap Konsumsi Bahan Bakar
dan Putaran Mesin dapat memberikan pemahaman lebih baik dalam bidang otomotif dan
permesinan. Selain itu, dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi pembanding dari
bensin harus sesuai dengan syarat busi tidak terbakar terlebih dahulu sebelum busi
memercikkan bunga api, dimana busi memercikkan bunga api pada saat beberapa derajat
engkol sebelum torak mencapai TMA. Campuran bahan bakar-udara disekitar percikan
bunga api mula-mula terbakar. Kemudian nyala api merambat kesegala arah dengan
kecepatan yang sangat tinggi, menyalakan campuran yang dilaluinya sehingga tekanan
gas didalam silinder naik, sesuai dengan jumlah bahan bakar yang terbakar.
Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas). Bensin jenis baru Pertalite memiliki kadar
oktan lebih tinggi dari premium dan lebih rendah dari Pertamax.
Sistem pengapian adalah rangkaian mekatronika yang digunakan untuk menyalurkan energi
listrik bertegangan tinggi, dengan input bertegangan rendah ke busi untuk dikonversi menjadi
percikan api. Prinsip yang digunakan pada sistem pengapian, adalah perubahan energi dari
energi listrik menjadi percikan api. Pada dasarnya, energi listrik diubah ke bentuk energi
kalor, namun karena beda potensial antara kedua kutub cukup besar maka akan timbul
loncatan elektron.
Fungsi sistem pengapian itu hanya satu, yakni membakar campuran udara dan bensin
yang telah dikompresi (saat akhir langkah kompresi) hanya pada mesin bensin.
Dalam siklus mesin bensin 4 tak, terdapat langkah hisap, langkah kompresi, langkah
usaha dan langkah buang. Busi, hanya akan menyala saat campuran bensin dan udara
terkompresi. Ini terjadi saat akhir langkah kompresi ketika piston mencapai TMA. Dengan
demikian, bisa disimpulkan jika sistem pengapian tidak bekerja secara konstan, melainkan
secara interval.
2. Pengapian transistor
Sistem ini, juga dikatakan sebagai pengapian elektronik karena sudah menggunakan
transistor sebagai pengganti kontak mekanik. Pengertian sistem pengapian transistor adalah
mekanisme perubahan listrik menjadi api, dengan bantuan transistor yang bertugas sebagai
saklar elektronik yang memutuskan arus primer coil. Meski demikian, secara umum skema
pengapian transistor hampir sama dengan pengapian konvensional.
3. Pengapian DLI
Sistem pengapian DLI adalah skema pengapian yang tidak dilengkapi dengan
distributor. Distributor sendiri adalah komponen untuk membagikan arus tegangan tinggi dari
coil. Sistem pengapian ini yang paling banyak ditemui pada mobil EFI saat ini.
4. Pengapian CDI
Pengapian CDI adalah sistem pengapian pada sepeda motor yang menggunakan
capasitor sebagai sumber pembangkit induksi pada coil.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Engine stand
merupakan media belajar yang berupa engine yang dirangkai diatas stand dan
dalam kondisi dapat dioperasikan seperti halnya di kendaraan. Pada penelitian ini Engine
Set tool box dalam penelitian ini berisi bebrapa perlengkapan atau kunci di dunia
otomotif
Gambar5. Tool Box
Yang digunakan dalam penelitian ini adalah buret dengan kapasitas 50ml yang
selain digunakan sebagai penampung bahan bakar, namun juga sebagai alat ukur dalam
menguji konsumsi bahan bakar. Aplikasi untuk menghitung konsumsi bahan bakar, dalam
Gambar6. Buret
5. Baterai
merupakan komponen untuk memberikan sumber tenaga listrik yang cukup pada
sebuah peralatan misalnya untuk menghidupkan mobil (starter) serta melayani proses
pada sistem pengapian hingga melayani penerangan lampu dan kebutuhan lainnya pada
mobil atau motor. Pada penelitian ini aki yang digunakan adalah aki GS Astra Premium
N50Z dengan spesifikasi 12V 65AH.
Gambar7. Baterai
6. Tachometer
kecepatan rotasi dari sebuah objek. Tachometer yang digunakan adalah jenis hand
Gambar 8. Tachometer
BAB IV
PEMBAHASAN
terhadap parameter lainnya, seperti putaran mesin, konsumsi bahan bakar selanjutnya
data-data tersebut diolah dan dianalisis. Untuk setiap variasi busi aktif dilakukan diambil
data sebanyak 2 kali dan atau disesuaikan dengan validasi data yang didapat untuk
dahulu bagaimana keadaan busi dan rangkaiannya terhadap distributor. Dalam penelitian
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Data yang
didapatkan dari hasil penelitian kemudian dimasukkan ke dalam tabel 4.1. Data yang
telah diambil dan dimasukkan tabel 4.1. ditampilkan pada tabel 4.2 dengan tambahan
adanya variasi aktifasi busi yang nantinya akan berpengaruh terhadap konfigurasi mesin.
Konfigurasi yang dimaksud adalah adanya pengaruh tehadap urutan atau pola firing
order, yang mana jika seharusnya urutan firing order untuk engine dengan 4 silinder
yang digunakan dalam pengujian adalah 1-3-4-2 untuk menghasilkan kerja mesin yang
optimal dan sesuai dengan kerja yang dihasilkan masing-masing silinder. Jika urutan
firing order ini tidak dipenuhi, maka kinerja mesin akan terganggu.
Tabel 4.1. Hasil Pengujian
BAB V
PENUTUP
1. Simpulan
Terdapat pengaruh variasi busi aktif terhadap konsumsi bahan bakar dan
putaran mesin. Pada saat busi mati atau tidak diaktifkan dapat membebani kinerja mesin
dan dapat di buktikan dari pengujian putaran mesin dan menyebakan mesin pincang hal
tersebut juga dijumpai saat sesi pengujian. Telah diketahui bahwa fungsi busi adalah
untuk membakar bahan bakar yang telah di kompresi atau telah ditekan oleh piston dan
busi akan memercikan bunga api yang akan membakar bahan bakar. Jadi fungsi busi itu
sendiri sangatlah penting dalam gaya dorong piston saat pembakaran dan jika busi salah
satu berhenti bekerja dapat berpengaruh di sistem pembakaran dan berpengaruh terhadap
performa mesin. Fenomena dalam kondisi seperti ini biasanya mesin sedikit tersendat,
dikarenakan saat bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar, dan dalam waktu yang
bersamaan terjadi kompresi, namun tidak ada yang membakar dan tidak terjadi ledakan
2. Saran
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan adapun saran dalam penelitian ini yaitu
Sebelum memulai pengambilan data pastikan terlebih dahulu kondisi mesin beserta cacat
atau kekurangan dalam mesin, sehingga nantinya pada saat pengambilan data dan
DAFTAR PUSTAKA