DALAM
KONSOLIDASI DEMOKRASI
Alim Bathoro1
Absract
1 Dosen Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Maritim Raja Ali Haji Ketua
Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Maritim Raja Ali Haji
116 Perangkap Dinasti Politik dalam Konsolidasi Politik
A. PENDAHULUAN
Setelah melewati sepuluh tahun demokrasi Indonesia
berjalan , ternyata demokrasi di Indonesia mengalami
ujian dengan munculnya fenomena political dinasty. Hal
itu dimulai dengan munculnya clientilsm dalam
pencalonan anggota legislatif dan pencalonan kepala
daerah, dan isu yang belakangan muncul adalah
clientislm dalam suksesi kepemimpinan nasional.
Sementara itu di tingkat politik lokal, di Provinsi
Kepulauan Riau misalnya, kemunculan Maya Suryanti
anak Walikota Suryatati A Manan dalam bursa Calon
Walikota Tanjungpinang dan Aida Ismeth dalam
pemilukada Kepulauan Riau Tahun 2010 yang lalu adalah
bukti fenomena political dinasti. Di daerah lain seperti
Provinsi Banten misalnya, jejak-jejaknya lebih kentara.
Ratu Atut Choisyah Gubernur
Banten 2007-2012 misalnya, keluarga besarnya memiliki
setidaknya 9 orang yang memimpin di masing masing
“kerajaannya”. Seperti dirinya sendiri yang memimpin
Banten, suami menjadi anggota DPR, anak menjadi
anggota DPD, menantu menjadi anggota DPRD Kota
Serang, adik menjadi anggota DPRD Banten, Adik tiri
mejadi wakil wali kota Serang, ibu tiri menjadi anggota
DPRD
Kabupaten Pandeglang, Ibu tirinya yang satu lagi menjadi
anggota DPRD kota Serang, dan adik iparnya Airin
menjadi WalikotaTangerang Selatan.
Di tingkat pusat, muncul isu bahwa Ani Yudhoyono,
istri presiden Susilo Bambang Yudoyono kemungkinan
akan menjadi calon presiden dari Partai Demokrat, pada
tahun 2014. Meskipun SBY sejak jauh hari mengatakan
tidak akan mengembangkan demokrasi clientilsm. Namun
beberapa orang tidak percaya akan hal ini, karena
sebagian orang justru percaya adanya skenario
pencalonan kerabat dekat SBY adalah realitas Partai
Demokrat yang tidak terbantahkan. Dan belakangan
santer muncul nama adik ipar SBY yang kini menjadi
KASAD Jend. TNI Pramono Edhi Wibowo dalam bursa
Calon Presiden RI 2014. Dan bagaimanapun juga, hal ini
mengemuka lantaran hingga saat ini, Partai Demokrat
belum memiliki calon presiden yang sekelas SBY.
Jurnal FISIP UMRAH Vol. 2, No. 2, 2011 : 115 - 125 117
B. PERMASALAHAN
Konsolidasi demokrasi membutuhkan lingkungan
demokrasi yang mendukung. Munculnya fenomena
dinasti politik akan mengancam fase transisi demokrasi
menuju konsolidasi demokrasi
C. METODE PENELITIAN
Penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian
kualitatif untuk menganalisis fenomena perangkap dinasti
politik dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia.
D. KERANGKA TEORI
Dalam kajian akademik, demokrasi menurut
Schumpeter (dalam Huntington 1991 : 5) adalah sebuah
metode yang memiliki prosedur kelembagaan untuk
mencapai keputusan politik dimana individu memperoleh
kekuasaan untuk membuat keputusan politik melalui
kompetisi merebut suara rakyat dalam pemilu.
Sementara itu, konsolidasi demokrasi menurut
Diamond (2000) adalah pembiasaan norma-norma ,
prosedur-prosedur dan harapan-harapan tentang
demokrasi kedalam perilaku aktor-aktor politik. Proses
tersebut dilalui dengan fase transisi demokrasi terlebih
dahulu yang menandai beralihnya sistem politik di sebuah
118 Perangkap Dinasti Politik dalam Konsolidasi Politik
F. KESIMPULAN
Sekalipun demokrasi mengedepankan kesamaan hak,
sejatinya demokrasi memang dirancang oleh para
pengagasnya simultan dengan ekonomi liberal. Artinya,
di negaranegara perintis demokrasi di barat,
kesejahteraan sudah terasa, sehingga muncullah klas
menengah yang independen, yang pada gilirannya
mendukung demokrasi dengan sendirinya. Dan,
resikonya apabila kesiapan klas menengah belum
merata, maka terjadi deviasi, seperti munculnya
fenomena dinasti politik. Dinasti Politik muncul lantaran
belum adanya klas menengah yang mumpuni.
Oleh karenanya, memunculkan klas menengah yang
independen adalah tugas yang segera dituntaskan oleh
sistem politik Indonesia. Baik, itu dari segi rekrutmen
partai politik, pendidikan politik masyarakat, dan
perundang-undangan. Agar dimasa datang, keberadaan
dinasti politik dapat dikritisi oleh kelompok yang secara
politik memiliki kesadaran yang tinggi, sekaligus dari segi
ekonomi mereka tidak mudah dipengaruhi.
Apapun, demokrasi adalah pilihan yang mungkin, agar
masyarakat mendapat hak-hak kemanusiaannya. Akan
tetapi kita perlu menata ulang konsolidasi demokrasi yang
sedang berlangsung, dan itu mau tak mau kita harus
berupaya menumbuhkan klas menengah yang cukup
banyak, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Selanjutnya, perlu dicermati juga peraturan yang ada
sehingga mampu mengurangi kemunculan politik dinasti,
berikutnya perlunya rekrutmen kepemimpinan nasional
dan yang kokoh, dan hal itu dapat terjadi manakala ada
kaderisasi yang kuat di dalam partai-partai sehingga
muncul calon-calon pemimpin untuk sanggup
130 Perangkap Dinasti Politik dalam Konsolidasi Politik