DOSEN PENGAMPU
Dr. H. Muhammad Amin Sahib, Lc., M.A.
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
~Amalia (200105510009)
~Ananda Emyliah (200105511009)
~Nur Aynun (200105512010)
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang mengandung ajaran utama Syariah, juga menyerukan
untuk mengembangkan kebudayaan islam, yaitu kebudayaan yang mencerminkan nilai-
nilai Islam. Perujukan terhadap masyarakat Madinah sebagai tipikal masyarakat ideal
bukan pada peniruan struktur masyarakatnya, tapi pada sifat-sifat yang menghiasi
masyarakat ideal ini. Seperti, pelaksanaan amar ma'ruf nahi munkar yang sejalan dengan
petunjuk Ilahi, maupun persatuan dan kesatuan. Adapun cara pelaksanaan amar ma'ruf
nahi mungkar yang direstui Ilahi adalah dengan hikmah, nasehat, dan tutur kata yang
baik. Dalam rangka membangun “masyarakat madani modern”, meneladani Nabi bukan
hanya penampilan fisik belaka, tapi sikap yang beliau peragakan saat berhubungan
dengan sesama umat Islam ataupun dengan umat lain, seperti menjaga persatuan umat
Islam, menghormati dan tidak meremehkan kelompok lain, adil kepada siapa saja, tidak
melakukan pemaksaan agama, dan sifat-sifat luhur lainnya.
Dan kita sebagai seorang muslimin juga harus meneladan sikap yang tidak
meninggalkan akhirat demi dunianya dan tidak pula meninggalkan dunia demi
akhiratnya. Mereka benar-benar tawassuth atau seimbang dalam mengejar kebahagiaan
antara dunia dan akhirat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari masyarakat Madani?
2. Apa saja prinsip ajaran sosial masyarakat menurut Islam?
3. Bagaimana membentuk masyarakat muslim (masyarakat Madani)?
4. Bagaimana struktur dan karakteristik dari masyarakat muslim?
5. Apa saja tugas dan tanggung jawab umat Islam?
6. Bagaimana umat Islam dalam tatanan dunia globalisasi?
7. Apa pengertian dari kebudayaan?
8. Bagaimana sejarah perkembangan, kemunduran, dan kebangkitan Islam?
9. Apa saja nilai-nilai Islam yang ada dalam kebudayaan Indonesia?
10. Apa pengertian dari Etos kerja!
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian masyarakat Madani.
2. Mengetahui prinsip ajaran sosial masyarakat menurut Islam.
3. Mengetahui bagaimana terbentuknya masyarakat muslim (masyarakat Madani).
4. Mengetahui bagaimana struktur dan karakteristik masyarakat muslim.
5. Mengetahui apa saja tugas dan tanggung jawab sebagai umat Islam.
6. Mengetahui bagaimana Islam di dalam globalisasi.
7. Mengetahui pengertian kebudayaan.
8. Mengetahui sejarah perkembangan, kemunduran, dan kebangkitan Islam.
9. Mengetahui nilai-nilai Islam yang ada dalam kebudayaan Indonesia.
10. Mengetahui Islam dan etos kerja.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep masyarakat madani menurut prespektif Islam sudah diatur dalam Al-Quran
yang dibagi menjadi 3 jenis yaitu masyarakat terbaik (khairah ummah), masyarakat
seimbang (ummatan wasathan) dan masyarakat moderat (ummah muqtashidah). Berikut
adalah kutipan ayat yang mengatur ketiga jenis istilah tersebut :
َُوف َوتَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْٱل ُمن َك ِر َوتُ ْؤ ِمنُون ِ اس تَأْ ُمرُونَ بِ ْٱل َم ْعر ِ َّت لِلن ْ ُكنتُ ْم َخي َْر أُ َّم ٍة أُ ْخ ِر َج
َسقُون ِ َب لَ َكانَ َخ ْيرًا لَّهُم ۚ ِّم ْنهُ ُم ْٱل ُم ْؤ ِمنُونَ َوأَ ْكثَ ُرهُ ُم ْٱل ٰف
ِ َبِٱهَّلل ِ ۗ َولَوْ َءا َمنَ أَ ْه ُل ْٱل ِك ٰت
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
2. Ummatan Wasathan dalam QS Al Baqarah 2:143, yaitu:
3
nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh
(pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi
petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya
Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia”.
3. Ummah Waqtashidah dalam QS Al Maidah 5:66, Yaitu:
3
b. Demokratis, masyarakat berlaku santun dalam pola hubungan interaksi sosial dengan
sekitarnya dengan tidak mempertimbangkan suku, ras, dan agama.
c. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan
sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling menghargai dan menghormati
pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang/kelompok lain.
d. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang majemuk
disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif dan merupakan
rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
e. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang proporsional
antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.
Ada dua masyarakat dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai masyarakat Madani,
yaitu:
1. Masyarakat Saba’ yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman as. Nama Saba’ yang
terdapat dalam al-Qur’an itu bahkan dijadikan nama salah satu surah al-Qur’an, yaitu
surah ke-34. Masyarakat Saba’ yang dikisahkan dalam al-Qur’an itu mendiami negeri
yang baik, yang subur, dan nyaman. Di tempat itu terdapat kebun dengan tanamannya
yang subur, yang menyediakan rezki, memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Negeri
yang indah itu merupakan wujud dari kasih sayang Allah yang disediakan bagi
masyarakat Saba’. Allah juga maha pengampun bila terjadi masalah pada masyarakat
7
tersebut. Karena itu Allah memerintahkan masyarakat Saba’ untuk bersyukur kepada
Allah yang telah menyediakan kebutuhan hidup mereka. Kisah keadaan masyarakat
Saba’ ini sangat populer dengan ungkapan al-Qur’an “baldatun thayyibatun wa Rabbun
Ghafur.”
2. Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjian Madinah antara Rasulullah saw
beserta umat Islam dengan penduduk Madinah yang beragama Yuhudi dan beragama
Watsani dari kaum Aus dan Khazraj. Madinah adalah nama kota di negara Arab Saudi,
tempat yang didiami Rasulullah sampai akhir hayat beliau sesudah hijrah. Kota itu
sangat populer karena menjadi pusat lahir dan berkembangnya agama Islam setelah
Mekah. Di kota itu Rasulullah pertama kali membangun masjid yang dikenal dengan
nama Masjid Nabawi.
7
Ciri-ciri masyarakat muslim adalah masyarakat yang memiliki kualitas positif dan
menjunjung tinggi keutamaan yang diajarkan Islam. Setiap anggota masyarakat
memainkan perannya masing-masing untuk membangun masyarakat yang harmonis
dengan mencerminkan keharmonisan. Kedamaian dan keharmonisan adalah ciri utama
masyarakat Islam.
7
membantu kaum musyrik memerangi kaum muslimin dalam Perang Khandak, bukan
karena mereka minoritas.
6. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan terhadap
ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk
kemaslahatan hidup umat manusia. Ilmu pengetahuan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Ilmu pengetahuan memberikan
kemudahan dan meningkatkan harkat serta martabat manusia, di samping
memberikan kesadaran akan posisinya sebagai khalifah Allah. Walaupun disisi lain
ilmu pengetahuan juga bisa menjadi ancaman yang membahayakan kehidupan
manusia, bahkan lingkungan hidup bila pemanfaatannya tidak disertai dengan nilai-
nilai akhlak manusianya.
7. Berakhlak mulia. Sekalipun pembentukan akhlak masyarakat dapat dilakukan
berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan semata, tetapi relativitas manusia dapat
menyebabkan terjebaknya konsep akhlak yang relatif. Sifat subyektif manusia sering
sukar dihindarkan. Karena itu, konsep akhlak tidak boleh dipisahkan dengan nilai-
nilai ketuhanan, sehingga substansi dan aplikasinya tidak terjadi penyimpangan.
Aspek ketuhanan dalam aplikasi akhlak memotivasi manusia untuk berbuat tanpa
menggantungkan reaksi serupa dari pihak lain.
َوإِ ْذ تَأ َ َّذنَ َر ُّب ُك ْم لَئِ ْن َش َكرْ تُ ْم أَل َ ِزي َدنَّ ُك ْم ۖ َولَئِ ْن َكفَرْ تُ ْم إِ َّن َع َذابِي لَ َش ِدي ٌد
7
terjalin dengan baik apabila masing-masing anggotanya mau saling membantu, saling
peduli akan nasib pihak lain dalam konteks masyarakat modern, formulasi dari pemberian
bantuan lebih kompleks dan luas, seperti bantuan bea siswa pendidikan, bantuan bila
terjadi musibah bencana alam, dan yang lain.
5. Menyusun sistem sosial yang efektif dan efisien untuk membangun masyarakat, baik
mental spiritual maupun fisik materialnya. Pembangunan mental, khususnya untuk
generasi muda, perlu memperoleh perhatian yang serius. Bahaya narkoba, tindak
kriminal, dan pergaulan bebas menjadi ancaman serius bagi generasi muda yang secara
cepat berkembang dan merusak mental mereka.
7
Penggunaan produk-produk global ini memang dirasa ada manfaat dan
pengaruhnya bagi kehidupan pendidikan Islam seperti pondok pesantren dan cukup
berarti bagi produktivitas pendidikannya. Dalam Muhtarom (hal. 99), Kiai Najib
Suyuthi mengatakan bahwa tayangan televisi memberikan pengetahuan para santri
ataupun guru-guru secara langsung, memperkaya informasi dan dapat mengembangkan
semangat belajar. Pemakaian telepon memberikan kemudahan-kemudahan bagi pelajar
maupun kelembagaan.
3. Islam dan Modernisasi
Pengertian yang mudah tentang modernisasi adalah pengertian yang identik dengan
pengertian rasionalisasi. Dan hal itu berarti proses perombakan pola pikir dan tata kerja
lama yang tidak rasional dan menggantinya denga pola pikir dan tata kerja baru yang
lebih rasional. Kegunaannya ialah untuk memperoleh daya guna dan efisiensi yang
maksimal. Hal itu dilakukan dengan menggunakan penemuan mutakhir manusia di
bidang ilmu pengetahuan. Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan pemikiran manusia
terhadap hukum-hukum obyektif yang menguasai alam, ideal, dan material sehingga
alam ini berjalan menurut kepastian tertentu dan harmonis. Orang yang bertindak
menurut ilmu pengetahuan (ilmiah) berarti ia bertindak menurut hukum alam yang
berlaku. Oleh karena itu tidak melawan hukum alam malahan menggunakan hukum
alam itu sendiri maka ia memperoleh daya guna yang tinggi. Jadi, sesuatu dapat disebut
modern kalau ia bersifat rasional, ilmiah, dan bersesuaian dengan hukum-hukum yang
berlaku dalam alam. Sebagai contoh, sebuah mesin hitung termodern dibuat dengan
rasionalitas yang maksimal menurut penemuan ilmiah yang terbaru dan karena itu
persesuaiannya dengan hukum alam paling mendekati kesempurnaan.
4. Islam dan Demokrasi
Dalam perspektif Islam, pemerintah adalah orang atau institusi yang diberi
wewenang dan kepercayaan oleh rakyat melalui pemilihan yang jujur dan adil untuk
melaksanakan dan menegakkan peraturan dan perundangan yang telah dibuat. Oleh
sebab itu, pemerintah memiki tanggung jawab besar di hadapan rakyat dan Tuhan.
Dengan begitu, pemerintah harus amanah, memiliki sikap, dan prilaku yang dapat
dipercaya, jujur, dan adil.
Nilai-nilai demokrasi dalam Islam masih banyak seperti al masuliyyah atau
tanggung jawab. Di mana pemimpin harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi
terhadap apa yang dipimpinnya. Dengan mengulas langsung nilai-nilai ajaran Islam
maka tesis Huntington dan Fukuyama yang mengatakan bahwa realitas empiris
masyarakat Islam tidak kompatibel dengan demokrasi adalah tidak benar. Karena belum
menyentuh ke substansi ajaran Islam dan heterogenitas di dalam dunia Islam.
Dari penjabaran di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Islam kemudian
menerima gagasan globalisasi. Oleh karena globalisasi kemudian bisa membawa
perbaikan seperti demokratisasi, pendidikan yang efektif.
5. Islam dan Terorisme
Karakteristik, pola dan tindakan para teroris memang sangat sulit untuk diketahui.
Pola dan karakter teroris tradisional seperti penculikan (kidnapping), pembajakan
pesawat (hijacking), peledakan gedung, penyanderaan, penembakan tokoh politik,
pemutihan uang, perdagangan senjata ilegal telah beralih ke teror bunuh diri (suicide)
7
yang dianggap cukup efektif dalam kasus Timur Tengah. Walter Reich dalam The
Terrorist Mentality, Chrisitian Science Monitor (1971) mengatakan ada hal yang diduga
mendasari tindakan teroris tersebut yaitu para teroris tidak hanya telah siap mati namun
mereka juga mencari kematian. Artinya keinginan para teroris mengorbankan dirinya
dalam suatu misi pembunuhan merupakan tujuan yang telah lama diinginkannya.
Terbukti dengan keberanian untuk mengorbankan diri dalam suatu misi tertentu.
Ada anggapan bahwa terorisme bunuh diri merupakan sebuah karakteristik
terorisme kontemporer. Walter Reich menyatakan bahwa dari sekian banyak pengertian
dan pola prilaku tentang terorisme diperlukan adanya revisi yang menyeluruh terhadap
pola tindakan dalam hal counter terorism dan dalam memaknai itu sendiri. Sampai saat
ini tidak terdapat konsensus dalam mendefinisikan terorisme, namun pendefinisian yang
ada selalu tergantung dari kepentingan pihak-pihak tertentu yang dijadikan legitimasi
dalam penanganan terorisme.
Bermacam faktor dapat dijadikan alasan yang dapat mempengaruhi aksi teror
bunuh diri. Reich menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan
memotivasi pelaku terorisme bunuh diri dalam melakukan aksinya.
Faktor Kultural/Agama
Faktor Indoktrinasi
Faktor Situasi dan Kondisi
Hubungan Antara Faktor Situasi dan kondisi dengan Indoktrinasi
G. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan ini berawal dari kata budaya, serta budaya ini kemudian berasal Bahasa
Sansekerta yakni buddhayah yang memiliki arti akal atau budi. Jadi, kebudayaan merupakan
suatu hal yang berhubungan dengan akal serta budi. Menurut ahli Soelaeman Soenardi serta
Selo Soemardjan kebudayaan ini merupakan semua hasil karya, cipta serta rasa dari
masyarakat. Sedangkan menurut Koentjaraningrat, kemudian menyatakan bahwa
kebudayaan itu merupakan keseluruhan sistem gagasan serta juga tindakan hasil karya
manusia di dalam rangka kehidupan masyarakat yang dipunyai manusia dengan belajar.
Di dalam bahasa Inggris, budaya tersebut disebut dengan culture. Kata culture tersebut
berasal dari Bahasa Latin yakni colere yang memiliki arti dalam mengolah atau
mengerjakan, di dalam konteks ini merupakan mengolah tanah atau juga bertani. Colere atau
culture tersebut juga diartikan yakni sebagai usaha manusia di dalam mengolah alam.
Kebudayaan Islam menurut pendapat Sidi Gazalba adalah “cara berfikir dan cara merasa
taqwa yang menyatakan diri dalam seluruh segikehidupan sekumpulan manusia yang
membentuk masyarakat”, atau dapat disarikan sebagai “cara hidup taqwa”. Cara hidup
taqwa yaitu menempuh jalan syariat, menjalankan suruhan serta menghentikan larangan.
Syariat mengikatkan/ mempertalikan muslim kepada prinsip-prinsip tertentu yang digariskan
oleh Al-Qur'an dan as-sunnah/hadits (naqal). Karena itu akal dalam kegiatnnya mengatur
kehidupan merujuk kepada naqal, dengan kata lain gerak atau kegiatan kebudayaan itu
memang dari akal, tetapi asas gerak itu atau prinsip yang dipegangi akal dalam kegiatannya
adalah dari naqal. Dari asas yang ditentukan dan digariskan oleh naqal itu kemudian adalah
menentukan cara pelaksanaannya. Karena itu yang merupakan karya manusia dalam
7
kebudayaan Islam ialah cara pelaksanaan yang bersifat dinamik, sedangkan prinsip-
prinsipnya dari Allah dan bersifat serba tetap.
7
Kindi, pada abad itu lahir pula para filosof besar seperti al-Razi yang lahir tahun 865 M,
dan al-Farabi lahir tahun 870 M. Dia dikenal sebagai pembangun agung sistem
filsafat.Pada abad berikutnya lahir pula filosof terkemuka Ibn Miskawaih pada 930 M
yang terkenal pemikirannya tentang pendidikan akhlak. Kemudian Ibnu Sina pada tahun
1037 M, Ibn Bajjah pada 1138 M, Ibn Tufail pada 1147 M dan Ibn Rusd pada 1126 M.
Memberikan sumbangan terhadap pengembangan keintelektualan dengan menempatkan
metode yang berkembang dalam pengajaran dan pendidikan yang dipraktekkan mulai
zaman Nabi Muhammad saw yaitu metode metode, tulisan, dan hafalan. Metode ini
menjadi cara mempengaruhi pengajaran dan pendidikan terhadap kaum muslim pada
zaman klasik di Indonesia dengan munculnya pondok dan/atau pesantren sebagai contoh
yang nyata dalam membina kaum muslim saat itu.
7
dihadapinya. Apa yang dilakukan oleh para ulama terdahulu patut kita tiru dan teruskan
perjuangan nya, sehingga kejayaan umat Islam dapat diraih kembali. Merupakan
pergulatan tradis intelektual Islam Indonesia, yang melahirkan dua kelompok kaum
muda dan kaum tua. Kaum muda mengedepankan pentingnya pembaharuan pemikiran
dalam ranah pemaham Islam, dengan metode mengembalikan Islam pada tempatnya
melalui pemahaman ajaran Islam yang menghilangkan sisi taqlid dan memurnikan ajaran
Islam dari tahayul, khurafat, bid’ah dan kembali kepada ajaran Islam berdasarkan kepada
alQuran dan al-Hadits.
7
menampilkan dirinya sebagai manusia yang amanah, menunjukkan sikap pengabdian
sebagaimana firman Allah, “Dan tidak Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku”, (QS. adz-Dzaariyat : 56).
Seorang muslim yang memiliki etos kerja adalah mereka yang selalu obsesif atau ingin
berbuat sesuatu yang penuh manfaat yang pekerjaan merupakan bagian amanah dari Allah.
Sehingga dalam Islam, semangat kerja tidak hanya untuk meraih harta tetapi juga meraih
ridha Allah SWT. Yang membedakan semangat kerja dalam Islam adalah kaitannya dengan
nilai serta cara meraih tujuannya. Bagi seorang muslim bekerja merupakan kewajiban yang
hakiki dalam rangka menggapai ridha Allah.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa:
Masyarakat madani artinya masyarakat kota. Masyarakat madani adalah masyarakat yang
beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu
pengetahuan, dan teknologi.
Konsep masyarakat madani menurut prespektif Islam sudah diatur dalam Al-Quran yang
dibagi menjadi 3 jenis yaitu masyarakat terbaik (khairah ummah), masyarakat seimbang
(ummatan wasathan) dan masyarakat moderat (ummah muqtashidah).
Prinsip ajaran sosial masyarakat menurut Islam yaitu Free public sphere (ruang publik
yang bebas), demokratis, toleransi, pluralisme, dan keadilan social.
Ada dua masyarakat dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai masyarakat Madani,
yaitu masyarakat saba’ dan masyarakat Madinah setelah terjadi traktat.
Masyarakat Madani sebagai masyarakat ideal memiliki karakteristik sebagai berikut:
bartuhan, damai, tolong-menolong, toleran, keseimbangan antara hak dan kewajiban
social, berperadaban tinggi, dan berakhlak mulia.
Kebudayaan ini berawal dari kata budaya, serta budaya ini kemudian berasal Bahasa
Sansekerta yakni buddhayah yang memiliki arti akal atau budi. Jadi, kebudayaan
merupakan suatu hal yang berhubungan dengan akal serta budi. Kebudayaan Islam
menurut pendapat Sidi Gazalba adalah “cara berfikir dan cara merasa taqwa yang
menyatakan diri dalam seluruh segikehidupan sekumpulan manusia yang membentuk
masyarakat”, atau dapat disarikan sebagai “cara hidup taqwa”.
Tradisi intelektual Islam berkembang melalui tiga periode yaitu zaman klasik, zaman
pertengahan dan zaman modern. Ketiga zaman ni memiliki karakteristik dan metode yang
berbeda dalam mengembangkan tradisi intelektual Islam, walaupun zaman klasik
memliki pengaruh yang kuat mengenai keberkembangan tradisi intelektual Islam pada
zaman selanjutnya. Tradisi ini dalam perkembangnya memiliki corak yang berbeda
dalam tiap zaman peradaban yang telah berlangsung dalam Islam.
Etos Kerja menurut Islam didefenisikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan
keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan
dirinya, menampakkan kemanusiaannya, melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari
amal saleh.
B. Saran
Diharapkan kepada seluruh generasi baik yang tua maupun yang muda agar dapat
mewujudkan masyarakat madani di negeri kita yang tercinta ini yaitu Indonesia. Yakni
melalui peningkatan kualiatas sumber daya manusia, potensi, perbaikan sistem ekonomi,
serta menerapkan budaya.Selain memahami apa itu masyarakat madani kita juga harus
melihat pada potensi manusia yang ada di masyarakat, khususnya di Indonesia. Potensi yang
ada di dalam diri manusia sangat mendukung kita untuk mewujudkan masyarakat madani.
Karena semakin besar potensi yang dimiliki oleh seseorang dalam membangun agama Islam
maka akan semakin baik pula hasilnya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Sahib, Muhammad Amin dan Nur Asiah Amin. 2020. Pendidikan Agama Islam. Makassar.
https://www.pendidik.co.id/masyarakat-madani-adalah/
https://tafsirweb.com/1242-quran-surat-ali-imran-ayat-110.html
https://tafsirweb.com/598-quran-surat-al-baqarah-ayat-143.html
https://tafsirweb.com/1950-quran-surat-al-maidah-ayat-66.html
https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/konsep-masyarakat-madani-menurut-prespektif-
islam
https://kumparan.com/berita-hari-ini/prinsip-prinsip-masyarakat-madani-beserta-pengertian-dan-
ciri-cirinya-1uRHRfyjROe/full
https://www.ayoksinau.com/masyarakat-madani/