Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi
Vaginosis bakterial adalah keadaan ab¬normal pada ekosistem vagina
yang di-sebabkan bertambahnya pertumbuhan flo¬ra vagina bakteri
anaerob mengganti¬kan Lactobacillus yang mempunyai kon¬sen¬trasi
tinggi sebagai flora normal vagina.

Atau

Vaginosis Bakterial (VB) adalah sindrom klinis akibat pergantian


Lactobacillus sp., penghasil hidrogen peroksidase (H2O2), yang merupakan
flora normal pada vagina dengan bakteri anaerob konsentrasi tinggi (seperti :
Bacteriodes sp., Mobiluncus sp., Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma
hominis.1-6 Vaginosis bakterial merupakan penyebab utama timbulnya sekret
vagina yang berbau tidak sedap pada wanita usia reproduktif.

2. Etiologi dan faktor resiko


Penyebab vaginosis bakterial bukan mikroorganisme tunggal. Pada
suatu analisis dari data flora vagina memperlihatkan bahwa ada 4
kategori dari bakteri vagina ) sebagai antimokroba.4 yang berhubungan
dengan vaginosis bakterial yaitu : Gardnerella vaginalis, Bacteroides sp.,
Mobiluncus sp., Mycoplasma hominis.
Faktor resiko
 Studi kohort longitudinal memberikan bukti bahwa yang
mempunyai pasangan seksual baru maupun mempunyai
pasangan seksual banyak dan aktif menunjukkan
peningkatan insiden VB.2 Pada wanita yang frekuensi
seksualnya meningkat, menunjukkan perubahan pH pada
lingkungan vagina selama dan setelah berhubungan seksual
yang menyebabkan perubahan flora normal vagina.
 Pemasangan IUD dengan adanya manipulasi secara
langsung terhadap saluran maupun organ reproduksi mulai
dari vagina, endometrium dan uterus dan juga terdapatnya
benda asing didalam uterus akan menyebabkan reaksi
inflamasi dan menggangu fisiologi organ reproduksi.
Ketidakseimbangan hormon yang terjadi dengan
pemasangan alat, serta tehnik, cara dan lama pemasangan
adalah sangat berisiko dan dapat menggangu flora normal
vagina.
 Studi kohort terbaru dari 182 wanita menunjukkan bahwa
terjadinya VB tidak hanya berhubungan dengan pasangan
seksual dan penurunan Lactobacillus penghasil H2O2, tetapi
juga berhubungan dengan penggunaan douching pada
vagina. Pemakaian douching vagina yang merupakan
produk untuk menjaga kebersihan wanita bisa
menyebabkan terjadinya vaginosis bakterial. Douching
dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan vagina
 Merokok dikatakan berhubungan dengan terjadinya
vaginosis bakterial. Berdasarkan penelitian Moris dkk di
London dan Swedia, merokok berhubungan pada vaginosis
bakterial. Namun hasil penelitian – penelitian ini sangat
terbatas. Pada penelitian ini, merokok kemungkinan
menekan infeksi sistem imun, tetapi dikatakan pada
penelitian ini merokok merupakan kebiasaan yang tidak
sehat.
 Di Amerika dan Inggris, kelompok ras hitam memiliki
prevalensi yang tinggi terhadap vaginosis bakterial.
Kelompok ini dilaporkan juga memiliki angka prevalensi
tertinggi dibanding kelompok ras putih untuk penyakit
seksual lainnya, seperti gonore, dan infeksi klamidia.
3. Patogenesisi
Pada Gardnerella vaginalis dan bakteri anaerob dapat terjadi simbiosis,
dimana Gardnerella vaginalis menghasilkan asam amino yang akan
diubah oleh bakteri anaerob menjadi senyawa amin yang akan
menaikkan pH yang merupakan lingkungan yang baik bagi
pertumbuhan Gardnerella vaginalis. Diperkirakan produksi amin oleh
flora mikrobial melalui aktivitas derkarboksilase, menghasilkan bau
amis (fishy odor) saat cairan vagina dicampur dengan KOH10% atau
disebut whiff test
4. DIAGNOSIS BANDING
Ada beberapa penyakit yang menggambarkan keadaan klinik yang mirip
dengan bakterial vaginosis, antara lain :

1. Trikomoniasis Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual


yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. Biasanya penyakit ini tidak
bergejala tapi pada beberapa keadaan trikomoniasis akan menunjukkan
gejala. Terdapat duh tubuh vagina berwarna kuning kehijauan, berbusa
dan berbau. Eritem dan edem pada vulva, juga vagina dan serviks pada
beberapa perempuan. Serta pruritos, disuria, dan dispareunia.7
Pemeriksaan apusan vagina Trikomoniasis sering sangat menyerupai
penampakan pemeriksaan apusan bakterial vaginosis. Tapi Mobilincus dan
clue cell tidak pernah ditemukan pada Trikomoniasis. Pemeriksaan
mikroskopoik tampak peningkatan sel polimorfonuklear dan dengan
pemeriksaan preparat basah ditemukan protozoa untuk diagnosis. Whiff
test dapat positif pada trikomoniasis dan pH vagina 5 pada trikomoniasis.

2. Kandidiasis Kandidiasis merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh


Candida albicans atau kadang Candida yang lain. Gejala yang awalnya
muncul pada kandidiasis adalah pruritus akut dan keputihan. Keputihan
seringkali tidak ada dan hanya sedikit. Kadang dijumpai gambaran khas
berupa vaginal thrush yaitu bercak putih yang terdiri dari gumpalan jamur,
jaringan nekrosis epitel yang menempel pada vagina. Dapat juga disertai
rasa sakit pada vagina iritasi, rasa panas dan sakit saat berkemih.18 Pada
pemeriksaan mikroskopik, sekret vagina ditambah KOH 10% berguna
untuk mendeteksi hifa dan spora Candida. Keluhan yang paling sering pada
kandidiasis adalah gatal dan iritasi vagina. Sekret vagina biasanya putih
dan tebal, tanpa bau dan pH normal.6

5. Gambaran Klinis

Gambaran klinis yang umum terdapat pada VB adalah bau vagina yang
khas berupa bau amis seperti bau ikan. Hal ini disebabkan produksi senyawa
amin berupa trimethylamin, putresin dan cadaverin oleh bakteri anaerob.
Senyawa amin ini banyak menguap bila pH lingkungan meningkat, seperti
saat berhubungan seksual dan saat menstruasi. Duh tampak homogen, encer,
bewarna putih dan menempel pada dinding vagina atau sering kali tampak
pada labia atau fourchette.

peningkatan pH vagina > 4,5, adanya fishy odor dari cairan vagina yang
ditetesi KOH 10% (whiff test) dan ditemukan adanya clue cells pada
pemeriksaan mikroskop

6 Pengobatan VB yang direkomendasikan pada Sexual Transmitted


Disease Treatment Guideline 2010 oleh Centre for Disease Control and
Prevention (CDC) berupa metronidazol oral 2 x 500 mg selama 7 hari
atau metronidazol gel 0,75% 1 aplikator penuh (5 gram), intra vagina
sekali sehari selama 5 hari atau klindamisin krim 2% 1 aplikator penuh
(5 gram) saat mau tidur, selama 7 hari. Selain metronidazol dapat juga
diberikan terapi berupa klindamisin oral dengan dosis 2 x 300 mg
selama 7 hari. Pengobatan alternatif yang dianjurkan berupa tinidazol
oral 1 x 2 gram selama 2 hari, klindamisin ovules 100 mg intravagina
saat mau tidur selama 3 hari

Pada masa kehamilan, pengobatan VB yang direkomendasikan pada


Sexual Transmitted Disease Treatment Guidelines 2010 oleh Centre for
Disease Control and Prevention (CDC) dapat diberikan metronidazol
oral 2 x 500 mg selama 7 hari, metronidazol 3 x 250 mg selama 7 hari,
dan klindamisin oral 2 x 300 mg selama 7 hari. Keuntungan terapi VB
pada wanita hamil adalah dapat menurunkan gejala dan tanda-tanda
infeksi pada vagina dan menurunkan risiko infeksi komplikasi yang
berhubungan VB pada wanita hamil.

7. Komplikasi Vaginosis bakterial paling banyak dihubungkan dengan


komplikasi pada obstetri dan ginekologi yaitu dalam kaitan kesehatan
reproduksi.36,37 VB merupakan faktor resiko gangguan pada kehamilan,
resiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.38 Selain itu VB juga
merupakan faktor resiko mempermudah mendapat penyakit infeksi menular
seksual lain, yaitu gonore, klamidia, trikomoniasis, herpes genital dan Human
Imunodeficiency Virus (HIV).33 VB meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi HIV melalui mekanisme diantaranya karena pH vagina yang
meningkat, berkurangnya jumlah Lactobacillus sp. Penghasil H202 Adalah
kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis vaginosis bakterial. Berdasarkan
kriteria ini dikatakan apabila terdapat 3 dari 4 kriteria berikut : adanya sekret
vagina yang homogen, putih keabu-abuan, melekat pada dinding vagina,
peningkatan pH vagina > 4,5, adanya fishy odor dari cairan vagina yang dan
produksi enzim oleh flora VB yang menghambat imunitas terhadap HIV

8. Prognosis bakterial vaginosis dapat timbul kembali pada 20-30% wanita


walaupun tidak menunjukkan gejala. Pengobatan ulang dengan antibiotik
yang sama dapat dipakai.9 Prognosis bakterial vaginosis sangat baik, karena
infeksinya dapat disembuhkan.5 Dilaporkan terjadi perbaikan spontan pada
lebih dari 1/3 kasus. Dengan pengobatan metronidazol dan klindamisin
memberi angka kesembuhan yang tinggi (84-96%)

Anda mungkin juga menyukai