PENDAHULUAN
1
Sehingga dalam bekerja, perawat harus mengetahui prinsip-prinsip etika
keperawatan, ethichal issue dalam praktik keperawatan, dan prinsip-prinsip
legal dalam praktik keperawatan.
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
2
PEMBAHASAN
Sedangkan Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan
bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral.
Etika atau Ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaan,
perilaku atau karakter. Menurut kamus webster, Etik adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral.
Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaiman sepatutnya
manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-
prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik buruk, kewajiban,
dan tanggung jawab.
Moral, berasal dari kata latin yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Moral
adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar
prilaku” dan “nilai-nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota
masyarakat dimana ia tinggal.
3
melakukan tindakan kepada pasien kita harus menggunakan etika agar pasien
nyaman.
4
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Prinsip
beneficience ini oleh Chiun dan Jacobs (1997) didefinisikan dengan kata lain
doing good yaitu melakukan yang terbaik. Beneficience adalah melakukan
yang terbaik dan tidak merugikan orang lain , tidak membahayakan pasien .
Apabila membahayakan, tetapi menurut pasien hal itu yang terbaik maka
perawat harus menghargai keputusan pasien tersebut, sehingga keputusan
yang diambil perawatpun yang terbaik bagi pasien dan keluarga. Kadang-
kadang dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan
otonomi. Beberapa contoh prinsip tersebut dalam aplikasi praktik
keperawatan adalah, seorang pasien mengalami perdarahan setelah
melahirkan, menurut program terapi pasien tersebut harus diberikan tranfusi
darah, tetapi pasien mempunyai kepercayaan bahwa pemberian tranfusi
bertentangan dengan keyakinanya, dengan demikian perawat mengambil
tindakan yang dengan demikian perawat mengambil tindakan yang terbaik
dalam rangka penerapan prinsip moral ini yaitu tidak memberikan tranfusi
setelah pasien memberikan pernyataan tertulis tentang penolakanya. Perawat
tidak memberikan tranfusi, padahal hal tersebut membahayakan pasien,
dalam hal ini perawat berusaha berbuat yang terbaik dan menghargai pasien.
3. Keadilan (Justice)
Setiap individu harus mendapatkan tindakan yang sama, merupakan
prinsip dari justice (Perry and Potter, 1998 ; 326). Justice adalah keadilan,
prinsip justice ini adalah dasar dari tindakan keperawatan bagi seorang
perawat untuk berlaku adil pada setiap
pasien, artinya setiap pasien berhak mendapatkan tindakan yang sama.
Prinsip Justice dilihat dari alokasi sumber-sumber yang tersedia, tidak
5
berarti harus sama dalam jumlah dan jenis, tetapi dapat diartikan bahwa
bahwa setiap individu mempunyai kesempatan yang sama dalam
mendapatkannya sesuai dengan kebutuhan pasien. (Sitorus, 2000). Sebagai
contoh dari penerapan tindakan justice ini adalah dalam keperawatan di
ruang penyakit bedah, sebelum operasi pasien harus mendapatkan penjelasan
tentang persiapan pembedahan baik pasien di ruang VIP maupun kelas III,
apabila perawat hanya memberikan kesempatan salah satunya maka
melanggar prinsip justice ini.
5. Kejujuran (Veracity)
6
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Veracity menurut
Chiun dan Jacobs (1997) sama dengan truth telling yaitu berkata benar atau
mengatakan yang sebenarnya. Veracity merupakan suatu kewajiban untuk
mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang lain atau
pasien (Sitorus, 2000). Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran.Informasi harus ada agar menjadi
akurat,komprehensif,dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada,dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama
menjalani perawatan. Prinsip ini dapat dilanggar ketika kondisi pasien tidak
memungkinkan untuk menerima jawaban yang sebenarnya tetapi perawat
menjawab tidak benar misalnya dengan jawaban ; hasil ukur tekanan
darahnya baik, laboratoriumnya baik, kondisi bapak atau ibu baik-baik saja,
padahal nilai hasil ukur tersebut baik buruknya relatif bagi pasien.
7
keperawatan misalnya, seorang perawat tidak menceritakan penyakit pasien
pada orang yang tidak berkepentingan,
atau media lain baik diagnosa medisnya maupun diagnose keperawatanya.
Selain contoh tersebut yang merupakan rahasia pasien adalah pemeriksaan
hasil laboratorium, rahasia pasien adalah pemeriksaan hasil laboratorium,
kondisi ketika mau meninggal dan sebagainya.
7. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang
klien harus dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak
ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan
oleh klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga
tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa
tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk
menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan standar pasti yang mana
tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas
atau tanpa terkecuali.
8
2.3 Fungsi Prinsip Etika Keperawatan
Kode etik keperawatan memiliki fungsi sebagai landasan bagi professional
keperawatan dengan cara sebagai berikut.
1. Kode etik perawat menunjukan kepada masyarakat bahwa seorang perawat
memiliki rasa tanggung jawab dan siap menerima kepercayaan yang
diberikan oleh masyarakat kepada perawat
2. Kode etik perawat menjadi pedoman bagi seorang perawat dalam
berperilaku dan menjalin hubungan yang baik dengan pasien maupun
sesama profesi perawat sebagai landasan dalam penerapan praktik etikal.
3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan yang harus dipatuhi
oleh seorang perawat dengan pasien sebagai klien, dengan sesama profesi
tenaga kesehatan sebagai teman sejawat dan dengan sesama profesi
keperawatan sebagai kontributor serta dan dengan masyarakat sebagai
perwakilan dari asuhan kesehatan.
4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.
9
BAB II
PENUTUP
3.1. Simpulan
Prinsip Etika Keperawatan adalah norma-norma yang dijadikan
pedoman perawat dalam bertingkah laku dengan pasien, keluarga, kolega,
atau tenaga kesehatan lainnya di suatu pelayanan keperawatan yang
bersifat profesional.
Bagian dari Prinsip Etika Keperawatan, terdiri dari Otonomi
(Autonomy), Berbuat Baik (Beneficience), Keadilan (Justice), Tidak
Merugikan (Nonmaleficience) atau avoid killing, Kejujuran (Veracity),
Menepati Janji (Fidelity), Kerahasiaan (Confidentiality), Akuntabilitas
(Accountability).
Kode etik keperawatan memiliki fungsi sebagai landasan bagi
professional keperawatan . Salah satunya fungsi Kode etik perawat
menunjukan kepada masyarakat bahwa seorang perawat memiliki rasa
tanggung jawab dan siap menerima kepercayaan yang diberikan oleh
masyarakat kepada perawat.
3.2 Saran
Hendaknya Sebagai mahasiswa keperawatan mampu menerapkan
dan mengaplikasikan bagaimana etika dan prinsip keperawatan dalam
melakukan asuhan atau tindakan keperawatan kepada pasien maupun
dalam pengabdian masyarakat agar bisa menjadi tenaga kesehatan.yang
bermutu.
10
Daftar Pustaka
Anggara. 2015. “fungsi kode etik dan tujuan kode etik dalam keperawatan”.
http://etikkeperawatan.blogspot.com/2015/04/fungsi-kode-etik-dan-tujuan-kode-
etik.html. Diakses pada tanggal 7 September 2018 pukul 20.02 WITA
11