Pendektan Dan Metodologi
Pendektan Dan Metodologi
A. PENDEKATAN
Sesuai pemahaman konsultan dalam Kerangka Acuan Tugas, maka uraian dan
penjelasan kegiatan yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan dalam suatu
langkah-langkah pendekatan permasalahan dan aplikasi metode paling efektif
sehubungan dengan pelaksanaan layanan jasa pada proyek termaksud.
Pendekatan dan Metodologi layanan jasa konsultan telah disimpulkan dalam bentuk
rencana kerja yang dilengkapi dengan jadwal pekerjaan, jadwal penugasan personil,
tugas masing-masing tenaga ahli, tempat tugas dan lain sebagainya yang sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan dilapangan
Hal-hal pokok dalam penanganan masalah layanan jasa tersebut, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a. Disamping memberikan layanan jasa supervisi sesuai Kerangka Acuan Tugas,
konsultan akan berusaha pula mengaplikasikan pengalamannya untuk
melakukan langkah-langkah efektif sehingga dapat memberikan hasil yang
terbaik.
b. Melaksanakan pengawasan untuk pengendalian biaya proyek dan berusaha
dalam hal efisiensi penggunaan biaya proyek.
c. Selain melakukan monitoring kemajuan pekerjaan, juga akan senantiasa
membuat metode pelaksanaan dan menyusun teknik penjadwalan kegiatan untuk
mendapatkan penghematan waktu.
d. Senantiasa berorientasi pada pelaksanaan program pengawasan kendali mutu
secara efektif.
Pendekatan Yang Akan Diterapkan Oleh Konsultan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Ini,
Sebagai Berikut :
1. Pendekatan Perundangan
Referensi hukum yang mendasari penyusunan perencanaan dan pengawasan ini
adalah :
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang
Sungai;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
04/PRT/M/2015
f. Tentang Kriteria Dan Penetapan Wilayah Sungai;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
26/PRT/M/2015
h. Tentang Pengalihan Alur Sungai Dan/Atau Pemanfaatan Bekas Sungai;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2019 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 20/PRT/M/2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14/PRT/M/2011 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum Yang
Merupakan Kewenangan Pemerintah Dan Dilaksanakan Sendiri
k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK No. 142/PMK.02/2018 Tahun
2018 Tentang Perubahan Atas PMK Nomor 94/PMK.02/2017 tentang
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL dan Pengesahan DIPA;
2. Pendekatan Operasional
Konsultan diharapkan mampu memberikan jasa-jasa teknis secara efisien dan efektif
dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini, dan beberapa langkah yang dilakukan
meliputi :
Organisasi dan Staffing yaitu konsultan wajib mengajukan tim yang
merupakan tenaga ahli yang berkualitas sesuai spesialisasi yang diperlukan.
Modulus Kerja yaitu semua pekerjaan pengawasan akan ditangani oleh
konsultan dan secara proaktif melakukan konsultasi dan koordinasi dengan
direksi pekerjaan dan instansi terkait untuk memberikan hasil yang maksimal.
Sistem Komunikasi yaitu Team Leader bertanggung jawab terhadap aktivitas
pengawasan dan hasil pekerjaan secara keseluruhan serta dalam melaksanakan
tugas tetap mengacu pada standar kerja jasa konsultasi.
3. Pendekatan Inter-Relationship
Referensi hukum yang mendasari penyusunan perencanaan dan pengawasan ini
adalah Pendekatan ini mengutamakan aplikasi dari pengetahuan, keterampilan,
penggunaan alat, dan usaha teknis dalam memberikan solusi terhadap berbagai
keterbatasan teknis yang ditemui dilapangan, mulai dari tahap Koordinasi
Dalam pendekatan teknis ini beberapa langkah yang harus dilakukan oleh
konsultan supervisi yaitu :
Supervisi Kontruksi
Konsultan dalam melaksanakan Supervisi/pengawasan konstruksi
dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut :
o Pengawasan pengujian material yang akan digunakan di lokasi
pekerjaan.
o Pengawasan terhadap mutu pekerjaan
o Melakukan kontrol terhadap kemajuan pelaksanaan pekerjaan
o Melakukan kontrok terhadap kualitas pekerjaan
o Pengawasan keamanan dan keselamatan kerja
b. Pendekatan Administrasi
Administrasi dalam pelaksanaan kegiatan Pekerjaan Supervisi
Pembangunan Drainase MuaraTebo Kabupaten Tebo (Lanjutan)
merupakan bagian penting yang tidak boleh diabaikan.
5. Pendekatan Proffesional
Secara umum tugas konsultan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian,
antara lain adalah :
o Tugas-tugas yang bersifat Assistance Concept Dalam hal ini konsultan
bertindak sebagai pemberi saran dan bantuan teknis, administrasi dalam
Penugasan (siapa)
Tahap lanjutan (atau penyelesaian dengan segera).
dikerjakan sehingga dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan harus perpatokan pada
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Untuk pelaksanaan pekerjaan akan melibatkan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu yang
berkaitan dengan proyek dan sesuai dengan ketetapan personil pada Kerangka Acuan Kerja,
untuk memperlancar tugas, pelaksanaan pekerjaan akan didukung oleh fasilitas penunjang
berupa peralatan yang memadai dari system kerja yang seefisien mungkin.
4. Membuat Berita Acara dan pelaporan atas seluruh kegiatan pemeriksaan dan
pengawasan yang dilakukan.
Keluaran :
Tersusunnya rencana kerja (jadwal pelaksanaan, jadwal penugasan, rencana
mutu kontrak dan metode pelaksanaan pengawasan0
Terlaksana koordinasi kerja
B) Masa Pelaksanaan
a) Mobilisasi Kontraktor
Pada tahap ini konsultan pengawas teknik akan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
antara lain :
Menyiapkan formulir-formulir yang diperlukan dalam pengawasan
pekerjaan
Memeriksa dan melengkapi data survai yang akan digunakan, serta
menentukan titik-titik lokasi survai dilapangan sesuai dengan data tersebut
Memberikan rekomendasi bagi pemberi tugas didalam tahapan kegiatan
pelaksanaan
Memeriksa dan merekomendasikan bagi pemberi tugas, polis dan batas
lingkup asuransi dan kontraktor
Memeriksa dan menyetujui daftar material, peralatan dan personil yang akan
didatangkan,fasilitas base camp dan lokasi penempatan peralatan.
Memeriksa dan mempersiapkan cara perhitungan kuantitas dan prosedur
pemeriksaan mutu (quality control)
Memeriksa dan menyetujui segi keamanan dari pengaturan lalu lintas
didalam proyek
Memeriksa dan menyetujui segi keamanan dari pengaturan lalu lintas
didalam proyek
Memeriksa pemasangan patok
Membantu pemberi tugas untuk memeriksa dan memecahkan masalah yang
mungkin akan muncul,serta bertindak untuk menghindari timbulnya klaim
dari kontraktor.
b) Review Design
Metodologi pelaksanaan Review design, akan dibagi dalam beberapa tahapan proses,
untuk lingkup kegiatan ini, konsultan juga ditugaskan untuk mengadakan review
desain dengan lingkup sebagai berikut :
Melakukan pembuatan/perbaikan desain terhadap penambahan ataupun
perubahan konstruksi yang signifikan dari rencana yang ada dalam dokumen
kontrak pelaksanaan konstruksi.
Melakukan evaluasi dan review terhadap jaringan yang sudah ada
b. Survey meliputi
Survey lapangan untuk mengetahui kondisi eksiting, melakukan
identifikasi dan inventory data untuk rencana pengembangan
meliputi kegiatan pengukuran dan pemetaan untuk bangunan
utama dan bangunan penunjang lainnya.
c. Kegiatan pengukuran
Pemasangan patok
Pemasangan patok meliputi patok Bench mark (BM), control
point (CP) dan patok kayu sebagai patok bantu dengan
rincian sebagai berikut :
o Bench Mark (BM)
Bench Mark yang terbuat dari beton
menggunakan tulangan dengan ukuran 20 cm c
20 x cm x 100 cm untuk BM, BM dilengkapi
dengan baut yang diberi tanda silang pada bagian
atasnya sebagai titik centering, serta diberi
penamaan pada bagian samping menggunakan
tegel, BM ini dipasang sedemikian rupa sehingga
bagian yang muncul diatas tanah lebih kurang 20
cm.
o Kontrol point (CP)
Kontrol point dengan ukurang 10 cm x 10 cm x
80 cm terbuat dari cor semen dipasang dengan
tujuan untuk memberikan acuan arah azimuth
titik tersebit, BM dan CP dipasang pata tempat
yang stabil, aman dan mudah dalam
pencariannya.
o Patok Bantu
Patok bantu dipasang pada setiap tempat terdiri
dari alat pengukuran poligon, situasi, cross
section dan diantara tempat berdiri alat waterpas,
patok ini dibuat dari kayi dengan ukuran 3 cm x 5
cm x 40 cm, patok kayu ini pada bagian atasnya
dipasang paku payung sebagai penanda centering
titik tempat berdiri alat atau titik berdiri rambu
C) MASA KONSTRUKSI
Dalam masa konstruksi, Konsultan akan melaksanakan pengawasan dan pemantauan
terhadap pencapaian program fisik proyek secara menerus dilapangan dan
pengendalian proyek secara sistematis dengan menggunakan metode-metode yang
sudah baku, adalah sebagai berikut :
Membuat analisa, prediksi an rekomendasi terhadap kendla-kendala yang
berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan proyek.
Memberikan nasihat kepada Pemberi Tugas didalam menyusun kebijakan
dan langkah untuk mencegah dang mengurangi klaim.
Menyediakan bantuan dan arahan yang tepat bagi Kontraktor pada saat
ditemukannya masalah yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak,
pemeriksaan terhadap survai tanah dasar, test pengawasan mutu, dan
masalah lain yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan
pekerjaan.
Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pemberi tugas, menghadiri dan
mencatat semua rapat/pertemuan dengan Kontraktor, Pemimpin Proyek, dan
instansi terkait lainnya serta menyediakan bantuan teknis apabila diperlukan
didalam kaitannya dengan pelaksanaan proyek dan masalah-masalah
kontrak.
Sedangkan tugas Konsultan Pengawas dalam hal kontrak terhadap Kontraktor secara
garis besar akan meliputi :
Pengendalian teknis : aspek mutu, volume, waktu dan biaya
Pengendalian atas proses koordinasi terkait.
Pengendalian administrasi proyek.
Evaluasi rencana proyek.
Pelaporan.
D) PENGENDALIAN PELAKSANA
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan pelaksanaan fisik
pembangunan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan dengan rentang meliputi
”Preaudit”, “Monitoring” , dan “Post-audit”.
Lingkup pengendalian antara lain meliput :
Aspek mutu hasil pekerjaan.
Aspek volume pekerjaan.
Aspek waktu penyelesaian pekerjaan.
Aspek biaya keseluruhan pekerjaan.
- Schedule pembayaran.
b. Review Design
Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil
perencanaan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil perencanaan
tersebut telah sesuai dengan kondisi yang ada.
Apabila ternyata dari hasil pengecekan design tidak sesuai dengan
kondisi lapangan, Konsultan Coordination tim akan membuat alternatif
lain yang sesuai untuk diajukan kepada Pemberi Tugas.
c. Persiapan Konstruksi
Material dan peralatan yang didatangkan Pelaksana Kegiatan akan
diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan sehingga benar-benar
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
Jadwal waktu yang dibuat oleh Pelaksana Kegiatan akan diteliti terlebih
dahulu apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan
mengerjakannya serta alat yang akan digunakan. Apabila menurut
analisa tidak seimbang antara volume dengan tenaga kerja dan peralatan
terhadap waktu yang tersedia maka Konsuktan akan menyarankan
kepada Pelaksana Kegiatan untuk menyiapkan tenaga kerja dan peralatan
yang memadai agar bisa selesai tepat pada waktunya.
Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan Konsultan Pengawas untuk maksud
diatas adalah :
G) EVALUASI RENCANA
Konsultan Pengawas terus-menerus melakukan evaluasi atas rencana proyek yang
akan dilaksanakan serta menyarankan perubahan / penyempurnaan / penyesuaian rencana
yang perlu dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan proyek
dengan sebaik-baiknya.
menanggulangi masalah ini, diperlukan suatu kontrok yang sistematik. Pengawas lapangan
perlu menerapkan sistem kontrol yang baik di lapangan.
Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan
dilapangan yaitu :
Pencapaian target kemajuan fisik.
Pencapaian target keuangan.
Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.
Pemakaian tenaga kerja dan peralatan
Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi kerja
lapangan.
Pemantapan kerja sama pekerja proyek dari seluruh bagian / divisi.
Hubungan dengan pihak pemilik.
Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.
Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkah-langkah yang
diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.
tahapan dari Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik yang mengelolanya beserta para timnya
sesuai urgensinya.
K) PENGENDALIAN WAKTU
Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan yang
dipengaruhi oleh bermacam-macam factor. Karena itu network / s-curve chart yang telah
disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik atau sesuai kondisi
dicheck kembali :
Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati.
Akan ditepati dalam jangka panjang atau segera dan / atau
Nantinya akan ditepati (jangka panjang).
Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek seperti
yang dikehendaki.
1. Jarak Waktu Kontrol
Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :
1 - 2 minggu untuk aktifitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu.
2 - 4 minggu untuk aktifitas-aktifitas yang tidak kritis.
2. Cara Mengontrol
Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :
Untuk sebuah aktifitas yang akan dimulai : disajikan langkah-langkah cara
mengontrol seperti flow chart
Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai : disajikan langkah-
langkah cara mengontrol seperti flow chart
Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : disajikan langkah-langkah cara
mengontrol seperti flow chart
Dapatkah Pekerjaan Ya
Dimulai?
Alasannya?
Ada keterlambatan?
Tidak
Alasannya?
Ada keterlambatan?
OK Diperlukan
Penanganan
Ya
Ya
OK
Tangani
OK
Ya
OK
Apa prestasinya
bisa dikejar ?
Tidak
Ya
Berapa lama ditangguhkan ?
OK apa ada float
Tangani
Alasan keterlambatan
Diperlakukan penanganan
OK
Untuk monitoring dan pengontrolan proyek ini akan digunakan sistem informasi
pengendalian proyek yang dilaksanakan dengan suatu aplikasi berbasis komputer.
Monitoring dan pengendalian proyek dilakukan pada aspek-aspek berikut :
Planning dan scheduling pekerjaan yang meliputi quantity, duration, dates, network
planning atau precedence Diagram Methode.
Progress Performance.
Schedule Control.
Project cost control yang meliputi pelaporan status nilai kontrak vs aktual, perhitungan
pembayaran progress pekerjaan.
Unsur-unsur tersebut merupakan informasi dasar untuk memonitoring, pengendalian,
analisis dan manajemen proyek.
Pekerjaan pengendalian proyek ini diawali dengan pemasukan data-data proyek (project
data entry) yang akan menjadi acuan (baseline) dalam monitoring dan pengendalian
pelaksanaan proyek selanjutnya. Data-data tersebut disimpan didalam database di kantor
proyek, dan selalu di up-date untuk keperluan pelaporan dan analisa secara periodik.
Berdasarkan target-target pengendalian yang ditentukan sebelumnya maka dapat dilakukan
analisa terhadap permasalahan yang timbul dalam aspek skedul, progress dan pembiayaan
proyek. Dari analisa masalah tersebut dilakukan upaya perbaikan untuk membawa program
proyek kembali ke rencana semula. Skematika aliran kerjanya adalah sebagai berikut :
PELAPORAN
MONITORING SKEDUL, PERIODIK
PROGRES DAN BIAYA RINGKASAN
PROGRES
KONSTRUKSI
PEKERJAAN
PELAPORAN
PELAKSANAAN PELAPORAN
ANALISA KOMPUTER PEKERJAAN PERIODIK
SKEDUL MANAJEMEN
PROGRES PROYEK
PEMBIAYAAN
Informasi yang di peroleh dari pelaporan tersebut dapat di analisa dan di sajikan bahan
dalam pengambilan keputusan manajemen kegiatan. Pelaporan kegiatan dibuat dengan
format dan prosedur yang standar untuk memperoleh peningkatan efisiensi, efektifitas dan
optimalitas sinergi kerja, sehingga Dinas terkait setempat dapat mencapai performasi dan
kualitas akhir manajemen pembangunan yang lebih baik. Manfaat utama lainnya dari sistem
ini antra lain adalah :
a. Satuan Kerja/Pejabat membuat Komitmen dapat memonitor dan mengendalikan
kegiatan secara terintegrasi dengan sistem yang ada di Dinas terkait.
b. Memberikan tambahan kapasitas kepada Dinas terkait untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan penyelesaian kegiatan beserta fasilitas pendukung lainnya yang
sesuai jadwal dan alokasi biaya.
Tahapan Intialisasi
Tahap Intialisasi dilakukan untuk menjabarkan aktifitas-aktifitas proyek (work Breakdown
Structurel WBS) sampai ke level yang terendah yang mencerminkan keterkaitan antar
aktifitas. Tahapan ini dimulai dari pendeskripsian dan penggolongan aktifitas, pengurutan
pelaksanaan aktifitas (networ planning – predecessor dan sucessor dari setiap aktifitas detail)
dan tipe dari relasi-relasi antar aktifitas, yaitu SS-Start to Start, SF – Start to finish, FS –
finish to Start atau FF – Finish to Finish.
Juga dideskripsikan mengenai penjadwalan pekerjaan, resources atau sumber daya yang
terlibat dalam pelaksanaan proyek, seperti tenaga ahli, konsultan, tenaga pekerja,
adminisator, serta bahan dan alat penunjang pelaksanaan proyek.
Setiap aktifitas dilengkapi dengan volume pekerjaan, bobot (presentase perbandingan antar
volume pekerjaan dengan nilai nominal – rupiah). Hasil dari tahap ini akan digunakan
sebagai base line/dasar untuk pengendalian proyek saat pelaksanaan.
Tahap Pelaksanaan
Tahap ini dipergunakan untuk memonitor dan mengawasi jalannya pelaksanaan proyek.
Termasuk didalam tahapan ini adalah proses update data kemajuan hasil pelaksanaan
proyek, yang diperinci dari prestasi detail sampai ke prestasi secara umum, mengawasi
aktifitas-aktifitas kritis yang ditampilkan pada barchart dan pengawasan terhadap resource
(tenaga, bahan dan alat) apabila perlu.
Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil pencapaian kemajuan proyek pada
minggu sebelumnya, sehingga project control dapat memperlihatkan aktifitas yang tidak
memperlihatkan kemajuan yang berarti atau justru berada pada kondisi kritis yaitu aktifitas
yang memiliki total Float sama dengan nol. Pelaksanaan aktifitas tersebut tidak boleh
mengalami penundaan lebih dari satu hari kerja. Keberadaan kondisi kritis dari suatu
aktifitas digambarkan dalam garis yang berbeda warna pada tampilan barchart , yaitu
sebagai berikkut :
Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan actual di
lapangan kepada pihak Pemberi Tugas / pemilik proyek untuk mendapatkan gambaran
kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut memperhatikan hal-hal kritis yang di peroleh dari
analisa pelaksanaan proyek. Bentuk laporan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan,
dan terbagi menjadi pelaporan kemajuan proyek secara tabular, pelaporan kemajuan proyek
secara barchart, serta dalam bentuk S-Curve, yang membandingkan pencapaian actual
dengan baseline proyek.
Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar tidak
terjadi perpanjangan waktu tidak perlu yang akan memboroskan waktu, tenaga dan biaya.
1. Schedule Pelaksanaan Kegiatan
Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang dibuat
Pelaksana Kegiatan.
Apakah rencana kerja progress pekerjaan yang di targetkan sudah layak dan realistis.
Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan pada
musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya untuk kondisi kerja yang sama.
Kemudian juga construction dan benar.
Selanjutnya berdasarkan schedule Pelaksana Kegiatan yang sudah disetujui, Konsultan
Pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut.
Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan ke dalam target harian, sehingga setiap hari
apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume tersebut tidak
tercapai maka selisih volume harus diprogramkan/dikejar untuk schedule hari
berikutnya.
Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek bisa
diselesaikan “on schedule”.
2. Peralatan
Untuk mengerjakan pekerjaan ini, diperlukan peralatan dengan kombinasi/beberapa
jenis alat dan jumlah alat yang mencukupi. Sedemikian hingga volume pekerjaan yang
direncanakan bisa diselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
3. Tenaga Kerja
Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja yang
mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja sesaui dengan
jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan tidak bisa
diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja
lembur/overtime.
4. Jumlah Jam Kerja
Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari. Jumlah
jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih ecil dari pada bila per hari
jam kerjanya lebih banyak.
Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian hingga
volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu pekerjaan tidak bisa
diselesaikan dalam suatu hari siang, maka perlu untuk kerja malam/overtime.
Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara optimal
maka Konsultan memahami secara sungguh-sungguh “Network Planning” yang
umumnya telah dibuat oleh Pelaksana Kegiatan dengan metode lintas kritis (Critical
Path Method/CPM).
Mengingat sangat pentingnya time schedule ini didalam suatu pekerjaan pengawasan,
maka Konsultan akan menganalisa secara rutin time schedule dari Pelaksana Kegiatan
dan akan membantu Pelaksana Kegiatan dalam mereview dan menyusun kembali time
schedule tersebut bila memang diperlukan.
pekerjaan ini karena dapat menunjukkan lokasi atau STA, sedangkan arah “ordinat”
menggambarkan waktu
L. PENGENDALIAN WAKTU
Selama periode konstruksi, Konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan, arahan
bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada Pelaksana Kegiatan guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas untuk semua jenis pekerjaan baik
untuk konstruksi-konstruksi pokok maupun perlengkapan lainya, untuk itu akan di uraikan
disini.
Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi
antara lain sebagai berikut dibawah ini namun tidak terbatas pada :
Peralatan laboratorium.
Penyimpanan bahan/material
Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
Pengujian material yang akan dinginkan
Penyiapan jib mix formula campuran.
Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.
Test lapangan
Administrasi dan formulir-formulir
Pengendalian kualitas tersebut di atas seperti di uraikan berikut ini :
1. Peralatan Laboratorium dan Personil
Peralatan laboratorium yang perlu dipergunakan untuk pekerjaan utam (major work).
Personil/tenaga yang terkait untuk maksud pengujian harus cukup berpengalaman
dan mengenal dengan baik tentang testing laboratorium maupun lapangan.
2. Penyimpanan Bahan/Material
Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas.
Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang mudah
dapat diperiksa oleh Konsultan.
Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan dan puing, harus
mempunyai drainase yang lancar.
JMF
Pelaksanaan pekerjaan
Pengujian mutu
Penanganan perbaikan
Mutu sesuai Spec.
1. Dokumen Kontrak 1. Time Schedule 1. Monthly Cert 1. Berita Acara PHO Berita Acara
2. Gambar Rencana 2. Mco 2. Back-up Quantity 2. Administrasi Kantor PHO
3. Struktur Organisasi 3. Request & Shop 3. Back-up Qualitty 3. Mutu (Pengujian)
4. Buku Direksi Drawing Control 4. Mutu ( Dimensi)
4. Quantity Sheet 5. Direct &
5. Laporan Harian
6. Laporan Mingguan
7. Risalah Rapat
8. BA. Opname Pekerjaan
9. Record Cuaca
10. Photo dokumentasi
11. Change Order
12. Addendum
13. Quality Control
14. Ad Built Drawing
N. PENGENDALIAN KUALITAS
Pengawasan kuantitas, akan mengecek bahan-bahan/campuran yang ditempatkan
atau dipindahkan oleh Pelaksana Kegiatan atau yang terpasang. Secara umum terdapat 2
jenis pemeriksaan kuantitas yaitu :
Pemeriksaan terhadap bahan-bahan yang bisa dibayarkan sebagai material saja.
Pemeriksaan terhadap hasil kerja.
Untuk pemeriksaan hasil kerja Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran
berdasarkan atas :
Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.
Metode Perhitungan
Lokasi kerja.
Jenis pekerjaan.
Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun elevasi dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan
dengan teliti/akurat yang disetujui oleh Konsultan, sehingga kuantitas dalam montrak adalah
benar di ukur dan di rekomendasikan untuk dibayar oleh Konsultan dan mendapat
persetujuan Pemberi Tugas. Rekomendasi hasil pengukuran kuantitas ini Harus dalam suatu
Berita Acara yang disetujui bersama oleh tiga pihak pelaksana proyek. Formulir untuk
perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item pekerjaan dalam kontrak berupa Quantity
Sheet dapat disiapkan semuanya oleh Konsultan.
yang telah terjadi di lapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk menandatangani bersama
oleh wakil Pelaksana Kegiatan, Konsultan, dan Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik.
Setelah peninjauan kembali oleh Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik
dan jika diperlukan, amandemen oleh Pelaksana Kegiatan, Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik
akan mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui untuk pembayaran
oleh Pemberi Tugas.
U. ADDENDUM PENUTUP
Berdasarkan pada rincian Pernyataan Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik mengenal
Perhitungan Akhir, setelah disetujui dan ditanda tangani Pelaksana Kegiatan, Kepala Satuan
Kerja Proyek Fisik akan menyampaikan addendum penutupan tersebut kepada Pemberi
Tugas untuk ditanda tangani bersama-sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang
disetujui.