Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan upaya

pembangunan berkelanjutan yang menjadi acuan dalam kerangka

pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia. SDGs memiliki

beberapa tujuan, diantaranya menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong

kesejahteraan bagi semua orang disegala usia, dengan salah satu outpunya

mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) hingga 70/100.000 kelahiran hidup

pada tahun 2030. (Dr. Sukamdi,M.Sc, 2016)

World heath organization (WHO) memiliki beberapa istilah berbeda

dengan AKI. Istilah pertama adalah maternal death- atau kematian ibu, yang

didefinisikan sebagai “kematian yang terjadi saat kehamilan, atau selama 42

hari sejak terminasi kehamilan, tanpa memperhitungkan durasi dan tempat

kehamilan, yang disebabkan atau diperparah oleh kehamilan atau pengelolaan

kehamilan tersebut, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan

“(WHO, 2004). Konsep maternal death ini berbeda dengan konsep maternal

mortalitiy ratio, atau yang lebih dikenal sebagai Angka Kematian Ibu ( AKI),

jika mengacu pada definisi Badan Pusat Statistik (BPS). Baik BPS maupun

WHO mendifinisikan maternal ratio/AKI sebagai Angka Kematian Ibu per

100.000 kelahiran hidup. (WHO, 2004;BPS, 2012)

1
Menurut laporan WHO, kematian ibu umumnya terjadi akibat

komplikasi saat, dan pasaca kehamilan. Adapun jenis-jenis komplikasi yang

menyebabkan mayoritas kasus kematian ibu- sekitar 75% dari total kasus

kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, tekanan darah tinggi saat kehamilan,

komplikasi persalinan, dan aborsi yang tidak aman. (WHO, 2014)

Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah

persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio

kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan

450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan

rasio kematian ibu disembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran.

Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini masih cukup tinggi yaitu

mencapai 228 per 100.000 kelahiran. Walaupun sebelumnya indonesia telah

mampu melakukan penuruan dari angka 300. ( Yuliani Am. Keb, 2010)

Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan angka kematian ibu

dan bayi baru lahir di Asia Tenggara, berdasarkan laporan World Bank tahun

2017, dalam sehari ada empat ibu di Indonesia yang meninggal akibat

melahirkan. Kata lain ada satu ibu di Indonesia yang meninggal setiap enam

jam. Dalam hasil survei dasar kesehatan Indonseia tahun 2012, disebutkan

dari setiap 1.000 kelahiran di Indonesia, ada 19 bayi yang diantaranya

meninggal (Ryan Washburn, Direktur USAID)

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu

2
selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas yang disebabkan oleh

kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena

sebab – sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran

hidup. (Dinkes Provinsi DKI Jakarta 2019)

Angka kematian Ibu (AKI) di Provinsi DKI Jakarta selama periode

2015 – 2018, tahun 2018 sebesar 98 per 100.000 kelahiran hidup, target

MDGs yang harus di capai yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2015. (Dinkes Provinsi DKI Jakarta 2019)

Angka kematian ibu (AKI) di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2018

sebesar 98 orang ibu dengan jumlah terbesar kematian pada masa nifas yaitu

sebesa 53 orang per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu hamil 15

orang, angka kematian ibu bersalin 30 orang. Angka kematian ibu (AKI) di

Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2018 sebesar 98 orang ibu dengan jumlah

terbesar kematian pada masa nifas yaitu sebesar 53 orang. Angka kematian

ibu dengan perdarahan sebesar 39 orang, hipertensi dalam kehamilan sebesar

21 orang, infeksi sebesar 8 orang. (Dinkes Provinsi DKI Jakarta 2019)

Angka kematian ibu di Jakarta selatan 11 orang dengan per 37,566

kelahiran hidup, angka kematian ibu hamil 0 dari per 37,566, kematian ibu

bersalin sebesar 10 orang, kematian ibu nifas sebesar 1 orang. Angka

kematian dengan perdarahan sebesar 7 orang, hipertensi dalam kehamilan

sebesar 3 orang dan penyebab lain – lain sebesar 1 orang. (Dinkes Provinsi

DKI Jakarta 2019)

3
Angka kematian ibu (AKI) di Puskesmas kecamatan Setiabudi selama

peeriode 2018-2019 sebanyak 10 orang. Diantaranya 8 kematian ibu karena

hipertensi dalam kehamilan, 2 kematian ibu karena perdarahan dalam

persalinan. ( Puskesmas Kecamatan Setiabudi, 2019 )

Departemen Kesehatan RI memberikan standar pelayanan pemeriksaan

ANC selama hamil sedikitnya 4 x pelayanan antenatal yaitu satu kali

untuktrimester I, satu kali untuk trimester II, dan dua kali untuk trimester

III,pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan

seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga

harus mengenal kehamilan resiko tinggi khususnya anemia kurang gizi,

hipertensi. Bidan juga memberikan nasehat dan penyuluhan kesehatan serta

tugas terkait lainnya. Dalam setiap kunjungan ANC bidan menonjolkan

kepada ibu hamil apakah persediaannya cukup. (Mufdlilah, 2011)

Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian

pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan.

Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan

terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor risiko,

pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Cakupan K1 selalu

mengalami peningkatan, kecuali di Tahun 2013 dimana angkanya mengalami

penurunan dari 96,84% pada Tahun 2012 menjadi 95,25% pada Tahun 2013.

Hal yang sama juga berlaku pada Cakupan K4 yang biasanya meningkat tetapi

cakupan K4 kembali menurun pada 2013 menjadi 86,85% dari 90,18% pada

4
Tahun sebelumnya. Secara nasional, indikator kinerja cakupan pelayanan

kesehatan ibu hamil K4 pada Tahun 2013 belum dapat mencapai target

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun yang sama, yakni

sebesar 93%. (Kemenkes RI, 2014)

Pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil sangat perlu san

sangat penting dilakukan secara teratur dan rutin. Hal ini bertujuan untuk

menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak yang sehat.

Selain itu juga biasanya dialami oleh ibu hamil sehingga hal tersebut dapat

deicegah dan diobati. Dengan demikian angka morbiditas dan mortalitas ibu

dan bayi darpat berkurang. (Sujono, 2011)

Peran bidan pada saat kehamilan memperkuat pengaruh positif

misalnya dengan memberi dukungan mental dan penjelasan tentang

kebahagiaan akan mempunyai anak, mempersiapkan fisik dan mental ibu serta

pasangannya dalam menghadapi persalinan dan kelahiran bayinya. Bidan

memegang peranan penting utnuk meningkatkan pelayanan bermutu dan

menyeluruh dalam masyarakat. Oleh karena itu, pelayanan asuhan antenatal

merupakan cara memonitor kesehatan ibu hamil dan mendekteksi ibu dengan

kehamilan normal. Tiga pesan kunsi tersebut adalah setiap persalinan ditolong

oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal

ditangani secara adekuat dan setiap usia subur mempunyai akses terhadap

pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan, dan penanggulangan

komplikasi keguguran. Sedangka empat strateginya dalah peningkatan akses

5
dan kualitas pelayanan kesehatan ibu danbayi barulahir di tingkat dasar dan

rujukan, membangun menitraan yang efektif, mendorong pemberdayaan

perempuan, keluarga dan masyarakat, serta meningkatkan sistem surveilans

monitoring dan informasi KIA. (Depkes RI-2010)

Sementara itu data yang didapat dari jumlah persalinan di puskesmas

kecamatan setiabudi jakarta dari tahun 2019 sampai sekarang adalah sebanyak

40 orang dan data yang didapat dari jumlah BBL di puskesmas kecamatan

setiabudi jakarta sebanyak 40 orang.

Puskesmas kecamatan setiabudi jakartamerupakan pelayanan

kesehatan masyarakat termasuk pelayanan kesehatan ibu dan anak yang

berada di Jakarta selatan. Maka dari itu saya merasa tertarik untuk

memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada masa kehamilan,

persalinan, nifas dan BBL Ny. A usia 24 tahun G 1P0A0 hamil 36minggu di

puskesmas kecamatan setiabudi Jakarta. Karena melalui asuhan tersebut

diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya menurunkan AKI di

Indonesia serta tercapai kesehatan ibu yang optimal.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif dan mampu

mengumpulkan data dasar mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL,

terhadap Ny. A usia 24 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu dan BBL normal

dipuskesmas kecamatan setiabudi Jakartapada periode juni 2020.

6
2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada kehamilan, persalinan, nifas dan BBL

terhadap Ny. A usia 24 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu dan BBL normal

di puskesmas kecamatan setiabudi Jakartapada periode juni 2020.

b. Mampu mengetahui masalah potensial yang mungkin terjadi pada

kehamilan, persalinan, nifas dan BBL terhadap Ny. A usia 24 tahun

G1P0A0 hamil 36 minggu dan BBL normal di puskesmas kecamatan

setiabudi Jakartaperiode juni 2020.

c. Mampu melakukan tindakan segera bila ada masalah potensial pada

kehamilan, persalinan, nifas dan BBL terhadap Ny. A usia 24 tahun

G1P0A0 hamil 36 minggu dan BBL normal di puskesmas kecamatan

setiabudi Jakartapada periode juni 2020.

d. Mampu membuat rencana tindakan pada kehamilan, persalinan, nifas dan

BBL terhadap Ny. A usia 24 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu dan BBL

normal di puskesmas kecamatan setiabudi Jakarta Bogor pada periode

juni 2020.

e. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan sesuai rencana pada masa

kehamilan, persalinan, Nifas dan BBL terhadap Ny. A usia 24 tahun

G1P0A0 hamil 36 minggu dan BBL normal di puskesmas kecamatan

setiabudi JakartaBogor pada periode juni 2020.

f. Mampu melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada masa

kehamilan, persalinan, nifas dan BBL terhadap Ny. A usia 24 tahun

7
G1P0A0 hamil 36minggu dan BBL normal di puskesmas kecamatan

setiabudi Jakartapadaperiode juni 2020.

C. WAKTU DAN TEMPAT PENGAMBILAN KASUS

a. Pembuatan asuhan kebidanan komprehensif ini di mulai pada semester

VI dan dalam sidang komprehensif

Pengambilan data : 16 Maret 2019

Penulisan laporan kasus : juni – Agustus 2020

Pengumpulan laporan studi kasus : 1 minggu ( 14 Agustus 2020 )

Ujian laporan studi kasus : 1 hari (20 Agustus 2020)

b. Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan

D. MANFAAT PENULISAN

a. Bagi Penulis

Menambah ilmu pengetahuan, wawasan, pengalaman dan keterampilan

dalam asuhan kebidanan pada ibu bersalin agar dapat memberikan pelayanan

yang sesuai standar serta untuk merealisasikan teori yang telah didapat di

isntitusi untuk dipraktikan dilahan meliputi asuhan kebidanan komprehensif.

b. Bagi Kilen

Dapat diterapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan BBL

Ny. A usia 24 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu serta mendeteksi secara dini

komplikasi atau penyulit yang mungkin terjadi.

8
c. Bagi lahan praktik

Mampu mengenali tanda-tanda bahaya dan mampu memberikan penanganan

perdarahan sesuai indikasi, sehingga didapati hasil yang berupa penurunan

kejadian perdarahan akibat robekan jalan lahir.

d. Bagi Institusi pendidikan

Hasil penulisan study kasus ini dapat memberikan manfaat bagi lembaga

pendidikan untuk dapat digunakan sebagai sumber acuan dan keputusan bagi

mahasiswa yang akan datang.

e. Bagi Masyarakat

Dapat dijadikan sebagai media infomasi dan motivasi bagi klien bahwa

pemeriksaan dan pemantauan sangat penting khususnya asuhan kebidanan

pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan BBL.

E. RUANG LINGKUP

a. Sasaran

Sasaran pengambilan kasus ini yaitu pada Ny. A usia 24 tahun G1P0A0 hamil

36minggu.

b. Tempat

Pengambilan kasus ini dilakukan di puskesmas kecamatan setiabudi

c. Waktu

1) Penyusunan proposal dari bulan juni 2020 sampai agustus 2020

2) Pengambilan kasus dilakukan dari bulan juni 2020 sampai agustus 2020

3) Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dari bulan juli 2020 sampai agustus 2020

9
F. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan pada asuhan kebidanan komprehensif ibu hami, bersalin,

nifas dan BBL Ny. A usia 24 tahun G1P0A0 hamil 36minggu adalah

1. BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang, tujuan penyusunan Kompre yang meliputi

tujuan umum dan tujuan khusus, waktu dan pengambilan tempat, manfaat

penulisan, ruang lingkup, dan sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan teori

Menguraikan tentang pengertian kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,

nifas, dan perencanaan KB.

B. Tinjauan Asuhan Kebidanan

Menguraikan tentang dokumentasi yang dipergunakan untuk melakukan

asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru

lahir, nifas, perencanaan KB, manajemen asuhan kebidanan menurut

Helen Varney.

3. BAB III TINJAUAN KASUS

Menguraikan tentang penerapan asuhan kebidanan komprehensif pada

kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan perencanaan KB mulai dari

pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi masalah,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan tujuan langkah varney

dalam memberikan asuhan kebidanan.

10
4. BAB IV PEMBAHASAN

Menguraikan kesenjangan antara di lapangan dengan teori

5. BAB V PENUTUP

Menguraikan kesimpulan dan saran.

6. DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

FORM KONSUL

FORM PERSETUJUAN PASIEN

FORM SAP ANC ( TANDA BAHAYA TRIMESTER KE III )

FORM SAP ANC ( TANDA PERSALINAN )

FORM SAP NIFAS ( TANDA BAHAYA NIFAS )

FORM SAP NIFAS ( ASI EKSLUSIF )

FORM ANC

FORM INC

PARTOGRAF

TABEL OBSERVASI KALA I

TABEL OBSERVASI KALA IV

11

Anda mungkin juga menyukai