Anda di halaman 1dari 8

Prodi:

S1 Pend.Teknik Mesin - UNP Metrologi Industri

METROLOGI ULIR

1. PENDAHULUAN

Ulir (screw thread) memiliki fungsi yang sangat penting sebagai kesatuan konstruksi
suatu mesin atau peralatan, baik sebagai pemersatu (joining) atau sebagai alat penerus
(transmisi) daya. Jika pengukuran geometrik poros atau lubang adalah untuk memastikan
suaian (pasangan) yang direncanakan, maka pengukuran geometrik ulir dimaksudkan untuk
memastikan kekuatan atau daya tahan kelelahan ulir dan/atau menjamin ketelitian
pengubahan gerak dari gerakan (rotasi menjadi gerakan translasi) dari sistem pengubahan
gerakan yang memakai ulir. Pengukuran diameter poros atau lubang mudah dilaksanakan.
Sebaliknya pengukuran geometric ulir lebih sulit, sebab menyangkut beberapa elemen
geomerik yang saling berkaitan yang menentukan profil ulir.

Untuk memeriksa kualitas (geometrik) ulir memerlukan pemahaman terhadap


beberapa elemen geometrik ulir pada mana didefenisikan beberapa jenis toleransi geometrik
ulir sebagai acuan. Berdasarkan acuan ini dapat ditetapkan baik tidaknya kualitas ulir (baik
berarti sesuai dengan toleransi, buruk berarti tidak sesuai). Jadi, bila tidak ada acuan,
sebenarnya kita tidak bisa mendefenisikan kualitasnya. Dalam beberapa kasus, pengukuran
beberapa elemen geometrik ulir bisa dilakukan untuk secara umum menentukan “kualitas
ulir”. Dalam hal ini berarti mencoba untuk mencocokkan hasil pengukuran dengan daerah
toleransi mana yang paling sesuai sehingga bias ditetapkan “kualitas toleransi ulir” bagi ulir
yang dimaksud.

2. PROFIL DAN JENIS ULIR

Defenisi  suatu ulir dapat dipandang seagai garis spiral yang melilit suatu silinder.
Apabila suatu titik bergerak pada garis spiral ini, selain berputar mengelilingi penampang
lingkaran, titik tersebut juga akan bergerak linier sejajar dengan sumbu silinder sepanjang
“p”. Jarak p ini disebut dengan pits (pitch). Hubungan antara pits dengan diameter silinder
ditunjukkan pada gambar 1a, dimana sudut  disebut sebagai sudut kisar (lead angle).
Biasanya ulir mempunyai satu alur, tetapi ada juga ulir yang terdiri atas beberapa alur. Suatu
ulir disebut dengan ulir kanan (right hand thread) apabila dipandang dari penampang
silinder titik pad ulir yang berputar searah jarum jam akan bergerak linier menjauhi mata.
Sebaliknya, jika bergerak mendekati mata, maka disebut dengan ulir kiri (left hand thread).
Prodi:
S1 Pend.Teknik Mesin - UNP Metrologi Industri

Gambar 1. a) Hubungan antara kisar dengan sudut kisar


b) jenis ulir tunggal dan jamak

menurut fungsinya, profil ulir terdiri atas 3 jenis:

 Ulir ISO metrik atau ulir Unifie, digunakan sebagai ulir pemersatu.
 Ulir whitwort, digunakan sebagai ulir pemersatu dan sekaligus untuk mencegah
kebocoran, contoh: digunakan sebagai ulir dari pipa.
 Ulir trapesium, digunakan sebagai ulir penggerak.

Gambar 2. Nama bagian dari baut dan mur


Prodi:
S1 Pend.Teknik Mesin - UNP Metrologi Industri

 Puncak ulir (crest of thread); puncak atau ujung dari ulir, baik bentuk ulir luar (baut)
maupun ulir dalam (mur). Berupa garis lengkung atau lurus, tergantung dari profil ulir.
 Sisi ulir (flanf of thread); sisi lurus yang menghubungkan puncak dan dasar ulir.
 Sudur ulir, α (angle of thread, included angle); sudut antara sisi ulir yang
berseberangan, yang diukur pada bidang yang melalui sumbu ulir (bidang aksial).
 Sudut sisi ulir, α1, α2 (flank angle); sudut antara salah satu sisi ulir dengan bidang
yang tegak lurus sumbu ulir dan diukur pada bidang aksial. Untu profil ulir yang
simetris maka sudut sisi ulir ini sama dengan setengah sudut ulir, α1 = α2 =α/2.
 Pits, p / P (pitch); jarak antara titik pada sisi ulir yang sama dari dua profil ulir yang
terdekat yang diukur pada bidang aksial dan sejajar sumbu.
 Kisar (lead); jarak yang ditempuh oleh salah satu komponen dari pasangan baut dan
mur apabila salah satu komponen diputar satu kali relatife terhadap pasangannya.
Dengan demikian ada 2 jenis pengukuran geometris ulir, yaitu: pengukuran pits dan
pengukuran kisar, yang mungkin memberikan hasil yang berbeda.
 Sudut kisar,  (lead angle);sudut antara garis yang menyinggung lingkaran pits
dang menyinggung sisi ulir (berimpit dengan arah dari pits ulir) dengan bidang yang
tegak lurus sumbu ulir. Sudut kisar diukur pada bidang melalui sumbu ulir.
 Segitiga fundamental (fundamental triangle); segitiga yang terbentuk dengan
menghubungkan 3 titik perpotongan antara sisi ulir yang diperpanjang sehingga
saling memotong. Pada gambr 2 ditunjukkan sebagai segitiga KLM. Garis dasar LM
sama dengan pits dan tinggi segitiga tersebut dinamakan dengan dalam teoritis (h, H
theoretical depth).
 Dalam ulir, t, T (depth of thread); jarak antara puncak ulir dengan dasar ulir, diukur
dalam arah tegak lurus sumbu ulir. Jarak ini sama dengan jarak radial dari silinder
mayor sampai dengan silinder minor.
 Tebal ulir (axial thickness); tebal profil ulir antara sisi ulir yang berolak belakang
yang diukur pada silinder pits searah dengan sumbu ulir. Jarak ini sama dengan
setengah panjang pits.
 Pemenggalan dan pembulatan (truncation & rounding); ujung dari segitiga
fundamental dipenggal arau dibulatkan dalam arah radial setinggi a atau a1 (A1 atau
A).
 Addendum; jarak radial antara silinder mayor sampai silinder pits bagi ulir luar, atau
jarak radial antara silinder pits sampai dilinder minor bagi ulir dalam.
 Dedendum; jarak radial antara silinder pits sampai silinder minor bagi ulir luar, atau
jarak radial antara silinder mayor sampai silinder pits bagi ulir dalam.
 Diameter mayor, d, D (mayor diameter, outside diameter, crest diameter, full
diameter); diameter dari silinder mayor, yaitu silinder kayal yang mempunyai sumbu
yang berimpit dengan sumbu ulir serta menyinggung puncak ulir.
 Diameter minor, d, D (minor diameter, root diaeter, core diameter; diameter dari
silinder minor, yaitu silinder kayang yang mempunyai sumbu yang berimpit dengan
sumbu ulir serta menyinggung dasar ulir.
 Diameter pits, d2, D2 (pitch diameter, simple effective diameter); diameter dari
silinder pits, yaitu silinder kayal yang mempunyai sumbu yang berimpit dengan
sumbu ulir serta memotong sisi ulir sedemikian rupa sehingga tebal uir dan jarak
pada ruang kosong antara sisi ulir yang berseberangan adalah sama.
 Diameter fungsional, d’2, D’2 (virtual effective diameter, functional diameter);
diameter pits dari mur yang dipasang pada baut yang empunyai profil sempurna
Prodi:
S1 Pend.Teknik Mesin - UNP Metrologi Industri

sehingga sisi ulirnya tepat saling bersinggungan. Karena adanya kesalahan dari pits
dan/ atau kesalahan dari sudut sisi ulir maka diameter fungsional akan lebih besar
dari diameter pits (berlaku untuk ulir luar). Diameter fungsional ini merupakan
dimensi yang penting bagi kaliber pemeriksa ulir.
ulir ISO metrik, Unified
H = 0,86603 p
e = 0,54127 p
t = 0,61343 p

r = H/6 = 0,14434 p

Gambar 3. Profil ulir ISO metrik, Unified

Ulir whitwort

H = 0,9605 p
t = 0,64033 p
r = 0,13733 p

gambar 4. Profile ulir whotwort

Ulir trapezium

H = 1,866025 p
H/2 = 0,933 p
e = p/2

Gambar 5. Profil ulir trapesium


Prodi:
S1 Pend.Teknik Mesin - UNP Metrologi Industri

3. KESALAHAN PADA PROFIL ULIR

Ulir biasanya dibuat dengan cara:


dipotong dengan menggunakan pahat bermata
potong tunggal (proses bubut)

dipotong dengan memakai pahat bermata potong


jamak (proses tap)

dibentuk dengan proses pengerolan

Jenis kesalahan yang dapat mempengaruhi fungsi ulir umumny a ada 5 macam:

•kesalahan
kesalahan ini barangkali disebabkan karena
1. kesalahan diameter mayor kesaahan dimensi (diameter) dari bahan
poros ataupun kesalahan dalam pengaturan
2. kesalahan diameter minor pahar pada mesin perkaka/bubut (terlalu
dalam atau kurang dalam pemotongannya).

3. kesalahan diameter pits


• kesalahan ini sangat berpengaruh terhadap
4. kesalahan sudut sisi ulir harga dari diameter fungsional.
5. kesalahan pits

3.1. Kesalahan sudut sisi ulir

Kesalahan ini disebabkan karena kesalahan dari sufut pahat yang dipakai sebagai perkakas
potong atau karena kesalahan dalam pengaturan posisi pahat pada mesin perkakas (proses
bubut).

Gambar 6. Efek kesalahan sudut sisi ulir

Karena satu sudut sisi ulir daru baut lebih kecil dari harga nominal (kesalahan negative),
maka puncak ulir baut akan masuk ke dalam bagian dari mur teoritis yang mempunyai profil
yang besar, atau dasar ulir baut akan masuk ke dalam dasar dari mur teoritis bila kesalahan
Prodi:
S1 Pend.Teknik Mesin - UNP Metrologi Industri

sudut adalah positif. Dala hal ini supaya baut tetap dapat dipasang, maka diameter pits dari
mur harus diperbesar. Sepintas harga koreksi diameter pits dari mur kelihatannya sebesar 2
kali dari panjang DE (lihat gambar 6). Akan tetapi, karena sisi ulir yang lain tetap berimpit
maka efek dari pembesaran diameter pits akan menyebabkan pergeseran dalam arah
sumbu ulir, sehingga pebesaran diameter pits cukup sebesar DE. Hubungan antara harga
koreksi ini dengan tinggi ulir (t) dan sudut sisi ulir (α1) adalah:

 Dalam Δ DEG : DE = DG / sin α1


 Dalam Δ ADG : DG = AD sin α1
= AD α1
untuk sudut α1 yang kecil
= AC α1
AC.1
DE =
sin 1
AB t
 Dalam ΔABC ; AC= 
cos 1 2 cos 1
t.1 t.1
Maka, DE = 
2 cos 1.sin 1 sin 21

Apabila salah satu sisi ulir yang lain juga mempunyai kesalahan sudut sebesar
α2 , maka harga koreksi dari diameter pits menjadi:

t
d2  1   2 
sin 21

t
 1   2 
sin 

di mana; d2 (α) = harga koreksi dari diameter pits akibat kesalahan dari sudut
sisi ulir; mm.
t = tinggi nominal ulir; mm
α = sudut ulir; derajat
α1 ; α2 = kesalahan sudut ulir; radian (positif atau negative)

Dengan memasukkan harga pits p dan harga sudut ulir dari masing-masing profil,
maka didapat rumor koreksi diameter pits sebagai berikut:

 Ulir ISO Metrik ; Δd2 (α) = 0,0115 p (α1 + α2)


 Ulir whitworth ; Δd2 (α) = 0,0115 p (α1 + α2)
 Ulir trapezium ; Δd2 (α) = 0,0174 p (α1 + α2)
 Ulir British Association ; Δd2 (α) = 0,00914 p (α1 + α2)
(BA)

di mana p adalah harga pits (mm) dan α1 , α2 kesalahan sudut sisi (derajat),
sehingga di dapat Δd2 (α) dalam mm.
Prodi:
S1 Pend.Teknik Mesin - UNP Metrologi Industri

3.2. Kesalahan pits

Apabila ulir dibuat dengan cara memotong memakai pahat bermata potong
tunggal (dibubut), maka ketelitian dari pits ulir akan tergantung pada:
 Kebenaran hasil bagi (rasio) antara kecepatan makan (gerakan translasi pahat)
dengan kecepatan potong (kecepatan putaran benda kerja).
 Ketepatan dari hasil bagi tersebut harus konstan
jika kedua hal tersebut di atas tak dipenuhi, maka akan terjadi kesalahan pits.
Secara berturut-turut kesalahan pits ini dapat dijumlahkan dengan memperhatikan
tandanya (positif/negatif), sehingga untuk sepanjang ulir dapat diketahui kesalahan
pits kumulatif. Berdasarkan grafik kesalahan kumulatif, maka dapat diklasifikasikan 2
jenis kesalahat pits, yaitu:
 Kesalahan pits progresif (progressive pitch error)
Kesalahan ini timbul bila hasil bagi dari kecepatan makan dan kecepatan potong
tidak benar meskipun harganya selalu konstan. Hal ini dimungkinkan karena
kesalahan dalam menentukan kecepatan makan atau karena digunakan harga
pendekatan jika harga pada mesin bubut yang bersangkutan tak ada harga yang
dimaksud, misalnya: dalam membuat ulir metrik digunakan mesin bubut yang
memakai ulir penggerak dalam inchi.
 Kesalahan pits periodik (periodic pitch error)
Kesalahan ini terjadi bila hasil bagi dari kecepatan makan terhadap kecepatan
potong tidak konstan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena adanya kesalahan
pits pada roda gigi yang menggerakkan ulir penggerak dan/atau yang memutar
benda kerja. Dapat juga disebabkan oleh adanya gerakan aksial (selama proses
pemotongan berlangsung) dari ulir penggerak mesin bubut. Kesalahan jenis ini
biasanya bersifat periodic, yaitu secara bertahap positif kemudian negatif,
sehingga grafik kesalahan pits kumulatif berbentuk sinusoidal seperti gambar 7
berikut.

Gambar 7. Grafik kesalahan pits kumulatif


Prodi:
S1 Pend.Teknik Mesin - UNP Metrologi Industri

Ketidak-lurusan alur ulir (thread drunkenness)


Ketidak-lurusan alur dari ulir disebabkan karena adanya kesalahan pits periodik yang
terjadi dalam selang satu pits. Kesalahan jenis ini tidak akan terlihat pada grafik kesalahan
kumulatif seperti gambar 7. Hal ini dikarenakan jika ulir satu persatu diperiksa dalam arah
sejajar sumbu ulir maka grafik yang didapat selalu seperti pada gambar 8 berikut ini.
Kesalahan jenis ini sulit diperiksa, akan tetapi pengaruhnya terhadap fungsi dari ulir
hanya akan terasa apabila dimensi ulir yang disebabkan oleh adanya perubahan sudut kisar
dalam selang satu pits.

Gambar 8. Ketidak-lurusan alur ulir

Anda mungkin juga menyukai