Anda di halaman 1dari 7

PENYULUHAN

“PEMBUATAN PMT PANGAN LOKAL”

DOSEN : Drs. Meildy E. Pascoal, M.Kes


MK : PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI

DISUSUN OLEH :
SELVIANA KOLOPITA
NIM : 711331118043

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA JURUSAN GIZI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
2021
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (2012), mengatakan bahwa jumlah penderita gizi kurang di
dunia mencapai 104 juta anak dan keadaan gizi kurang masih menjadi penyebab
sepertiga dari seluruh penyebab kematian anak di seluruh dunia. Asia selatan
merupakan wilayah denganprevalensi gizi kurang terbesar di dunia, yaitu sebesar
46% kemudian wilayah sub-Sahara Afrika 28%, Amerika Latin 7% dan yang paling
rendah terdapat di Eropa Tengah, Timur, dan Commonwealthn of IndependentStates
(CEE/CIS) sebesar 5 %. UNICEF melaporkan sebanyak 167 juta anak usia pra-
sekolah di dunia yang menderita gizi kurang (Maisarah, 2016).
Upaya penanganan masalah gizi kurang hingga saat ini masih terfokus pada
penderita gizi buruk, sementara penderita gizi kurang belum cukup mendapat
perhatian. Kurangnya intervensi gizi bagi penderita gizi kurang dapat memunculkan
persoalan kesehatan masyarakat yang lebih serius karena penderita gizi kurang
sangat mudah terjatuh ke dalam kondisi gizi buruk. Oleh karena itu, anak yang
megalami keadaan kurang gizi memerlukan makanan yang bermutu dari segi gizi
baik kuantitas maupun kualitas secara terus-menerus. Pemantauan Status Gizi (PSG)
tahun 2017 bahwa persentase gizi buruk pada balita usia 0-59 bulan di Indonesia
adalah 3,8%, sedangkan persentase gizi kurang persentase gizi kurang adalah 14. Hal
tersebut tidak berbeda jauh dengan hasil PSG tahun 2016 yaitu persentase gizi buruk
pada balita usia 0-59 bulan sebesar sebesar 3,4% dan presentase gizi kurang sebesar
14,43% (Kementrian Kesehatan RI, 2017).
Usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah ini adalah dengan
pemberian makanan tambahan. Kementerian kesehatan telah menetapkan kebijakan
yang komprehensif, meliputi pencegahan, promosi/edukasi dan penanggulangan
balita gizi buruk. Upaya pencegahan dilaksanakan melalui pemantauan pertumbuhan
di posyandu. Penanggulangan balita gizi kurang dilakukan dengan pemberian
makanan tambahan (PMT). Untuk meningkatkan kandungan gizi, bahan-bahan
tersebut dapat disubstitusi dengan bahan pangan lokal sumber protein dan vitamin A.
Salah satu bahan pangan lokal yang bernilai gizi tinggi yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan makanan tambahan yang mudah dijangkau masyarakat adalah bola
tempe saus kuning merupakan salah satu pangan lokal yang memiliki kandungan gizi
yang beragam seperti protein 10 gram, dan energy 250 Kkal per porsinya(Iskandar,
2017).

B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan ini diselenggarakan dengan memperhatikan:
1. Berorientasi pada peserta, dimana peserta mempunyai hak untuk:
a. Mendapatkan satu paket bahan belajar tentang pembuatan PMT Pangan
Lokal.
b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi dengan berbagai
metode, melakukan umpan balik dan menguasai materi tentang pembuatan
PMT Pangan Lokal.
c. Belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masing-masing tentang
pembuatan PMT Pangan Lokal.
d. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka.
e. Melakukan evaluasi (bagi penyelenggara maupun fasilitator) dan dievaluasi
tingkat pemahaman dan kemampuannya dalam pembuatan PMT Pangan
Lokal.

2. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk:


a. Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam memperoleh
kompetensi yang diharapkan dalam pembuatan PMT Pangan Lokal.
b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil mendapatkan kompetensi
yang diharapkan pada akhir Pelatihan.
3. Learning by doing yang memungkinkan peserta untuk:
a. Berkesempatan melakukan sendiri eksperimentasi terkait pembuatan PMT
Pangan Lokal. menggunakan metode pembelajaran antara lain simulasi, role
play, latihan-latihan, dan praktik baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu.

II. KOMPETENSI
Untuk menjalankan fungsinya peserta memiliki kompetensi dalam:
1. Mampu membuat suatu makanan lokal yang berfungsi sebagai makanan tambahan
pada balita.
2. Mampu mempraktekkan pembuatan pmt makanan local.
3. Menerapkan pembuatan pmt makanan lokal.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu melakukan atau menerapkan
pembuatan pmt makanan lokal yang berfungsi sebagai makanan tambahan pada
balita.

2. Tujuan Khusus
1) Mampu membuat makanan lokal sebagai makanan tambahan balita dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Mampu mempraktekkan pembuatan makanan lokal sebagai makanan tambahan
pada balita
3) Mampu menerapkan pembuatan pmt makanan lokal dalam pemberian makanan
tambahan makanan pada balita setiap hari.

IV. PESERTA
1. Kriteria peserta dalam pelatihan ini yaitu perempuan usia ≥25 tahun, mempunyai
anak bayi atau balita, mempunyai keinginan untuk belajar.
2. Peserta berjumlah 20 orang.

V. STRUKTUR PROGRAM
N MATERI WAKTU
O
A. Materi Dasar:
1. Gizi kurang dan Gizi buruk 1 - - 1
2. Kebijakan Program Gizi masyarakat 1 - - 1
B. Materi Inti:
1. Manfaat PMT 1 1 - 2
2. Cara Pembuatan PMT 2 1 3 6
3. Pangan Lokal 2 1 2
C. Materi Penunjang
1. POA/RTL 1 - 3 4
2. PKL 1 - 3 4
Jumlah 18

VI. DIAGRAM ALIR PROSES PEMBELAJARAN


PEMBUKAAN

Membangun Komitmen Belajar (BLC)


Metode : Games, Diskusi
mm

WAWASAN KETERAMPILAN
Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Manfaat PMT
Kebijakan Program Gizi Cara Pembuatan PMT
Buruk Pangan Lokal
METODE
METODE Simulasi
Curah Pendapat Studi Kasus
Diskusi Praktek

Praktik Kerja Lapangan/

Rencana Tindak Lanjut

EVALUASI
Portofolio

PENUTUPAN

VII. GBPP
Judul Wk TPU TPK Pokok Sub Pokok Metode Media Alat Ref
Materi t Bahasan Bahasan Bantu
Manfaat 2 jpl Mampu Mampu Manfaat Manfaat Simulasi Simulasi Kertas
PMT memahami menjelaskan PMT Pada PMT dan
tentang tentang : Balita Alat
manfaat - Manfaat pmt tulis
pmt
Cara 6 jpl Mampu Mampu Cara Cara - Simulasi Simulasi Video
Pembuata memahami mempraktekka Pembuata Pembuata - Praktek
n PMT dan n pembuatan n PMT n PMT
menerapka PMT untuk
n balita
pembuatan
pmt
Pangan 2 jpl Mampu Mampu Pangan - Pengertian Diskusi - Skenario - Kertas
Lokal mengetahui menjelaskan Lokal Pangan - Simulasi - Alat
dan mengenai: Lokal - Kasus tulis
memahami - Pangan lokal - Manfaat
tentang - Jenis jenis Pangan
Pangan pangan lokal lokal
Lokal - Manfaat - Jenis jenis
Pangan lokal Pangan
lokal

VIII. PERENCANAAN PENYULUHAN


A. Mengenal Masalah
Pemberian Makanan Tambahan merupakan salah satu komponen penting
sebagai Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) suatu program yang dirancang
oleh pemerintah. PMT dijadikan sebagai sarana pemulihan gizi dalam arti kuratif,
rehabilitatif dan juga sebagai sarana yang dijadikan untuk program penyuluhan
gizi. PMT ini diberikan setiap hari, sampai keadaan gizi penerima makanan
tambahan ini menunjukkan perbaikan. PMT ini hanya dijadikan sebagai makanan
tambahan dengan tidak mengurangi sedikit pun jumlah makanan yang dikonsumsi
setiap hari.
Saat ini di Indonesia khususnya di Sulawesi utara dan lebih terkhususnya lagi
di Kota Kotamobagu masih banyak balita yang mengalami keadaan gizi kurang
dan gizi buruk, oleh karena itu masih sangat diperlukan adanya kegiatan
penyuluhan yang dapat menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pemberian
dan pembuatan PMT dengan menggunakan pangan lokal agar angka gizi kurang
dan gizi buruk dapat berkurang.
B. Mengenal Masyarakat
Tingkat Pendidikan Ibu-Ibu yang ada di Kotamobagu rata-rata merupakan tamatan
SMA kebawah. Sehingga dalam penyuluhan ini harus disampaikan menggunakan
media media yang sangat mendukung agar penyampaian pennyuluhan dapat
mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat.
C. Mengenal Wilayah
Keadaan lingkungan Sebagian besar masyarakat kotamobagu dekat dengan
jalan. Banyak sekali asap-asap motor dan polutan yang menimbulkan polusi
udara. Sementara itu di daerah ini banyak terdapat anak sekolah, balita, dan bayi.
Sehingga sangat diperlukan penyuluhan yang dimaksudkan untuk menambah
pengetahuan masyarakat dan bisa merubah perilaku serta sikap masyarakat
kotamobagu terhadap masalah gizi.

D. Prioritas
Dari beberapa masalah gizi yang ada pada masyarakat saat ini, saya lebih
fokus pada permasalahan penanganan masalah gizi dengan “PEMBUATAN PMT
PANGAN LOKAL”.
E. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Jangka Pendek
Bertambahnya pengetahuan serta pemahaman masyarakat mengenai masalah
gizi dan penanganannya.
2. Tujuan Jangka Menengah
- Adanya perubahan sikap dan perilaku terkait gizi pada kehidupan sehari hari
- Mampu menerapkan pembuatan pmt dalam kehidupan sehari hari
3. Tujuan Jangka Panjang
- Terciptanya status gizi optimal pada balita
- Terciptanya perilaku gizi yang optimal
F. Sasaran Penyuluhan
Sasaran pada penyuluhan ini yaitu ibu-ibu yang memiliki anak balita di
kotamobagu.
G. Isi Penyuluhan
1) Pengertian PMT dan Pangan Lokal
2) Manfaat PMT
3) Masalah Gizi
4) Kaitan Status Gizi dengan PMT
5) Cara Pembuatan PMT
H. Metode Penyuluhan
Metode yang akan digunakan pada penyuluhan ini yaitu:
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Praktik
I. Alat Peraga/Media
1) Poster
2) Proyektor
3) Mic
4) Laptop
5) Layar Proyektor
J. Rencana Evaluasi
Hal yang akan dievaluasi pada kegiatan penyuluhan ini yaitu pengetahuan,
pemahaman, serta partisipasi masyarakat dalam praktek pembuatan PMT. Cara
mengevaluasinya yaitu dengan melihat partisipasi aktif masyarakat ketika
penyampaian penyuluhan sedang berlangsung dan juga ketika proses praktek
pembuatan PMT sedang berlangsung. Kemudian mengecek kembali pengetahuan
dan pemahaman masyarakat dengan memberikan pertanyaan secara lisan.
K. Rencana Kerja/Pelaksanaan
Penyuluhan ini akan dilaksanakan setiap hari sabtu pada masing masing
kelurahan berbeda yang ada di Kotamobagu selama 2 bulan berturut turut dengan
alokasi waktu yang digunakan yaitu 120 menit. Tempat pelaksanaan penyuluhan
ini yaitu di kantor kelurahan masing masing yang ada di Kotamobagu. Penyuluhan
ini akan dilaksanakan oleh mahasiswa Semester 6 Prodi Sarjana Terapan Gizi dan
Dietetika Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado.

IX. PENGORGANISASIAN

Anda mungkin juga menyukai