PENGERTIAN
Sinisitus adalah peradangan pada sinus paranalisis yang dapat
disebabkan karena bakteri, virus ataupun alergi. Sinusitis mencakup
proporsi yang tinggi dalam infeksi saluran pernapasan atas. Jika ostium ke
dalam saluran nasal bersih, infeksi bisa hilang dengan cepat. Namun bila
drainase tersumbat oleh spuntum yang mengalami penyimpangan atau
oleh turbinasi yang mengalami hipertrofi, taji atau polip, maka sinusitis
akan menetap sebagai pencetus infeksi sekunder atau berkembang menjadi
suatu proses supurativa aktif.
B. KLASIFIKASI
1. Sinusitis akut
Sinusitis yang bersifat akut berlangsung selama 3 minggu / kurang,
penyebab sinusitis akut adalah infeksi virus pada saluran pernafasan
atas ( misal pilek ). Selain itu sinusitis dapat disebabkan oleh bakteri,
infeksi jamur dan peradangan menahun pada saluran hidung.
2. Sinusitis kronis
Sinusitis yang bersifat kronis dan berlangsung lebih dari 12 minggu
dapat bertahan / berlanjut sampai berbulan – bulan bahkan bertahun-
tahun. Penyebab sinusitis kronis adalah asma, penyakit alergi dan
gangguan system kekebalan / kelainan sekresi maupun pembuatan
lender.
C. ETIOLOGI
Penyebab timbulnya sinusitis berbeda-beda tergantung dari
klasifikasi sinusitis itu sendiri. Penyebab dari sinusitis akut adalah akibat
infeksi traktus respiratorius atas, terutama infeksi virus atau eksaserabasi
rhinitis alergika. Sedangkan penyebab dari sinusitis kronis adalah adanya
obstruksi hidung kronik akibat rabas dan edema membrane mukosa
hidung.
D. PATHWAY ( NANDA NIC – NOC JILID 3 2015 )
E.dapat tumbuh
Bakteri Obstruksi sinus pada
dengan baik nasal
F.
H. tidak adekuat
Pengobatan Sekresi nasal yang Defisiensi pengetahuan
purulen ansietas
Komplikasi
I. Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
gangguan menelan
2. Sinisitis Kronis
Saat pasien mengalami batuk, karena tetesan konstan rabas kental
ke arah nasofaring, dan sakit kepala kronis pada daerah orbital dan nyeri
wajah, yang paling sering menonjol saat bangun tidur pada pagi hari.
Keletihan juga umum, sebagaimana hidung tersumbat.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rinoskopi anterior : Mukosa merah, mukosa bengkak, mukopus di
meatus medius
2. Rinoskopi posterior : mukopus nasofaring.
3. Nyeri tekan pipi
4. Transluminasi : kesuraman pada sisi sakit
5. X Foto sinus paranasalis : kesuraman, gambaran “airfluidlevel”,
penebalan mukosa.
G. PENATALAKSANAAN
1. Sinusitis Akut
Tujuan pengobatan sinusitis adalah untuk mengontrol infeksi, memulihkan
kondisi mukosa nasal, dan menghilangkan nyeri. Antibiotika pilihan untuk
kondisi ini adalah amoksilin dan ampisilin. Alternative bagi pasien yang aleri
terhadap penisilin adalah trimetropim/sulfametoksazol (kekuatan
ganda)bactrim DS, Spetra DS ). Dekongestan oral atau topical dapat
diberikan. Irigasi sangan efektif untuk membuka sumbatan saluran, sehingga
memungkinkan drainase rabas purulen. Dekongestan oral yang umum adalah
Drixoral dan Dimetapp. Dekongestan topical yang umum diberikan adalah
Afrin dan Otrivin. Dekongestan topical harus diberikan dengan posisi kepala
pasien ke belakang untuk meningkat drainase maksimal. Jika pasien terus
menunjukkan gejala setelah 7-10 hari, maka sinus perlu diirigasi.
2. Sinusitis Kronis
Penatalaksanaan medis sinusitis kronis sama dengan penatalaksanaan sinusitis
akut. Pembedahan diindikasikan pada sinusitis kronis untuk memperbaiki
deformitas struktual yang menyumbat ostia (ostium) sinus. Pembedahan dapat
mencakup eksisi atau kauterisasi polip, perbaikan penyimpangan septum, dan
menginsisi serta mendrainase sinus. Sebagian pasien dengan sinusitis kronis
parah mendapat kesembuhan dengan cara pindah ke daerah yang mempunyai
iklim kering.
H. PENGKAJIAN
Riwayat kesehatan pasien yang lengkap yang menunjukkan kemungkinan
tanda dan gejala sakit kepala, sakit tenggorok, dan nyeri sekitar mata dan
kedua sisi hidung, kesulitan menelan, batuk, suara serak, demam, hidung
tersumbat, dan rasa tidak nyaman umum dan keletihan. Menetapkan kapan
gejala timbul, apa yang menjadi pencetusnya, apa jika ada yang dapat
menghilangkan dan meringankan gejala tersebut, dan apa yang memperburuk
gejala tersebut adalah bagian terpenting dari pengkajian. Juga
mengidentifikasi setiap riwayat alergi atau adanya penyakit yang tembul
bersamaan.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Operasi
a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b/d adanya sekret didalam
rongga sinus
b. Nyeri Akut b/d iritasi jalan nafas atas sekunder akibat infeksi
Intra Operasi
a. Resiko Infeksi b/d tindakan pembedahan
Post Operasi
a. Resiko Aspirasi b/d luka insisi pada rongga sinus
2. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b/d adanya sekret
didalam rongga sinus
b. Nyeri Akut b/d iritasi jalan nafas atas sekunder akibat infeksi
Intra Operasi
a. Resiko Infeksi b/d tindakan pembedahan
Post Operasi
a. Resiko Aspirasi b/d luka insisi pada rongga sinus
K. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk menilai tingkat keberhasilan dari asuhan keperawatan yang
telah dilaksanakan.
Dari rumusan seluruh rencana keperawatan serta impelementasinya,
maka pada tahap evaluasi ini akan difokuskan pada:
a. Apakah jalan nafas pasien sudah terbebaskan dari sekret?
b. Apakah nyeri yang dirasakan pasien berkurang setelah dilakukan
tindakan operasi ?
c. Apakah pasien terhindar dari resiko infeksi pada saat tindakan
operasi?
d. Apakh pasien terbebas dari resiko aspirasi ?
DAFTAR PUSTAKA