Annisa Oktaviani (30167) Maria Alfiana Eden (30259) Sekar Kinasih (30422) Rahmadiana Dewita Putri (30565) WorldCom merupakan perusahaan telekomunikasi yang menyediakan berbagaimacamproduk di seluruh dunia seperti data, Internet, komunikasi telepon, layanan telekonfrens melalui video, sampai penjualan kartu telepon prabayar untuk sambungan internasional Hal ini bias terjadi dikarenakan WorldCom sedang dalam keadaan yang di ujung tanduk dengan kata lain pailit. Oleh karena itu akuntannya memalsukan laporan agar parapemegang saham dalam WorldCom tetap menilai bahwa perusahaan dalam , dan menunjukan kontribusi yang baik Menjalankansuatuprofesiakuntandalamsuatuperusahaanseharusnyam milikisuatuetika – etika yang benar. .Dan seharusnya Kodeetik akuntan Indonesia initerdiri dari beberapa bagian penting, seperti: (1). Prinsip Etika, Prinsip Etika memberikan kerangka dasarbagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota. (2). Aturan Etika, Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. 3).Interpretasi Aturan Etika, Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untukmembatasi lingkup dan penerapannya . Dilihat dari pengertian Etika yang sebenarnya, maka kasus WorldCom ini justru berbading terbalik dengan apa yang seharusnya dituruti oleh seorang akuntan. Pada kasus WorldCom, Akuntan ini justru membuat suatu laporan keuangan yang dapat merugikan publik. Dilihat dari pengertian Etika yang sebenarnya, maka kasus WorldCom ini justru berbading terbalik dengan apa yang seharusnya dituruti oleh seorang akuntan. Pada kasus WorldCom, Akuntan ini justru membuat suatu laporan keuangan yang dapat merugikan publik. Pokok permasalahan dari kasus WorldCom adalah suatu penipuan atas dana yang berjumlah US$ 3,9 miliar yang seharusnya dibukukan sebagai pengeluaran, Justru oleh auditor yang ditunjuk WorldCom dibukukan sebagai pendapatan. Adalah KAP Arthur Andersen yang berada di balik manipulasi laporan keuangan Worldcom. Arthur Andersen diduga mengetahui proses pembukuan atas biaya operasional dalam posi nvestasi serta menyetujui laporan keuangan palsu WorldCom. Sehingga perusahaan telekomunikasi tersebut mengalami kelebihan pendapatan (overstated) yang seharusnya justru merugi. Dari kasus ini dapat dikatakan bahwa WorldCom sekadar contoh dari sebuah peradaban yang menempatkan ilmu akuntansi menghamba kepada kepentingan pemilik modal (stockholder). Di sini, kisi dan ruang akuntansi sebagai media transparansi dan pertanggungjawaban dipelintir untuk satu alasan: menguntungkan bagi pemilik modal. Dan untuk menjadi seorang akuntan yang professional, seharusnya haruslah melakukan pekerjaan secara professional juga, yang tidak mengambil keuntungan dari pekerjaannya, serta tidak memiliki tujuan – tujuan khusus dari pekerjaanya. Selain itumen jadi seorang akuntan haruslah berpegang pada kode etik yang ada, yang tidak tergoyahakan banyaknya uang, dan suapan dari bermacam – macam pihak lain Dan solusi untuk masalah ini, seharusnya Akuntan profesional harus membuat penilaian dan nilai-nilai yang mencakup ekspektasi publik, yang menyertai munculnya akuntabilitas dan kerangka kerja pengelolaan.