Case 1.2 - Kel 8

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 8:

Fiko Syahrul Salam (29547)


Annisa Oktaviani (30167)
Maria Alfiana Eden (30259)
Sekar Kinasih (30422)
Rahmadiana Dewita Putri (30565)
WorldCom merupakan perusahaan
telekomunikasi yang menyediakan
berbagaimacamproduk di seluruh dunia
seperti data, Internet, komunikasi telepon,
layanan telekonfrens melalui video, sampai
penjualan kartu telepon prabayar untuk
sambungan internasional
Hal ini bias terjadi dikarenakan WorldCom
sedang dalam keadaan yang di ujung tanduk
dengan kata lain pailit. Oleh karena itu
akuntannya memalsukan laporan agar
parapemegang saham dalam WorldCom tetap
menilai bahwa perusahaan dalam , dan
menunjukan kontribusi yang baik
Menjalankansuatuprofesiakuntandalamsuatuperusahaanseharusnyam
milikisuatuetika – etika yang benar. .Dan seharusnya Kodeetik
akuntan Indonesia initerdiri dari beberapa bagian penting, seperti:
 (1). Prinsip Etika, Prinsip Etika memberikan kerangka dasarbagi
Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa
profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan
berlaku bagi seluruh anggota.
 (2). Aturan Etika, Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota
Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang
bersangkutan.
3).Interpretasi Aturan Etika, Interpretasi
Aturan Etika merupakan interpretasi yang
dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh
Himpunan setelah memperhatikan
tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya, sebagai panduan
dalam penerapan Aturan Etika, tanpa
dimaksudkan untukmembatasi lingkup dan
penerapannya .
Dilihat dari pengertian Etika
yang sebenarnya, maka kasus
WorldCom ini justru berbading
terbalik dengan apa yang
seharusnya dituruti oleh
seorang akuntan. Pada kasus
WorldCom, Akuntan ini justru
membuat suatu laporan
keuangan yang dapat
merugikan publik.
Dilihat dari pengertian Etika
yang sebenarnya, maka kasus
WorldCom ini justru berbading
terbalik dengan apa yang
seharusnya dituruti oleh
seorang akuntan. Pada kasus
WorldCom, Akuntan ini justru
membuat suatu laporan
keuangan yang dapat
merugikan publik.
Pokok permasalahan dari kasus
WorldCom adalah suatu penipuan atas
dana yang berjumlah US$ 3,9 miliar
yang seharusnya dibukukan sebagai
pengeluaran, Justru oleh auditor yang
ditunjuk WorldCom dibukukan sebagai
pendapatan. Adalah KAP Arthur
Andersen yang berada di balik
manipulasi laporan keuangan
Worldcom.
Arthur Andersen diduga mengetahui proses
pembukuan atas biaya
operasional dalam posi nvestasi serta menyetujui
laporan
keuangan palsu WorldCom.
Sehingga perusahaan telekomunikasi tersebut
mengalami kelebihan
pendapatan (overstated) yang seharusnya justru
merugi.
Dari kasus ini dapat dikatakan bahwa
WorldCom sekadar contoh dari sebuah
peradaban yang menempatkan ilmu akuntansi
menghamba kepada kepentingan pemilik
modal (stockholder). Di sini, kisi dan ruang
akuntansi sebagai media transparansi dan
pertanggungjawaban dipelintir untuk satu
alasan: menguntungkan bagi pemilik modal.
Dan untuk menjadi seorang akuntan yang
professional, seharusnya haruslah melakukan
pekerjaan secara professional juga, yang
tidak mengambil keuntungan dari
pekerjaannya, serta tidak memiliki tujuan –
tujuan khusus dari pekerjaanya. Selain
itumen jadi seorang akuntan haruslah
berpegang pada kode etik yang ada, yang
tidak tergoyahakan banyaknya uang, dan
suapan dari bermacam – macam pihak lain
Dan solusi untuk masalah ini,
seharusnya Akuntan profesional
harus membuat penilaian dan
nilai-nilai yang mencakup
ekspektasi publik, yang
menyertai munculnya
akuntabilitas dan kerangka kerja
pengelolaan.

Anda mungkin juga menyukai