Anda di halaman 1dari 16

“PENTINGNYA ASI BAGI

PERKEMBANGAN BAYI”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3

1. EKSANTA PANDIANGAN
2. SESILIA M NADEAK
3. LISTIANA NIASTARI HAREFA
4. ELLYSTA MALAU

MAHASISWI JURUSAN GIZI

POLTEKKES KEMENKES MEDAN


T.A 2018/2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatka kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunianyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian tentang ’’
PENTINGNYA ASI BAGI PERKEMBANGAN ANAK ”.Dan kami harapkan
semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para
pembacanya untuk kedepannya dapat mengetahui bagaimanakah pentingnya asi bagi
perkembangan anak

Akhir kata kelompok kami berharap semoga makalah ini dapat membantu kita
dalam mengetahui tentang apa itu ASI ,dan Manfaat. dan kami pun sadar bahwa
makalah kami masih dibilang jauh dari kata sempurna sehingga kami butuh kritik
atau saran untuk membuatnya menjadi lebih baik.

Sekian dan Terimakasih.


Daftar Isi

BAB I

PENDAHULUAN………………………………………………………………………..…………….1

A. Latar Belakang………………………………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………2

C. Tujuan Masalah…………………………………………………………………………...….2

D. Manfaat Penelitian……………………………………………………………………………2

BAB II

PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………….3

A. Pengertian ASI……………………………………………………………………………..…3

B. B. Komponen-Komponen ASI…………………………………………………………….…3

1. Protein……………………………………………………………………...…4

2. Lemak………………………………………………………………………....4

3. Karbohidrat…………………………………………………………………..4

4. Zat-zat yang lain………………………………………………………..……4

C. Manfaat Menyusui…………………………………………………………………...5

BAB III

PENUTUP……………………………………………………………………………………………13

A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………..13
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Air susu ibu (ASI) terutama yang eksklusif tidak tergantikan oleh susu manapun. Bayi
yang mendapatkan ASI eksklusif akan lebih sehat, lebih cerdas, mempunyai kekebalan
terhadap berbagai penyakit dan secara emosional akan lebih nyaman karena kedekatan
dengan ibu. Manfaat positif diperoleh ibu yang memberikan ASI eksklusif. Sejumlah
penelitian menunjukkan bahwa pemberian susu formula dan susu sapi dapat mengakibatkan
alergi bagi bayi.

Persoalan muncul dengan adanya ibu yang tidak menyusui bayinya, baik isengaja
maupun tidak. Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi generasi yang berkualitas, hal ini
harus diperhatikan sehingga tidak mengambil langkah yang kontraproduktif dari cita-cita
kehidupan yang sehat dan indah. Faktorfaktor penghambat suksesnya pemberian ASI
eksklusif haruslah diminimalisir. Misalnya, harus diwaspadai adanya ketidaktaatan penyedia
lapangan kerja pada undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui.

Banyak tindakan yang relatif murah dan mudah diterapkan untuk meningkatkan
kesehatan dan kelangsungan hidup bayi baru lahir. Salah satunya adalah pemberian Air Susu
Ibu (ASI) segera setelah lahir atau biasa disebut inisiasi menyusu dini serta pemberian ASI
Eksklusif. Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund (UNICEF),
bahwa sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia
pada tiap tahunnya, bisa dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan
sejak tanggal kelahirannya, tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan
kepada bayi.

Edmond (2006) juga mendukung pernyataan UNICEF tersebut, bahwa bayi yang
diberi susu formula, memiliki kemungkinan atau peluang untuk meninggal dunia pada bulan
pertama kelahirannya 25 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang disusui oleh ibunya
secara eksklusif. Sehingga inisiasi menyusu dini diyakini mampu mengurangi risiko kematian
balita hingga 22%.
B. Rumusan masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan tumbuh kembang
anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak.

C. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui pertubuhan anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif

b. Mengetahui perkembangan anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif

c. Mengetahui pertumbuhan anak 1-6 bulan yang diberikan ASI tidak eksklusif

d. Mengetahui perkembangan 1-6 bulan yang diberikan ASI tidak eksklusif

D. Manfaat Penelitian

Menambah pengetahuan peneliti tentang manfaat ASI eksklusif dan tumbuh kembang
pada anak antara yang diberi ASI eksklusif dengan yang tidak diberi ASI eksklusif. dapat
memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pentingnya anak diberi ASI eksklusif.
BAB 2

PEMBAHASAN
A. Pengertian ASI

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Namun sebelum kita mengenal lebih
jauh tentang ASI, tidak ada salahnya bila kita mengenal dulu organ tubuh dimana ASI diproduksi
yaitu “payudara”.Pada dasarnya, payudara merupakan kombinasi dari sejumlah jaringan ikat, kelenjar
air susu serta jaringan lunak. Dibandingkan dengan komposisi jaringan lainnya, lemak berfungsi
sebagai pelindung ini mengisi sebagian besar ruang di dalam payudara.Jumlah jaringan lunak pada
payudara tersebut berbeda pada masing-masing wanita. Namun perlu diingat ukuran payudara tidak
berpengaruh terhadap banyak sedikitnya produksi ASI.Dalam masa kehamilan payudara membesar
secara cepat karena pengaruh kadar hormon yakni estrogen dan progesteron.

Selain itu perubahan juga terlihat di puting susu dan areola (daerah gelap berbentuk lingkaran
di sekitar puting susu) akan menjadi gelap warnanya. Menurut sejumlah ahli, perubahan tersebut
merupakan cara alam untuk mempermudah bayi menemukan puting susu ibunya. Munculnya
semacam tonjolan di daerah areola yang disebut “kelenjar Montgomery” yang memiliki peran dalam
memelihara kesehatan payudara. Semacam zat berminyak yang akan membantu membersihkan dan
meminyaki daerah di sekitar puting susu. Sebaiknya ibu tidak membersihkan payudara dengan sabun
karena dapat menghilangkan minyak tersebut.

ASI diproduksi di dalam alveoli. Air susu tersebut dapat mengalir masuk ke dalam duktul
berkat kerja otot-otot halus yang mengelilingi alveoli. Dari duktul, air susu kemudian mengalir ke
saluran air susu yang lebih besar dan selanjutnya masuk ke dalam jaringan penyimpan air susu yang
terletak tepat di bawah areola. Jaringan ini berfungsi seperti bak penampung air susu sementara,
sampai tiba saatnya bayi menghisapnya, melalui celah pada puting susu.
B. Komponen-Komponen ASI

ASI mempunyai kandungan yang sangat bervariasi. ASI yang dikeluarkan pada 7 hari
pertama setelah bayi lahir disebut kolostrum. Kolostrum sangat baik diberikan pada bayi baru lahir
karena mengandung banyak anti bodi dan sel darah putih, serta vitamin A yang diperlukan bayi
karena dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi dan alergi.

Adapun kandungan ASI adalah sebagai berikut :

1. Protein

ASI mempunyai kadar protein yang paling rendah diantara air susu mamalia.
Dibandingkan dengan beberapa jenis mamalia lainnya. Walaupun demikian, protein yang
terkandung di dalam ASI merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan oleh otot dan tulang bayi
manusia, agar dapat berkembang baik dan berfungsi optimal.

2. Lemak

Lemak merupakan zat gizi yang berperan penting dalam proses metabolisme. Hampir
50% dari energi yang diperlukan bayi diambil dari lemak. Kadar lemak di dalam ASI bersifat
jauh lebih mudah diuraikan dan diserap oleh tubuh bayi ketimbang lemak yang terdapat di
dalam air susu sapi atau susu formula. Lemak ASI terdiri dari beberapa jenis antara lain
DHA, ALA, AA dan lain-lain. DHA dianggap sangat penting untuk membantu pertumbuhan,
perkembangan serta mempertahankan fungsi kerja jaringan otak. Jadi semakin lama
menyusui semakin tinggi pula kadar DHA di dalam otak bayi.

3. Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. Laktosa merupakan zat gizi yang
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak.

4. Zat-zat yang lain

Selain mengandung areola jenis zat gizi, ASI juga mengandung enzim pencernaan.
Enzim tersebut antara lain lipase (untuk menguraikan lemak), amilase (untuk menguraikan
karbohidrat) dan protase (untuk menguraikan protein). Yang mana hal ini akan memudahkan
kerja sistem pencernaan bayi yang memang belum sempurna perkembangannya
Uniknya komposisi zat gizi di dalam ASI akan berubah-ubah sesuai dengan proses
tumbuh kembang yang dicapai bayi. Tidak seperti susu formula yang komposisi zat gizinya
selalu sama.

C. Manfaat Menyusui

“Let food be your medicine” demikian kata Hippocrates, Bapak Kedokteran Dunia.
Ungkapan itu sangat tepat untuk ASI yang diberikan kepada seorang bayi. ASI dapat menjadi
obat khususnya untuk diare yang diderita si kecil. Ini hanyalah salah satu manfaat dari ASI
bagi bayi. Masih banyak lagi manfaat lain dari ASI, bahkan bagi sang ibu.

Adapun manfaat menyusui bagi ibu dan bayi antara lain :

1. Manfaat Menyusui Bagi Bayi

Menyusui memberikan beberapa keuntungan bagi bayi. Sebagai makanan bayi yang
paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan.
ASI dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat penangkal penyakit
antara lain immunoglobulin. ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak. ASI selalu berada dalam suhu yang
tepat, tidak menyebabkan alergi, dapat mencegah kerusakan gigi dan mengoptimalkan
perkembangan bayi

2. Manfaat Menyusui Bagi Ibu

Bila bayi baru lahir segera menyusu ke ibunya, maka proses ini akan merangsang
keluarnya hormon oksitosin yang akan mengkontraksikan kandungan. Pendarahan pasca
persalinan pun bisa dihindari Selain itu, ibu yang menyusui jarang terkena kanker payudara,
dapat menghambat kesuburan (merupakan alat kontrasepsi alami), tidak perlu mengeluarkan
biaya ekstra untuk membeli susu formula.
Adapun perbedaan bandingan nutrisi ASI dengan susu formula, adalah sebagai
berikut :

A. Kelebihan Air Susu Ibu (ASI)

 Lemak dari ASI mengandung faktor pembentuk sel otak terutama DNA dan
AA
 Secara otomatis, zat gizi didalamnya berubah sesuai masa kehamilan, cara
menyusui dan usia bayi
 Mengandung kadar kolesterol yang lebih tinggi
 Hampir seluruh zat dapat diserap tubuh bayi
 Protein dalam ASI mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi sehingga
dapat diserap secara keseluruhan
 Mengandung laktoferin untuk kesehatan usus halus bayi
 Mengandung lisozim zat anti mikroba
 Kaya kandungan protein pembangun otak dan tubuh
 Sistem pencernaan bayi maupun tubuh bayi, tidak alergi terhadap protein
yang dihasilkan atau berasal dari ASI
 ASI kaya kandungan laktosa. Laktosa merupakan salah satu jenis karbohidrat
yang penting untuk perkembangan otak
 Kaya kandungan oligosakarida yang berfungsi untuk menjaga kondisi usus
halus
 Anti bodi - Kaya kandungan sel darah putih hidup dalam jumlah berjuta-juta
setiap kali ia menyusu
 Kaya akan kandungan immunoglobulin
 Apabila si ibu diserang oleh sejenis kuman penyakit, tubuhnya akan
membentuk anti bodi untuk melawannya dan anti bodi itu akan diberikan ke
bayi melalui air susunya
 Vitamin & mineral Lebih mudah diserap oleh bayi, khususnya zat besi (Fe),
seng (Zn) dan kalsium (Ca)
 Mengandung selenium yang banyak sejenis anti oksidan
 Vitamin dan mineral di ASI banyak diserap tubuh bayi, sementara pada susu
formula semakin banyak vitamin dan mineral, justru menjadi semakin sulit
dicerna
 Enzim & hormon - Untuk membantu pencernaan antara lipase dan amylase
 Kaya kandungan aneka jenis hormon terutama tiroid, prolaktin, oksitosin, dan
sekitar 15 jenis enzim lainnya
 Rasanya bervariasi sesuai dengan jenis senyawa atau zat yang terkandung di
dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu
 Dengan meminum ASI yang bervariasi rasanya sesuai menu yang dikonsumsi
ibu bayi secara bertahap dipersiapkan untuk mengenal menu keluarga
B. Kelebihan Susu Formula
 kepuasan yang lebih lama bagi bayi
 tidak menghabiskan waktu untuk menyusui
 dapat mengukur banyaknya susu formula yg dikonsumsi

C. Kelemahan Susu Formula


 Tidak seluruh zat yang didapat diserap tubuh bayi
 Mudah menimbulkan alergi
 Bisa menimbulkan Diare pada bayi.
 Nutriennya tidak sesempurna ASI.
 Lebih mudah menimbulkan gigi berlubang.
 Kurang memiliki efek psikologis yang menguntungkan.
 Tidak merangsang involusi rahim.
 Tidak menjarangkan kehamilan.
 Tidak mengurangi kejadian kanker payudara.
 Tidak praktis dan ekonomis.
 Kerugian bagi negara menambah beban anggaran yang harus dikeluarkan
untuk membeli susu formula, biaya perawatan ibu, dan anak
 Serangkaian proses produksi yang dilaluinya mengakibatkan enzim
pencernaan mati
 Proses produksi juga mematikan aktivitas hormon yang ada di dalam bahan
bakunya
 Mengandung gumpalan protein yang sulit dicerna oleh sistem pencernaan
bayi sehingga lebih banyak sampah yang dihasilkan serta membuat ginjal bayi
harus bekerja keras
 Tidak mengandung lisozim
 Tidak dapat berubah otomatis sesuai masa kehamilan, cara menyusui dan usia
bayi
 Tidak semua susu formula mengandung laktosa
 Tidak ada sel darah putih hidup. Kalaupun ada apapun jenisnya semua dalam
keadaan mati.
Berdasarkan uraian diatas bahwa nutrisi ASI jauh lebih tinggi daripada susu
formula.
Akan tetapi tidak selamanya seorang bayi dapat dengan mudah menerima ASI.
Bahkan pada beberapa kasus, ada bayi yang menolak untuk disusui pada
jangka waktu lama (satu bulan) karena berbagai alasan yang mungkin sulit
untuk dipahami.
Pada kondisi seperti itu, tanpa anda sadari, sebenarnya bayi sedang mencoba
untuk memberitahu bahwa ada sesuatu yang berbeda. Menurut Jay L. Hoecker,
MD dari Mayo Clinic, situasi seperti ini memang tidak selalu mudah, apalagi
untuk mencari tahu apa penyebabnya.

Tumbuh kembang sebenarnya merupakan proses yang berbeda namun keduanya tidak
berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain. Pertumbuhan adalah bertambahnya
ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur
dengan menggunakan satuan panjang, satuan berat, dan ukuran kepala. Sedangkan yang
dimaksud dengan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks, bersifat kualitatif, pengukuran dalam dilakukan menggunakan skrining
perkembangan

Tumbuh kembang dipengaruhi oleh berbagai kondisi dari dalam diri anak itu sendiri
maupun kondisi lingkungan sekitarnya. Masa tiga tahun pertama merupakan masa yang
sangat penting karena terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat, perkembangan kecerdasan
dan ketrampilan motorik yang berjalan sangat cepat, demikian pula halnya dengan
perkembangan mental, sosial dan emosionalnya.

Secara garis besar kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang dapat
dikelompokkan kedalam 3 kelompok, yaitu (1) kebutuhan fisis-biomedis (asuh), (2)
kebutuhan kasih sayang/emosi (asih), dan (3) kebutuhan stimulasi/latihan/bermain (asah).
Oleh karena itu, dalam membesarkan anak hendaknya dipakai falsafah asuh, asih, asah
supaya anak mencapai tumbuh dan berkembang optimal.Air Susu Ibu adalah cairan biologis
kompleks yang mengandung semua nutrien yang diperlukan untuk pertumbuh fisik dan
perkembangan seorang anak. ASI disesuaikan dengan keperluan, laju pertumbuhan bayi, dan
kebiasaannya menyusu.

Pemantauan pertumbuhan

Untuk pertumbuhannya, seorang bayi memerlukan nutrisi yang adekuat, sehingga


dapat menjamin tumbuh kembang berlangsung seoptimal mungkin. Nutrisi terbaik bayi pada
6 bulan pertama kehidupannya adalah ASI. WHO dan UNICEF merekomendasikan
pemberian ASI eksklusif dari sejak lahir sampai usia 6 bulan dan bayi harus sering disusui
tanpa dibatasi waktu. Setelah usia 6 bulan bayi akan mendapat makanan pendamping ASI
(MP-ASI) sesuai dengan usianya; sedangkan ASI tetap diberikan sampai anak berusia 2 tahun
atau lebih. Pertumbuhan normal seorang bayi sampai umur 6 bulan dapat dicapai hanya
dengan pemberian ASI saja.

Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak dapat dilakukan dengan menimbang berat
badan, mengukur panjang dan lingkar kepala anak. Menimbang bayi dan mengukur panjang
badan serta lingkar kepala bayi secara teratur untuk usia di bawah 1 tahun dapat dilakukan
setiap bulan, selanjutnya setiap 3 bulan sampai usia 5 tahun. Berdasarkan kurva pertumbuhan
yang diterbitkan oleh National Center for Health Statistics (NCHS), berat badan bayi akan
meningkat dua kali lipat dari berat lahir pada usia 6 bulan dan meningkat tiga kali lipat dari
berat lahir pada usia 12 bulan.

Air Susu Ibu dan pertumbuhan anak

Bayi yang mendapat ASI umumnya tumbuh dengan cepat pada 2-3 bulan pertama
kehidupannya, tetapi lebih lambat dibanding bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Dalam
minggu pertama kehidupan sering ditemukan penurunan berat badan sebesar 5% pada bayi
yang mendapat susu formula dan 7% pada bayi yang mendapat ASI. Apabila terjadi masalah
dalam pemberian ASI, penurunan berat badan sebesar 7% dapat terjadi pada 72 jam pertama
kehidupan.

Suatu penelitian longitudinal terhadap pertumbuhan bayi yang mendapat ASI


eksklusif dan bayi yang mendapat susu formula. Nilai P10 dan P90 kurva berat badan
terhadap umur dan panjang badan terhadap umur ke-2 kelompok adalah sama pada saat lahir.
Nilai P10 ke-2 kelompok tetap sama pada umur 112 hari (4 bulan). Perbedaan bermakna
terlihat pada nilai P90 kurva berat badan terhadap umur; bayi yang mendapat susu formula
lebih tinggi dibanding bayi yang mendapat ASI eksklusif. Demikian pula dengan nilai berat
badan terhadap panjang badan; bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding bayi
yang mendapat ASI.

Hasil yang mirip juga diperlihatkan oleh penelitian lain; berat badan bayi yang
mendapat ASI lebih ringan dibanding bayi yang mendapat susu formula sampai usia 6 bulan.
Hal ini bukan berarti bahwa berat lebih pada bayi yang mendapat susu formula lebih baik
dibanding bayi yang mendapat ASI.

Kurva pertumbuhan yang normal adalah kurva bayi yang mendapat ASI. Berat
berlebih pada bayi yang mendapat susu formula justru menandakan terjadi kegemukan. Saat
ini WHO telah memperkenalkan kurva pertumbuhan baru dari anak usia 0-5 tahun yang
mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan.

Penelitian retrospektif yang dilakukan di Baltimore-Washington DC terhadap


pertumbuhan bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan atau lebih. Kurva berat badan
terhadap umur dan panjang badan terhadap umur dari bayi yang mendapat ASI eksklusif
selama 6 bulan tetap berada di atas P50 kurva NCHS. Bayi yang mendapat ASI eksklusif
lebih dari 6 bulan, kurva berat badan terhadap umur dan kurva panjang badan terhadap umur
berada di atas P25 kurva NCHS sampai bayi berumur 9-10 bulan. Penelitian ini menunjukkan
bahwa dalam kondisi yang optimal, ASI eksklusif mendukung pertumbuhan bayi selama 6
bulan pertama atau lebih.

Penelitian lain memperlihatkan penambahan berat badan berhubungan bermakna


dengan asupan energi total. Penambahan berat badan bayi yang mendapat ASI tidak
berhubungan dengan tingkat aktifitas selama 6 bulan pertama kehidupan.

Panjang badan mencerminkan pola makan dan kesehatan seseorang pada masa kanak-
kanak. Panjang tungkai merupakan komponen dari panjang badan masa kanak-kanak yang
sangat berhubungan dengan pola pemberian makan saat bayi.

Selama masa bayi dan kanak-kanak, pertumbuhan tungkai bawah lebih cepat
dibanding bagian tubuh lainnya. Jarak antara lutut dan tumit dapat diekspresikan sebagai
persentase total penambahan panjang badan terhadap umur yaitu 25% saat lahir, 27% saat
umur 12 bulan, dan 31% pada masa dewasa.

Suatu penelitian kohort Boyd-Orr yang pertamakali mempelajari dampak jangka


panjang dari pemberian ASI pada masa bayi terhadap panjang badan pada masa kanak-kanak
dan dewasa, memperlihatkan anak yang mendapat ASI pada masa bayinya secara bermakna
lebih tinggi dibanding mereka yang mendapat susu formula.

Perkembangan anak

Masa tiga tahun pertama merupakan masa yang sangat penting bukan hanya pada
pertumbuhan fisik seorang anak tetapi juga pada perkembangan kecerdasan dan keterampilan
motorik, mental, sosial dan emosional. Keberhasilan perkembangan anak ditentukan oleh
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan otaknya; hal ini dapat dipantau melalui
pengukuran lingkar kepala secara berkala. Jadi dapat dikatakan bahwa nutrisi, selain
mempengaruhi pertumbuhan, juga mempengaruhi perkembangan otak, dan ASI adalah nutrisi
yang terbaik untuk perkembangan otak manusia.

Menyusui akan meningkatkan hubungan atau ikatan batin antara ibu dan anak. Ikatan
batin yang erat, mesra, dan selaras yang diciptakan seawal dan sepermanen mungkin sangat
penting, karena (1) turut menentukan perilaku anak di kemudian hari, (2) menstimulasi
perkembangan otak anak, (3) merangsang perhatian anak kepada dunia luar, (4) menciptakan
kelekatan (attachment) antara ibu dan bayi.

Pemenuhan kebutuhan emosi ini (asih) dapat dilakukan dengan melakukan kontak
sedini mungkin, yaitu dengan mendekapkan bayi pada ibunya sesegera mungkin setelah lahir
(inisiasi dini). Keadaan ini akan menimbulkan kontak fisik (kontak kulit), psikis (kontak
mata), suara, dan penciuman sedini mungkin yang turut memegang peran penting terhadap
keberhasilan menyusui. Interaksi yang timbul pada saat ibu menyusui bayi akan
meningkatkan hubungan batin ibu dan anak, menimbulkan rasa aman pada bayi yang kelak
akan meningkatkan rasa kepercayaan diri seorang anak.

Ikatan batin ibu dan anak yang erat juga dapat mengurangi kejadian penyiksaan,
penelantaran, dan penolakan kehadiran anak. Dengan mendekap bayi pada saat menyusui,
mengajaknya berbicara dengan penuh kasih sayang, seorang ibu sudah memenuhi kebutuhan
bayi akan stimulasi (asah), dan secara tidak langsung juga berdampak pada pemenuhan
kebutuhan psikologis ibu. Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh
kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi terarah akan cepat berkembang
dibanding anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi.

Air Susu Ibu dan perkembangan anak

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan terlihat anak yang mendapat ASI
jauh lebih matang, lebih asertif, dan memperlihatkan progresifitas yang lebih baik pada skala
perkembangan dibanding mereka yang tidak mendapat ASI. Suatu penelitian di Honduras
memperlihatkan bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan dapat merangkak dan
duduk lebih dahulu dibanding mereka yang sudah mendapat makanan pendamping ASI pada
usia 4 bulan.

Selain meningkatkan hubungan batin ibu dan anak, menyusui sering dihubungkan
dengan peningkatan perkembangan neuro-kognitif anak, terutama pada bayi yang lahir
dengan berat lahir rendah dan bayi yang mendapat ASI lebih lama. Perkembangan kognitif
anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Orang tua memegang peran untuk
menciptakan lingkungan yang mendukung stimulasi yang diperlukan untuk perkembangan
kognitif anak, selain menyediakan nutrisi yang adekuat.

Penelitian Angelsen dkk. (2001) memperlihatkan bayi yang mendapat ASI kurang
dari 3 bulan memiliki IQ yang lebih rendah dibanding bayi yang mendapat ASI 6 bulan atau
lebih. Pemberian ASI yang lebih lama memberi keuntungan pada perkembangan kognitif
anak.

Penelitian lain yang dilakukan secara prospektif terhadap bayi prematur yang mendapat ASI
memperlihatkan hasil tes IQ (usia 7-8 tahun) dengan poin 8.3 lebih tinggi dibanding bayi
prematur yang mendapat susu formula
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang harus diberikan pada
bayi sampai bayi berusia 4 bulan tanpa makanan pendamping. 2.
2. Adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar persentase
ASI secara Eksklusif 3.
3. Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang pemberian ASI

Anda mungkin juga menyukai