Alterasi Dan Mineralisasi Tumpang Pitu
Alterasi Dan Mineralisasi Tumpang Pitu
SARI
Kata kunci: Pulau Merah, deposit tembaga, deposit emas, alterasi, mineralisasi
ABSTRACT
Alterasi Dan Mineralisasi Di Pulau Merah, Kecamatan Pesanggaran....., Sabtanto Joko Suprapto, dkk. 72
Gambar 2. Model mineralisasi tembaga porfiri dan emas epitermal high sulphidation
(Sinclair 2004) dan (Jackson 2015)
Alterasi Dan Mineralisasi Di Pulau Merah, Kecamatan Pesanggaran....., Sabtanto Joko Suprapto, dkk. 74
Gambar 4. Sebaran alterasi di Pulau Merah dan sekitarnya
(modifikasi dari Hellman, 2011)
Zona di seberang timur pantai Pulau Merah Bongkah-bongkah batuan berupa material
terdapat dataran dengan batuan penyusun runtuhan dari tebing, tersebar melimpah di
berupa batuan porfiritik, berwarna putih sepanjang pantai timur sampai di bagian
sampai dengan abu cerah, pada saat laut utara Pulau Merah. Ukuran bongkah
pasang, terendam air. Hasil analisis PIMA beberapa sentimeter sampai dengan lebih
conto PM.08 dan PM.13 mengandung dari satu meter. Seluruh bongkah
dickite + halloysite merupakan zona argilik. merupakan batuan teralterasi. Komposisi
bongkah terdiri dari dua kelompok utama.
Ubahan silika masif tidak hanya dijumpai di Kelompok pertama berupa bongkah batuan
Pulau Merah akan tetapi terdapat juga di porfiritik, terpotong stockwork silika
lepas pantai seberang timurlaut (Gambar (porphyry style) dan stockwork
12). Zona silikaan ini membentuk tonjolan- mengandung sulfida tembaga dijumpai di
tonjolan runcing, membentuk pulau-pulau pantai timur bagian selatan (Gambar 8).
kecil dengan diameter beberapa meter.
Sebaran silika masif, tekstur vuggy silica, Kelompok kedua berupa bongkah batuan
terdapat urat-urat silika struktur menjaring. tersilikakan kuat dan masif, terdapat tekstur
Alterasi Dan Mineralisasi Di Pulau Merah, Kecamatan Pesanggaran....., Sabtanto Joko Suprapto, dkk. 76
vuggy silica. Sebaran kelompok kedua ini Pulau Merah. Bagian bawah singkapan
dapat dijumpai di sepanjang pantai Pulau batuan apabila saat laut pasang berada di
Merah mulai dari bagian tenggara dan bawah permukaan air laut, mempunyai
cenderung lebih melimpah di bagian utara. warna abu-abu cerah. Sedangkan
Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat singkapan batuan yang berada di atas
zona vuggy silica di bagian puncak, asal permukaan air laut berwarna coklat, merah
dari bongkah runtuhan tersebut. hati, dan hijau (Gambar 9).
Gambar 10. Batuan porfiritik mengandung Zona mineralisasi di bagian utara Pulau
malakit tersebar dan mengisi rekahan, Merah, mulai dari sekitar lokasi PM.07
lokasi PM.01. sampai PM.13, merupakan deposit
epitermal. Hasil analisis kimia bijih emas
Mineral-mineral tembaga jenis yang lain mempunyai kadar 189 ppb s.d. 1.843 ppb
dapat teramati dengan jelas menggunakan Au, 1 ppm s.d. 21,4 ppm Ag dan 24 ppm
lensa pembesar atau menggunakan s.d. 123 ppm As. Kandungan emas tinggi di
mikroskop binokuler. Pengamatan lokasi PM.11 yaitu 1.843 ppb Au dan lokasi
menggunakan mikroskop binokuler dengan PM.12 yaitu 1.037 ppb Au. Lokasi PM.11
perbesaran 5 kali sampai dengan 104 kali, berada sekitar 50 meter di utara lepas
didapatkan kenampakan sebaran mineral- pantai Pulau Merah dan PM.12 di sekitar
mineral tembaga lebih jelas dan lengkap. 100 meter di timurlaut lepas pantai Pulau
Kandungan kalkopirit, kalkosit, bornit Merah (Gambar 11). Zona mineralisasi di
dijumpai tersebar maupun mengisi bagian utara dicirikan oleh adanya alterasi
rekahan. Sebagian kalkopirit membentuk silika masif, tekstur vuggy silica, dengan
pola kelurusan dan stockwork seperti pada kandungan lempung pada tubuh bijih di
Gambar 15.B. Malakit umumnya tersebar di lokasi PM.09 berupa dickite + pyrophyllite +
sekitar sulfida tembaga yang lain (Gambar nacrite, merupakan cebakan emas
15. A, D, & F). Mineral azurit membentuk epitermal tipe ”high sulphidation”. Cebakan
selaput tipis menutup permukaan rongga emas epitermal tipe high sulphidation,
(Gambar 15.H). Mineral bornit tersebar disebut juga tipe ”asam sulfat” (White dan
maupun mengisi rongga membentuk urat Hedenquist 1995). Kehadiran dickite +
halus. Demikian juga mineral kalkosit pyrophyllite + nacrite mengindikasikan
tersebar dan mengisi rongga membentuk lingkungan asam sampai menengah
urat-urat halus (Gambar 15.G). dengan suhu 200oC s.d. 300oC (Chen,
Wang, dan Yang 2001).
Hasil analisis kimia, semua conto dari zona
mineralisasi, mengandung Cu, Au, dan Ag Oksida besi berupa hematit, jarosit, dan
tinggi, sebagaimana umumnya kadar pada limonit melapisi permukaan singkapan
cebakan tembaga dan emas yang dapat deposit bijih tembaga maupun bijih emas.
diusahakan secara ekonomis. Jumlah Kandungan besi berupa pirit teramati pada
conto yang dianalisis kandungan logamnya mikrokskop binokuler (Gambar 15.B).
sebanyak 14, terdiri dari 11 conto dari hasil Kehadiran oksida besi menutupi
identifikasi di lapangan terdapat indikasi permukaan singkapan pada dinding tebing
mineralisasi, sedangkan tiga conto dari dan lereng Pulau Merah memberikan
zona alterasi argilik dan advanced argillic. kenampakan warna coklat dan merah hati.
Kandungan tembaga tinggi terdapat pada Singkapan warna coklat dan merah hati
lokasi PM.01 sampai PM.06, menempati tersebut dapat dijumpai di tebing timur
bagian selatan dari tebing timur Pulau bagian selatan, tebing barat, serta bagian
Merah. Hasil analisis kimia conto bijih bawah tebing sepanjang pantai Pulau
tembaga diperoleh kadar 0,32% s.d. 2,14% Merah. Lereng timur bagian utara relatif
Cu, 285 ppb s.d. 1.502 ppb Au, 1,4 ppm s.d. lebih landai tertutup oleh rimbunan pohon,
Alterasi Dan Mineralisasi Di Pulau Merah, Kecamatan Pesanggaran....., Sabtanto Joko Suprapto, dkk. 78
sehingga tidak memberikan kenampakan terdapat tekstur vuggy silica, ciri khas
warna merah. mineralisasi emas high sulphidation
(Gambar 13 A dan C).
Gambar 12. Cebakan tembaga tipe porfiri dan cebakan emas epitermal
tipe high sulphidation Pulau Merah, difoto dari arah tenggara
Gambar 13. Zona overprint di seberang timurlaut Pulau Merah membentuk tonjolan dan
pulau-pulau kecil. A di lokasi PM.14, terdapat jejak stocwork silika. B di lokasi PM. 13 dan C
lokasi PM. 14 terdapat jejak rongga-rongga membentuk pola stocwork.
Pada A dan C terdapat tekstur vuggy silica.
Alterasi Dan Mineralisasi Di Pulau Merah, Kecamatan Pesanggaran....., Sabtanto Joko Suprapto, dkk. 80
A B
C D
PM.01. Mineral bornit tersebar dan PM.01. Mineral bornit (ungu) dan malakit
mengisi rekahan, perbesaran 64 x (hijau), perbesaran 46 x
E F
PM.03. Mineral kalkosit (abu-abu gelap) PM.05. Mineral kalkosit (abu-abu gelap)
tersebar, perbesaran 30 x. dikelilingi malakit (hijau), perbesaran 25 x
G H
PM.05. Mineral kalkosit (abu-abu gelap) PM.05. Azurit (biru), perbesaran 104 x
mengisi rekahan, perbesaran 5 x.
Gambar 15. Hasil perbesaran menggunakan mikroskop binokuler,
conto cebakan tembaga porfiri
Keseluruhan Pulau Merah merupakan Carlile, J. C., dan Mitchell, A.H.G. 1994.
tubuh dari cebakan bijih. Terdapat dua tipe “Magmatic Arcs and Associated Gold
alterasi dan mineralisasi yang terbentuk and Copper Mineralization in
yaitu tembaga porfiri Cu-Au dan emas Indonesia.” Journal of Geochemical
epitermal tipe high sulphidation. Alterasi Exploration 50 (1–3): 91–142.
epitermal high sulphidation dicirikan oleh https://doi.org/10.1016/0375-
alterasi silika masif, dengan tekstur vuggy 6742(94)90022-1.
silica. Di bagian utara Pulau Merah zona Chen, P.Y., Yuan, M.K., dan Yang, D.S.
vuggy silica berbatasan dengan zona 2001. “Mineralogy of Dickite and
advanced argillic. Sedangkan tipe porfiri Nacrite from Northern Taiwan.” Clay
dicirikan oleh stocwork silika dan stockwork Minerals 49 (6): 586–95.
sulfida tembaga, pada bagian timur Pulau Corbett, G.J. 2002. “Epithermal Gold for
Merah berbatasan dengan zona argilik. Explorationists.” AIG Journal, Applied
Geoscientific Practice and Research
Cebakan tembaga porfiri Cu-Au in Australia, no. February: 2002–01.
mempunyai kadar 0,32% s.d. 2,14% Cu, http://www.korearth.net/down/doc/Co
285 ppb s.d. 1.502 ppb Au , 1,4 ppm s.d. rbett.pdf.
9,4 ppm Ag dan 2 ppm s.d. 4 ppm Mo. Hammarstrom, J.M., Bookstrom, A.A.,
Cebakan bijih emas epitermal high Dicken, C.L., Drenth, B.J., Ludington,
sulphidation mempunyai kadar 189 ppb s.d. S., Robinson, G.R., Bambang, T.S.,
1.843 ppb Au, 1 ppm s.d. 21,4 ppm Ag dan dkk. 2013. “Porphyry Copper
24 ppm s.d. 123 ppm As. Pada bagian arah Assessment of Southeast Asia and
puncak pulau diperkirakan terdapat zona Melanesia.” Global Mineral Resource
vuggy silica. Di antara dua tipe mineralisasi Assessment, no. Scientific
tersebut terdapat zona overprint, yaitu Investigations Report 2010–5090–D:
cebakan tembaga porfiri yang telah 352.
terbentuk sebelumnya di-overprint Hellman, P.L. 2011. “Tujuh Bukit Project
epitermal high sulphidation. Report on Mineral Resources ,
Technical Report for Interprid Mines
Fenomena geologi Pulau Merah berupa Limited.” NSW.
tubuh cebakan bijih tembaga porfiri Cu-Au http://member.afraccess.com/media
dan cebakan bijih emas epitermal high ?id=CMN://6A437115&filename=200
sulphidation yang berada pada satu lokasi 90204/00924543.pdf.
dengan singkapan lengkap dan luas, Jackson, A. 2015. “Pophyry Copper
mudah dijangkau, serta berada pada Deposits.”2015.
lingkungan obyek wisata, maka hal http://sprottglobal.com/natural-
tersebut merupakan fenomena geologi resource-investing/investment-
yang langka di Indonesia. Sehingga Pulau university/ore-deposits-101-part-3.
Merah layak untuk dijadikan cagar alam Maryono, A., Harrison, R., Rompo, I.,
geologi agar dapat dilestarikan kondisi Priowasono, E., Norris, M. 2016.
alaminya dan dapat dimanfaatkan sebagai “Succssesfull Techniques in
obyek wisata pendidikan geologi Exploring The Lithocap
(geowisata). Environement of The Sunda
Magmatic Arc, Indonesia.” In
Proocedings of Unconventional
Exploration Targets & Latest
Techniques and New Tools in Mineral
and Coal Mgei 8 Annual Convention
2016, edited by Darlius E.Y., 7–13.
Bandung: MGEI.
Alterasi Dan Mineralisasi Di Pulau Merah, Kecamatan Pesanggaran....., Sabtanto Joko Suprapto, dkk. 82
Sillitoe, R.H. 2000. “Gold -Rich Porphyry Suprapto, S.J. 2008. “Pertambangan
Deposits: Descriptive and Generic Tembaga Di Indonesia.” Warta
Models and Their Role in Exploration Geologi, September 2008.
and Discovery.” SEG 13 (2000): 315– http://www.bgl.esdm.go.id/index.php/
45. koleksi-warta-geologi/242-warta-
Sinclair, W.D. 2004. “Porphyry Deposits.” geologi-volume-iii-no-3.
Distribution 33 (2004): 1–14. White, N.C. dan Hedenquist, J.W. 1995.
Sopian, A. 2017. “Surga Surfing Di Pantai “Epithermal Gold Deposits: Styles,
Merah.” 2017. Characteristics and Exploration.”
https://maritimenews.id/surga- Published in SEG Newsletter 1 (23):
surfing-di-pantai-merah. 9–13.
https://doi.org/10.1080/00207540410
001683261.