Guru Pembimbing:
Iik Sri Sulasmi, S.Pd. M.Si
Disusun Oleh
- Abdul Hafiz Zaidan - Ingger Najwa Anjani
- Dian Putri Mei Cica - Nabila Anandita
- Cindy Fatika Sari - Safira Zahra Aprianti
- Farhan Adin S. - Sabrina Rizkiani Azzahra
Kata Pengantar
Marilah kita panjatkan segala puji syukur kehadirat Allah swt. Tuhan Yang Maha
Esa yang mana telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga makalah yang
berujudul ‘Struktur dan Fungsi Sel pada Sistem Ekskresi’ dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam tak lupa kita junjungkan kepadan nabi besar Muhammad saw.
Yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang seperti saat ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran dari pembaca agar
dalam penulisan makalah yang selanjutnya akan dapat lebih baik lagi.
Penyusun
KELOMPOK 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN..........................................................................................
BAB II
SISTEM EKRESI PADA MANUSIA......................................................................................
A. PARU-PARU..........................................................................................................
B. GINJAL...................................................................................................................
C. KULIT.....................................................................................................................
D. USUS BESAR (KOLON).......................................................................................
E. HATI.......................................................................................................................
BAB III
SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN.....................................................................................
A. SISTEM EKSKRESI PADA CACING..................................................................
B. SISTEM EKSKRESI PADA BELALANG............................................................
BAB IV
KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI MANUSIA, SERTA
KAITANYA DENGAN TEKNOLOGI....................................................................................
A. GANGGUAN PADA SISTEM EKSKRESI...........................................................
B. TEKNOLOGI YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN SISTEM
EKSKRESI..............................................................................................................
BAB V
PENUTUP.................................................................................................................................
KESIMPULAN.............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di dalam tubuh makhluk hidup berlangsung berbagai proses metabolisme, seperti
respirasi, sintesis protein, dan perombakan zat-zat. Namun selain itu, metabolisme juga
menghasilkan zat-zat yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Oleh Karena itu tubuh kita
memiliki system ekskresi guna mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme. System ekskresi
yang dimiliki makhlluk hidup berbeda-beda sesuai dengan tingkatan dan kenveksitas
makhluk hidup.
Sistem ekskresi merupakan system pembuangan zat-zat sisa pada makhluk hidup
seperti karbon dioksida, urea, racun, dan lainnya. Organisme multiselular memiliki proses
ekskresi yang lebih kompleks. Pada system ekskresi ini, sisa mtabolisme dapat diserap,
kemudian diproses dan akhirnya dikeluarkan melalui alat ekskresi.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini, terdapat beberapa rumusan masalah :
1. Apa pengertian dari sistem ekskresi?
2. Bagaimanakah sistem ekskresi yang terjadi pada manusia?
3. Bagaimanakah sistem ekskresi yang terjadi pada hewan?
4. Apa gangguan yang dapat terjadi pada sistem ekskresi?
5. Apa contoh teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem ekskresi.
2. Untuk dapat menjelaskan bagaimana sistem ekskresi yang terjadi pada manusia.
3. Untuk dapat menjelaskan bagaimana sistem ekskresi yang terjadi pada hewan.
4. Untuk mengetahui gangguan yang dapat terjadi pada sistem ekskresi.
5. Untuk dapat menyebutkan contoh teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem
ekskresi.
BAB II
PEMBAHASAN
1) Bronkus
Bronkus adalah batang percabangan dari tenggorokan atau trakea yang
menghubungkan paru-paru sebelah kanan dengan paru-paru sebelah kiri.
Bronkus sebelah kiri lebih besar dan memiliki panjang sekitar 5cm.
Sedangkan bronkus sebelah kanan berukuran lebih lebar, pendek, dan lebih
lurus. Bronkus tersusun oleh tulang rawan, otot polos, dan lapisan mukosa.
Tulang rawan berfungsi sebagai jaringan penyusun rangka pada bronkus otot
polos yang berguna untuk bernapas secara otomatis tanpa disadari. Lapisan
mukosa menghasilkan lender untuk melindungi paru-paru dari partikel asing
seperti debu atau kotoran.
2) Bronkiolus
Bronkiolus adalah percabangan dari bronkus yang berada di dalam
alveolus. Bronkiolus berfungsi sebagai jalan masuknya udara menuju
alveolus. Bronkiolus mempunyai diameter sekitar 1 mm atau bahkan lebih
kecil yang bisa berubah sesuai tekanan udara yang masuk. Pelebaran atau
pembengkakan diameter bronkiolus yang disebabkan oleh rangsangan
hormone epinephrine dan saraf simpatik disebut dengan bronkodilasi.
Sedangkan penyempitan diameter yang disebebkan oleh rangsangan histamine
dan saraf parasimpatis disebut dengan bronkokonstriksi.
Struktur jaringan pada bronkiolus tersusun atas sel epitel kuboid bersilia
(jaringan epitelium berbentuk kubus bersilia) serta otot polos. Bronkiolus
dapat terbagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang disebut dengan
terminal. Terminal bronkiolus memiliki diameter 0,5 mm dan di dalamnya
terdapat duktus alveolus. Terminal bronkiolus merupakan tempat berakhirnya
perjalanan udara, di mana udara selanjutnya akan mengalami pertukaran di
dalam alveolus.
3) Alveolus
Alveolus adalah tempat terjadinya pertukaran gas antara gas oksidengn
dengan gas karbondioksida secara difusi, di mana oksigen akan masuk dan
karbondioksida akan dikeluarkan. Struktur alveolus tersusun atas selaput tipis
dan banyak terdapat kapiler darah. Di dalam alveolus, darah akan mengambil
oksigen dari udara dan melepaskan karbondioksida ke udara. Bentuk jamak
dari alveolus disebut dengan alveoli, dengan kata lain alveoli terdiri dari
banyak alveolus.
Pada umumnya, alveolus atau gelembung udara memiliki diameter yang
berkisar antara 0,2-0,3 mm. alveolus pada paru-paru manusia memiliki jumlah
keseluruhan yaitu mencapai 700 juta buah dan luas paru-paru jika
dibentangkan yaitu mencapai 90 m2. Ukuran alveolus bervariasi berdasarkan
lokasi atau letak di dalam paru-paru. Alveolus terdiri dari sel-sel epitel dan
endothelium.
Sel epitel pada alveolus dibagi menjadi dua tipe
i. Sel epitel squamosal yang berfungsi sebagai proses pertukaran udara.
Sel ini berukuran besar dan datar.
ii. Sel pneumosit yang tidak termasuk dalam proses pertukaran udara di
paru-paru. Sel epitel ini menghasilkan zat surfaktan yang berguna
untuk mencegah alveolus mengalami kolaps dan melapisi alveolus.
4) Pleura
Pleura adalah selaput yang melapisi paru-paru. Struktur pleura yaitu halus,
licin, dan berbentuk seperti kantong. Pleura berfungsi untuk mlindungi paru-
paru dari gesekan atau mengurangi gesekan selama proses respirasi. Pleura
terdiri atas dua lapisan tipis, yaitu pleura visceral dan pleura parietal. Pleura
visceral yaitu pleura bagian dalam yang melapisi langsung paru-paru. Sedangkan
pleura parietal, yaitu selaput pleura bagian luar yang menempel pada rongga dada. Di
antara kedua lapisan tersebut, terdapat sedikit cairan yang mengandung
glikosaminoglikan.
5) Trakea
Trakea merupakan bagian paru-paru yang menghubungkan laring dengan
bronkus. Struktur trakea yaitu berbentuk tabung dengan panjang sekitar 5
inch. Trakea terdiri dari tulang rawan hialin yang dilapisi oleh sel epitel
bersilia dan berbentuk seperti huruf C. Trakea berfungsi sebagai saluran
pernapasan. Silia pada sel epitel berfungsi untuk menyaring udara yang akan
masuk ke paru-paru, serta menangkap partikel asing dan membawanya ke
faring agar bisa masuk ke system pencernaan.
6) Diafragma
Diafragma merupakan otot utama yang memisahkan paru-paru dan
jantung dengan organ perut (limpa, lambung, usus, dan hati) atau menjadi
pembatas antara rongga dada dengna perut. Diafragma berbentuk seperti
kubah otot dan terletak di bawah rongga dada. Diafragma berfungsi dalam
proses pernapasan perut.
A. Ginjal
Ginjal merupakan komponen utama penyusun sistem ekskresi manusia yaitu
urin. Manusia memiliki sepasang ginjal berukuran sekitar 10 cm. Letak ginjal di
rongga perut sebelah kiri dan kanan ruas-ruas tulang pinggang. Ginjal berfungsi untuk
menyaring zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah, mempertahankan
keseimbangan cairan tubuh, mengeskresikan gula darah yang melebihi kadar normal
dan mengatur keseimbangan kadar asam, basa, dan garam di dalam tubuh.
1. Struktur Ginjal
Secara umum, ginjal terbagi atas tiga bagian yaitu Korteks (kulit ginjal), Medula
(sumsum ginjal), dan Pelvis Renalis (rongga ginjal).
a) Korteks (Kulit Ginjal)
Korteks ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dan zat
terlarut dalam tubuh, yaitu dengna melakukan penyaringan darah,
kemudian menyerap kembali (reabsorpsi) zay yang diperlukan oleh tubuh,
dan membuang bahan yang berlebihan atau tidak berguna melalui urin.
Pada korteks ginjal terdapat nefron yang merupakan unit struktural dan
fungsional ginjal. Umumnya 1 ginjal memiliki 1 juta nefron. Nefron terdiri
atas badan Malphigi dan tubulus. Badan Malphigi dibentuk oleh
glomerulus dan kapsula Bowman. Ginjal memiliki tiga tubulus, yaitu
Tubulus Kontortus Proksimal, Tubulus Kontortus Distal, dan Tubulus
Kolektivus.
b) Medula
Medula adalah bagian ginjal yang letaknya berada paling dalam
dan termasuk salah satu bagian dari sistem ekskresi pada ginjal. Medula
berbentuk kerucut atau renal pyramid di mana terletak lengkung Henle.
Medula terdiri dari 8-12 piramida renalis yang menjadi bagian utama pada
medula. Fungsi dari piramida renalis itu yaitu sebagai penyalur sisa hasil
filter dari tubulus kolektivus kekaliks. Pembuluh darah kapiler dari
kapsula Bowman semuanya berkumpul di medula. Kemudian di dalam
medula akan mengalami terjadinya proses augmentasi dan reabsorpsi yang
disebabkan oleh tubulus distal dan tubulus proksimal.
c) Pelvis Renalis
Pelvis Renalis berfungsi sebagai tempat penampungan urin dan
membawa urin tersebut ke ureter. Urin dari ureter akan dibawa ke
kandung kemih dan disimpan sementara pada kandung kemih sampai
waktunya dikeluarkan melalui uretra.
a. Pembentukan Urine
a) Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi terjadi di badan Malphigi yang terdiri dari kapsula Bowman dan
glomerulus. Glomerulus menyaring air, garam, glukosa, asam amino, urea,
dan limbah lainnya untuk melewati kapsula Bowman. Hasil filtrasi ini
mengahasilkan filtrat glomerulus atau urine primer. Urine primer ini
mengandung air, protein, glukosa, asam amino, urea, dam ion anorganik.
Glukosa, ion anorganik, dan asam amino masih diperlukan tubuh.
c) Augmentasi (Pengeluaran)
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju saluran
pengumpul (tubulus kolektivas). Di tubulus ini, masih terjadi penyerapan
kembali air, garam NaCl, dan urea sehingga terbentuk urine yang harus
dibung dari tubuh. Dari tubulus pengumpul, urine memasuki pelvis renalis,
lalu mengalir menuju ureter menuju kandung kemih. Ketika kandung kemih
penuh, orang akan merasakan keinginan untuk buang air kecil.
b) Saraf
Rangsangan saraf renalis menyebabkan menyempitnya pembuluh darah
yang menuju glomerulus. Akibatnya, air dan darah ke glomerulus berkurang
sehingga tekanan darah juga menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan prosses
filtrasi menjadi kurang efektif.
c) Hormon Antidiuretik (ADH)
ADH adalah hormon yang memengaruhi penyerapan air oleh dinding
tubulus. Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis posterior. Apabila kadar ADH
dalam darah naik, maka penyrapan air oleh dinding tubulus meningkat. Hal ini
menyebabkan jumlah urine yang terbentuk sedikit. Begitu juga sebaliknya.
d) Kadar Garam
Kadar garam yang harus berlebih/tinggi dikeluarkan dari darah supaya
tekanan osmotiknya tetap.
B. Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar tubuh kita. Berat kulit sekitar 16% dari berat
tubuh kita. Mannusia termasuk mamalia sehingga kulitnya ditumbuhi oleh rambut.
Kulit merupakan salah satu organ ekskresi manusia karena berfungsi untuk
mengekskresikan zat-zat sisa berupa keringat. Selain sebagai organ ekskresi, kulit
juga mempunyai beberapa fungsi lainnya, antara lain :
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan kulit yang paling luar. Lapisan yang disebut
juga dengan kulit ari ini merupakan lapisan kulit yang tahan air yang memiliki
ketebalan yang berbeda-beda.
Epidermis merupakan lapisan kulit yang tidak memiliki pembuluh darah. Lapisan
ini tersusun atas beberapa sel utama, yaitu :
a) Sel Merkel, yaitu sel epidermis local yang terletak di lapisan basal epidermis
dan selubung epitel folikel rambut yang berfungsi sebagai reseptor sensorik.
b) Sel Keratinosit, yaitu sejenis sel yang ditemukan di lapisan terluar kulit yang
bertugas menghasilkan keratin, yaitu protein pembentuk kulit, rambut, dan
kuku.
c) Melanosit, yaitu sel-sel yang terdapat pada epidermis yang bertanggung jawab
untuk memproduksi melanin, yaitu zat yang memberikan warna pada kulit.
d) Sel Langerhans, yaitu sel-sel yang terdapat dalam penile epthelium yang
berperan penting dalam proses imunologi kulit.
Epidermis kulit terbagi atas 4 lapisan, yaitu :
Epidermis tidak dilalui oleh pembuluh darah. Dengan adanya epidermis, kulit
menjadi kedap air sehingga air dari luar tubuh tidak dapat masuk ke dalam tubuh.
2. Dermis
Dermis merupakan lapisan kulit yang berada di bawah lapisan epidermis
yang keduanya terhubung oleh suatu membrane yang dinamakan membrane basal.
Lapisan ini lebih tebal daripada lapisan epidermis. Dermis tersusun atas beberapa
komponen structural seperti kolagen, serat elastis, dan matrix ekstrafibrillar, yaitu
zat ektraseluler yang terdiri dari glukosaminoglikan, proteoglikan, serta
glikoprotein. Pada lapisan dermis terdapat akar rambut, kelenjar keringat, kelenjar
minyak, pembuluh darah, sel-sel otot polos, dan serabut saraf. Kelenjar minyak
berfungsi untuk menghasilkan minyak yang berperan penting untuk mencegah
kekeringan pada kulit dan rambut. Apabila kita banyak mengeluarkan keringat,
maka kita akan banyak kehilangan air. Faktor yang memengaruhi jumlah keringat,
antara lain:
a) Aktivitas tubuh. Apabila aktivitas tubuh semakin meningkat, maka tubuh akan
lebih banyak mengeluarkan keringat.
b) Goncangan emosi. Apabila kita mengalami keresahan, maka tubuh akan lebih
banyak mengeluarkan keringat.
c) Rangsangan saraf. Apabila aemosi kita sedang naik, maka akan merangsang
saraf simpatis yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah. Adanya
penyempitan ini akan mengurangi jumlah keringat yang dikeluarkan.
3. Hipodermis
Hipodermis merupakan bagian yang terletak di bawah dermis. Merupakan
lapisan yang banyak mengandung lemak yang bertindak sebagai cadangan
makanana, melindungi tubuh dari benturan, serta menahan panas pada tubuh. Di
dalam lapisan ini terdapat pembuluh darah, limfa, serta saraf yang sejajar dengan
permukaan kulit.
Secara umum, fungsinya antara lain :
a) Membantu menyangga tubuh bagian dalam terhadap adanya benturan.
b) Memberikan bentuk pada tubuh.
c) Sebagai penyedia cadangan makanan.
d) Membantu mempertahankan suhu tubuh.
C. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsinya sebagai alat pencernaan dan juga sebagai alat ekskresi. Fungsi
utama dari organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar ukurannya lebih besar
dibandingkan dengan usus kecil, karena itu usus besar dibagi menjadi enam bagian
yang berbeda.
1. Sekum
2. Usus Buntu
Usus buntu merupakan tonjolan kecil di dalam usus besar dan dijadikan
sebagai antibodi di dalam tubuh manusia. Sayangnya perkembangan zaman yang
semakin maju membuat usus buntu dipandang sebagai sumber penyakit, terlihat
banyak penyakit usus buntu yang diderita sebagian orang.
Fungsi usus buntu antara lain sebagai sistem kekebalan tubuh, sehingga
dipercaya jika usus buntu diambil, sistem kekebalan tubuh manusia akan
menurun. Berperan sebagai sekresi imunoglobin.
3. Kolon
b) Kolon Transversum
Kolon transversum terletak di bagian kanan perut kemudian ke kiri
bagian perut. Kolon transversum juga melekat pada bagian perut.
Pelekatan usus besar transversum dilakukan oleh sekelompok jaringan
yang disebut omentum. Kolon transversum menuju ke bagian bawah limpa
dan berakhir pada kolon bernama desenden.
c) Kolon Desenden
kolon ini adalah bagian kolon transversum bagian bawah dan
berubah menjadi kolon desenden. Kolon ini letaknya ada di sisi peerut
bagian kiri. Pergerakan dari kolon desenden berakhir pada kolon sigmoid.
d) Kolon Sigmoid
Kolon ini letaknya di sisi kiri bagian bawah perut. jika dilihat,
kolon sigmoid akan membentuk huruf S dan tersambung dengan kolon
desenden dan juga bagian rektum. Bagian kolon ini dilapisi dengan
jaringan masa otot yang kuat sehingga usus memiliki kekuatan untuk
mendorong limbah menuju ke bagian rektum.
4. Rektum
Penyerapan air. Ketika kita makan dan selang 24 jam setelah waktu
makan, makanan yang tidak dapat dicerna oleh usus halus akan bergerak
menuju ke bagian usus besar.
Penyerap vitamin. Banyak bakteri yang bersifat baik ada di bagian usus
besar. Bakteri itu memiliki fungsi untuk mencerna gula yang tidak dapat
dicerna oleh bagian usus halus dan menguraikan serat menjadi asam
lemak.
Menguragi kadar keasaman dan mencegah infeksi. Lsrutn alkali akan
diciptakan di usus besar di mana larutan alkali itu berfungsi untuk
membantu dalam mengurangi kadar akeasaman dan menjadi penyeimbang
kadar keasaman di dalam usus besar.
Menghasilkan antibodi yang berfungsi untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh. Usus besar yang berfungsi untuk menghasilkan antibodi
adalah bagian usus buntu yang tersambung dengan sekum.
D. Hati
Hati terletak di dalam tubuh manusia di dalam diafragma dalam rongga perut di
sebelah kanan atau lebih tepatnya di sebelah kanan atas abdomen. Hati berwarna
merah cokelat, memiliki berat kurang lebih 1,47 kg, memiliki banyak pembuluh darah
yang lunak. Berikut merupakan struktur hati :
a) Lobus Kanan dan Lobus Kiri. Di lobus kanan dan lobus kiri ini merupakan tempat
proses utama pada hati. Di sini dihasilkan empedu yang berfungsi sebagai
penawar racun.
b) Lobulus, yang terletak di dalam lobus. Di dalam hati terdapat sekitar 50.000
sampai dengan 100.000 lobus dan setiap lobus terdiri dari vena sentral yang
dikelilingi sel-sel hati kecil.
c) Vena Sentralis, terdapat di bagian pusat dari lobulus.
d) Vena Hepatica, pembuluh darah ini berfungsi dalam mekanisme peredaran darah
yaitu untuk mengangkut darah yang telah disaring oleh hati menuju ke vena cava
inferior.
e) Lakuna merupakan sekat yang memisahkan antara lobulus yang satu dengan
lobulus yang lainnya.
f) Kantung empedu, berfungsi sebagai reservoir penyimpangan untuk empedu.
Fungsi dari hati dalam sistem ekskresi, yaitu :
BAB III
Umumnya hewan invertebrata belum memiliki sistem ekskresi yang khusus. Yang
hidup di laut, umumnya melakukan proses ekskresi melalui selaput permukaan tubuhnya.
Lain halnya dengan hewan vertebrata, mereka memiliki alat ekskresi utama, yaitu ginjal.
Struktur ginjal yang paling primitif adalah holonefros. Tipe ginjal dibedkan menjadi 4,
yaitu Pronefros (berkembang pada fase embrio atau larva), Mesonefros (perubahan dari
Pronefros), Metanefros (perubahan dari Mesonefros), Opistonefros (terdapat pada
Cyclostomata, Pisces, dan Amphibia)
Proses ekskresi pada cacing tanah dimulai dari masuknya air beserta zat
sisa serta zat yang masih berguna karena dihisap oleh nefrostoma, kemudian air
tersebut dialirkan ke tubulus nefrdia di segemen tubuh belakangnya. Pada tubulus
nefridia ini terjadi reabsorpsi zat yang masih berguna bagi tubh dan zat yang
masih berguna tersebut akan dikembalikan ke kapiler darah. Sedangkan zat sisa
yang tidak dibutuhkan oleh tubuh akan mengalir sampai ke kandung kemih untuk
dikumpulkan sementara waktu. Setelah kandung kemih penuh dengan urine, maka
urine akan dibuang ke lingkungan lewat lubang nefridiofor.
Zat-zat sisa metabolisme berupa senyawa nitrogen yang berasal dari cairan
tubuh. Di dalam darah akan diubah menjadi asam urat. Asam urat ini kemudian akan
diserap pembuluh Malpighi, selanjutnya diteruskan ke usus di dalam rektum. Lalu
akan terjadi penyerapan air yang berlebihan sebelum dikeluarkan dari tubuh yang
menyebabkan kotoran serangga berbentuk butiran-butiran.
BAB IV
Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi Manusai Serta Kaitannya dengan
Teknologi
2). SISTITIS
= Radang pada membran mukosa yang melapisi kantung kemih disebabkan karena
infeksi bakteri atau Peradangan pada ginjal yang meluas ke kantung kemih.
4). ALBUMINURIA
= Penyakit yang ditunjukkan oleh adanya molekul albumin dan protein lainnya dalam
Urine.
5). POLIURIA
= poliuria ialah urine yang dikeluarkan Oleh tubuh sangat banyak dan Encer. Terjadi
karena sangat rendahnya atau gagalnya Nefron untuk melakukan reabsorpsi.
6). OLIGURIA
= oliguria ialah urine Yang dihasilkan sangat sedikit bahkan Kadang sama sekali tidak
menghasilkan Urine. Disebabkan oleh kerusakan ginjal secara total.
Kelenjar prostat adalah kelenjar yang mengelilingi leher kandung kemih dan salutan uretra.
Kelenjar prostat hanya terdapat pada pria dan umumnya menyerang pria pada umur 50 tahun
keatas. Ada tiga gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan prostat membengkak yaitu,
kanker prostat, benign prostatic hyperplasia (BPH) alias pembesaran prostat jinak, dan
prostatis. Kelenjar prostat pria akan terus berkembang sepanjang hidupnya. Itu sebabnya pria-
pria usia lanjut lebih berisiko mengalami pembesaran prostat. Kanker prostat terjadi ketika sel
prostat berkembang di luar kendali sehingga membentuk tumor yang mendesak dan merusak
jaringan sekitarnya. Mutasi DNA dapat menyebabkan sel prostat bertumbuh ganas dan
membelah diri lebih cepat dibanding sel normal, sehingga menjadikannya sel kanker, namun
penyebab mutasi DNA sel kanker belum diketahui pasti,pada umumnya dipicu oleh faktor
penuaan. Perkembangannya dapat dipercepat dengan gaya hidup tidak sehat, misalnya jarang
berolahraga, merokok, dan pola makan tinggi lemak yang dapat memicu obesitas.Benign
prostatic hyperplasia (BPH), yang lebih dikenal sebagai pembesaran prostat jinak, juga
merupakan kondisi prostat yang membesar akibat pertumbuhan sel prostat yang berlebihan.
Bedanya, BPH adalah jenis tumor non-kanker. Walau penyebab benign prostatic hyperplasia
masih belum diketahui pasti, dipercaya bahwa perubahan dalam keseimbangan hormon dan
faktor pertumbuhan sel dapat menyebabkan pembengkakan prostat.
Berikut beberapa gejala penyakit yang sering ditimbulkan pada gangguan kelenjar prostat.
Pembengkakan prostat akibat kanker biasanya lebih tampak terlihat di bagian sisi prostat,
sedangkan prostat yang bengkak akibat BPH lebih terlihat di bagian tengah.
Pengobatan Prostatis dan BPH dapat dengan pemberian obat-obatan seperti antibiotik untuk
membasmi kuman penyebab radang, pemberian obat anti nyeri, dan obat untuk melemaskan
otot kandung kemih.
Pengobatan kanker tergantung dari derajat pertumbuhan kanker dan kondisi kesehatan Anda.
Secara umum penanganan kanker prostat bisa dengan terapi radiasi, terapi hormon, kemoterapi,
dan pembedahan untuk mengangkat kelenjar prostat.
kesehatan prostat dapat dijaga dengan banyak mengonsumsi buah dan sayur, pilih makanan
yang kaya vitamin dan mineral, rutin berolahraga, dan mempertahankan berat badan ideal.
Gangguan pada kulit yang dapat mengganggu proses ekskresi adalah sebagai berikut.
1. Jerawat
Jerawat merupakan gangguan umum yang bersifat kronis pada kelenjar minyak, pori-pori
terhubung ke kelenjar oleh kanal yang disebut folikel. Ketika folikel kulit tersumbat, maka
timbulah jerawat.U mumnya dialami pada masa remaja atau pubertas. Jerawat dapat berupa
bintil merah ringan hingga jerawat kistik yang nyeri. Jerawat dapat dicegah dengan rajin
mencuci muka, konsumsi asupan makanan yang sehat, menghindari penggunaan kosmetik
berlebihan
2. Eksim
Eksim merupakan penyakit kulit kronis yang menyebabkan serangan gatal-gatal dan
kemudian hilang untuk beberapa waktu. Penyakit ini dipengaruhi oleh bakat alergi yang
diturunkan secara genetik dan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang dapat
menyebabkan alergi. Eksim membuat kulit menjadi meradang, gatal, kering, pecah-pecah.
Eksim dapat dicegah dengan menghindari pengunaan sabun yang mengadung zat kimia
berbahaya, hindari pengunaan pakaian yang membuat kulit terasa gatal, dan menjaga
kebersihan lingkungan
3. Skabies
Penyakit kulit menular yang disebabkan oleh penyusupan tungau kecil ke dalam lapisan
kulit luar yang dapat menimbulkan ruam kulit yang sangat gatal dan dapat menimbulkan
koreng. Skabies dapat dicegah dengan selalu menjaga kebersihan badan
4. Panu
Ditandai dengan bercak pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat yang disebabkan
oleh jamur yang termasuk dalam genus malassezia. Bercak-bercak yang terjadi pada kulit Anda
tidak hanya berwarna putih, bisa berwarna apa saja, biasanya panu terdapat pada bagian atas
dada, lengan, leher, perut, kaki, ketiak, lipatan paha, dan muka. Panu dapat dicegah dengan
cara rutin mengganti pakaian yang penuh keringat dan debu.
5. Kutu air
Kutu air merupakan salah satu jenis infeksi pada kulit yang disebabkan oleh jamur yang
bernama bernama trichophyton rubum. Biasanya ditandai dengan keluhan gatal , dengan
kemerahan kulit, lecet atau luka. Kutu air dapat dicegah dengan menjaga kebersihan tubuh.
Berbagai macam kondisi kondisi dan penyakit dapat mengganggu fungsi hati. Jenis-jenis
gangguan hati tersebut antara lain:
* Penyakit kuning
* kondisi kulit dan mata yang menguning dikenal dengan penyakit kuning. Padahal kondisi ini
sebenarnya merupakan gejala dari gangguan hati yang ditandai dengan perubahan warna
kuning pada kulit dan mata. Hal ini disebabkan oleh kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam
aliran darah yang melebihi rentang normal. Tingkat bilirubin menjadi tinggi karena terjadi
kelainan sel atau peradangan pada hati.
* Sirosis
* Sirosis merupakan kondisi terbentuknya luka atau jaringan parut di hati yang bersifat kronis.
Kerusakan pada hati yang mengalami sirosis tidak bisa diperbaiki. Kondisi ini bisa
menyebabkan kegagalan hati. Kebiasaan minum minuman beralkohol, infeksi virus Hepatitis B
dan C merupakan penyebab paling umum dari sirosis
* Hepatitis APenyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis A. Virus ini menyebabkan
peradangan hati. Cara penularannya adalah melalui feses, air, dan makanan yang
terkontaminasi. Kontak fisik dengan penderita melalui hubungan seks juga dapat meningkatkan
risiko tertular hepatitis A.
* Hepatitis BHepatitis B merupakan infeksi hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis B
yang ditularkan melalui darah, cairan tubuh, atau luka yang terbuka. Ibu hamil yang menderita
hepatitis B juga dapat menularkannya kepada janin di dalam kandungan. Hati yang terinfeksi
akan mengalami luka, kegagalan hati, dan bahkan kanker jika tidak ditangani secepatnya.
* Hepatitis CVirus Hepatitis C dapat menular melalui darah. Hepatitis C membuat hati
mengalami pembengkakan. Kondisi kronis dari infeksi virus ini membuat hati mengalami
sirosis, kegagalan hati, dan kanker hati.
* Kanker hati
* Kanker hati terjadi ketika sel hati mengalami mutasi sehingga tumbuh secara tidak terkendali.
Dalam beberapa kasus, infeksi kronis akibat virus hepatitis B dan C menyebabkan kanker hati.
Gangguan hati bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, hindari kontak
langsung dengan darah maupun cairan tubuh penderita hepatitis. Pastikan juga mendapatkan
vaksinasi hepatitis sebagai langkah efektif mencegah penyakit ini.
Ekskresi
Beberapa contoh teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem eksresi adalah
transpalasi ginjal, cangkok kulit, dan Hemodialisis
transpalasi ginjal
Transplantasi ginjal adalah terapi penggantian ginjal pasien dengan ginjal lain yang berasal dari
orang yang hidup atau yang sudah meninggal. Transplantsi ginjal menjadi terapi pilihan untuk
sebagian besar pasien yang menderita gagal ginjal dan penyakit ginjal stadium akhir dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Ada serangkaian tes yang harus dilewati
pasien untuk memastikan tubuhnya cocok dengan ginjal dari pendonor. Selain itu, pasien juga
dianjurkan untuk berhenti merokok, membatasi minuman beralkohol, berolahraga sesuai
anjuran dokter, rutin berkonsultasi dengan dokter, dan mengonsumsi obat-obatan dan makanan
sesuai dengan saran.
BAB III
PENUTUP
Dari penulisan makalah yang telah kami buat tentang struktur sel dan fungsi pada
sistem ekskresi dapat disimpulkan bahwa ekskresi merupakan proses pengeluaran zat
hasil metabolisme dan zat sisa tubuh lainnya yang sudah tidak digunakan oleh tubuh,
dapat dikeluarkan bersama urine, keringat, atau pada proses pernapasan. Zat sisa
metabolisme ini harus dikeluarkan karena bersifat racun.
Alat ekskresi pada manusia adalah paru-paru, ginjal, kulit, usus besar, dan hati.
Sedangkan alat ekskresi pada invertebrata secara umum berupa saluran malphigi (pada
belalang), nefridium (pada cacing tanah), dan sel api atau flame cell (pada Planaria). Pada
vertebrata sudah memiliki ginjal seperti manusia drngan struktur yang sempurna,
walaupun masih terdapat perbedaan dalam struktur dan fungsinya. Ada beberapa tipe
ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, opistonefros, mesonefros, dan metanefors.