Anda di halaman 1dari 26

Tugas;

MAKALAH
Smart Look Berbasis Arduino

Disusun oleh
Nama:
Nim:

PROGRAM STUDI
JURUSAN
FAKULTAS UNIVERSITAS
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-Nya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami

mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi

dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusunmerasa

bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini karena

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kai. Untuk itu kami sangat

mengharapkakritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan

makalah ini.

Makassar, 27 Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
Cover ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 3
C. Tujuan................................................................................... 3
D. Manfaat................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI........................................................... 4
A. Micrikontroller...................................................................... 4
B. Radio Frequency Identification (RFID)............................... 5
C. Model Waterfall.................................................................... 7
D. Data Flow Diagram (DFD)................................................... 9
E. Unified Modeling Language (UML) .................................... 11
BAB III PERANCANGAN PEMBUATAN.................................... 13
A. Perancangan Alat.................................................................. 13
B. Berdasarkan Landasan Teori Waterfall................................ 14
C. Data Flow Diagram (DFD)................................................... 15
D. Unified Modeling Language (UML) .................................... 16
BAB IV ANALISA SISTEM
DENGAN METODE WATERFALL............................................... 18
A. Metode Waterfall.................................................................. 18
BAB V KESIMPULAN.................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 22

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Arduino Mega................................................................. 5
Gambar 2.2 Modul RFID RC522........................................................ 6
Gambar 2.3 Model Waterfall.............................................................. 8
Gambar 2.4 Simbol – Simbol Pada DFD............................................ 10
Gambar 3.1 Rangkaian modul RFID.................................................. 13
Gambar 3.2 Prinsip metode waterfall................................................. 14
Gambar 3.3 Proses kerja alat .............................................................. 15
Gambar 3.4 Data Flow Diagram Secara Keseluruhan........................ 16
Gambar 3.5 UML................................................................................ 17
Gambar 4.1 Model Waterfall.............................................................. 19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keamanan (security) adalah suatu kondisi dimana manusia atau benda merasa

terhindari dari bahaya yang mengancam atau menggangu, selanjutnya akan

menimbulkan ketengangan maupun keamanan. Keamanan dapat diperoleh melalui

beberapa cara, salah satunya dengan menggunakan dan menerapkan teknologi.

Dalam hal pengamanan semua keamanan membutuhkan kunci atau pasword

sebagai validasi. Password adalah kata sandi untu membuka atau mengakses

suatu sistem keamanan. Ada beberapa jenis pasword yang digunakan, ada yang

menggunakan angka, huruf, sidik jari, ID card, wajah bahkan menggunakan retina

mata.

Dirangkum dari berbagai sumber, penemuan jenis kunci pintu pintar selalu

terbaharui dengan teknologiteknologi yang dilandasi dengan harapan untuk

membuat segala sesuatunya menjadi lebih efisien. Berbagai sistem dan aplikasi

telah banyak dikembangkan dan diperbaharui sesuai perkembangan teknologi saat

ini. Tentunya hal tersebut banyak melibatkan sistem yang baru, berbeda, serta

unik dibandingkan satu sama lainnya. Saat ini sedang marak diperbincangkan

sistem keamanan digital yang berbasis pada IOT (Internet of Things). Kini untuk

mengakses kunci pintu rumah, masyarakat sudah dapat mengaksesnya dengan

mudah melalui aplikasi pada ponsel cerdas mereka. Dengan metoda yang unik dan

berbeda-beda tentunya.

1
Pengunci pintu merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi

sistem keamanan saat ini dan memberi privasi untuk sebuah ruangan dengan

tujuan tertentu. Teknologi pengunci pintu yang dikembangkan saat ini telah

menggunakan perangkat RFID (Radio Frequency Identification) hingga yang

memanfaatkan smartphone Android, sehingga dapat membuka atau mengunci

pintu dari jarak jauh. Internet of Things (IoT) diumpamakan sebagai interkoneksi

dari perangkat komputasi tertanam (embedded computing devices) yang

teridentifikasi secara unik dalam keberadaan infrastruktur internet. IoT adalah

sebuah konsep komputasi yang menggambarkan kemajuan teknologi masa depan

di mana setiap perangkat hardware terhubung dengan internet dan dapat

teridentifikasi dengan sendirinya antar perangkat lain.

Dari permasalahan tersebut, dilakukanlah pembuatan makalah awal dari

penelitian terhadap pengembangan sistem perangkat pengunci pintu.

Pengembangan sistem bertujuan untuk mengontrol pintu akses untuk masuk ke

ruang produksi hanya terbatas atau orang khusus dengan landasan teori Waterfall,

Algoritma Depth First Search (DFS), Unified Modeling Language (UML).

Perangkat sistem pengunci multi pintu ini dirancang menggunakan perangkat

keras Arduino Mega 2560 R3 sebagai pusat kendali system dan modul Radio

Frequency Identification (RFID) sebagai metode identifikasi objek yang

menggunakan gelombang radio.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan suatu permasalahan

diantaranya:

1. Bagaimana merancang prototype system Smart lock berbasis Arduino?

2. Bagaimana cara membuka pintu ruangan menggunakan RFID?

3. Bagaimana merancang prototype system Smart lock berbasis Arduino

dengan menggunakan landasan teori Waterfall, DFD, UML?

C. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat merancang prototype system smart lock berbasis Arduino.

2. Dapat mengetahui cara membuka pintu ruangan menggunaka RFID.

3. Dapat merancang prototype system Smart lock berbasis Arduino dengan

menggunakan landasan teori Waterfall, DFD, UML.

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari makalah ini yaitu terdapat system keamanan

untuk memasuki ruangan, agar terhindar dari pihak yang tidak bertanggung

jawab berbasis Arduino.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Microkontroller

Microkontroller adalah suatu alat elektronika yang dapat mengendalikan alat

elektronika yang lain dengan program tertentu dimana di dalamnya terdapat suatu

prosesor, memori, RAM dan komponen penunjang lainnya. Pada umumnya

microcontroller memiliki kapasitas penyimpanan yang relatif sedikit. Program

yang dimasukkan kedalam microcontroller dapat ditulis atau dihapus ulang. Pada

rangkaian microcontroller terdapat suatu IC (Intergrated Circuit) yang mampu

mengontrol komponen lainnya. Microcontroller yang digunakan pada proyek kali

ini adalah arduino mega 2560.

Arduino Mega 2560 adalah papan pengembangan microkontroller yang

berbasis Arduino dengan menggunakan chip Atmega 2560. Board ini memiliki

pin I/O yang cukup banyak, sejumlah 54 buah digital I/O pin (15 pin diantaranya

adalah PWM), 16 pin analog input, 4 pin UART (serial port hardware). Arduino

Mega 2560 dilengkapi dengan sebuah oscillator 16 Mhz, sebuah port USB, power

jack DC, ICSP header, dan tombol reset. Board ini sudah sangat lengkap, sudah

memiliki segala sesuatu yang dibuthkan untuk sebuah mikrokontroller. Dengan

penggunaan yang cukup sederhana, anda tinggal menghubungkan power dari USB

ke PC anda atau melalui adaptor AC/DC ke jack DC.

4
Gambar 2.1
Arduino Mega

Spesifikasi Arduino Mega

a. Mikrokontroler : Atmega2560

b. Operasi tegangan : 5Volt

c. Input tegangan: disarankan 7-12Volt

d. Input tegangan batas : 6-20Volt

e. Pin I/O digital : 54 (6 bisa untuk PWM)

B. Radio Frequency Identification (RFID)

Identifikasi suatu objek sangat erat hubungannya dengan pengambilan data.

Salah satu metode identifikasi yang dianggap paling menguntungkan adalah auto

– ID atau Automatic Identification. Yaitu, metode pengambilan data dengan

identifikasi objek secara otomatis tanpa ada keterlibatan manusia. Auto – ID

bekerja secara otomatis sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi

kesalahan dalam memasukan data. Karena auto – ID tidak membutuhkan manusia

dalam pengoperasiannya, tenaga manusia yang ada dapat difokuskan pada bidang

lain. Barcode, smart cards, voicerecognition, identifikasi biometric seperti retinal

5
scan, Optical Character Recognition (OCR) dan Radio Frequency Identification

(RFID) merupakan teknologi yang menggunakan metode auto – ID.

Radio Frequency Identification atau yang lebih dikenal sebagai RFID

merupakan suatu metode identifikasi objek yang menggunakan gelombang radio.

Proses identifikasi dilakukan oleh RFID reader dan RFID transponder (RFID tag).

RFID tag dilekatkan pada suatu benda atau suatu objek yang akan diidentifikasi.

Tiap – tiap RFID tag memiliki data angka identifikasi (ID number) yang unik,

sehingga tidak ada RFID tag yang memiliki ID number yang sama.

Gambar 2.2
Modul RFID RC522

\
RC522 RFID Reader Module adalah sebuah modul berbasis IC Philips

MFRC522 yang dapat membaca RFID dengan penggunaan yang mudah dan harga

yang murah, karena modul ini sudah berisi komponen-komponen yang diperlukan

oleh MFRC522 untuk dapat bekerja. Modul ini dapat digunakan langsung oleh

MCU dengan menggunakan interface SPI, dengan supply tegangan sebesar 3,3V.

Spesifikasi RFID RC522

a. Working current :13—26mA/ DC 3.3V

b. Standby current : 10-13mA/DC 3.3V

c. Sleeping current : <80uA

6
d. Peak current : <30mA

e. Frekuensi kerja : 13.56MHz

f. Jarak pembacaan : 0~60mm

g. Protocol : SPI

h. Kecepatan komunikasi data hingga 10Mbit/s

i. Support : mifare1 S50, mifare1 S70, mifare UltraLight,

mifare Pro, mifare Desfire

j. Max SPI speed : 10Mbit/s

C. Model Waterfall

Waterfall model merupakan salah satu model proses perangkat lunak yang

mengambil kegiatan proses dasar seperti spesifikasi, pengembangan, validasi, dan

evolusi, dan merepresentasikannya sebagai fase-fase proses yang berbeda seperti

analisis dan definisi persyaratan, perancangan perangkat lunak, implementasi,

pengujian unit, integrasi sistem , pengujian sistem, operasi dan pemeliharaan

(Sommerville, 2003).

Tahap-tahap utama dari waterfall model pada gambar 2.3 memetakan

kegiatankegiatan pengembangan dasar, yaitu (Sommerville, 2003):

1. Analisis dan Definisi Persyaratan

Proses mengumpulkan informasi kebutuhan sistem/perangkat lunak melalui

konsultasi dengan user system. Proses ini mendefinisikan secara rinci mengenai

fungsi-fungsi, batasan dan tujuan dari perangkat lunak sebagai spesifikasi system

yang akan dibuat.

7
Gambar 2.3
Model Waterfall

2. Perancangan Sistem dan Perangkat Lunak

Proses perancangan sistem ini difokuskan pada empat atribut, yaitu struktur

data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan detail (algoritma)

prosedural. Yang dimaksud struktur data adalah representasi dari hubungan logis

antara elemen-elemen data individual.

3. Implementasi dan Pengujian Unit

Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai

serangkaian program atau unit program. Kemudian pengujian unit melibatkan

verifikasi bahwa setiap unit program telah memenuhi spesifikasinya.

4. Integrasi dan Pengujian Sistem

Unit program/program individual diintegrasikan menjadi sebuah kesatuan

system dan kemudian dilakukan pengujian. Dengan kata lain, pengujian ini

ditujukan untuk menguji keterhubungan dari tiap-tiap fungsi perangkat lunak

untuk menjamin bahwa persyaratan sistem telah terpenuhi. Setelah pengujian

system selesai dilakukan, perangkat lunak dikirim ke pelanggan/user.

8
5. Operasi dan Pemeliharaan

Tahap ini biasanya memerlukan waktu yang paling lama. Sistem diterapkan

(diinstall) dan dipakai. Pemeliharaan mencakup koreksi dari beberapa kesalahan

yang tidak diketemukan pada tahapan sebelumnya, perbaikan atas implementasi

unit sistem dan pengembangan pelayanan sistem, sementara

persyaratanpersyaratan baru ditambahkan.

D. Data Flow Diagram (DFD)

Rossa dan Shalahuddin (2011), menjelaskan bahwa DFD adalah representasi

grafik yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang

diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dan keluaran

(output). Menurut Kristanto (2008) DFD adalah suatu model logika data atau

proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan

data yang keluar dari sistem. Arus data (Data Flow) di DFD diberi simbol suatu

anak panah. Arus data mengalir diantara proses (process), simpanan data (data

store), dan kesatuan luar (external entity).

DFD dapat digunakan untuk merepresentasikan sebuah sistem atau perangkat

lunak pada beberapa level abtraksi. DFD dapat dibagi menjadi beberapa level

yang lebih detail untuk merepresentasikan aliran informasi atau fungsi yang lebih

detail.

9
Edward Yourdon dan Chris Gane dan Trish
Keterangan
Tom DeMarco Sarson

Source
(Entitas
Luar)

Proses

Data Flow
(Aliran/Arus Data)

Data Store
(Penyimpanan Data)
Gambar 2.4
Simbol – Simbol Pada DFD

DFD digambarkan di awal merupakan level teratas, diagram ini

disebut context diagram. Diagram tersebut kemudian digambar secara lebih

rinci lagi yang disebut overview diagram. Tahapan perancangan menggunakan

DFD lebih rinci sebagai berikut:

1. Membuat DFD Level 0 atau sering disebut juga dengan Context Diagram

DFD level 0 menggambarkan suatu sistem yang akan dibuat sebagai suatu entitas

tunggal yang berinteraksi dengan orang maupun sistem lain. Penomoran proses

yang ada di dalam DFD Level 0 menggunakan angka 0 dan hanya ada satu proses

didalamnya. Pada diagram ini belum diperbolehkan adanya data store karena

10
diagram ini menggambarkan sistem secara keseluruhan.

2. Membuat DFD level 1

DFD level 1 digunakan untuk menggambarkan modul-modul yang ada dalam

sistem yang dikembangkan. DFD level 1 merupakan hasil breakdown DFD level 0

yang telah dibuat. DFD level 1 juga disebut sebagai Diagram Nol/Zero atau lebih

biasa disebut sebagai Overview Diagram. Pada level ini sudah dimungkinkan

digambarkannya data store yang digunakan. Penomoran proses DFD level 1

dimulai dengan angka 1.0, 2.0, 3.0, dan seterusnya.

3. Membuat DFD level 2

Modul-modul pada DFD level 1 dapat di-breakdown menjadi DFD level 2.

Jumlah DFD level 2 sama dengan jumlah proses pada DFD level 1 yang di-

breakdown. DFD level 2 dan seterusnya disebut diagram rinci, misal DFD level 2

dari proses 1.0 maka diagram tersebut dapat disebut Diagram Rinci 1.0.

Penomoran proses pada level 2 dimulai dengan angka 1.1, 1.2, 1.3 dan seterusnya.

Pada diagram level 2 harus benar-benar diperhatikan keseimbangan aliran data

antara diagram nol dan diagram rinci juga keseimbangan pada data store yang

ada.

4. Membuat DFD level 3 dan seterusnya

DFD level 3, 4, 5 dan seterusnya merupakan breakdown dari modul DFD level

diatasnya. Breakdown pada level 3, 4, 5 dan seterusnya aturannya sama persis

dengan DFD level 1 atau level 2. Penomoran prosesnya untuk DFD level 3

dimulai dari angka 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3 dan seterusnya.

11
E. Unified Modeling Language (UML)

UML merupakan salah satu dari bahasa perancangan yang berbasis pada objek

yang digunakan untuk membantu pengembangan sistem yang berfungsi untuk

menetapkan, menggambarkan, membuat, dan mengarsipkan kumpulan data

(Irwanto, 2006).

Dalam UML terdapat 10 jenis diagram yang digunakan untuk memodelkan

aplikasi berorientasi objek, yaitu:

1. Use Case Diagram yang digunakan untuk memodelkan proses bisnis

2. Conceptual Diagram yang digunakan untuk memodelkan konsep-konsep yang

ada didalam aplikasi

3. Sequence Diagram yang digunakan untuk memodelkan pengiriman pesan

antar objek

4. Collaboration Diagram yang digunakan untuk memodelkan hubungan antar

objek

5. State Diagram yang digunakan untuk memodelkan peilaku objek.

6. Activity Diagram yang digunakan untuk memodelkan perilaku use cases dan

object.

7. Class Diagram yang digunakan untuk memodelkan struktur kelas.

8. Object Diagram yang digunakan untuk memodelkan struktur objek.

9. Component Diagram yang digunakan untuk memodelkan komponen objek.

10. Deployment Diagram yang digunakan untuk memodelkan

distribusi aplikasi

12
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

A. Perancangan Alat

Perangkat sistem pengunci multi pintu ini dirancang menggunakan perangkat

keras Arduino Mega 2560 R3 sebagai pusat kendali system dan modul Radio

Frequency Identification (RFID) sebagai metode identifikasi objek yang

menggunakan gelombang radio.

Gambar 3.1
Rangkaian modul RFID

13
B. Berdasarkan Landasan Metode Waterfall

Dalam makalah ini menggunakan metode waterfall dimana tahapannya

sebagai berikut:

Gambar 3.2
Prinsip metode waterfall.

1. Analisis.

Merupakan tahap suatu proses dan hasil pengenalan masalah atau

inventarisasi masalah, dengan kata lain identifikasi masalah adalah salah

satu proses yang bisa dikatakan langkah paling penting diantara langkah-

langkah proses yang lain.

2. Studi Literatur.

Merupakan tahap pembelajaran tentang masalah yang dihadapi dan solusi

yang akan digunakan dalam penyelesaian masalah. Dengan membaca buku,

makalah, artikel, serta jurnal-jurnal yang berkaitan dengan permasalahan

14
yang akan dibahas pada penelitian ini.

3. Pengumpulan Data.

Merupakan tahap pengumpulan data dengan cara observasi, mengumpulkan

literature, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul

penelitian.

4. Perancangan Perangkat

Gambar 3.3
Proses kerja alat

C. DFD (Data Flow Diagram)

Program ini berfungsi untuk menjalankan sistem. Setelah program

keseluruhan sudah dibuat maka untuk menjalankan alat, terlebih dahulu

diharapkan untuk menginstal program ke alat. Adapun secara keseluruhan

program dari keamanan pintu rumah diilustrasikan pada Data Flow Diagram.

15
Gambar 3.4
Data Flow Diagram Secara Keseluruhan

D. UML (Unified Modeling Language)

Pemodelan sistem dimodelkan dengan UML (Unified Modeling Language).

Tahap-tahap pemodelan dalam analisis tersebut antara lain Use Case Diagram,

Class Diagram, Activity Diagram dan Sequence Diagram.

1. Use case diagram adalah diagram yang menunjukkan fungsionalitas suatu

sistem atau kelas dan bagaimana sistem tersebut berinteraksi dengan dunia

luar dan menjelaskan sistem secara fungsional yang terlihat pengguna. Use

Case Diagram dapat dilihat pada Gambar

16
Gambar 3.5
UML

17
BAB IV
ANALISA SISTEM DENGAN METODE WATERFALL

A. Metode Waterfall

Langkah penyelesaian masalah tugas makalah ini sesuai dengan tahapan

pengembangan perangkat lunak menggunakan model proses atau paradigma

waterfall. Dilihat dari pembuatan prototype system pengunci pintu sangat cocok

menggunakan metode waterfall karena waterfall Sebagai paradigma kehidupan

klasik, waterfall model memiliki tempat penting dalam rekayasa perangkat lunak.

Bahkan paradigma ini merupakan paradigma rekayasa perangkat lunak yang

paling luas dipakai dan yang paling tua. Alasan lain penggunaan metode waterfall

model dalam pembuatan sistem informasi pada Toko Sahaaba adalah jumlah

pengembang perangkat lunak yang sangat terbatas. Disamping itu, tahapan pada

waterfall model mengambil kegiatan dasar yang digunakan dalam hampir semua

pengembangan perangkat lunak, sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami

terlebih bila hanya digunakan dalam mengembangkan perangkat lunak yang tidak

begitu besar dan kompleks.

Waterfall model merupakan salah satu model proses perangkat lunak yang

mengambil kegiatan proses dasar seperti spesifikasi, pengembangan, validasi, dan

evolusi, dan merepresentasikannya sebagai fase-fase proses yang berbeda seperti

analisis dan definisi persyaratan, perancangan perangkat lunak, implementasi,

pengujian unit, integrasi sistem , pengujian sistem, operasi dan pemeliharaan

(Sommerville, 2003).

18
Tahap-tahap utama dari waterfall model pada gambar 2.3 memetakan

kegiatankegiatan pengembangan dasar, yaitu (Sommerville, 2003):

1. Analisis dan Definisi Persyaratan

Proses mengumpulkan informasi kebutuhan sistem/perangkat lunak melalui

konsultasi dengan user system. Proses ini mendefinisikan secara rinci mengenai

fungsi-fungsi, batasan dan tujuan dari perangkat lunak sebagai spesifikasi system

yang akan dibuat.

Gambar 4.1
Model Waterfall

2. Perancangan Sistem dan Perangkat Lunak

Proses perancangan sistem ini difokuskan pada empat atribut, yaitu struktur

data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan detail (algoritma)

prosedural. Yang dimaksud struktur data adalah representasi dari hubungan logis

antara elemen-elemen data individual.

19
3. Implementasi dan Pengujian Unit

Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai

serangkaian program atau unit program. Kemudian pengujian unit melibatkan

verifikasi bahwa setiap unit program telah memenuhi spesifikasinya.

4. Integrasi dan Pengujian Sistem

Unit program/program individual diintegrasikan menjadi sebuah kesatuan

system dan kemudian dilakukan pengujian. Dengan kata lain, pengujian ini

ditujukan untuk menguji keterhubungan dari tiap-tiap fungsi perangkat lunak

untuk menjamin bahwa persyaratan sistem telah terpenuhi. Setelah pengujian

system selesai dilakukan, perangkat lunak dikirim ke pelanggan/user.

5. Operasi dan Pemeliharaan

Tahap ini biasanya memerlukan waktu yang paling lama. Sistem diterapkan

(diinstall) dan dipakai. Pemeliharaan mencakup koreksi dari beberapa kesalahan

yang tidak diketemukan pada tahapan sebelumnya, perbaikan atas implementasi

unit sistem dan pengembangan pelayanan sistem, sementara

persyaratanpersyaratan baru ditambahkan.

20
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan tugas akhir yang telah dilakukan didapatkan beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Untuk akses masuk ruang dilakukan dengan scand ID terlebih dahulu

dengan salah satu ID card RFID.

2. RFID akan mendeteksi ID card pemilik yang dapat masuk ke pintu dan

tidak bisa digunakan orang lain selain yang memiliki RFID itu.

3. ID card RFID yang dapat dideteksi hanya yang terprogram khusus pada

perangkat Arduino.

21
DAFTAR PUSTAKA

Cook, Dave. 2012. Society of Robots. http://www.societyofrobots.com. Diakses


pada 27 Januari 2021.

Ikmal, Eka. 2013. Mifare RC522 RFID NFC Reader Module – 13,56Mhz. http://
splashtronic.wordpress.com/2013/12/26/mifare-rc522-rfid-reader-module- 13-
56mhz. Diakses 26 Januari 2021.

Maryandika, Agusta Iswan. 2012. Sistem Proteksi Brangkas Ber – password


Menggunakan Magnetic Door Lock Sebagai Penggerak Doorstrike Berbasis
Mikrokontroler. Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Maulana, Ibrahim. 2014. Mengenal Arduino Uno Lebih Rinci. http://www


http://aozon.blogspot.co.id/2014/03/mengenal-arduino-mega-lebih-rinci .
Diakses 26 Januari 2021.

Pambudi, Indra. 2014. Pengetahuan Dasar RFID Dan Pemograman Dengan


Arduino. http:// pccontrol.wordpress.com/2014/12/12/pengetahuan-dasar- rfid-
dan-pemrograman-dgn-arduino. Diakses 26 Januari 2021.

Ramakumbo, Ario Gusti. 2012. Magnetic Door Lock Menggunakan Kode


Pengaman Berbasis Atmega 328. Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogykarta.

Septiano, Duppy Purbayatry. 2012. Sistem Dasar Pembuatan Kunci Pintu Elektrik
Menggunakan RFID Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535. Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang.

Socaningrum, Joanna Francisca. 2013. Implementasi Teknologi RFID Pada


Sistem Pintu Geser Otomatis Sebagai Akses Masuk Laboratorium Dalam
Sistem Multi Akses Kartu Mahasiswa. Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro.

Widodo, Budiharto. 2006. Membuat Robot Cerdas. Jakarta: PT.Elex Media


Komputindo.

22

Anda mungkin juga menyukai