PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri pada leher ini sering disebut dengan Cervical root sydrome. Cervical
root sydrome adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh iritasi atau penekanan
sehingga penanganan yang tepat dapat diberikan bisa berupa penanganan non
opratif dan apabila keluhan sangat berat dapat dilakukan pembedahan untuk
lengan atas dan bawah, parasthesis dan kelemahan atau spasme otot. Nyeri yang
timbul ini sering disebabakan oeleh adanya cidera pada atau dekat dengan akar
dari saraf spinal. Vertebrae cervical yang sering terkena adalah segmen cervical
bawah dan sering didapatkan pada C5-C6 dan C6-C7. Hal ini diakibatkan karena
100.000 orang di Amerika Serikat. Sedangkan dari data internasional pada tahun
1996 didapatkan 3,5 kasus per 1000 orang Fisioterapi memiliki modalitas yang
modalitas yang dapat diberikan pada kasus cervical root syndrome yaitu Short
1
Wave Diathermy (SWD), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS),
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
C1-C7, terlihat dari lateral membentuk lengkung lordosis dan kepala pada tingkat
mengangkat (tilt) kepala ke satu sisi. Hal tersebut dapat dijelaskan oleh faset pada
3
Struktur cervical vertebra C1 dan C2 mempunyai struktur yang unik yaitu tidak
terdapat facet pada bagian superior dan inferior. Hal tersebut membentuk sendi yang
berpartisipasi dalam pergerakan fleksi extensi pada leher. Pada axis/ C2 mempunyai
struktur unik berupa pivot yang berfungsi sebagai rotasi antara atlas atau C1 dan
occipital.
Ligamen Cervical
4
Gambar 3: Cervical Ligament
Bagian penyangga ruas tulang belakang adalah komponen jaringan lunak di
Stabilitas tulang belakang tersusu oleh dua komponen yaitu komponen jaringan lunak
yang membentuk tiga pilar, pertama yaitu satu tiang atau kolom di depan yang terdiri
atas korpus serta discus intervertebralis. Ke dua dan ke tiga yaitu kolom di belakang
kanan dan kiri yang terdiri atas rangkaian sendi intervertebralis lateralis. Secara
dengan tiga tiang utama, satu kolom di depan dan dua kolom di samping belakang,
dengan lantai yang terdiri atas lamina kanan dan kiri, pedikel, procesus transversus
dan procesus spinosus. Tulang belakang dikatakan tidak stabil bila kolom vertikal
Persaraf 5
5
Saraf yang keluar dari vertebrae Cervical berjumlah 8, dimulai dari C1 sampai
dengan C8. Pada daerah cervical sendiri terdapat dua plexus yakni plexus cervicalis
6
Gambar 4. Dermatom cervical
7
Gambar 5. Otot-otot cervical
B. Definisi
Cervical root syndrome (CRS) atau sindroma akar saraf leher suatu
keadaan yang disebabkan adannya iritasi pada akar syaraf cervical yang
menyebabkan adannya nyeri radikular yang ditandai dengan nyeri pada leher,
bahu dan menjalar ke lengan atas hingga ke jari – jari tangan disertai dengan.
sensorik dan juga kelemahan atau spasme pada otot. Pada kasus ini sering diikuti
nyeri radikhulopathy dimana terdapat ada nya proses patologis pada radiks saraf
C. Etiologi
spinal dan mengenai dan di foramen inteructebia, jalur saraf dan artei vertebra
tertekan.
8
4. Kesalahan postural: kebiasaan seseorang menggerakan leher secara spontan
dan penggunaan bantal yang terlalu tinggi saat tidur dan dalam waktu yang
Faktor Predisposisi:
1. Umur
Spondylosis cervicalis jarang ditemukan pada usia dibawah 40, dan biasanya
mulai ditemukan setelah usia 40 tahun dan sering didapatkan pada penderita
yang berusia lebih dari 55 tahun. Proses degenerasi pada vertebrae dan discus
2. Jenis Kelamin
wanita biasanya dimulai pada usia 40 tahun. Tetapi dari jumlah penderita
penderita cervical root syndrome antara pria dan wanita adalah 1:1.3
3. Genetik
penyakit ini.3
9
4. Trauma
root syndrome. Selain itu dapat diakibatkan juga karena proses “wear and
tear”, yaitu proses penggunaan sendi terus menerus yang akan menyebabkan
5. Pekerjaan
beban berat pada kuli dan gerakan berlebihan pada penari professional
merupakan faktor risiko pada cervical root syndrome. Keadaan lain yang bisa
yang cukup lama dan penjahit pakaian. Hal ini akan menyebabkan postur
bagian cervical.3
D. Patofisiologi
terjadi pengurangan kadar air di dalam nucleus pulposus, yang disebabkan salah
satunya karena proses degenerasi. Pada proses ini diskus akan mengalami
penipisan, jarak antar vertebra menjadi tipis sehingga vertebra menjadi semakin
dekat dan ruang antar diskus menjadi sempit, selanjutnya anulus fibrosus
10
darah. Saraf yang mengalami penekanaan akan mengalami peningkatan kepekaan
saraf dan terjadi perubahan fisiologis. Penekanan saraf akan mengalami nyeri bila
Gambar 6. Perbandingan vertebra servikalis antara yang normal dengan spondilosis servikalis
E. Gejala4,5
1. Nyeri leher yang menyebar ke bahu, lengan atas atau lengan bawah.
Nyeri bersifat kronik. Nyeri yang berasal dari akar serviks keempat (C4)
terlokalisir di leher dan daerah supraskapular. Nyeri dari akar serviks kelima
(C5) menjalar ke lengan bawah, sedangkan nyeri dari akar keenam dan
ketujuh (C6 dan C7) meluas ke leher, lengan bahu, dan tangan. Nyeri juga
11
Kaku leher dimulai pada pagi hari dan makin bertambah dengan adanya
aktivitas, gerakan leher terbatas dan terkadang disertai dengan krepitasi dan
nyeri.
3. Paresthesia
Tergantung pada radiks saraf yang terkena oleh spur atau iritasi saraf dan
5. Gejala lain
F. Anamnesa4
psikiatri terhadap depresinya yang kadang merupakan faktor dasar nyeri bahu ini.
2. Rasa nyeri dan tebal dirambatkan ke ibu jari dan sisi radial tangan
5. Dijumpai nyeri menjalar (referred pain) di bahu yang samar, dimana “nyeri
infrascapula atas.
12
G. Pemeriksaan fisik5
3. Pemeriksaan R.O.M leher terbatas dan nyeri terutama pada gerakan lateral
Parese dan atrofi otot merupakan kondisi lanjutan yang jarang ditemukan.
5. Leher tampak agak kyphotic sehingga postur terlihat kepala jatuh ke depan
zygapophyseal.
a. Tes Provokasi4
Tes Spurling atau tes Kompresi Foraminal, dilakukan dengan cara posisi leher
13
tekanan ke bawah pada puncak kepala. Hasil positif bila terdapat nyeri
ini sangat spesifik namun tidak sensitif guna mendeteksi adanya radikulopati
servikal. Pada pasien yang datang ketika dalam keadaan nyeri, dapat
dilakukan distraksi servikal secara manual dengan cara pasien dalam posisi
terhadap radiks syaraf. Hal ini dapat diperlihatkan bila kecurigaan iritasi
radiks syaraf lebih memberikan gejala dengan tes kompresi kepala walaupun
14
Gambar 8. Tes distraksi kepala
4
c. Tes valsava
Dengan tes ini tekanan intratekal dinaikkan, bila terdapat proses desak ruang
intratekal akan membangkitkan nyeri radikuler. Nyeri syaraf ini sesuai dengan
Pemeriksaan radiologis masih menjadi standar yang paling baik untuk penegakan
3) Pembentukan tulang baru (spurring) antar vertebra yang berdekatan dan dapat
15
Gambar 10. Foto rontgen AP spondilosis servikalis
H. Diagnosa Banding6
Banyak kondisi yang dapat menimbulkan nyeri leher dan bahu serta rasa
tidak nyaman pada ekstremitas. Semua itu harus dibedakan dari mana asalnya dan
I. Penatalaksanaan
a.Medikamentosa4,5
Pemberian obat AINS (Anti Inflamasi Non Steroid) dan muscle relaxant
untuk menghilangkan rasa nyeri. Obat penghilang nyeri atau relaksan otot dapat
diberikan pada fase akut. Obat-obatan ini biasanya diberikan selama 7-10 hari.
Bila terdapat gejala radikuler bisa disertai dengan pemberian kortikosteroid oral.
16
Bila nyeri dirasa sangat mengganggu bisa ditambahkan opioid dengan beberapa
ketentuan.
b. Fisioterapi4
1. Traksi
Tindakan ini dilakukan apabila dengan istirahat keluhan nyeri tidak berkurang
atau pada pasien dengan gejala yang berat dan mencerminkan adanya
intermiten.
2. Cervical collar
mengurangi kompresi pada radiks saraf, walaupun belum terdapat satu jenis
collar yang benar-benar mencegah mobilisasi leher. Salah satu jenis collar
17
Immobilizer). Collar digunakan selama 1 minggu secara terus-menerus siang
dan malam dan diubah secara intermiten pada minggu II atau bila
sementara dan harus dihindari akibatnya yaitu diantaranya berupa atrofi otot
serta kontraktur. Jangka waktu 1-2 minggu ini biasanya cukup untuk
mengatasi nyeri pada nyeri servikal non spesifik. Apabila disertai dengan
iritasi radiks saraf, adakalanya diperlukan waktu 2-3 bulan. Hilangnya nyeri,
3. Thermoterapi
Modalitas terapi ini dapat digunakan sebelum atau pada saat traksi servikal
untuk relaksasi otot. Kompres dingin dapat diberikan sebanyak 1-4 kali sehari
selama 15-30 menit, atau kompres panas/pemanasan selama 30 menit 2-3 kali
sehari jika dengan kompres dingin tidak dicapai hasil yang memuaskan.
18
Pilihan antara modalitas panas atau dingin sangatlah pragmatic tergantung
c.Terapi Latihan5
dan keterbatasan ruang sendi akibat dari penekanan radix saraf. Hal ini bisa
menyebabkan terjadinya kelemahan otot yang berujung pada postur yang buruk.
Postur yang buruk akan memperberat perjalanan penyakit ini. Terapi latihan
bertujuan untuk :
Terapi Latihan juga akan membantu proses pengurangan rasa nyeri selain
keadaan nyeri, pasien akan cenderung untuk tidak menggerakan kepala. Hal ini
atrofi otot. Atrofi otot akan menambah rasa nyeri pada pasien karena otot leher
yang tidak bergerak atau dengan mempertahankan leher pada posisi statik.
19
Latihan isometrik cervical ini dilakukan secara self resistance pada posisi
duduk.
1) Fleksi
2) Lateral Bending
Pasien menekan dengan tangan pada sisi lateral kepala dan mencoba untuk
lateral fleksi kepala, tahanan diberikan pada telinga dan bahu, di usahakan
3) Ekstensi axial
4) Rotasi
Pasien menekan dengan satu tangan menahan pada daerah atas dan lateral
dari mata dan mencoba memutar kepala (rotasi) tetapi tetap ditahan agar
20
Kerugian latihan ini adalah terjadinya peningkatan tekanan darah,
Bila terdapat rasa tidak enak akibat postur yang buruk atau adanya spasme
otot, maka R.O.M aktif akan membantu menghilangkan stress pada struktur
leher, memperbaiki sirkulasi. Tujuan dari latihan stretching pada otot leher
adalah menambah fleksibilitas dalam fleksi, ekstensi, rotasi dan lateral fleksi
secara aktif. Semua gerakan dilakukan perlahan sampai full R.O.M dan
dilakukan beberapa kali. Posisi pasien duduk dengan leher tergantung secara
rileks pada kursi atau berdiri rileks. Setelah itu pasien di minta untuk :
masing-masing sisi.
fleksi dan ekstensi, menggunkan gerakan sirkuler yang luas maupun kecil.
21
postur yang benar. Sendi harus digerakkan secara penuh setidaknya 2-3
kali sehari.
c. Latihan postur
Postur yang buruk akan menambah lordosis cervical dan penambahan beban
yang berlebih pada leher. Postur yang dimaksud salah satunya adalah
forward-head posture. Postur yang tidak tepat ini juga berpengaruh pada
teratur. Yang dilakukan adalah melakukan teknik relaksasi otot dan stretching
untuk mengembalikan ROM normal. Pada ADL juga harus dievaluasi untuk
dan berlebihan.
d. Terapi Modalitas5
22
modalitas sebaiknya tidak diberikan tersendiri pada suatu penatalaksanaan
penyakit, dan sebaiknya diberikan tambahan terapi baik dalam bentuk terapi
Terdapat dua macam SWD dimana yang pertama adalah tipe kontinu
dimana akan didapatkan pemberian panas secara terus menerus dari alat,
dan kedua yakni pulsed mode yang memberikan jeda dalam tiap
semula, dimana pada inflamasi potensial membran suatu sel akan turun
SWD diberikan pada inflamasi kronik, dan biasanya mulai diberikan terapi
23
diberikannya SWD adalah inflamasi dan juga proses degenarasi, baik pada
modalitas yang tidak invasif dan tidak adiktif. TENS adalah salah satu
TENS terdiri dari stimulator yang bertenagakan baterai dan elektroda yang
ditempelkan pada bagian yang akan diberikan terapi. Selain itu TENS bias
24
berada di substansia gelatinosa pada cornu posterior yang akan diteruskan
ke cortex cerebri dan talamus. Pada pemberian TENS juga akan terjadi
mengandung.
BAB III
25
KESIMPULAN
Cervical root syndrome (CRS) atau sindroma akar saraf leher suatu keadaan
yang disebabkan adannya iritasi pada akar syaraf cervical yang menyebabkan
adannya nyeri radikular yang ditandai dengan nyeri pada leher, bahu dan menjalar ke
lengan atas hingga ke jari – jari tangan disertai dengan. adannya pharastesia,
penurunan reflek tendon biceps, numbness, gangguan sensorik dan juga kelemahan
Banyak kondisi yang dapat menimbulkan nyeri leher dan bahu serta rasa tidak
nyaman pada ekstremitas. Semua itu harus dibedakan dari mana asalnya dan
Pada pasien Cervical root syndrome (CRS) Pemberian obat AINS (Anti
Inflamasi Non Steroid) dan muscle relaxant untuk menghilangkan rasa nyeri.
Sedangkan, Fisioterapi tujuan utamanya adalah reduksi dan resolusi nyeri, perbaikan
atau resolusi defisit neurologis dan mencegah komplikasi atau keterlibatan medulla
DAFTAR PUSTAKA
26
1. Mahadewa, Tjokorda, GB. 2013. Saraf Perifer Masalah Dan Penanganan.
Jakarta: Indeks.
4. Sanjaya P. Cervical Root Syndrome. Bagian Penyakit Saraf RSU Unit Swadana
Pare-Kediri. 2012.
5. Susilo WA. Pengaruh terapi modalitas dan terapi latihan terhadap penurunan
rasa nyeri pada pasien cervical root syndrome di RSUD. DR. Moewardi
Surakarta. Skripsi. FK Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2010.
6. Tulaar AB. Nyeri Leher dan Punggung. Studi Tinjauan Pustaka. Departemen
Kedoktteran Fisik dan Rehabilitasi. Majalah Kedokteran Indonesia. 5 (5); Mei.
2008.
27