Anda di halaman 1dari 31

Asuhan Keperawatan pada Tn”M” dengan Resiko Perilaku

Kekerasan di Ruangan Merpati

Disusun Oleh :

Kelvin Kurniawan
NPM : 202201108

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG
TAHUN AKADEMIK 2020 – 2021
Asuhan Keperawatan pada Tn”M” dengan Resiko Perilaku
Kekerasan di Ruangan Merpati

A. Identitas Klien
Nama : Tn. “M”
Umur : 36 tahun
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status perkawinan : Belum Menikah
No. RM : 03.08.65
Pendidikan : Tamat SMA
Tanggal Masuk RS : 3 Agustus 2019
Tanggal Pengkajian : 9 Agustus 2019

B. Alasan Masuk/ Faktor Presipitasi


Keluarga klien datang ke RS Ernaldi Bahar untuk berobat ke poliklinik,
saat diperiksa, dokter memutuskan klien untuk rawat inap karena klien mendengar
suara bisikan dan berbicara sendiri, klien juga putus minum obat saat di rumah
dan cepat lelah hingga ketakutan. Keluarga klien mengatakan klien pernah hampir
memukul tetangganya. Keluarga klien mengatakan klien sering terlihat
memandang dengan tatapan tajam.

Masalah Keperawatan :
- GSP: Halusinasi pendengaran
- Resiko perilaku Kekerasan

C. Faktor Predisposisi
1. Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di RS Ernaldi Bahar pada
tahun 2010 yang lalu
2. Pengobatan sebelumnya tidak minum obat secara teratur
Pelaku Korban Saksi
-
Aniaya fisik - -
- - -
Aniaya seksual - - -
Penolakan - - -
- - -
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan kriminal
Klien mengatakan bahwa klien tidak pernah ada terkena aniaya fisik, seksual,
penolakan, kekerasan dalam keluarga maupun tindakan kriminal.
Masalah Keperawatan :GSP Halusinasi Pendengaran

3. Anggota keluarga yang gangguan jiwa


Keluarga Klien mengatakan kakak pertama Tn”M” mengalami gangguan
jiwa, suka bicara dan tertawa sendiri
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Klien mengatakan bahwa ia tidak mempunyai banyak teman dan sering
menyendiri, bingung, dan keluarga klien mengatakan klien dulu ingin kuliah
tetapi karena keterbatasan ekonomi orang tua klien tidak bisa melanjutkan
kuliah, klien juga minder dengan teman-temaTnya karena ekonomi.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah

D. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda – tanda vital
TD : 100/70 mmHg HR : 90 x/menit
T : 36oc RR : 20 x/menit
2. Ukur
BB: 68 kg TB : 148cm
3. Keluhan fisik
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
Masalah Keperawatan :tidak ada masalah

E. Psikososial
1. Genogram

Keterangan :
Perempuan anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa
Laki-Laki Orang yang tinggal serumah

X Meninggal Klien

Jelaskan :
Keluarga klien mengatakan bahwa ibu klien anak kedua dari 5 bersaudara,
sedangkan ayah klien anak ketiga dari6 bersaudara. Klien sendiri adalah anak ke 3
dari 4 bersaudara. 3 saudara laki laki dan klien adalah perempuan sendiri, klien
tinggal dengan kedua orang tuanya dan saudara laki-lakinya yang tertua.
Komunikasi lancar, pengambil keputusan dalam keluarga adalah keluarganya.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah


2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri : Klien merasa percaya diri dan senang dengan bentuk
tubuh dan penampilaTnya terutama bagian rambut.
b. Identitas : Klien mengatakan bahwa namanya Tn “M” yang berjenis
kelamin perempuan dan belum menikah
c. Peran : Klien mengatakan ia tidak bekerja dan hanya dirumah dan
membantu pekerjaan rumah bersama ibunya.
d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin pulang dan ingin sembuh dan kembali
membantu ibunya
e. Harga diri : Klien mengatakan putus asa dengan keadaaTnya dan sering
merasa malu
Masalah Keperawatan :harga diri rendah

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
ibunya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan apapun dimasyarakat
ataupun kelompok.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien berbicara dengan orang sekitar merasa malu
Masalah Keperawatan :Harga diri rendah

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa beragama islam dan percaya kepada
Allah SWT dengan menjalankan sholat.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan jarang shalat, klien mengatakan malas untuk
beribadah.
Masalah Keperawatan : Distres spiritual

F. Status Mental
1. Penampilan
Hasil observasi menunjukkan penampilan cukup rapi, klien menggunakan
seragam rumah sakit, rambut disisir rapi, kuku klien pendek dan bersih, klien
juga menggunakan sandal sebagai alas kaki.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
2. Pembicaraan
Hasil observasi menyatakan nada bicara pelan dan tampak bingung, tetapi
klien tahu dan mengerti apa yang dikatakan oleh perawat dan terkadang klien
tampak berbicara sendiri saat sedang bicara dengan perawat.
Masalah Keperawatan : Halusinasi pendengaran
3. Aktivitas motorik
Klien Nampak lesu dan malas beraktivitas dan tidak bersemangat dalam
beraktivitas dan lebih memilih untuk tidur karena malam sulit tidur karena
banyak suara-suara ditelinga .terkadang klien mengobrol dengan orang yang
ada didekatnya dan bercanda.
Masalah Keperawatan :Halusinasi pendengaran
4. Alam perasaan
Klien mengatakan putus asa dengan keadaTnya karena tidak memiliki
teman di sekitar rumah, dan tidak menerima keadaan keluarga karena keadaan
ekonomi keluarga.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
5. Afek
Klien Nampak labil,dengan emosi yang berubah-ubah, kadang terlihat
sedih, terkadang terlihat tersenyum dan sesekali ekspresi wajah tampak serius
Masalah Keperawatan :Harga diri rendah
6. Interaksi selama wawancara
Hasil observasi dan interaksi selama wawancara menunjukkan klien tidak
kooperatif saat diajak bicara, dan merasa curiga. Hanya beberapa pertanyaan
saja yang ia jawab dan tampak bicara sendiri
Masalah Keperawatan :Halusinasi pendengaran
7. Persepsi
Klien mengatakan sering mendengar suara/ bisikan yang mengganggunya
pada saat malam hari dan ketika klien sendirian, respon pasien : takut, kadang
sedih.
Masalah Keperawatan :
Perubahan persepsi sensori :Halusinasi pendengaran

8. Isi pikir
Klien mengatakkan tidak memiliki obsesi atau curiga terhadap sesuatu
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah
9. Proses pikir
Hasil observasi dan saat wawancara menunjukkan sirkumtansial, klien
mengatakan sering mendengar suara-suara bisikan yang datang pada saat
klien sendiri, bisikan itu membuat klien menangis dan sedih
Masalah Keperawatan :Halusinasi pendengaran
10. Tingkat kesadaran
Hasil observasi, orientasi, waktu, tempat dan orang masih baik. Saat
ditanya orientasi waktu, sekarang pagi atau malam klien mengatakan pagi,
sekarang berada dimana klien menjawab berada di RS. Terkadang klien
tampak bingung dengan pertanyaan yang di tanyakan perawat.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
11. Memori
a. Gangguan daya ingat jangka panjang
Klien tidak ingat kapan terakhir sekolah dan pendidikan
terakhirnya adalah SMA.
b. Gangguan daya ingat jangka pendek
Klien mampu mengingat kejadian yang terjadi dalam bulan
terakhir misalnya, klien dibawa ke RS oleh keluarganya.
c. Gangguan daya ingat saat ini
Klien mampu mengingat kejadian yang baru terjadi, misalnya saat
ditanya kegiatan yang dilakukan klien tadi pagi, klien menjawab senam
dan keliling-keliling rumah sakit.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih, pada saat ditanya klien mampu mempertahankan kontak
mata. Klien mampu berhitung 1-10, kemudian lupa dan ingat kembali
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
13. Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang
lain seperti klien memutuskan untuk memilih mandi dulu sebelum makan
atau makan dulu sebelum mandi
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah
14. Daya tilik diri
Klien mengatakan bahwa dirinya sadar akan kondisinya yang sedang
mengalami gangguan pada pendengaraTnya yang suka mendengar bisikan-
bisikan yang tidak nyata.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

G. Kebutuhan Perencanaan Pulang


1. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
1) Mandi
Klien mandi 2 kali sehari pagi dan sore hari secara mandiri.
2) BAK/BAB
Klien BAK/BAB secara sendirian tanpa bantuan, menggunakan kamar
mandi ketika BAB/BAK.
3) Makan
Klien makan 3 kali sehari secara mandiri.
4) Ganti pakaian
Klien mengganti pakaian dengan pakaian yang disediakan.
5) Kebersihan
Klien mengatakan terbiasa membuang sampah pada tempatnya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
b. Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan saat dirumah jarang tidur siang, saat di rumah sakit
klien selalu tidur siang karena tidak ada kerjaan lain. Saat di rumah
sakit, klien mengatakan tidur siang sekitar jam 13.00 s.d 15.30 dan pada
saat malam hari klien sulit tidur karena terkadang mendengar suara-
suara.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
2. Penggunaan Obat
Klien mampu minum obat secara mandiri sesuai dengan jadwal
namun cara menggunakan obat dibantu oleh perawat sesuai 5B (Benar
obat, pasien, dosis, waktu dan cara pemakaian).
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

3. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan saat ini apabila sembuh, klien akan rutin kontrol
ke rumah sakit dan minum obat secara teratur.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

4. Aktivitas di dalam rumah


Klien mengatakan saat dirumah sering membantu ibunya mengurus
rumah tangga seperti mencuci baju, membereskan rumah.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

5. Aktivitas di luar rumah


Klien mengatakan kegiatan di luar rumah sering membantu ibunya
untuk membeli kebutuhan rumah di warung dekat rumah klien.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

H. Mekanisme Koping
Klien terkadang bereaksi lambat dan klien masih suka menghindar dari
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah

I. Masalah Psikososial dan Lingkungan


Klien memiliki masalah dengan dukungan kelompok yaitu klien tidak mampu
berkumpul dengan orang lain, dengan lingkungaTny klien mengatakan ia tidak
bisa berinteraksi dengan lingkungan, ibu klien mengatakan klien tidak
memiliki teman di lingkungan sekitar rumahnya, masalah dengan pekerjaan
ibu klien mengatakan setelah tamat sekolah klien tidak bekerja atau tidak
memiliki pekerjaan.
Masalah Keperawatan : koping individu inefektif
J. Aspek Medis
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid
Terapi Medik :
Nama obat Dosis Rute Warna Manfaat
Trihexyphenidyl (THP) 2x 2 mg Oral Putih Supaya tidak
tegang
Olanzapine 1x 10 mg Oral Putih Untuk
mencegah
halusinasi
Clozapine 1x 100 mg Oral Kuning Untuk
menghilangkan
kegelisahan
ANALISA DATA

No. Data Masalah


1. DS : Perubahan sensori persepsi :
Klien mengatakan sering mendengar halusinasi pendengaran
suara/ bisikan yang membuat ia sedih.
DO :
- Klien tampak mengeluarkan air
mata
- Klien tampak melamun
2. DS : Harga diri rendah
- Klien mengatakan bahwa ia putus
asa dan gelisah
- Klien mengatakan ia jarang keluar
rumah
DO :
- Klien tampak menyendiri
- Klien banyak diam
3. DS : Resiko Perilaku Kekerasan
- Keluarga klien mengatakan klien
pernah hampir memukul
tetangganya
- Keluarga klien mengatakan klien
sering memandang dengan tatapan
tajam
DO :
-Klien tampak melamun
-Klien tampak bingung
-Klien tampak melihat dengan
pandangan

4. Ds:
- Klien mengatakan jarang sholat Distres Spritual
- Klien mengatakan malas untuk
beribadah

Do:
- Klien tampak jarang melakukan
ibadah

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Perubahan sensori persepsi : halusinasi pendengaran
2. Harga diri rendah
3. Resiko Perilaku kekerasan
4. Distress Spritual

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perubahan sensori persepsi : Halusinasi Pendengaran
2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Harga diri rendah
4. Distres Spritual
POHON MASALAH

Gambar. Pohon masalah diagnosis Halusinasi

(Efect) Resiko Perilaku Kekerasan

(Core Problem) Perubahan sensori persepsi : halusinasi DistresSpritual


pendengaran

(Etiologi) Harga Diri rendah


STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

Nama : Tn.M Ruangan : Merpati


Umur : 36 thn Hari/tgl : Rabu 10 Agustus 2019
No. RM : 03-08-65 pertemuan : 1 sp 1

1. Kondisi Klien
Data Subjektif : Klien mengatakan benci/ kesal dengan seseorang
Data Objektif : Suka membentak, Mata merah dan wajah agak merah, Nada
suara tinggi dan keras, Bicara menguasai, Pandangan tajam, Suka merampas
barang milik orang lain, Ekspresi marah saat membicarakan orang.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan.

3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya
b. Tujuan Khusus
1). Klien dapat membina hubungan saling percaya
2). Klien dapat mengidentifikasi penyebab marah
3). Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala yang dirasakan
4). Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
5). Klien dapat mengidentifikasi akibat marah dan cara mengontrol marah
secara fisik 1

4. Intervensi Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Identifikasi penyebab marah
c. Identifikasi tanda dan gejala yang dirasakan
d. Identifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
e. Identifikasi akibat marah dan cara mengontrol marah secara fisik yaitu
tarik nafas dalam dan pukul bantal.

5. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
“Selamat pagi, Perkenalkan nama perawat A saya perawat
diruangan bangau . Saya yang akan merawat Bapak selama di rumah
sakit ini. Nama Bapak siapa? Bapak senang dipanggil apa?”
2) Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini ?”, masih ada perasaan kesal atau
marah?
3) Kontrak
a) Topik :
“Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
perasaan marah Bapak?”.
b) Waktu :
“Berapa lama kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau 15
menit ?”.
c) Tempat :
“Dimana enaknya kita bercakap-cakap pak? Bagaimana kalau di
ruang makan?”.
b. Fase Kerja
“Apa yang menyebabkan Bapak marah?, apakah sebelumnya bapak pernah
marah? Trus penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? O...iya
jadi ada 2 penyebab marah Bapak”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti saat bapak pulang kerumah dan
belum ada yang menyediakan makan (misalnya itu penyebab marah klien)
apakah yang Bapak rasakan? (tunggu respon klien)
“Apakah Bapak merasakan kesal dan dada Bapak berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“setelah itu apa yang bapak lakukan? O......iya jadi Bapak memukul orang
lain dan memecahkan piring, apakah dengan cara ini makanan terhidang?
Iya tentu tidak. Apakah kerugian cara yang Bapak lakukan? Betul orang
lain jadi sakit dan takut, piring-piring pecah. Menurut Bapak adakah cara
lain yang lebih baik? Maukah Bapak belajar cara mengungkapkan marah
dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?
“ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan salah satunya dengan
cara fisik, jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah”
“ada berbagai cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
“begini Bapak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah Bapak rasakan, maka
Bapak berdiri lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu hembuskan
perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba
lagi, tarik dari hidung, bagus tahan dan tiup melalui mulut, nah lakukan 5
kali, bagus sekali Bapak sudah bias melakukannya, bagaimana
perasaannya?”
“ nah sekarang kita coba latihan melalui kegiatan fisik yang kedua ya
pak..”
“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat
melakukan pukul kasur dan bantal”.
“Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar
bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke
kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan
bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus
sekali bapak melakukannya”.
“Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah.
Kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya”

Nah, sebaiknya latihan ini Bapak lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa
melakukannya”.
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi
d) Evaluasi Subyektif
”Bagaimana perasaan Bapak setalah kita bercakap-cakap tentang
kemarahan Bapak?”
e) Evaluasi Obyektif
”iya jadi ada 2 penyebab Bapak marah (sebutkan). Dan yang Bapak
rasakan (sebutkan) dan yang bapak lakukan (sebutkan) serta
akibatnya (sebutkan). Coba selama saya tidak ada ingat-ingat lagi
penyebab marah Bapak yang lalu, apa yang Bapak lakukan kalau
marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan nafas
dalamnya ya Bapak?”

2) Rencana Tindak Lanjut


“sekarang kita buat jadwal latihannya ya Bapak, berapa kali sehari
Bapak mau latihan nafas dalamnya? Jam berapa saja Bapak?”
3) Kontrak
f) Topik :
“Baiklah, sekian dulu pembicaraan kita. Nanti kita bicarakan lagi
tentang cara lain untuk mengontrol marah”
g) Waktu :
“Jam berapa Bapak bisa? Bagaimanakalau jam 09.00? Bapak
setuju?”
h) Tempat :
“Mau dimana kita bicara? Bagaimana kalau di sini lagi?”
STRATEGI PELAKSANAAN

Nama : Tn.M Ruangan : Merpati


Umur : 36 thn Hari/tgl : kamis 11 Agustus
2019
No. RM : 03-08-65 pertemuan/sp : 2 sp 2

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data subjektif
 Klien mengatakan sudah jarang jarang marah- marah lagi

 Klien mengatakan bisa mengontrol marahnya

 Klien mengatakan minum obat teratur selama dirumah sakit ini

 Klien menyebutkan obatnya :


1. THP ( 2x 2 mg)
2. Olanzapine (1x10 mg)
3. Clozapine (1x100 mg)
b. Data objektif
 Klien ketika di ajak bicara tersenyum

 Kontak mata ada namun mudah beralih

 Penampilan klien rapi

 Suara klien kuat dan lambat


2. Klien tampak paham obatnya Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
 Klien dapat menyebutkan obat yang dikonsumsi dan efek
sampingnya
 Klien dapat memahami akibat berhenti minum obat secaraa teratur
 Klien dapat memahami akibat berhenti minum obat
 Klien mampu memasukkan kejadwal harian klien
 Klien mampu menyebutkan cara mengntrol halusinasi menghardik
dan minum obat
4. Intervensi Keperawatan
 Evaluasi kemampuan klien dalam menghardik halusinasi
 Diskusikan pentingnya minum obat secara teratur
 Anjurkan memasukkan kejadwal harian
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
” Selamat pagi bapak ? Masih ingat dengan suster” coba sebutkan nama
suster?”
b. Evaluasi validasi
” bagaimana perasaan bapak hari ini ? apa keluhan hari ini ? apakah
semalam tidurnya nyenyak? Bagaimana dengan marahnya pak?”
“coba bapak ulangi lagi ! Bagus sekali.
c. Kontrak
Topik
”sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan belajar cara mengontrol
marah dengan cara berikutnya yaitu minum obat teratur, bgaimana
pak?”
Tempat :
” Di mana bapak mau berbincang-bincang ? bagaimana kalau di teras ?”
Waktu :
” kita berbincang-bincang selama 15 menit ya pak?”

2. Fase Kerja
“apakah bapak sudah minum obat hari ini? “ berapa macam obatnya? “
bagaimana perasaan bapak setelah minum obat ? “ apakah ada bedanya
minum obat secara terartur disini ?” minum obat teratur sangatlah penting
bapak supaya bapak tidak sering marah- marah lagi. Jadi obat bapak ada 3
macam, diminum ketika jam 6 pagi dan 6 sore. Obat M ada olanzapine 10
mg, clozapine 100 mg dan THP 2 mg, olanzapine fungsinya membuat M
merasa tenang, clozapine 100 mg itu untuk menghilangkan rasa marah
bapak, dan THP digunakan supaya bapak tidak merasa Tegang atau kaku”
semua obat dimimun 2 x sehari. Sebelum minum obat bapak lihat dulu
label nama dikotak apakah benar nama M bukan, berapa banyak yang
harus diminum. Jam berapa harus diminum. Baca juga apakah obatnya
sudah benar, jangan pernah menghentikan minum obat sebelum
berkonsultasi dengan dokter, karena dapat terjadi kekambuhan!”
bagaimana apakah bapak sudah jelas ?’ baiklah bapak kita lanjutkan ya,
sebelum minum obat lihat dulu lebel yang yang menempel di bungkus
obat. Apakah benar nama bapak yang terrtulis disitu. Selain itu bapak
perlu memperhatikan jenis obatnya, berapa dosisnya, jam berapa saja
obatnya harus diminum. Cara minum obatnya bapak harus minum obat
secara teratur.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
”bagimana perasaan bapak setelah kita mengobrol tadi?”
b. Evaluasi obyektif
”coba bapak ulangi apa saja yang bapak minum!”
c. Tindak lanjut
”jadi sudah berapa cara yang kita yang kita latih untuk mengontrol
marah- marah bapak? Coba bapak sebutkan ? jadi bapak harus patuh
minum obat secara teratur, “ minum obatnya sesuai jamnya ya pak”
dirumah nanti lakukan demikian juga” selain itu lakukan juga cara yang
sudah saya ajarkan, sekarang kita masukkan dalam jadwalnya. Jam 6 sore
nanti bapak minum obat ya!”
d. Kontrak yang akan datang
Topik:
”baiklah bapak saya akan menemui bapak besok untuk melanjutkan
cara ke 3 untuk mengontrol marah bapak dengan verbal: meminta dan
menolak dengan baik?”
Waktu :
”mau jam berapa pak?” jam 08.30 bagaimana? Sekitar 15 menit ya ?
Tempat :
”mau dimana pak? diteras depan bagaimana?”
   Baiklah saya permisi dulu ya pak, saya doakan supaya pak lekas
sembuh selamat pagi, sampai jumpa besok ya”
STRATEGI PELAKSANAAN

Nama : Tn.M Ruangan : Merpati


Umur : 36 thn Hari/tgl : Jumat 12 Agustus 2019
No. RM : 03-08-65 pertemuan : 3 sp 3

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data subjektif
 Klien mengatakan sudah jarang marah sekarang
 Klien mengatakan “ selama disini minum obat teratur, jadi jarang
jarang marah- marah lagi”
 Klien mengatakan mengerti pentingnya obat
b. Data objektif
 Klien tampak tenang
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Resiko Perilaku kekerasan

3. Tujuan
 Klien mampu menyebutkan cara mengntrol marah dengan latihan
fisik dan minum obat
 Klien mampu mempratekkan cara mengontrol marah dengan
verbal
 Klien mampu memasukkan ke jadwal harian

4.Intervensi Keperawatan
 Evaluasi kemampuan klien dalam mengontrol marahnya: latihan
fisik dan minum obat
 Latih pasien cara mengontrol dengan Latihan mengungkapkan rasa
marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik.
 Anjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
” Selamat pagi bapak ? Masih ingat dengan suster” coba sebutkan nama
suster?”
b. Evaluasi validasi
” bagaimana perasaan bapak hari ini ? apa keluhan bapak hari ini ?
apakah semalam tidurnya nyenyak? Bagaimana dengan marahnya
masih bisa dikontrol?”
“ bapak masih ingat tidak dengan yang saya ajarkan!””coba bisa bapak
praktekkan?”
c. Kontrak
Topik
” Sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan belajar cara ke 3 cara
mengontrol marah yaitu, dengan verbal: meminta dan menolak dengan
baik, apakah bapak bersedia?”
Waktu :
”berapa lama bapak mau berbincang?”bagaimana kalau 20 menit?”
Tempat :
”bapak mau berbincang di mana?”

2. Fase Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah.
Kalau marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam, pukul bantal, dan
minum obat teratur sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang
membuat kita marah. Ada tiga caranya pak: Meminta dengan baik tanpa
marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata
kasar. Kemarin bapak bilang penyebab marahnya karena minta uang sama
bapak tidak diberi. Coba mbak minta uang dengan baik:”Bu, saya perlu
uang untuk membeli jajan.” Nanti bisa dicoba di sini untuk meminta baju,
minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan. Bagus mbak.”
Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya, katakan: “Maaf saya tidak bisa melakukannya karena
sedang ada kerjaan”. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal bapak dapat mengatakan:’Saya jadi ingin marah karena
perkataanmu itu’. Coba bapak praktekkan. Bagus”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
”bagaimana perasaan bapak setelah kita kita berlatih mengontrol marah
dengan cara verbal tadi?”
b. Evaluasi obyektif
” jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol marah coba
sebutkan?”
c. Tindak lanjut
”jadi jika bapak ingin marah, bapak bisa mencegahnya dengan cara
verbal: meminta dan menolak dengan baik- baik, bapak bisa
memasukkan cara ini kedalam jadwal kegiatan harian bapak?”

d. Kontrak yang akan datang


Topik:
” bapak sampai diisni dulu ya, bagaimana kalau besok kita belajar cara
yang keempat yaitu melakukan kegiatan yang biasa dilakukan?”
Waktu :
”bagaimana kalau besok jam 09 pagi setelah cek tekanan darah?”
Tempat :
”besok dimana pak ? bagaimana kalau kita berbincang diteras lagi?”

Baiklah saya permisi dulu ya pak, saya doakan supaya bapak lekas
sembuh selamat pagi”
STRATEGI PELAKSANAAN

Nama : Tn. M Ruangan : Merpati


Umur : 36 thn Hari/tgl :selasa,16 Agustus
2019
No. RM : 03.08.65 pertemuan / : 4/4

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data subjektif
 Klien mengatakan sudah tidak marah- marah lagi
 Klien mengatakan sudah berlatih cara mengontrol marah :
latihan fisik, minum obat, dan dengan verbal
 Klien mengatakan akan sudah dilakukan ke tiga cara tersebut.
b. Data objektif
 Klien memperagakan cara latifan fisik, masih ingat obat yang
dikonsumsi, dan dengan verbal
 Kontak mata ada namun mudah beralih
 Klien memasukkan kejadwal harian

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku kekerasan

3. Tujuan
 Klien dapat mempratekkan cara mengontrol marah dengan spiritual
 Klien dapat mengontrol marah dengan spiritul: zikir, ibadah
 Klien mampu memasukkan kedalam jadwal harian
4. Intervensi Keperawatan
 Evaluasi kemampuan klien mengontrol marah : latihan fisik,
minum obat, dan verbal
 Latih klien mengontrol marah dengan spiritual : zikir dan ibadah
 Anjurkan klien untuk memasukkan kejadwal harian

B. Strategi Komunikasi
1. Fase orientasi
 Salam Terapetik
Selamat pagi bapak, akhirnya kita ketemu lagi?
 Evaluasi Validasi
“bagaiamana perasaan bapak hari ini ?
“apakah semalam tidurnya nyenyak? “apakah bapak masih sering marah-
marah? “
Kontrak
- Topik
“sesuai janji kita kemarin, hari ini kita mau belajar cara mengontrol
marah dengan spiritual: zikir, ibadah?”
- Waktu
“kita nanti akan berbincang lebih kurang 20 menit, bagaimana bapak
setuju?”
- Tempat
“Dimana ? diteras ya pak?”
2. Fase Kerja

“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan! Bagus. Baik,
yang mana mau dicoba?
“Nah, kalau bapak sedang marah coba mbak langsung duduk dan tarik napas
dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak
reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.
“ Mbak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
“Coba bapak sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana? Coba
sebutkan caranya”

3. Fase Terminasi
- Evaluasi Subjektif
bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang
keempat untuk mencegah marah- marah bapak?
- Evaluasi Objektif
Sudah berapa berapa cara yang kita latih untuk mengontrol marah?coba
bapak sebutkan?”
- Rencana tindak lanjut
Jadi pak, jika bapak ingin marah bapak sering berzikir dan solat 5 waktu
ya pak . Mari kita masukkan kejadwal harian bapak”
- Kontrak yang akan datang
 Topik
Sampai disini dulu ya pak, besok ketemu lagi ya untuk mengevaluasi
kemampuan bapak“ bagaimana?”
 Waktu
“jam berapa pak? bagimana jam 13.00, selama 15 menit”
 Tempat
“” dimana pak? bagaimana kalau diteras depan?”

Baiklah saya permisi dulu ya pak, semoga lekas sembuh


CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/
tangga Implementasi evaluasi paraf
l
Rabu/ 9 SP I S:
agustus
1. Mengidentifikasi penyebab, - Klien mengatakan marah dan jengkel
2019
tanda dan gejala serta jika mengingat masa lalunya saat di
respon klien saat marah ejek tetangga, dan ingin segera teriak
2. Latihan mengontrol marah bila teringat hal itu,
Pukul:
dengan latihan fisik yaitu - Klien mengatakan mau di ajarkan cara
10.00
tarik nafas dalam dan pukul mengontrol marahnya
bantal - Klien mengatakan senang setelah
3. Memasukkan cara melakukan cara yang pertama
mengontrol marah dengan O:
latihan fisik kedalam jadwal
- Pandangan mata tajam
harian
- Bicara dengan nada tinggi
- Sering mendominasi saat bicara
- Kontak mata ada
- Klien kooperatif
A:

- Klien sudah mampu melakukan cara


mengontrol marah dengan relaksasi
nafas dalam dan pukul bantal
- SP I optimal
P:

- Validasi SP I
- Lanjut SP II
- Latihan kontrol marah dengan cara
memukul bantal
- Masukkan kegiatan latihan kedalam
jadwal harian

Kamis/ SP II S:
10 Juli
1. Validasi SP I - Klien mengatakan sudah melakukan
2019
2. Latihan cara mengontrol berdoa dan sholat
marah dengan cara yang - Klien mengatakan minum obat secara
kedua yaitu menggunakan teratur setelah makan
obat sesuai program - Klien mengatakan belum tahu tentang
Pukul: 3. Anjurkan klien prinsip 7 benar obat
10.00 memasukkan kegiatan - Klien mengatakan mau diberi tahu
latihan kedalam jadwal prinsip7 benar obat
harian O:

- Klien tampak tenang


- Ada kontak mata
- Klien kooperatif
- Klien minum obat secara teratur
setelah makan
- Klien mampu menyebutkan prinsip 7
benar obat
A:

- Klien sudah obat secara teratur setelah


makan
- SP IV optimal
P:

- Pertahankan SP I - IV
- Klien diminta untuk mempertahankan
apa yang telah diajarkan
- Masukkan kegiatan latihan kedalam
jadwal harian
Jumat/ SP III S:
11 juli
1. Validasi SP II - Klien mengatakan perasaan marahnya
2019
2. Latihan cara mengontrol berkurang
marah dengan cara yang - Klien mengatakan sudah mampu
ke tiga yaitu secara verbal melakukan SP II
(bicara baik-baik) - Klien mengatakan mau di ajarkan cara
Pukul: 3. Anjurkan klien mengontrol marah dengan cara verbal
10.00 memasukkan kegiatan (bicara baik-baik)
latihan kedalam jadwal O:
harian
- Klien tampak tenang
- Ada kontak mata
A:

- Klien mampu mempraktekkan cara


yang ke tiga yaitu secara verbal
(bicara baik-baik)
- SP III optimal
P:

- Validasi SP III
- Lanjut SP IV
- Ajarkan cara mengontrol marah
dengan cara spiritual yaitu Berdoa dan
Sholat
- Masukkan kegiatan latihan kedalam
jadwal harian
Sabtu/ SP IV S:
12 Juli
1. Validasi SP III - Klien mengatakan jarang untuk
2019
2. Latihan cara mengontrol berdoa dan sholat karena merasa
marah dengan cara yang doanya tidak dikabulkan
ke empat dengan cara - Klien mengatakan mau berdoa dan
Pukul:
spiritual yaitu berdoa dan sholat atas nasehat perawat
10.00
sholat O:
3. Anjurkan klien
- Klien tampak memperhatikan
memasukkan kegiatan
- Ada kontak mata
latihan kedalam jadwal
- Klien kooperatif
harian
A:

- Klien sudah melaksanakan sholat dan


berdoa
- SP IV optimal
P:

- Validasi SP IV
- Lanjut SP V
- Ajarkan cara mengontrol marah
dengan cara menggunakan obat sesuai
program
- Masukkan kegiatan latihan kedalam
jadwal harian

Anda mungkin juga menyukai