Anda di halaman 1dari 16

1

Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWAKELAS


XI IPS SMA NEGERI 10 BOMBANAMELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK
PAIR SHARE PADA MATERI POKOK
SUMBER DAYA ALAM

Haliza1Ramli2
1
Alumni Pendidikan Geografi FKIP UHO
2
Dosen Pendidikan Geografi FKIP UHO

Abstrak :Masalah yang diteliti adalah: 1) aktivitas belajar Geografi siswa, 2)aktivitas
mengajar guru, 3 peningkatan hasil belajar. Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus.Subyek penelitian
ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 10 Bombana yang terdaftar pada semester
ganjil tahun pelajaran 2016/2017, yang berjumlah 21 orang.Data dari penelitian ini
adalah aktivitas mengajar guru dan aktivitas Belajar siswa yang diperoleh dari lembar
observasi dan hasil belajar siswa yang diukur melalui tes siklus.Analisis data yang
dilakukan adalah statistic deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Melalui
model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share menunjukkan peningkatan yang
sangat efektif pada aktivitas belajar siswa yakni skor rata-rata aktivitas siswa pada
siklus I 2,5 kemudian pada siklus kedua mengalami peningkatan dengan rata-rata
aktivitas siswa pada siklus kedua mencapai 3,12. 2) aktivitas mengajar guru yakni skor
rata-rata aktivitas mengajar guru pada siklus I 2,5 kemudian pada sikluskedua mencapai
3,21 3) Hasil belajar geografi siswa Pada siklus I siswa yang tuntas 12 (57%) dan tidak
tuntas 9 (43%) dengan rata-rata 66 pada siklus kedua meningkat menjadi 17 (80%)
siswa yang tuntas dan 4(20%) siswa dinyatakan tidak tuntas dengan rata-rata 76.

Kata kunci: Model Pembelajaran, Proses, Hasil Belajar

PENDAHULUAN sekolah antara lain dengan perbaikan


Keberhasilan program pendidikan mutu pembelajaran. Pembelajaran
melalui proses pembelajaran disekolah disekolah merupakan serangkaian
sebagai lembaga pendidikan formal kegiatan yang secara sadar telah
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor terencana. Dengan adanya perencanaan
yaitu: siswa, kurikulum, tenaga yang baik akan mendukung
kependidikan, sarana dan prasarana keberhasilan pembelajaran.
serta factor lingkungan. Apabila factor- Berdasarkan hasil wawancara
faktor tersebut terpenuhi sudah tentu mengenai pelaksanaan pembelajaran
akan memperlancar proses yang dilakukan di SMA Negeri 10
pembelajaran terutama mata pelajaran Bombana kelas XI IPS, guru cendrung
Geografi, yang akan menunjang hasil menggunakan metode penugasan
belajar yang maksimal yang pada kepada siswa, pemberian LKS dan
akhirnya akan meningkatkan mutu penggunaan media power point kepada
pendidikan. siswa dalam proses pembelajaran.
Berbagai upaya telah dilakukan Dalam proses pembelajaran yang
untuk meningkatkan mutu pendidikan di dilakukan oleh guru khususnya

Haliza, Ramli
2
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

pemberian tugas, siswa sering kali jenuh mengembangkan potensinya serta


atau kurang aktif dalam proses mengutamakan kerja sama antara siswa
pembelajaran dan bergantung kepada yang satu dengan yang lainya. Model
teman-temannya untuk mengerjakan pembelajaran yang dimaksud adalah
tugas terlebih dahulu dan tidak jarang model pembelajaran kooperatif tipe
guru menemukan sebagian siswa Think Pair Share (TPS).
mengerjakan tugas pada saat jam Model pembelajaran inibelum
pelajaran akan dimulai. Begitupun juga pernah digunakan oleh guru mata
dengan pemberian LKS kepada siswa pelajaran geografi dikelas dikarenakan
yang dilakukan dengan kelompok- guru belum terfikir dengan model
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang pembelajaran ini, selain itu guru merasa
siswa.dalam proses pembelajaran ini nyaman dan merasa tidak bosan dengan
siswa dalam kelompok kurang aktif dan metode yang digunakannya secara
saling mengharap jawaban dari LKS bergantian.Dengan belum
tersebut dijawab oleh siswa yang aktif diterapkannya model pembelajaran
saja dalam hal ini siswa yang dipandang tersebut peneliti memiliki kesempatan
lebih didalam kelompok atau kelas. untuk memperkenalkan model
Dibandingkan dengan metode pemberajaran tersebut kepada guru,
penugasan dan pemberian LKS dengan siswa dan sekolah.
menggunakan media power point, siswa Ada dua pertimbangan dipilihnya
dalam proses pembelajaran lebih tenang model pembelajaran ini untuk di
dan lebih memperhatikan guru yang terapkan pada siswa kelas XI IPS.
menjelaskan medianya didepan kelas. Pertama, model pembelajaran ini
Namun yang menjadi kendala dalam memungkinkan siswa kerja sama. Hal
proses pembelajaran dengan ini karena siswa berpasangan sehingga
menggunakan media power point ini mereka saling membantu untuk mencari
siswa siswa lebih asyik memperhatikan informasi tentang materi yang diberikan
guru dan medianya dan melupakan oleh guru.Kedua, siswa dapat saling
untuk menulis hal-hal penting yang memberikan pengetahuan dan
disampaikan oleh guru saat pemberian berinteraksi. Mereka dapat bertukar
materi. pengetahuan karena tidak semua siswa
Mengenai metode yang digunakan memiliki tingkat pengetahuan yang
oleh guru diSMA Negeri 10 Bombana sama.
kelas XI IPS, terdapat kendala yang Berdasarkan data ulangan harian
dihadapi oleh guru diantaranya siswa semester ganjil 2015/2016 siswa materi
merasa jenuh, sebagian malas Sumber daya alam pada Tahun Ajaran
mengerjakan tugas, bergantung kepada 2015/2016 dari 24 orang siswa hanya
temannya, rebut dalam proses 10 orang , atau 41,6% siswa yang
mengerjakan LKS, cenderung menerima memperoleh nilai ≥ 70 sedangkan 14
apa saja yang disampaikan oleh guru. orang atau 58,4% memperoleh nilai
Hal ini merupakan masalah yang dibawah 70. Hal ini belum mencapai
harus diatasi oleh guru dengan standar nilai Kriteria Ketuntasan
melakukan tindakan pada pembelajaran Minimal (KKM) yang ditetapkan
yakni menggunakan model disekolah yaitu 70.
pembelajaran yang lebih mengutamakan Melalui penerapan model
keaktifan siswa dan memberikan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
kesempatan kepada siswa untuk Share (TPS) diharapkan guru dapat

Haliza, Ramli
3
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

memberikan suasana baru dalam proses Pembelajaran secara sederhana


pembelajaran dikelas dan dapat dapat diartikan sebagai produk interaksi
mengoptimalkan aktivitas belajar siswa berkelanjutan antara pengembangan dan
sehingga pada akhirnya hasil belajar pengalaman hidup.Dalam makna yang
juga akan meningkat. lebih kompleks pembelajaran
Menurut Sabri (Musfiqon, 2012: hakikatnya adalah usaha sadar dari
3) belajar adalah proses perubahan seorang guru untuk membelajarkan
prilaku berkat pengalaman dan siswanya (mengarahkan interaksi siswa
pelatihan. Artinya tujuan tujuan dengan sumber belajar lainnya) dalam
kegiatan belajar ialah perubahan tingkah rangka mencapai tujuan yang
laku, baik yang menyangkut diharapkan (Trianto, 2007: 24).
pengetahuan keterampilan, sikap, Pembelajaran adalah proses
bahkan meliputi segenap aspek pribadi. interaksi peserta didik dengan guru dan
Sejalan dengan itu Surya dalam sumber belajar pada suatu lingkungan
(Rusman, 2012: 85) mengatakan bahwa belajar. Proses pembelajaran perlu
belajar dapat diartikan sebagai suatu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan
proses yang dilakukan oleh individu diawasi agar terlaksana secara efesian
untuk memperoleh perubahan prilaku dan efektif (Rusman, 2010: 3).
secara keseluruhan, sebagai hasil dari Komara (2004: 29) pembelajaran
pengalaman individu itu sendiri dalam adalah interaksi peserta didik dan
berinteraksi dengan lingkungan. sumber belajar pada suatu lingkungan
Sementara itu Sadiman belajar. Pembelajaran merupakan
(Musfiqon, 2012: 3) mengatakan belajar bantuan yang diberikan pendidik agar
adalah suatu proses kompleks yang dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
terjadi pada semua orang yang pengetahuan, penguasaan kemahiran,
berlangsung seumur hidup, sejak masih dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
bayi sampai keliang lahat nanti. Salah kepercayaan pada peserta didik. Dengan
satu pertanda bahwa seorang telah kata lain, pembelajaran adalah proses
belajar adalah adanya perubahan untuk membantu peserta didik agar
tingkah laku pada dirinya.Perubahan dapat berjalan dengan baik.
tingkah laku tersebut baik perubahan Jihad dan Haris (2012: 11)
yang bersifat pengetahuan dan pembelajaran merupakan suatu proses
keterampilan maupun yang menyangkut yang terdiri dari kombinasi dua aspek,
nilai dan sikap.Sedangkan menurut yaitu belajar tertuju pada apa yang harus
Ernest dalam (Sri Anita W, 2009: 2.4) dilakukan oleh siswa, mengajar
mengatakan bahwa belajar merupakan berorientasi kepada apa yang harus
proses perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh guru sebagai pemberi
diperoleh melalui latihan dan perubahan pelajaran. Kedua aspek ini akan
itu disebabkan karena ada dukungan berkolaborasi serta terpadu menjadi
dari lingkungan positif yang suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi
menyebabkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa antara siswa
edukatif. Perubahan tersebut terjadi dengan siswa disaat pembelajaran
secara menyeluruh meliputi sedang berlangsung.
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Nasution dalam (Aunurrahman,
Perubahan belajar tersebut tidak 2009: 29) hasil belajar adalah
berdasarkan naluri tetapi melalui proses perubahan yang terjadi pada individu
latihan. yang belajar.Dpat pula diartikan bahwa

Haliza, Ramli
4
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

hasil belajar adalah hasil yang dicapai prestasi, kegagalan maupun


akibat perubahan-perubahan karena keberhasilan ditanggung bersama.
usaha sadar baik rohani maupun Siswa mengetahui bahwa prestasi yang
jasmani.Perubahan tingkah laku yang dicapai disebabkan oleh dirinya dan
terjadi dapat dan diperoleh siswa setelah anggota kelompoknya, siswa
mengikuti atau mengalami suatu merasakan kebanggaan atau atas
program pembelajaran. prestasinya bersama anggota
Menurut Anita (2009: 31) kelompoknya.
keberhasilan belajar sangat dipengaruhi Menurut Drs. Daryanto (20014:
oleh beberapa factor.Factor-faktor 35) pembelajaran kooperatif adalah
tersebut dapat dikelompokkan menjadi pembelajaran yang dilakukan secara
dua kelompok yaitu factor dari dalam berkelompok, siswa dalam satu kelas
diri siswa sendiri dan factor dari luar dijadikan kelompok-kelompok kecil
diri siswa. yang terdiri dari 4 sampai 5 orang
Faktor dari dalam diri siswa untuk memahami konsep yang
antara lain kecakapan, minat, bakat, difasilitasi oleh guru. Model
usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, pembelajaran kooperatif adalah model
dan kesehatan setra kebiasaan siswa. pembelajaran dengan setting
salah satu hal penting dalam kegiatan kelompok-kelompok kecil dengan
belajar yang harus ditanamkan dalam memperhatikan keberagaman anggota
diri siswa bahwa belajar yang dilakukan kelompok sebagai wadah siswa untuk
merupakan kebutuhan untuk dirinya. bekerja sama dan memecahkan suatu
Minat belajar berkaitan dengan seberapa masalah melalui interaksi social
besar individu merasa suka atau tidak dengan teman sebayanya,
suka terhadap suatu materi yang memeberikan kesempatan kepada
dipelajari siswa. peserta didik untuk memepelajari
Faktor dari luar diri siswa yang sesuatu dengan baik pada waktu yang
mempengaruhi hasil belajar diantaranya bersamaan dan ia menjadi narasumbel
adalah lingkungan fisik dan non fisik bagi temannya yang lain. Model
(termasuk suasana kelas dalam belajar, pembelajaran kooperatif dibatasi
seperti riang, gembira, menyenangkan), sebagai lingkungan belajar dimana
lingkungan social budaya, lingkungan siswa bekerja sama dalam suatu
keluarga, program sekolah (termasuk kelompok kecil yang kemampuannya
dukungan komite sekolah), guru, berbeda-beda untuk menyelesaikan
pelaksanaan pembelajaran, dan teman tugas-tugas akedemik. Pembelajaran
sekolah. kooperatif dapat diartikan sebagai
Pembelajaran kooperatif model pembelajaran yang menekan
(Cooperative learning) merupakan keaktifan siswa dalam kelompok kecil,
pendekatan pembelajaran melalui mempelajari materi pembelajaran dan
penggunaan kelompok kecil siswa mengerjakan tugas. Model
untuk bekerja sama dalam pembelajaran ini memanfaatkan
memaksimalkan kondisi belajar dalam bantuan siswa lain untuk meningkatkan
mencapai tujuan belajar. Usaha kerja pemahaman dan penguasaan bahan
sama masing-masing anggota pelajaran, karena terkadang siswa lebih
kelompok mengakibatkan manfaat paham akan hal yang disampaikan oleh
timbal balik sedemikian rupa sehingga temannya dari pada guru serta bahasa
semua anggota kelompok memperoleh yang digunakan kadang lebih mudah

Haliza, Ramli
5
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

dipahami oleh siswa lainnya. Tujuan kemampuan-kemampuan


dibentuknya kelompok koperatif adalah kepemimpinan pada setiap anak.
memberikan kesempatan kepada siswa Menurut Drs. Daryanto (2014:
agar dapat terlibat secara aktif dalam 38) Model pembelajaran koperatif Think
proses berfikir dalam kegiatan belajar. Pair Share pertama kali diperkenalkan
Kelompok siswa tersebut harus saling oleh Frank Lyman. Model pembelajaran
bekerjasama dalam menyelesaikan koperatif Think Pair Share merupakan
tugas kelompoknya.Dengan demikian tipe yang sangat sederhana dengan
model pembelajaran kooperatif lebih banyak keuntungan karena dapat
dari sekedar bekerja dalam kelompok. meningkatkan partisipasi siswa dan
Slavin (dalam Nur Asma, 2006: pembentukan pengetahuan oleh siswa.
11) mendefinisikan tentang model Dengan menggunakan suatu prosedur,
pembelajaran koperatif adalah para siswa belajar dari siswa yang lain
mengandung arti bahwa dalam belajar dan berusaha untuk mengeluarkan
koperatif siswa belajar bersama, saling pendapatnya dalam situasi non
menyumbang pemikiran dan kompetisi sebelum mengungkapkannya
bertanggung jawab terhadap didepan kelas.
pencapaian hasil belajar secara Anita Lie (2004: 57)
individu atau kelompok. Sementara itu mengungkapkan: dengan model
Newman (dalam Nur Asma, 2006: 11) pembelajaran klasikal yang
defenisi pendekatan kooperatif adalah memungkinkan hanya satu siswa maju
suatu pendekatan yang mencakup dan membagikan hasinya untuk seluruh
kelompok kecil dari siswa yang kelas, model pembelajaran koperatif
bekerjasama sebagai suatu tim untuk Think Pair Share ini memberikan
memecahkan masalah-masalah yang kesempatan sedikitnya delapan kali
ada dalam tugas mereka. lebih banyak kepada setiap siswa untuk
Drs Daryanto (2014: 35) dikenali dan menunjukkan partisipasi
Tujuan model pembelajaran kooperatif ini kepada orang lain. Model
adalah menciptakan situasi dimana pembelajaran koperatif Think Pair
keberhasilan individu ditentukan atau Share ini bisa digunakan dalam semua
dipengaruhi oleh keberhasilan mata pelajaran dan semua tingkatan usia
kelompoknya. Model pembelajaran anak didik.
koperatif sebagai salah satu model
pembelajaran alternative dan Hal tersebut ditegaskan kembali
merupakan perbaikan dari Lyman (dalam Jones, 2002: 1) Model
pembelajaran klasikal bertujuan untuk : pembelajaran koperatif Think Pair
(a) Memberikan kesempatan kepada Share membantu para siswa
setiap siswa untuk mengembangkan mengembangkan pemahaman konsep
kemampuannya dalam memecahkan dan materi pelajaran, mengembangkan
masalah secara rasional. (b) kemampuan untuk berbagi informasi
Mengembangkan semagat social dan dan menarik kesimpulan, serta
semangat gotong royong dalam mengembangkan kemampuan untuk
kehidupan.(c) Mendinamiskan mempertimbangkan nilai-nilai dari
kelompok dalam belajar sehingga suatu materi pelajaran. Forgaty dan
setiap kelompok merasa dirinya bagian Robin (1996: 1) memperkuat pendapat
dari kelompok yang bertanggung Lyman di atas.
jawab. (d) Mengembangkan Adapun kelebihan dan
kekurangan koperatif tipe Think Pair

Haliza, Ramli
6
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

Share dalam artikel arif Fadholi Wahid aktivitas.(e) Membutuhkan perhatian


Assayafi’I (2009)sebagai berikut: khusus dalam penggunaan ruang kelas.
Kelebihan Think Pair Share (f) Jumlah siswa yang ganjil berdampak
(TPS) yaitu: (1) Memberi siswa waktu pada saat pembentukan kelompok,
lebih banyak untuk berfikir, menjawab, karena ada satu siswa yang tidak
dan saling membantu satu sama lain. (2) mempunyai pasangan.
Meningkatkan partisifasi siswa dalam
pembelajaran.(a) Interaksi lebih mudah Sumber daya alam adalah semua
dan cepat membentuk kelompok.(b) kekayaan berupa benda mati maupun
Seorang siswa juga dapat belajar dari benda hidup yang berada di bumi dan
siswa lain serta saling menyampaikan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
idenya untuk didiskusikan sebelum kebutuhan hidup manusia. Sumber daya
disampaikan didepan kelas.(c) Lebih alam adalah sesuatu yang dapat
banyak kesempatan untuk kontribusi dimanfaatkan untuk berbagai
masing-masing anggota kepentingan dan kebutuhan hidup
kelompok.(d)Siswa secara langsung manusia agar hidup lebih sejahtera yang
dapat mengembangkan keterampilan ada di sekitar alam lingkungan hidup
berfikir dan menjawab dalam kita. Sumber daya alam bisa terdapat di
komunikasi antara satu dengan yang mana saja seperti di dalam tanah, air,
lain, serta bekerja saling membantu permukaan tanah, udara, dan lain
dalam kelompok kecil.(e)Dapat sebagainya. Contoh dasar sumber daya
memperbaiki rasa percaya diri dan alam seperti barang tambang, sinar
semua siswa diberikan kesempatan matahari, tumbuhan, hewan dan banyak
untuk berpartisipasi didalam lagi lainnya. Berdasarkan sifatnya jenis-
kelas.(d)Siswa secara langsung dapat jenis sumber daya alam yang harus kita
memecahkan masalah memahami ketahui ada 2. Berikut adalah penjelasan
materi secara berkelompok dan saling jenis-jenis sumber daya alam
membantu antara satu dengan yang berdasarkan sifatnya : (a) Sumber Daya
lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) Alam yang dapat diperbaharui, Yaitu
serta memperesentasikan sebagai salah Sumber daya alam yang tidak akan
satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pernah habis, karena kemampuan yang
pembelajaran yang telah dimiliki alam yang mampu melakukan
dilakukan.(e)Siswa lebih aktif dalam pembaharuan terhadap sumber daya
pembelajaran karena menyelesaikan tersebut dalam waktu yang relatif cepat.
tugasnya dalam kelompok, dimana tiap Contoh sumber daya alam yang dapat
kelompok hanya terdiri dari 2 orang. diperbaharuai adalah hewan, tumbuh-
(f)Memungkinkan guru untuk lebih tumbuhan, udara, air, sinar matahari,
banyak memantau siswa dalam proses dan mikroorganisme lainnya. Akan
pembelajaran. tetapi jika sumber daya tersebut
dipergunakan secara berlebihan, maka
Sedangkan kelemahan Think Pair besar kemungkinan sumber daya alam
Share (TPS) yaitu: (a)Lebih sedikit ide tersebut dapat mengalami kepunahan
yang muncul. (b)Menggantungkan pada dan kita harus memiliki cara
pasangan (c) Banyak kelompok yang melestarikan flora dan fauna. Sumber
melapor dan perlu Daya Alam yang tidak dapat
dimunitor.(d)Membutuhkan kordinasi diperbaharui
secara bersamaan dari berbagai Ini merupakan sumber daya alam
yang memiliki jumlah yang terbatas.

Haliza, Ramli
7
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

Hal ini disebabkan karena proses mengendap di dasar laut kemudian


pembentukannya membutuhkan waktu bercampur dengan sedimen. Akibat
yang lebih lama daripada proses tekanan lapisan-lapisan atas dan
pemanfaatannya, yaitu bisa memakan pengaruh panas magma, dan terjadilah
puluhan hingga jutaan tahun lamanya proses destilasi hingga terjadi minyak
yang bergantung juga pada pengaruh bumi kasar. (b) Gas alam merupakan
letak astronomis sehingga jika campuran beberapa hidrokarbon dengan
digunakan secara terus menerus, kadar karbon kecil yang digunakan
kekayaan alam ini akan cepat habis. sebagai bahan bakar. Ada dua macam
Contoh dari sumber daya alam yang gas alam cair yang diperdagangkan,
tidak dapat diperbaharui adalah bahan- yaitu LNG ( liquefied natural gas ) dan
bahan galian atau barang tambang. LPG ( liquefied petroleum gas). (c)
Berdasarkan jenisnya sumber Batu bara terbentuk dari tumbuhan yang
daya alam yang harus kita ketahui ada tertimbun hingga berada dalam lapisan
2. Berikut adalah penjelasan sumber batu-batuan sediment yang lain. Proses
daya alam berdasarkan jenisnya.(a) pembentukan batu bara disebut juga
Sumber Daya Alam Hayati (Biotik) inkolent yang terbagi menjadi dua, yaitu
Yaitu sumber daya alam yang berasal prose biokimia dan proses
dari makhluk hidup atau yang metamorfosis.
berhubungan dengan ruang publik untuk Sumber daya alam perlu
kehidupan makhluk hidup yaitu hewan dilestarikan supaya dapat mendukung
dan tumbuh-tumbuhan. (b) Sumber kehidupan makhluk hidup. Bila sumber
Daya Alam non hayati (abiotik)Yaitu daya alam rusak atau musnah kehidupan
sumber daya alam yang berasal dari bisa terganggu. Berikut ini adalah
benda-benda mati. beberapa hal yang dapat diusahakan
Persebaran sumber daya alam untuk menjaga kelestarian sumber daya
yang dapat diperbaharui. (a) Sumber alam (1) Berdasarkan prinsip
Daya Alam Hayati. Sumber daya alam berwawasan lingkungan dan
hayati terdiri dari sumber daya alam berkesinambungan. (a)Penghijauan dan
hewani dan nabati. Sumber daya reboisasi (b)Pengembangan daerah
sedimen tersebar di darat dan laut atau aliran sungai (c)Pengelolaan air limbah
perairan. (b)Sumber Daya Alam Nabati. (d) Penertiban pembuangan sampah. (2)
Indonesia adalah Negara yang kaya Berdasarkan prinsip mengurangi.Dalam
akan sumber daya alamnya. mengambil sumber daya alam
Dianugerahi tanah yang subur sehingga sebaiknya jangan diambil semuanya,
tumbuhan dapat tumbuh dengan tetapi berprinsip mengurangi saja.
sempurna di wilayah Indonesia. Pengambilan yang dihabiskan akan
Wilayah flora di indonesia meliputi merusak lingkungan dan mengganggu
Hutan Tropis, Hutan Musim, Stepa, dan ekosistem lingkungan. (3) Berdasarkan
Sabana. prinsip daur ulang. Proses daur ulang
Persebaran sumber daya Alam adalah pengolahan kembali suatu massa
yang tidak dapat diperbaharui. (a) atau bahan-bahan bekas dalam bentuk
Minyak bumi berasal dari sampah kering yang tidak mempunyai
mikroplankton yang terdapat di danau- nilai ekonomi menjadi barang yang
danau, teluk-teluk, rawa-rawa dan laut- berguna bagi kehidupan manusia.
laut dangkal. Sesudah mati
mikroplankton berjatuhan dan

Haliza, Ramli
8
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

Dalam memanfaatkan sumber kerja(d) Memajukan bidang transportasi


daya alam, manusia perlu berdasar pada dan komunikasi (f) Memajukan industri
prinsip ekoefisiensi.Artinya tidak dalam negeri.
merusak ekosistem, pengambilan secara Adapun upaya dalam
efisien dalam memikirkan kelanjutan pembangunan berkelanjutan sebagai
SDM.Pembangunan yang berkelanjutan berikut, (a) Menyatukan presepsi
bertujuan pada terwujudnya keberadaan tentang pelestarian (b) Menggunakan
sumber daya alam untuk mendukung SDA secara efisien dan tidak
kesejahteraan manusia.Maka prioritas membahayakan biosfer (c)Melanjutkan
utama pengelolaan adalah upaya dan mengamankan penggunaan SDA
pelestarian lingkungan. (d) Mengembangkan dan menerapkan
teknologi maju untuk mendukung
Pemanfaatan SDA Nabati adalah pengelolaan dan pengembangan
(a) Dimanfaatkan sebagai sumber daya lingkungan (f)Mendukung program
pangan seperti padi, jagung, ubi dan ekonomi baru yang memiliki strategi
sebagainya (b)Dimanfaatkan sebagai berkelanjutan dalam pengelolaan dan
sumber sandang (c) Beberapa jenis pengembangan lingkungan.
tanaman dapat dimanfaatkan sebagai
minyak atsiri seperti kayu putih, sereh, Penelitian ini dilakukan oleh
kenanga, cengkeh. (d) Dimanfaatkan Rosdiati tahun 2012 dengan judul
sebagai tanaman hias seperti anggrek. meningkatkan hasil belajar Ilmu
(e) Dimanfaatkan sebagai bahan baku Pengetahuan Sosial Melalui Model
mebel seperti meranti, rotan, bambu. (f) Pembelajaran Koperatif tipe Think Pair
Dimanfaatkan sebagai bahan obat- Share siswa kelas IV SD Negeri 3
obatan kencur, jahe, kunyit. (g) Kendari Barat.Menyimpulkan bahwa
Dimanfaatkan sebagai keperluan pembelajaran koperatif tipe Think Pair
industry. Share dapat meningkatkan hasil belajar
Pemanfaatan SDA Hewani adalah siswa.
(a) Dimanfaatkan sebagai sumber daya
pangan seperti daging sapi, daging Penelitian yang dilakukan Kafarun
kambing. (b) Dimanfaatkan sebagai (2012: 49), dengan judul penelitian
sumber kerajinan tangan seperti lokan, “Penerapan Model Pembelajaran
dirangkai menjadi perhiasan. Koperatif tipe Think Pair Share (TPS)
(c)Dimanfaatkan untuk meningkatkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
nilai budaya manusia dan nilai pada pokok bahasan keputusan bersama
kehidupan, seperti bentuk kapal selam kelas IV SDN Poasia menyimpulkan
diadopsi dari cara ikan menyelam, bahwa model pembelajaran kooperatif
bentuk pesawat dari bentuk burung. tipe Think Pair Share (TPS) dapat
Pemanfaatan SDA Barang meningkatkan hasil belajar siswa.
Tambang, Usaha pemanfaatan
Berdasarkan permasalahan yang
pertambangan dan bahan galian dalam
telah dikemukakan sebelumnya yaitu
pembangunan Indonesia adalah sebagai
rendahnya hasil belajar siswa pada mata
berikut, (a) Sebagai pemenuh kebutuhan
pelajaran geografi terhadap materi
SDA barang tambang dan galian dalam
Sumber daya alam, yang disebabkan
negeri (b)Menambah pendapatan negara
oleh pola mengajar guru yang masih
karena barang tambang dapat diekspor
mengarah pada model pembelajaran
keluar negeri (c) Memperluas lapangan
walaupun guru telah menggunakan

Haliza, Ramli
9
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

metode penugasan, pemberian tugas Untuk hasil belajar geografi


dan penggunaanmedia dalam siswa.Dengan menerapkan model
pembelajaran namun keterlibatan siswa pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
masih kurang, selain itu dalam proses Share maka persentase ketuntasan
pembelajaran guru kurang mengaitkan belajar siswa meningkat serendah
antara konsep materi yang diajarkan rendahnya 80%.
dengan konteks keseharian siswa
dilingkungannya sehingga berpengaruh METODE PENELITIAN
pada penguasaan materi yang kurang
Tempat dan Waktu Penelitian
atau tergolong rendah.
Penelitian ini telah dilaksanakan
Untuk mengatasi permasalahan
pada semester ganjil tahun ajaran
diatas maka perlu adanya model
2016/2017 yang bertempat di kelasXI
pembelajaran yang tepat dalam
IPSSMA Negeri 10 Bombana.
meningkatkan proses dan hasil belajar
Subyek penelitian ini adalah siswa
siswa dalam memahami materi yang
kelas XI IPS SMA Negeri 10 Bombana
diajarkan. Salah satunya adalah dengan
yang terdaftar pada semester ganjil
menerapkan model pembelajaran
tahun pelajaran 2016/2017 yang
kooperatif tipe Think Pair
berjumlah 21 orang terdiri dari 9 siswa
Share.Pembelajaran Think Pair Share
laki-laki dan 12 siswa perempuan.
sangat membantu siswa untuk lebih
Peneliti memilih kelas XI IPS
aktif di kelas dalam berdiskusi,
dikarenakan pada kelas tersebut
memahami materi, dan merumuskan
memiliki masalah terhadap hasil belajar.
kembali materi yang sudah dipahami.
Faktor yang diselidiki dalam
Selain itu dengan pembelajaranThink
penelitian ini adalah: (a) Faktor siswa:
Pair Share membantu guru mengaitkan
untuk melihat peningkatan aktivitas dan
antara materi yang dipelajari dengan
hasil belajar siswa dalam mempelajari
konteks kehidupan siswa sehingga
Geografi khususnya pada materipokok
siswa akan mudah memahami materi
Sumber daya alam. (b) Faktor guru:
yang diajarkan dan berdampak pada
yang diamati adalah bagaimana guru
peningkatan aktivitas dan hasil belajar
mempersiapkan dan melaksanakan
siswa.
pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran Think Pair Share
Hipotesis tindakan dalam
(TPS)
penelitian ini dapat dikemukakan
Desain model Penelitian Tindakan
sebagai berikut:
Kelas (PTK) ini terdiri atas 4 (empat)
Untuk aktivitas belajar
tahap, yakni: perencanaan, pelaksanaan
siswa.Dengan menerapkan model
tindakan, pengamatan dan Refleksi.
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Secara rinci penelitian tindakan kelas
Sharemaka aktivitas belajar siswa dapat
ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
meningkat serendah rendahnya 3. Pada tahap perencanaan kegiatan
Untuk aktivitas mengajar dilakukan langkah-langkah sebagai
guru.Dengan menerapkan model berikut: (a) Merencanakan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair model pembelajaran Think Pair Share
Share maka aktivitas mengajar guru dalam proses pembelajaran geografi.
dapat meningkat serendah rendahnya (b)Membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan
penerapan model pembelajaran Think

Haliza, Ramli
10
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

Pair Share dan materi pembelajaran. penguasaan siswa tentang materi yang
(c)Membuat lembar kerja siswa (LKS) diajarkan dengan menggunakan tes hasil
(d) Menentukan skenario pembelajaran belajar.
dengan model pembelajaran Think Pair Pada tahap ini peneliti melakukan
Share. (e) Mempersiapkan sumber, diskusi dengan guru mata pelajaran
bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan. berdasarkan hasil yang didapatkan pada
(d) Membuat format observasi tahap observasi untuk meninjau apakah
pembelajaran, yaitu format observasi kegiatan pembelajaran telah efektif serta
guru dan format observasi siswa yang apakah dapat meningkatkan hasil
terdiri atas observasi aktivitas guru dan belajar siswa. Pada tahap ini peneliti
observasi aktivitas siswa. (f) Menyusun mencari kekurangan-kekurangan dalam
soal evaluasi tes hasil belajar siswa proses pembelajaran yang telah
siklus I beserta kunci jawabannya. dilakukan dan memperbaiki
Kegiatan pada tahap ini adalah pelaksanaan tindakan sesuai hasil
melaksanakan kegiatan pembelajaran evaluasi, untuk digunakan pada siklus
dengan menerapkan model berikutnya.
pembelajaran Think Pair Sharesesuai Instrumen penelitian ini terdiri
dengan rencana pelaksanaan atas tiga jenis, yaitu: (a) Lembar
pembelajaran (RPP). Tindakan atau observasi Guruyang digunakan untuk
perlakuan kepada subyek penelitian memperoleh data aktivitas guru dalam
adalah sebagai berikut: (a) Menerapkan mengelola pembelajaran. (b) Lembar
model pembelajaran Think Pair Share observasi aktivitas siswa yang
yang mengacu pada skenario digunakan untuk memperoleh data
pembelajaran. (b) Siswa diberikan suatu tentang aktivitas siswa.
permasalahan menyangkut materi Untuk Tes digunakan adalah
pembelajaran. (c) Siswa mendengarkan esaites yaitu tes yang dilaksanakan pada
penjelasan singkat tentang materi yang setiap akhir siklus, tes ini bertujuan
dipelajari. (d) Siswa diminta untuk menganlisis peningkatan hasil
berpasangan dengan teman sebelahnya belajar siswa.
(kelompok 2 orang). (e) Siswa Pelaksanaan tindakan kelas ini
berdiskusi membahas masalah yang dipandang berhasil apabila sudah
telah diberikan. (f) Siswa mengerjakan memenuhi indikator keberhasilan
LKS secara berkelompok. (g) Masing- tindakan yaitu:(1) Segi Proses,
masing kelompok melaporkan hasil Penelitian tindakan kelas ini dikatakan
diskusi. berhasi jika : (a)Rata-rata aktivitas
Dalam tahap ini dilaksanakan siswa telah memperoleh nilai minimal
observasi terhadap pelaksanaan 3,0 (b) Rata-rata aktivitas guru telah
tindakan dengan menggunakan lembar memperoleh nilai minimal 3,0. (2) Segi
pengamatan pembelajaran Think Pair Hasil, (a) Secara individu,jika hasil
share yang telah dirancang sebelumnya. belajar geografi siswa kelas XI IPS
Pengamatan dilakukan dalam yang menjadi subjek penelitian telah
penelitian ini terdiri atas: (a)Melakukan mencapai ketuntasan belajar minimal 70
observasi terhadap aktitiftas guru dan sesuai KKM yang ditentukan sekolah.
aktivitas siswa dengan memakai (b) Secara klasikal, jika jumlah siswa
format observasi yang telah disiapkan. yang telah mencapai ketuntasan belajar
(b) Mengevaluasi hasil belajar siswa adalah minimal 80%.
untuk mengetahui sejauh mana

Haliza, Ramli
11
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

Sumber data penelitian adalah guru (Usman dan Setiawati,


dan siswa yang meliputi: (a) hasil 2001)
observasi aktivitas belajar siswa; (b) Dengan:
hasil observasi aktivitas mengajar guru; Xi = Nilai yang diperoleh siswa ke-i
dan (c) hasil belajar siswa. Spi = Skor yang diperoleh siswa ke-i
Jenis data yang diperoleh adalah Sm = Skor maksimum yang mungkin
data kuantitatif dan data kualitatif.Data dicapai (skor ideal)
kuantitatif diperoleh dari tes hasil (b) Menghitung nilai rata-rata hasil
belajar sedangkan data kualitatif belajar siswa dengan rumus :
diperoleh dari lembar observasi. ∑
   

Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah: (a) Data mengenai (Nana Sudjana, 2015)
aktivitas siswa diambil dengan Dengan:
menggunakan lembar observasi dengan  = nilai rata – rata yang diperoleh
cara memberikan skor pada aspek siswa
aktivitas yang dilakukan untuk siswa Xi = Jumlah nilai yang diperoleh siswa
sesuai dengan kriteria yang telah keseluruhan
ditentukan. (b) Data mengenai hasil n = jumlah siswa secara keseluruhan
belajar Geografi diambil dengan
menggunakan tes hasil belajar (tes (c) Menentukan tingkat pencapaian
siklus) dengan bentuk tes berupa tes ketuntasan belajar secara klasikal
essay yang mencakup semua indikator Presentase jumlah siswa yang hasil
pembelajaran pada siklus I serta siklus belajarnya sudah tuntas, dengan
II. menggunakan rumus:
Data dalam penelitian ini ∑ 
%    100%
dianalisis dengan menggunakan analisis 
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Keterangan :
Analisis deskriptif kualitatif digunakan ∑  =Jumlah Siswa yang tuntas
untuk memberikan penjelasan belajar
mengenai aktivitas siswa serta N= Jumlah Siswa secara keseluruhan
kemampuan guru selama proses ( Nana Sudjana, 2015)
pembelajaran berlangsung, sedangkan
analisis deskriptif kuantitatif digunakan (d)Mengklasifikasikan rata-rata
untuk menyajikan persentase aktivitas aktivitas siswa dan guru dalam kategori
guru dalam mengelola pembelajaran, sebagai berikut:
persentase aktivitas siswa dan 1 ≤ Xi < 2 : Kategori kurang
presentase ketuntasan hasil belajar 2 ≤ Xi < 3 : Kategori cukup
siswa. (b) Menghitung hasil belajar 3 ≤ Xi < 4 : Kategori Baik
siswa secara individual Xi = 4 : Kategori sangat baik
Dalam menentukan nilai hasil
belajar siswa rentang nilai yang (Susetyo, 2010)
digunakan untuk tes uraian dalam
penelitian ini adalah 0 sampai 100 HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan rumus: Hasil Penelitian
 Observasi Aktivitas Belajar Siswa
    100 Data mengenai hasil aktivitas
siswa kelas XI IPS SMA Negeri

Haliza, Ramli
12
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

10Bombana selama proses Dari hasil observasi aktivitas


pembelajaran melalui model mengajar guru siklus I pertemuan
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair pertama menujukkan jumlah skor
Share pada pada materi pokok sumber aktivitas yang yang diperoleh guru 38
daya alam diperolah dengan skor dengan rata-rata aktivitas guru
menggunakan lembar observasi mencapai 2,37 sedangkan pada
aktivitas belajar siswa. Untuk observasi aktivitas mengajar guru siklus
mengetahui ketercapaian indikator I pertemuan kedua jumlah skor total
dalam lembar observasi aktivitas siswa yang diperoleh siswa 42 atau rata-rata
diberikan skor keterlaksanaan untuk aktivitas guru mencapai 2,62. Selain itu
setiap aktivitas yang dilakukan siswa rata-rata aktivitas guru pada pertemuan
selama proses pembelajaran yang pertama dan kedua mencapai 2,5 dan
dimulai dengan Skor 1 sampai 4. belum mencapai indikator keberhasilan
sehingga dilanjutkan pada siklus
Dari hasil observasi aktivitas berikutnya.
siswa siklus I pertemuan pertama Pada siklus kedua aktivitas
menujukkan jumlah skor total yang mengajar guru siklus II pertemuan
diperoleh siswa 38 skor dengan rata-rata pertama jumlah skor total yang
aktivitas siswa mencapai 2,37 diperoleh guru 47 dengan rata-rata 2,93
sedangkan pada tabel 4.2 observasi sedangkan pada siklus kedua pertemuan
aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua kedua aktivitas guru mengalami
jumlah skor total yang diperoleh siswa peningkatan menjadi 3,37. Jadi untuk
42 atau rata-rata aktivitas siswa skor rata-rata antara siklus II pertemuan
mencapai 2,62. Selain itu rata-rata pertama dan kedua mencapai 3,21 dan
aktivitas siswa pada pertemuan pertama telah mencapai indikator keberhasilan
dan kedua mencapai 2,5 dan belum dalam penelitian ini sehingga penelitian
mencapai indikator keberhasilan ini dihentikan.
sehingga dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
Data Hasil Belajar Siswa
Pada siklus kedua pertemuan Setelah diterapkan model
pertama jumlah skor total yang pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
diperoleh siswa 45 dengan rata-rata 2,81 Share dalam pembelajaran Geografi
sedangkan pada siklus kedua pertemuan dalam 4 kali pertemuan, kemudian
kedua aktivitas siswa mengalami dilaksanakan evaluasi atau tes hasil
peningkatan menjadi 3,31. Jadi untuk belajar siswa tindakan siklus I berupa
skor rata-rata antara siklus II pertemuan tes tertulis dengan bentuk soal essay
pertama dan kedua mencapai 3,12 dan test. Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan
telah mencapai indikator keberhasilan untuk melihat sejauh mana pemahaman
dalam penelitian ini. siswa terhadap materi yang telah
dipelajari melalui model pembelajaran
Observasi Aktivitas Mengajar Guru kooperatif tipe Think Pair Share.
Observasi aktifitas mengajar guru Dari data hasil tes sebagaimana
dengan model pembelajaran kooperatif yang ditunjukkan pada tabel 4.3 pada
tipe Think Pair Share pada mata siklus I tersebut menunjukkan bahwa
pelajaran geografi diobservasi dengan pemahaman siswa terhadap materi yang
memberikan skor 1 sampai 4 terhadap diajarkan dalam 4 kali pertemuan masih
keterlaksanaan aktifitas mengajar guru. tergolong rendah karena belum

Haliza, Ramli
13
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

memenuhi standar ketuntasan minimal siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5.
yang ditetapkan oleh sekolah yakni Peningkatan aktivitas siswa dalam
70.Berdasarkan data hasil belajar siklus kegiatan belajar mengajar tersebut
I tersebut terlihat bahwa dari 21 jumlah menunjukan bahwa adanya minat dan
siswa, sebanyak 12 orang atau 57% antusias siswa dalam mengikuti proses
yang telah memenuhi kriteria pembelajaran dengan model
ketuntasan, dengan nilai rata-rata hasil pembelajaran kooperatif tipeThink Pair
belajar sebesar 66. Sedangkan untuk Share.
nilai maximum pada siklus pertama 85 Pada siklus I berdasarkan hasil
dan untuk nilai minimumnya 45. analisis deskriptif terhadap aktivitas
Pada akhir proses pembelajaran siswa menunjukan skor rata-rata
siklus II, pada pertemuan selanjutnya aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,5.
dilakukan tes dalam bentuk tes Pada siklus I ada beberapa aktivitas
tertulis.Data hasil belajar siswa pada siswa yang masih tergolong kurang
siklus II mencapai 80% dimana dimana siswa didalam proses
sebanyak 17 dari 21 siswa sudah pembelajaran khususnya dalam kegiatan
dinyatakan tuntas, siswa didalam kelas diskusi kurang berperan aktif yaitu
telah memperoleh nilai ≥70, sehingga siswa dalam kelompok kurang saling
indikator dalam penelitian ini telah bertanya dengan anggota kelompoknya
tercapai dimana indikator ketuntasan untuk memecahkan pesoalan yang
dalam penelitian ini yaitu jika 80% diberikan oleh guru, dalam proses
siswa telah mencapai nilai 70, pembelajaran juga siswa kurang berani
sedangkan untuk nilai maximum siswa mengemukakan pendapat mereka dan
pada setiap siklusnya mengalami juga tidak berani menanggapi pekerjaan
peningkatan, pada siklus II nilai temannya serta menyimpulkan materi
maximum mencapai 95 dan untuk nilai yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil
minimumnya menjadi 60. Dengan refleksi pada siklus I ditemukan ada
ketercapaian ketuntasan siswa pada beberapa aktivitas siswa yang masih
siklus II dengan model pembelajaran belum terlaksana dengan baik dan
kooperatif tipe Think Pair Share, berdampak pada rendahnya hasil belajar
sehingga penelitian ini dihentikan, maka siswa. Olehnya itu dilakukan perbaikan,
pada siklus II ini kegiatan dipandang peneliti bersama observer mencari
sudah cukup dan tidak dilanjutkan pada solusi untuk memecahkan masalah-
siklus berikutnya. masalah yang dihadapi siswa pada
siklus pertama dan diperbaiki pada
Pembahasan siklus berikutnya. Adapun hal-hal yang
Observasi aktivitas Belajar Siswa harus diperbaki guru pada siklus
Berdasarkan permasalahan berikutnya yaitu guru harus mendorong
pertama tentang bagaimana gambaran siswa didalam proses pembelajaran
aktivitas belajar siswa dalam proses khususnya dalam kegiatan diskusi
belajar mengajar pada siswa kelas XI berperan aktif, guru juga harus
IPSdiajar dengan model pembelajaran mendorong siswa dalam kelompok
koperatif tipe Thinks Pair Share, dapat untuk aktif dalam memecahkan
dijelaskan berdasarkan hasil pesoalan yang diberikan oleh guru,
pengamatan pada setiap siklus baik kemudian guru dalam proses
siklus I maupun siklus II yang pembelajaran mendorong siswa agar
menunjukan peningkatan kearah yang berani mengemukakan pendapat mereka
lebih baik, dimana rata-rata aktivitas

Haliza, Ramli
14
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

dan juga berani menanggapi pekerjaan dilakukan guru yaitu guru mencari
temannya serta menyimpulkan materi solusi agar kesalahan-kesalahan yang
yang telah dipelajari. terjadi pada siklus pertama tidak terjadi
Pada siklus II dari hasil analisis pada siklus berikutnya, olehnya itu guru
deskriptif terhadap skor rata-rata memperbaiki proses pembelajaran pada
aktivitas siswa pada siklus II siklus berikutnya agar indikator dalam
menunjukkan adanya peningkatan yang penelitian ini dapat tercapai.
signifikan dari aktivitas siswa siklus I. Berdasarkan hasil refleksi
dimana skor rata-rata aktivitas siswa terhadap aktivitas guru, dengan
pada siklus IIsebesar 3,12. peningkatan mengetahui kekurangan-kekurangan
aktivitas siswa dalam kegiatan pada siklus I, guru memperbaiki proses
pembelajatan melalui model pembelajaran yang sesuai denganmodel
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share membawa dampak yang Share, sehingga diharapkan pada
posistifbagi aktifitas siswa dan telah pertemuan selanjutnya diperoleh
mencapai indicator yaitu rata-rata peningkatan aktivitas guru pada siklus
aktivitas siswa 3,00 sedangkan aktivitas selanjutnya. Adapun hal-hal yang harus
siswa yang dicapai dalam penelitian ini diperbaiki guru pada siklus berikutnya
3,12. yaitu guru memberikan pemahaman
kepada siswa mengenai langkah-
langkah yang harus dilakukan dalam
Observasi Aktivitas Megajar Guru pembelajaran agar siswa lebih
Berdasarkan permasalahan kedua memahami dengan mudah proses
yaitu bagaimana gambaran aktivitas pembelajaran yang diterapkan guru,
mengajar guru dengan model guru juga harus memberikan motivasi
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair kepada siswa agar siswa senang dalam
Share, dapat dijelaskan berdasarkan proses pembelajaran, Guru juga
hasil pengamatan aktivitas mengajar memberikan gambaran untuk mengatasi
guru pada setiap siklus baik siklus I persoalan agar siswa tidak kesulitan
maupun siklus II yang menunjukan dalam belajar dan membimbing siswa
peningkatan kearah yang lebih baik, bekerja dalam kelompok.
dimana rata-rata aktivitas mengajar guru Pada siklus II aktivitas
dapat dilihat pada Tabel 4.10. mengajarguru menunjukkan
Pada siklus I berdasarkan analisis peningkatan yang signifikan, dimana
deskriptif aktivitas Guru menunjukan pada siklus II skor rata-rata aktivitas
skor rata-rata aktivitas guru sebesar guru memperoleh nilai sebesar 3,21.
2,5dimana aktivitas guru pada siklus I Hasil analisis dan pengamatan pada
yang masih rendah berdasarkan hasil siklus II ini menunjukkan adanya
refleksi diantaranya adalah: guru kurang peningkatan aktivitas guru dengan
memberikan pemahaman kepada siswa model pembelajaran kooperatif tipe
mengenai langkah-langkah yang harus ThinkPair Share. Dengan meningkatnya
dilakukan dalam pembelajaran, guru aktivitas mengajar guru dalam
jarang memberikan motivasi kepada pembelajaran setelah diterapkan model
siswa, Guru kurang memberikan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
gambaran untuk mengatasi persoalan, Share dan rata-rata aktivitas mengajar
guru kurang membimbing siswa dalam guru meningkat maka penelitian ini
proses diskusi. Adapun refleksi yang dihentikan karena sudah mencapai

Haliza, Ramli
15
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

indikator yaitu rata-rata aktivitas guru belajar dan ketuntasan belajar,


3,00 sedangkan aktivitas guru yang menunjukkan bahwa pembelajaran pada
dicapai dalam penelitian ini 3,19. siklus II dapat dihentikan karena
indikator keberhasilan yang ditentukan
Hasil Belajar Siswa telah tercapai. Hal ini menujukkan
Berdasarkan hasil evaluasi yang bahwa dengan menerapkan model
dilakukan pada siklus I, perolehan nilai pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
siswa berdasarkan ketuntasan belajar Share dalam pembelajaran khususnya
hanya mencapai 57% atau terdiri dari 12 mata pelajaran Geografi hasil belajar
orang didalam kelas telah dinyatakan siswa dapat ditingkatkan.
tuntas dan memperoleh nilai minimal
≥70. Sedangkan siswa yang belum KESIMPULAN
tuntas mencapai 43% atau 9 orang
didalam kelas belum memperoleh KKM Setelah menerapkan model
yang ditentukan oleh sekolah yakni 70. pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Dari hasil evaluasi tindakan Share menunjukkan peningkatan yang
Siklus II menujukkan bahwa ketuntasan sangat efektif pada aktivitas belajar
belajar siswa secara klasikal mengalami siswa yakni skor rata-rata aktivitas
peningkatan dari siklus I. Hasil yang siswa pada siklus pertama 2,5 kemudian
diperoleh dari tes siklus II ini pada siklus kedua mengalami
menujukkan ketuntasan belajar yang peningkatan yang signifikan capaian
mencapai 80 atau sebanyak 17 dari 21 rata-rata aktivitas siswa pada siklus
siswa memperoleh nilai ≥70 sedangkan kedua mencapai 3,12Keterlaksanaan
persentase siswa yang tidak tuntas aktivitas belajar siswa dengan model
berkurang menjadi 20% atau hanya 4 pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
siswa yang belum tuntas. Berdasarkan Share membawa dampak positif bagi
hasil yang diperoleh pada siklus II, hasil belajar siswa.
maka penelitian ini dihentikan karena Setelah menerapkan model
indikator keberhasilan dalam penelitian pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
ini sudah tercapai yaitu minimal 75% Share menunjukkan peningkatan yang
siswa memperoleh nilai ≥70 sesuai sangat efektif pada aktivitas mengajar
dengan KKM yang ditentukan oleh guru yakni skor rata-rata aktivitas
sekolah yaitu 70. Sedangkan untuk nila mengajar guru pada siklus pertama 2,5
maximum dan minimum untuk setiap kemudian pada siklus kedua mengalami
siklusnya juga mengalami peningkatan peningkatan yang signifikan capaian
pada siklus pertama nilai maximum rata-rata aktivitas siswa pada siklus
yang diperoleh siswa 85 sedangkan kedua mencapai 3,21Keterlaksanaan
pada siklus kedua meningkat menjadi aktivitas belajar siswa dengan model
95 begitu pula dengan nilai minimum pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
siswa, pada siklus pertama nilai Share membawa dampak positif bagi
minimum yang diperoleh siswa 45 hasil belajar siswa.
kemudian pada siklus kedua meningkat Hasil belajar geografi siswa kelas
menjadi 60. XI IPS SMAN 10 Bombana dapat
Adanya peningkatan yang ditingkatkan melalui model
signifikan pada siklus II baik pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
menyangkut aktivitas mengajar guru Share. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes
maupun aktivitas siswa, rata-rata hasil tindakan siklus I yakni siswa yang

Haliza, Ramli
16
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017

mencapai nilai ≥70 berjumlah 12 orang Bandung: PT. Remaja


atau persentase siswa yang tuntas Rosdakarya.
mencapai 57% dengan nilai rata-rata 66 Trianto. 2007. Model Pembelajaran
meningkat pada siklus II yakni dalam Teori dan Praktek.
ketuntasan belajar sebesar 80% atau Jakarta: Prestasi Pustaka
siswa yang memperoleh nilai ≥70 Publisher
berjumlah 17 orang dengan nilai rata- Usman, M. U., Setiawati, L. 2001.
rata 76. Sehingga dapat disimpukan Evaluasi Pembelajaran.Jakarta:
bahwa siswa didalam kelas sudah
mencapai KKM sekolah yakni 70,00
dengan persentase ketuntasan klasikal
mencapai 80% setelah diterapkannya
model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share

DATAR PUSTAKA
Anita Sri, W , Dkk . 2009. Strategi
pembelajaran.Jakarta.Universita
s Terbuka
Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran
Koperatif. Jakarta: Departemen
Pendidikan nasional.
Aunurrahman.2010. Belajar
pembelajaran. Bandung:
Alfabeta.
Daryanto, Drs. 2014.Pendekatan
pembelajaran Saintifik
kurikulum 20013. Yogyakarta:
Gava Media
Fadholi. 2009.
(http://ariffadholi.com/2009/10/
kelebihan-kekurangan-Tps-html)
(diakses 28 Juli 2016)
Jihad, A & Haris, A. 2012.Evaluasi
pembelajaran: Yogjakarta:
Multi presindo
Komara, Ending. 2014. Pembelajaran
Inovatif. Jakarta: Bumi Aksara
Anita, Lie. 2004. Cooperative Learning.
Jakarta: Gramedia
Musfiqon.2012 .Pengembangan Media
dan Sumber Pembelajaran.
Jakarta: PT Prestasi
Pustakakarya
Sudjana, Nana. 2015. Penilaian Hasil
Proses Belajar mengajar.

Haliza, Ramli

Anda mungkin juga menyukai