Oleh :
RINI KUSUMAWATI
NIP : 199010252019032004
ANGKATAN IV
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN
NIP : 199010252019032004
Pembimbing Mentor
Penguji
NAMA
NIP.
ii
KATA PENGANTAR
Penulisan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan serta dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
sebesar – besarnya kepada :
Rini Kusumawati
NIP. 199010252019032004
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era saat ini arus globalisasi sudah tidak lagi terbendung.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih, mengakibatkan dunia kini
memasuki era revolusi industri 4.0, yakni menekankan pada pola digital
economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau
dikenal dengan fenomena disruptive innovation. Pengaruh revolusi industri 4.0
tersebut membawa dampak perubahan yang begitu kuat, sehingga mendorong
suatu instansi/perusahaan untuk berupaya melakukan pembenahan diri. Untuk
menghadapi tantangan tersebut, Sumber Daya Manusia Indonesia saat ini
dituntut untuk dapat beradaptasi dengan cepat, sehingga menghasilkan
Sumber Daya Manusia yang berkualitas bagi generasi masa depan. Sumber
Daya Manusia dalam hal ini adalah para Aparatur Sipil Negara (ASN).
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berkualitas merupakan hal yang
fundamental bagi bangsa Indonesia untuk mendukung penyelenggaraan
pemerintahan yang baik. Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki fungsi
dan peran diantaranya melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Peraturan baru tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tertuang dalam
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 sudah secara implisit menghendaki
bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) yang umum disebut sebagai birokrat bukan
sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi
pelayanan publik. Salah satu langkah untuk meningkatkan kompetensi dasar
Aparatur Sipil Negara (ASN) terkait pemahaman nilai-nilai dasar dan
kedudukan peran Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat diperoleh melalui
pendidikan dan pelatihan dasar.
1
Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) merupakan
suatu kewajiban yang harus diikuti oleh seluruh Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) sebagai salah satu syarat untuk menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil
(PNS) sepenuhnya. Hal ini sesuai dengan PERLAN NO 11 Tahun 2018
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III diselenggarakan
untuk membentuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) profesional yang berkarakter,
yang dibentuk melalui sikap perilaku bela negara yang diperoleh melalui materi
Wawasan Kebangsaan, Bela Negara dan Dinamika Kelompok; pembekalan
kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) berupa nilai-nilai dasar profesi Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang dikenal dengan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi); pengetahuan tentang
kedudukan dan peran Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang meliputi Whole of Government, Manajemen
Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pelayanan Publik dalam menguasai bidang
tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara
profesional sebagai pelayan masyarakat.
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) merupakan pelatihan
inovatif dan terintegrasi dimana pembelajaran klasikal di tempat pelatihan (on
campus) dipadukan dengan nonklasikal di tempat kerja masing-masing CPNS
(off campus) sehingga diharapkan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang
mengikuti Pelatihan Dasar dapat menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktualisasikan serta menjadikan nilai-nilai yang ditanamkan dapat menjadi
sebuah kebiasaan (habituasi). Dan untuk dapat menginteralisasi, menerapkan,
dan mengaktualisasikan Nilai – Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara oleh
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada tempat kerja (off campus) dibutuhkan
sebuah rancangan aktualisasi yang akan dihabituasi pada tempat kerja.
C. Ruang Lingkup
4
3. Merancang aplikasi arsip digital menggunakan Microsoft Acces
4. Membuat SOP Penataan Arsip
5. Menentukan petugas arsip dan uji coba aplikasi
6. Melakukan penginputan data arsip surat ke aplikasi
7. Membuat Arsip Corner untuk Surat Rekomendasi dan Teguran
8. Melakukan monitoring dan evaluasi terkait penerapan aplikasi arsip digital
5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
Sesuai Peraturan Bupati Banyuwangi No. 47 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas PU Pengairan Kabupaten
Banyuwangi, Dinas PU Pengairan mempunyai tugas pokok “Melaksanakan
kewenangan daerah di bidang pekerjaan umum lingkup sumber daya air”. Dan
untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas PU Pengairan memiliki fungsi:
a. Merumuskan kebijakan teknik kebinamargaan dan sumber daya air;
b. Melaksanakan tugas teknik operasional Ke-sumber daya air-an yang
meliputi perencanaan, pengendalian operasional, pembanguan dan
pemeliharaan ke-sumber daya air-an;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas operasional ke-sumber daya air-an;
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati Kabupaten
Banyuwangi sesuai dengan tugasnya.
6
mewujudkan pemanfaatan air dalam bidang pertanian;
✓ Meningkatkan konservasi sumber daya air yang berkelanjutan;
✓ Melaksanakan pengendalian daya rusak air dan kekeringan yang
meliputi upaya pencegahan, penanggulangan dan pemulihan;
✓ Melaksanakan penataan , penguasaan dan pemilikan tanah;
✓ Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia.
7
1. Melaksanakan pembangunan guna meningkatkan kemampuan
penyediaan air serta sarana dan prasarana sumber daya air.
2. Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi secara
partisipatif, terpadu, berwawasan lingkungan, transparan, akuntabel,
dan berkeadilan.
3. Melaksanakan perlindungan dan pelestarian sumber air, pengawetan
air, pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
4. Melaksanakan upaya pencegahan, penanggulangan dan pemulihan
banjir dan kekeringan.
5. Pengendalian, pemanfaatan dan peningkatan konservasi sumber daya
air.
6. Sosialisasi tanah stren milik pengairan.
7. Melaksanakan pendidikan berjenjang dan pelatihan.
8
e. Melaksanakan kegiatan pengembangan dan pengelolaan sistem
irigasi yang mendorong keterpaduan dengan kegiatan diversifikasi
dan modernisasi usaha tani.
2) Kebijakan Eksternal, yaitu kebijakan yang diterbitkan oleh SKPD
dalam rangka mengatur, mendorong, dan memfasilitasi kegiatan
masyarakat antara lain :
a. Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
secara partisipatif, terpadu, berwawasan lingkungan, transparan,
akuntabel, dan berkeadilan.
b. Melaksanakan perlindungan dan pelestarian sumber air,
pengawetan air, pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air.
• Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sungai, danau, dan sumber daya air lainnya.
c. Melaksanakan upaya pencegahan, penanggulangan dan
pemulihan banjir dan kekeringan.
• Melaksanakan pengendalian banjir dan pengamanan
pantai secara terpadu dengan melibatkan partisipasi
masyarakat.
• Melaksanakan penanggulangan banjir secara terpadu oleh
instansi terkait dan masyarakat melalui suatu badan
penanggulangan bencana daerah.
• Melaksanakan penanggulangan dampak kekeringan dengan
perencanaan pola tata tanam dan alokasi air, sosialisasi
kepada masyarakat agar hemat air, peningkatan daya
tampung waduk, embung.
d. Terjaganya daya dukung dan fungsi Sumber Daya Air.
• Peningkatan konservasi daerah tangkapan air dan sumber-
sumber air.
• Peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan
dan konservasi sumber daya air.
e. Pengendalian, pemanfaatan dan konservasi sumber daya Air
bawah tanah dan air permukaan.
9
f. Sosialisasi tanah stren milik pengairan.
• Sosialisasi kepemilikan tanah stren milik pengairan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g. Penatan, penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah
10
Gb. 2.1 Struktur Organisasi Dinas PU Pengairan
11
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut, Bidang Bina
Manfaat mempunyai fungsi :
a. Pembinaan pemanfaatan sumber daya air oada air permukaan dan air
tanah untuk berbagai keperluan;
b. Menyiapkan bahan pertimbangan teknis dalam penerbitan izin
pemanfaatan sumber daya air pada air permukaan daerah irigasi yang
luasnya kurang dari 1000Ha serta penetapan volume penggunaan air
dan/atau menerbitkan rekomendasi izin pemanfaatan sumber daya air
permukaan pada daerah irigasi yang luasnya kurang dari 1000Ha serta
penetapan volume penggunaan air;
c. Menyiapkan bahan pertimbangan teknis dalam penerbitan penggunaan
dan pemanfaatan aset tanah stren pengairan dan/atau menerbitkan
rekomendasi penggunaan dan pemanfaatan aset tanah stren pengairan;
d. Memberikan pertimbangan teknis pembuangan limbah cair pada sumber
air
e. Penyusunan pedoman kerjasama pengelolaan pemanfaatan sumber daya
air
f. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan kegiatan operasional
pemanfaatan air bersih;
g. Penyiapan pembinaan untuk pemberdayaan HIPPA, Gabungan HIPPA,
Induk HIPPA dan HIPPAM
h. Penyusunan naskah kerja sama dan peran serta lembaga, swasta, dan
masyarakat;
i. Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kerjasama
dan peran serta lembaga swasta dan masyarakat;
j. Penetapan pemenuhan air baku untuk sistem penyediaan air minum;
k. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
12
Melakasanakan tugas untuk tujuan yang lebih besar, melihat jauh ke
depan, berbuat untuk kemajuan bangsa dan negara, serta memberikan
makna dalam setiap kegiatan.
2. Integritas
Melaksanakan tugas dengan jujur, bersikap dan berperilaku sesuai antara
perbuatan dan ucapan, konsisten, disiplin, berani dan tegas dalam
mengambil keputusan, tidak menyalahgunakan wewenang serta pro aktif
dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan
nepotisme serta tidak melibatkan diri dalam perbuatan tercela.
3. Profesional
Melaksanakan tugas perumusan kebijakan, perencananaan dan program
kegiatan, pengalokasian anggaran dan pelaksanaan, serta pengawasan
berdasarkan kompetensi yang dimiliki sesuai dan patuh dengan prosedur,
bersungguh-sungguh, mandiri serta memiliki komitmen terhadap
pencapaian hasil pekerjaan yang optimal dan menghindari dan menghindari
pertentangan kepentingan
4. Tanggung Jawab
Melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh, memiliki sikap militan dan
dapat diandalkan, patuh terhadap sistem, transparan dalam setiap
perbuatan serta dapat dipercaya;
5. Melayani
Melaksanakan tugas secara optimal dalam memberikan pelayanan yang
terbaik, peduli terhadap para pemangku kepentingan serta berempati dan
memberikan solusi
13
Undang-undang sumber daya air yang baru ini adalah buah dari
Undang-undang No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang
dibatalkan oleh MK pada tahun 2015. Dan setelah 5 tahun undang-
undang yang digunakan untuk menjadi dasar adalah undang-undang
No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan. Dan dengan adanya undang-
undang yang baru ini otomatis Undang-undang No. 11 Tahun 1974
menjadi tidak berlaku. Dan belum banyak masyarakat yang mengetahui
tentang adanya perubahan peraturan ini. Hal ini disebabkan karena
informasi ini belum tersosialisasikan secara luas kepada masyarakat.
14
ini sering menyebabkan kesulitan petugas arsip kesulitan mencari
dokumen arsip yang dibutuhkan. Sedangkan pengaduan dari
masyarakat sangat krusial bahkan terkadang dibutuhkan juga untuk
menjadi bukti jika ada tuntutan dari masyarakat di pengadilan. Dengan
adanya dasar arsip surat rekomendasi ataupun surat teguran ini dapat
menjadi landasan untuk mengambil tindakan terhadap pengaduan
masyarakat yang ditujukan ke Dinas PU Pengairan.
15
7. Belum adanya prosedur untuk mendapatkan database prioritas usulan
kegiatan di Dinas Pekerjaan Umum Pengairan
Pada saat penyusunan rencana anggaran terkadang masih kesulitan
untuk menentukan prioritas kegiatan mana yang akan diusulkan.
C. Analisis Isu
16
Berikut analisis isu – isu tersebut diatas dengan alat analisis AKPK :
Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis AKPK tersebut, lalu diambil
3 (tiga) nilai tertinggi yaitu :
18
Gb 2.2 Mind Mapping
19
Melalui analisis dengan instrument AKPK, ditemukan bahwa core issue
(isu utama) terpilih adalah Belum optimalnya sistem pengarsipan surat
rekomendasi dan teguran yang sering menjadi dasar saat ada pengaduan
dari masyarakat. Dan isu tersebut memiliki poin – poin yang tinggi dalam tabel
analisis. Dari sisi aktual, belum diterapkannya sistem arsip digital untuk surat
rekomendasi dan teguran.
Dari sisi Kekhalayakan, isu utama tersebut membutuhkan penyelesaian
karena berkaitan dengan banyak pihak,baik masyarakat maupun OPD lainnya
yang menjadi sasaran dalam pengaduan masyarakat. Dan jika pengaduan tidak
segera diseleseikan akan semakin berkembang menjadi permasalahan yang
lebih besar.
Dari sisi problematika, isu tersebut membutuhkan penyelesaian karena
jika surat rekomendasi ataupun surat teguran tidak dapat ditemukan
mengakibatkan penanganan pengaduan menjadi tidak optimal dan sulit untuk
mengambil tindakan selanjutnya. Dengan adanya surat yang menjadi bukti
dasar, maka akan diketahui sejarah dan kondisi yang ada di lokasi yang
diadukan. Sehingga akan mempermudah dalam mengambil tindakan dan dapat
melakukan fungsi kontrol dengan baik.
Sedangkan untuk sisi kelayakan, isu utama layak untuk diangkat karena
kegiatan tersebut mempermudah petugas arsip dalam mencari surat
rekomendasi dan teguran yang sangat dibutuhkan sebagai dasar saat adanya
pengaduan dari masyarakat. Dan hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi
penanganan pengaduan di Dinas PU Pengairan
Sedangkan analisis untuk menentukan kualitas isu dengan instrument
analisis USG, ditemukan bahwa isu utama memiliki urgency, seriousness, dan
Growth yang tinggi untuk diangkat menjadi isu utama. Urgency isu ini adalah
perlu diterapkannya sistem arsip digital yang akan membantu dalam pencarian
arsip surat rekomendasi dan teguran. Dan jika semakin ditunda-tunda maka
jumlah arsip akan terus bertambah dan akan semakin kesulitan untuk menata
arsip surat.
Dari sisi seriousness, apabila core issue tidak segera diselesaikan maka
penanganan pengaduan masyarakat tidak dapat segera terselesaikan karena
kesulitan mencari surat yang menjadi dasar bukti.
20
Dari sisi Growth, apabila isu utama tidak segera diselesaikan maka akan
menimbulkan dampak penanganan yang terlambat, dan permasalahan dapat
berkembang semakin besar dan akan mempengaruhi dinas-dinas lain yang
berkaitan dengan Dinas PU Pengairan.
Atas dasar hal – hal tersebut, maka isu Belum optimalnya sistem
pengarsipan surat rekomendasi dan teguran yang sering menjadi dasar saat
ada pengaduan dari masyarakat adalah isu yang layak dan sesuai untuk di
carikan solusinya.
Jika dilihat dari materi penguatan penerapan kedudukan dan peran PNS
isu yang diangkat pada prinsipnya berkaitan dengan Manajemen Aparatur Sipil
Negara, Pelayanan Publik dan Whole of Government. Dari sisi Manajemen
Aparatur Sipil Negara isu ini sangat berkaitan. Karena dengan penerapan
sistem arsip digital ini menuntut SDM untuk belajar hal baru yaitu
mengoperasikan aplikasi arsip digital ini. Sehingga terjadi peningkatan kualitas
SDM yang ada di Dinas PU Pengairan.
Dari segi pelayanan publik isu ini berkaitan langsung dengan masyarakat.
Karena isu yang diangkat ini merupakan salah satu langkah pelayanan kepada
masyarakat. Dimana proses menyediakan dasar surat rekomendasi dan
teguran adalah salah satu langkah dalam menyelesaikan pengaduan yang
dilakukan oleh masyarakat. Dan penanganan pengaduan merupakan bentuk
pelayanan kepada masyarakat.
Dan dari segi Whole of Government isu (WoG) isu ini juga memiliki kaitan
yang tidak dapat dipisahkan. Terbukti dengan adanya pengaduan terhadap
pemerintah otomatis semua dinas yang terkait akan bergerak bersama untuk
menyelesaikan pengaduan tersebut. Dan terkadang surat rekomendasi atau
teguran yang dikeluarkan Dinas PU Pengairan juga digunakan sebagai bukti
intansi lain yang mendapat pengaduan dari masyarakat.
Jika isu tersebut tidak segera diselesaikan maka akan memberikan
dampak berupa :
• Kesulitan mencari surat rekomendasi dan teguran yang akan digunakan
sebagai dasar saat ada pengaduan dari masyarakat
• Pengaduan dari masyarakat tidak dapat tertangani dengan baik
21
• Dapat berkembang menjadi kasus hukum yang dapat mempengaruhi
dinas-dinas lainnya
• Turunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dikarenakan
tidak dapat melaksanakan fungsi kontrolnya
22
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional); dan
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek. Menurut LAN RI (2018),
aspek – aspek tersebut terdiri dari :
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Sedangkan, akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu :
a. Akuntabilitas vertical, merupakan pertanggungjawaban kepada otoritas
yang lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal, merupakan pertanggungjawaban pada
masyarakat luas.
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabelm
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas
kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program dan
akuntabilitas kebijakan. (LAN RI, 2018)
Berdasarkan aspek – aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap
tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bofens (dalam LAN
RI, 2018) menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi
utama yaitu :
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis)
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional)
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, menurut LAN RI (2018) akuntabilitas memiliki tingkatan
hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut :
a. Akuntabilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
23
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder
Akuntabilitas memiliki empat dimensi agar memenuhi terwujudnya
sektor publik yang akuntabel, diantaranya sebagai berikut :
a. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity dan
legality)
b. Akuntabilitas proses (process accountability)
c. Akuntabilitas program (program accountability)
d. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
indikator dari nilai – nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu
:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
b. Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok/ instansi.
c. Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai – nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di
sengaja maupun tidak di sengaja tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
24
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas.
h. Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada
tercapai tujuan akhir.
2) Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan Negara. Nilai –
nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang
harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikan sepertin ini jelas mencerai-beraikan bangsa
yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut
dengan chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme
merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan Negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain (LAN RI, 2018).
Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsan dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai – nilai Pancasila.
Ada lima indicator dari nilai – nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
25
a. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai Negara sekuler
yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru
mendorong nilai – nilai ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat
berpolitik. Nilai – nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah
nilai – nilai ketuhanan yang positif, yang digali dari nilai – nilai
keagamaan yang terbuka (inklusif), membebaskan dan menjunjung
tinggi keadilan dan persaudaraan. Dengan berpegang teguh pada nilai
– nilai ketuhanan diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter
dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki
kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan kekayaan
alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmurah masyarakat.
b. Sila kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dank e luar. Ke dalam berarti
menjadi pedoman Negara dalam memuliakan nilai – nilai kemanusiaan
dan hak asasi manua. Ini berarti Negara menjalankan fungsi
“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa”.
c. Sila ketiga : Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keragaman
dan terbagi dalam golongan – golongan. Keberadaan bangsa Indonesia
terjadi karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam
jiwa rakyat sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat, yang
membangkitkan persatuan karakter dan kehendak untuk hidup
bersama, keberasaan bangsa Indonesia juga didukung oleh semangat
gotong royong. Dengan kegotong royongan itulah, Indonesia harus
mempu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia,
bukan membela atau mendiamkan suatu unsur masyarakat atau bagian
tertentu dari territorial Indonesia. Tujuan Nasionalisme yang mau
didasari dari semangat gotong royong yaitu ke dalam dan ke luar. Ke
dalam berarti kemajemukan dan keanekaragaman budaya, suku, etnis,
agama yang mewarnai kebangsaan Indonesia, tidak boleh dipandang
26
sebagai hal negative yang menjadi ancaman yang bisa saling
menegasikan. Sebaliknya, hal itu perlu disikapi secara positif sebagai
limpahan karunia yang bisa saling memperkaya khazanah budaya dan
pengetahuan melalui proses penyerbukan budaya. Ke luar berarti
memuliakan kemanusian universal, dengan menjunjung tinggi
persaudaraan, perdamaian dan keadilan antar umat manusia.
d. Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama,
badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang
memperjuangkan aspirasi beragam golongan yang ada di masyarakat.
Fungsi kedua, semangat permusyawaratan bisa menguatkan Negara
persatuan, bukan Negara untuk satu golongan atau perorangan,
permusyawaratan dengan landasan kekeluargaan dan hikmat
kebijaksanaan diharapkan bisa mencapai kesepakatan yang membawa
kebaikan bagi semua pihak. Abraham Lincoln mendefinisikan
demokrasi sebagai “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untu rakyat”.
Ada tida prasyarat dalam pemerintahan yang demokratis, yaitu : (1)
kekuasaan pemerintah berasal dari rakyat yang diperintah; (2)
kekuasaan itu harus dibatasi; dan (3) pemerintah harus berdaulat,
artinya harus cukup kuat untuk dapat menjalankan pemerintahan
secara efektif dan efisien. Secara garis besar, terdapat dua model
demokrasi, yaitu : majoritarian democracy (demokrasi yang lebih
mengutamakan consensus atau musyawarah). Oleh karena itu, pilihan
demikrasi konsesus berupa demokrasi permusyawaratan merupakan
pilihan yang bisa membawa kemaslahatan bagi bangsa Indonesia.
e. Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan social, para pendiri bangsa
menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang
bertujuan menyelenggarakan keadilan. Keadilan sosial juga merupakan
perwujudan imperative etis dari amanat pancasila dan UUD 1945.
Peran Negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial, antara lain : (a)
perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem kemasyarakatan;
27
(b) pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan
kesempatan; (c) proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan
sumber dan yang diperlukan; dan (d) dukungan atas partisipasi
bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua orang.
3) Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak – hak individu, mencakup cara – cara
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal – hal yang
baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilaukan sesuai
nilai – nilai yang dianut.
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain
dalam institusi yang adil (LAN, 2018). Etika lebih dipahami sebagai refleksi
atas baik atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam kaitannya
dengan pelayanan publik etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah periaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik (LAN, 2018). I
Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk
memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan
antara penilaian kelembagaan, dimensi – dimensi peribadi, dan
kebijaksanaan di dalam pelayanan publik (Haryatmoko dalam LAN, 2018).
Kode etik adalah aturan – aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal –
hal prinsip dalam bentuk ketentuan – ketentuan tertulis (LAN, 2018). Kode
etik profesi yang dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan – ketentuan tertulis
yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok professional
tertentu.
Berdasarkan undang – undang ASN, kode etik dan kode perilaku
ASN yakni sebagai berikut :
28
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang – undagan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangan – undangan
mengenai disiplin pegawai ASN
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang
bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan,
dimensi modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi dan
netralitas, serta dimensi tindakan integritas publik (LAN, 2018). Ketiga
dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat menjadi pelayan publik
yang beretika.
Pelayanan publik yang professional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh
karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa
29
memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak
peduli dan bahkan tidak sering kali diskriminatif, terutama pada
masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika publik
merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai – nilai
kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain – lain dipraktikkan
dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat. Dengan diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik
harus berubah dari penguasa menjadi pelayan, dari wewenang menjadi
peranan, dan menyadari bahwa jabatan dan amanah yang harus
dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia namun juga di akhirat.
4) Komitmen Mutu
LAN RI (2018) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang dapat
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun
mutu hasil kerja, sehingga dapat member kepuasan, sedangkan tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan. Inovasi muncul karena adanya dorongan
kebutuhan organisasi/ perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan
perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI (2018)
menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat
evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner).
Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan
persaingan. Ada empat indikator dari nilai – nilai dasar komitmen mutu
yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan
alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
30
b. Efisien
Efisien dan berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan
bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
dan mahkan melampaui harapannya. Manajemen mutu harus
dilaksanakan segara terintegrasi, dengan melibatkan seluruh
komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu
agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech (dalam LAN, 2018)
memperkenalkan lima pilar dalam manajeme mutu terpadu yaitu
produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar
tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga
target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan secara
31
berkelanjutan. Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen
mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima
layanan. Mutu kerja aparatur dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat dewasa ini masih banyak yang tidak mengindahkan
peraturan perundang – undangan.
5) Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Ada 9 (Sembilan) indikator dari nilai – nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya dimana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu menderita dan membutuhkan uluran
tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasikannya untuk
membantu sesama.
c. Mandiri
32
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seorang menjadi
tidak bergantung terkaku banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak – pihak yang
tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memperdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, Negara dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar –
besarnya. Ia mencurahkan daya piker dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik – baiknya. Ia tidak
akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih – lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup
dalam bergelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
33
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar
harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan
akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak – banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolelir adanya penyimpangan dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman – teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka
mengajak kepada hal – hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
34
F. MATRIK RANCANGAN AKTUALISASI
Isu yang diangkat : Belum optimalnya sistem pengarsipan surat rekomendasi dan teguran yang dapat menjadi dasar
saat adanya pengaduan dari masyarakat.
Gagasan Pemecahan Isu: Peningkatan Kualitas Pengelolaan Arsip Surat Di Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten
Banyuwangi
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT PEMAKNAAN NILAI TERHADAP TIME
NO KEGIATAN NILAI
KEGIATAN /HASIL ANEKA VISI MISI SCHEDULE
ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Mempersiapkan 1. Membuat janji dan Izin untuk AKUNTABILITAS Sesuai dengan Nilai yang dikuatkan
membuat jadwal melaksanakan Dapat salah satu Misi dalam kegiatan ini
pelaksanaan
konsultasi kegiatan dipertanggungjawabkan Dinas PU adalah integritas, 10 Februari
kegiatan kegiatan dengan adanya notulensi Pengairan profesional, dan 2020
aktualisasi dengan Bukti : catatan, yang berisi saran dan Kabupaten tanggung jawab.
aktualisasi
pimpinan hasil konsultasi masukan dari pimpinan Banyuwangi Dapat dilihat dari
yaitu kegiatan melakukan
2. Menyampaikan NASIONALISME “Meningkatkan konsultasi ini
rancangan Dicapai kesepakatan Kemampuan mewujudkan rasa
aktualisasi yang yang mufakat dengan sumber daya tanggung jawab
akan dilaksanakan pimpinan karena dapat manusia” hal ini ASN terhadap
menerima saran dan dapat dilihat atasan dan
3. Meminta izin untuk masukan dari pimpinan dengan organisasinya. Serta
melakasanakan dengan baik, karena hal melakukan berjiwa integritas
kegiatan tersebut dapat konsultasi dapat dengan
aktualisasi menyempurnakan mewujudkan melaksanakan
kegiatan aktualisasi sumber daya konsultasi sesuai
35
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT PEMAKNAAN NILAI TERHADAP TIME
NO KEGIATAN NILAI
KEGIATAN /HASIL ANEKA VISI MISI SCHEDULE
ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
manusia yang waktu yang
ETIKA PUBLIK loyal dan dijadwalkan. Dan
Menyampaikan profesional, semua itu
rancangan aktualisasi serta memiliki menunjukkan
yang akan dilaksanakan memiliki etika bahwa kegiatan ini
dengan baik dan sopan publik yang baik menunjukkan
kepada pimpinan. Lewat profesionalitasnya.
kagiatan ini juga
menunjukkan sikap taat
kepada perintah pimpinan
karena tetap didahului
dengan meminta izin
untuk melakukan kegiatan
dan melaksanakan
masukan dan saran yang
diberikan pimpinan
KOMITMEN MUTU
Kegiatan aktualisasi tidak
berjalan asal-asalan
karena sudah
memperoleh izin dari
pimpinan
ANTI KORUPSI
Tidak menyalahi
wewenang, karena
meminta izin terlebih
dahulu sebelum
melaksanakan kegiatan
36
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT PEMAKNAAN NILAI TERHADAP TIME
NO KEGIATAN NILAI
KEGIATAN /HASIL ANEKA VISI MISI SCHEDULE
ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
ANALISIS DAMPAK :
- Apabila Akuntabilitas tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, tidak terjadinya komunikasi yang efektif antara penulis dengan atasan
langsung (mentor) terkait rencana penerapan yang akan diaktualisasikan.
- Apabila Nasionalisme tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, tidak terjadinya kesepahaman antara penulis dengan atasan langsung
(mentor) terkait rencana penerapan yang akan diaktualisasikan.
- Apabila Etika Publik tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, tidak akan tercapai hasil diskusi yang efektif dan efisien dalam
menjalankan kegiatan aktualisasi in
- Apabila Komitmen Mutu tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, tidak akan terjamin mutu kualitas pelaksanaan penerapan yang
merupakan hasil diskusi dengan atasan langsung (mentor).
- Apabila Anti Korupsi tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini, maka pembangunan Aplikasi akan menjadi sia – sia.
2 Membuat kode 1. Mencari referensi Tersusun kode AKUNTABILITAS Dapat Nilai yang dikuatkan 10-11
penyimpanan tentang penyimpanan Mencari data informasi mewujudkan visi pada kegiatan ini Februari
arsip surat pengelompokan arsip yang di data center Dinas Dinas PU adalah visioner 2020
arsip surat PU Pengairan yaitu Pengairan karena dengan
Bukti : List kode berupa data korsda dan “Terwujudnya kegiatan
2. Membuat kode penyimpanan daerah irigasi di Pengelolaan penyusunan kode
pengelompokan arsip Kabupaten Banyuwangi Sumber Daya ini nantinya bisa
arsip surat sehingga arsip surat Air yang optimal dikembangkan
dapat dikelompokkan dan berwawasan untuk membuat
sesuai korsda dan daerah lingkungan kodifikasi pendataan
irigasi peruntukan surat. dengan aset irigasi yang
Sehingga terwujud list meningkatkan ada di Dinas PU
kode yang valid kualitas Pengairan
pelayanan
NASIONALISME kepada Nilai yang lain yang
Kode tersusun dengan masyarakat dikuatkan adalah
mengelompokkan arsip secara adil, integritas karena
surat sesuai dengan merata, dan sistem
37
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT PEMAKNAAN NILAI TERHADAP TIME
NO KEGIATAN NILAI
KEGIATAN /HASIL ANEKA VISI MISI SCHEDULE
ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
korsda yang dituju, dan berkelanjutan pengelempokan
semua korsda tercantum yang bertumpu dilakukan
dalam susunan kode pada berdasarka data
tanpa membeda- kemandirian dan yang valid dan
bedakan, urutan kode keswadayaan dapat
disesuaikan dengan kode masyarakat” hal dipertanggung
wilayah yang digunakan ini disebabkan jawabkan, dan
pada kependudukan, karena kegiatan nantinya akan
dimana kode yang paling ini merupakan menjadi patoka
kecil adalah kode yang perwujudan selanjutnya dalam
paling awal salah satu Misi pengelompokan
Dinas PU arsip surat
ETIKA PUBLIK Pengairan yaitu
Secara sopan data hasil “Melaksanakan
susunan kode pengembangan
disampaikan dan dan pengelolaan
dikonsultasikan kepada sistem irigasi
atasan apakah sudah untuk
sesuai dengan yang mewujudkan
diharapkan. pemanfaatan air
dalam bidang
pertanian”
KOMITMEN MUTU dimana kegiatan
Data yang diperoleh ini menyusun list
terjamin kualitasnya daftar kode arsip
karena di ambil dari data yang mencakup
center Dinas PU semua
Pengairan dan data di koordinator
cari dengan cermat agar sumber daya air
tidak terjadi kesalahan (KORSDA) dan
38
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT PEMAKNAAN NILAI TERHADAP TIME
NO KEGIATAN NILAI
KEGIATAN /HASIL ANEKA VISI MISI SCHEDULE
ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
Daerah Irigasi
ANTI KORUPSI
Data yang diperoleh valid
dan dapat dipertanggung
jawabkan karena
didapatkan dari sumber
yang tepat sehingga tidak
terjadi kesalahan pada
proses penyusunan kode
arsip surat
ANALISIS DAMPAK :
- Apabila Akuntabilitas tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, tidak akan diperoleh data yang valid sehingga hasil list kode arsip juga
tidak dapat digunakan
- Apabila Nasionalisme tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, akan terjadi kecemburuan jika ada salah satu koordinator sumber daya
air (Korsda) yang tidak tercantum dalam list daftar
- Apabila Etika Publik tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, tidak akan tercapai hasil diskusi yang efektif dan efisien dalam konsultasi
penyusunan kode
- Apabila Komitmen Mutu tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, list kode yang dibuat tidak valid dan tidak dapat digunakan dalam
aplikasi
- Apabila Anti Korupsi tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini, maka dapat terjadi kesalahan pada saat penyusunan arsip sesuai kode
ANTI KORUPSI
Melaksanakan
komunikasi dengan jujur
tanpa memberikan
gratifikasi kepada petugas
arsip, hanya
menggunakan bahasa
yang sopan dan ramah
tanpa mengganggu
pekerjaan petugas arsip
ANALISIS DAMPAK :
- Apabila Akuntabilitas tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, hasil rancangan aplikasi arsip surat ini tidak dapat digunakan dan
menjadi sia-sia karena tidak akuntabel
- Apabila Nasionalisme tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, bisa melupakan tugas utamanya sebagai staf di Dinas PU Pengairan
sedangkan salah satu kewajiban ASN adalah untuk melaksanakan tugas sesuai tupoksinya
- Apabila Etika Publik tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, tidak akan terwujud aplikasi yang baik dan mudah digunakan
- Apabila Komitmen Mutu tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, tujuan pembuatan aplikasi arsip digital tidak dapat tercapai dan
menjadi sia-sia
- Apabila Anti Korupsi tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini, maka akan muncul paham orang tidak mau bekerja jika tidak mendapatkan
bayaran, oleh karena itu harus dibiasakan untuk tidak memberikan gratifikasi
4 Membuat SOP 1. Konsultasi kepada Tersusunnya AKUNTABILITAS Dapat Nilai yang dikuatkan 19-25
tentang pimpinan tentang SOP Mencari informasi dengan mewujudkan visi pada kegiatan ini Februari
Penataan Arsip pembuatan SOP Pengarsipan cermat dan tepat dan Dinas PU adalah visioner 2020
pengarsipan Surat bersumber dari data yang Pengairan karena dengan
42
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT PEMAKNAAN NILAI TERHADAP TIME
NO KEGIATAN NILAI
KEGIATAN /HASIL ANEKA VISI MISI SCHEDULE
ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
valid dengan mereview “Terwujudnya pembuatan SOP ini
2. Membuat review Bukti : Catatan PERMENPAN NO 80 Pengelolaan nantinya sistem
terkait peraturan masukan dan Tahun 2012 Tentang Sumber Daya pengarsipan
yang berlaku saran atasan, Pedoman Tata Naskah Air yang optimal menjadi lebih baik
tentang tata Catatan review Intansi dan Pemerintah, dan berwawasan dan dapat
pengarsipan peraturan yang dan PERKA ANRI 20 lingkungan diterapkan untuk
menjadi dasar Tahun 2012 tentang dengan pengarsipan yang
untuk membuat Pedoman Pengelolaan meningkatkan lainnya
3. Membuat SOP SOP, SOP Unit Kearsipan pada kualitas
Pengarsipan surat pengarsipan lembaga negara dan pelayanan Nilai yang lain yang
Surat dasar hukum lainnya kepada dikuatkan adalah
4. Evaluasi isi SOP masyarakat integritas karena
Pengarsipan surat NASIONALISME secara adil, pembuatan SOP
dan pengesahan Dicapai kesepakatan merata, dan dilaksanakan dan
SOP yang mufakat dengan berkelanjutan berdasarkan pada
pimpinan karena dapat yang bertumpu peraturan yang
menerima saran dan pada berlaku di Indonesia
masukan dari pimpinan kemandirian dan
dengan baik dalam keswadayaan
penyusunan SOP masyarakat” hal Bertanggung jawab
ini disebabkan juga merupakan
ETIKA PUBLIK karena kegiatan nilai yang dikuatkan
SOP dibuat untuk ini merupakan dalam kegiatan ini.
mempermudah petugas perwujudan Karena dalam
arsip dalam melakukan salah satu Misi penyusunannya
pengarsipan sehingga Dinas PU menggunkan
harus disusun dengan Pengairan yaitu “ peraturan yang
menggunakan bahasa Meningkatkan berlaku saat ini, dan
yang baik agar mudah kemampuan produk dibuat dalam
dipahami Sumber Daya bentuk dokumen
43
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT PEMAKNAAN NILAI TERHADAP TIME
NO KEGIATAN NILAI
KEGIATAN /HASIL ANEKA VISI MISI SCHEDULE
ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
Manusia” tertulis yang di
KOMITMEN MUTU dimana sistem sahkan oleh
Produk SOP berupa pengarsipan pimpinan.
dokumen tertulis yang dirubah harus
dibuat berdasarkan mengikuti SOP
peraturan yang berlaku di yang sudah
Indonesia dibuat
ANTI KORUPSI
Data dicari dari peraturan-
peraturan pemerintah
yang berlaku di Indonesia
sehingga produk SOP
yang dihasilkan tidak
asal-asalan karena sudah
berdasar pada peraturan
diatasnya
ANALISIS DAMPAK :
- Apabila Akuntabilitas tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, SOP yang digunakan menjadi asal-asalan dan tidak dapat diikuti
menjadi panduan
- Apabila Nasionalisme tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, data yang dijadikan dasar tidak valid karena bukan dari peraturan yang
masih berlaku di Indonesia saat ini
- Apabila Etika Publik tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, tidak akan tercapai hasil diskusi yang efektif dan efisien dalam
penyusunan SOP pengarsipan
- Apabila Komitmen Mutu tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka,SOP yang diperoleh menjadi tidak akuntabel dan tidak bisa digunakan
- Apabila Anti Korupsi tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini, maka SOP yang dipake tidak dapat digunakan menjadi pedoman pengarsipan
karena data yang diambil asal-asalan
5 Menentukan 1. Berkonsultasi Terpilih SDM AKUNTABILITAS Dapat Nilai yang dikuatkan 26-27
44
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT PEMAKNAAN NILAI TERHADAP TIME
NO KEGIATAN NILAI
KEGIATAN /HASIL ANEKA VISI MISI SCHEDULE
ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
petugas arsip dengan atasan yang akan Penunjukan SDM dapat mewujudkan visi dalam kegiatan ini Februari
dan uji coba untuk menunjuk menjadi petugas dipertanggungjawabkan Dinas PU adalah integritas, 2020
aplikasi petugas arsip arsip yang karena sudah ditetapkan Pengairan profesional, dan
mampu oleh atasan “Terwujudnya tanggung jawab.
2. Membuat jadwal mengperasikan Pengelolaan Dapat dilihat dari
sosialisasi dengan aplikasi arsip NASIONALISME Sumber Daya kegiatan melakukan
petugas arsip digital Sosialisasi dilakukan Air yang optimal konsultasi ini
dengan petugas dan berwawasan mewujudkan rasa
3. Melakukan uji coba Bukti : pengarsipan tanpa lingkungan tanggung jawab
percobaan aplikasi Dokumentasi uji membedakan jabatan dengan ASN terhadap
coba aplikasi ataupun pangkat meningkatkan tugasnya.
kualitas
ETIKA PUBLIK pelayanan
Taat kepada aturan kepada
pimpinan, karena dalam masyarakat
penentuan petugas arsip secara adil,
sudah mendapatkan izin merata, dan
dari atasan berkelanjutan
yang bertumpu
KOMITMEN MUTU pada
Dengan dilaksanakan kemandirian dan
kegiatan sosialisasi dan keswadayaan
percobaan aplikasi ini masyarakat” hal
dapat memudahkan ini disebabkan
pemahaman tentang SOP karena kegiatan
pengarsipan yang benar ini merupakan
perwujudan
ANTI KORUPSI salah satu Misi
Melaksanakan sosialisasi Dinas PU
dengan jujur tanpa Pengairan yaitu “
45
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT PEMAKNAAN NILAI TERHADAP TIME
NO KEGIATAN NILAI
KEGIATAN /HASIL ANEKA VISI MISI SCHEDULE
ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
memberikan gratifikasi Meningkatkan
kepada petugas arsip, kemampuan
hanya menggunakan Sumber Daya
bahasa yang sopan dan Manusia”
ramah tanpa dimana petugas
mengganggu pekerjaan arsip
petugas arsip memperoleh
pemahaman
baru untuk
melakukan
pengarsipan
secara digital
ANALISIS DAMPAK :
- Apabila Akuntabilitas tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, tidak dapat dibuktikan bahwa petugas arsip dapat menggunakan aplikasi
dengan sesuai
- Apabila Nasionalisme tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, komunikasi tidak akan berjalan baik dan tujuan dari kegiatan ini tidak
akan tercapai
- Apabila Etika Publik tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, petugas arsip tidak dapat memahami cara kerja aplikasinya
- Apabila Komitmen Mutu tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, akan membuat pelaksanaan pengarsipan digital menjadi terhambat
- Apabila Anti Korupsi tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini, maka akan muncul paham orang tidak mau bekerja jika tidak mendapatkan
bayaran, oleh karena itu harus dibiasakan untuk tidak memberikan gratifikasi
6 Melakukan 1. Melakukan scan Terlaksananya AKUNTABILITAS Dapat Nilai yang dikuatkan 28 Februari –
penginputan data dokumen surat penginputan Diperoleh file yang mewujudkan visi adalah integritas 6 Maret 2020
arsip surat ke yang sudah data ke aplikasi lengkap dan dapat Dinas PU dan tanggung jawab
aplikasi tersimpan di ruang arsip disimpan untuk menjadi Pengairan karena penginputan
arsip arsip yang baik dan dapat “Terwujudnya data dilaksanakan
Bukti : Aplikasi dimanfaatkan ketika Pengelolaan dengan penuh
2. Mengupload yang sudah dibutuhkan Sumber Daya tanggung jawab dan
Dokumen Arsip ke berisi data hasil Air yang optimal profesionalisme
46
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT PEMAKNAAN NILAI TERHADAP TIME
NO KEGIATAN NILAI
KEGIATAN /HASIL ANEKA VISI MISI SCHEDULE
ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
dalam aplikasi scan surat NASIONALISME dan berwawasan
Dikerjakan bersama- lingkungan
sama dengan petugas dengan
arsip dengan prinsip meningkatkan
gotong royong dan saling kualitas
membantu pelayanan
kepada
ETIKA PUBLIK masyarakat
Data dikumpulkan dengan secara adil,
cermat dan teliti untuk di merata, dan
input ke sistem berkelanjutan
yang bertumpu
KOMITMEN MUTU pada
Data di scan kemandirian dan
menggunakan mesin keswadayaan
scan dan simpan dalam masyarakat” hal
bentuk aplikasi ini disebabkan
karena kegiatan
ANTI KORUPSI ini merupakan
Melaksanakan perwujudan
penginputan data dengan salah satu Misi
jujur tanpa memberikan Dinas PU
gratifikasi kepada petugas Pengairan yaitu
arsip, hanya “Melaksanakan
menggunakan bahasa pengembangan
yang sopan dan ramah dan pengelolaan
tanpa mengganggu sistem irigasi
pekerjaan petugas arsip untuk
mewujudkan
pemanfaatan air
47
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT PEMAKNAAN NILAI TERHADAP TIME
NO KEGIATAN NILAI
KEGIATAN /HASIL ANEKA VISI MISI SCHEDULE
ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
dalam bidang
pertanian”
dimana dengan
kegiatan ini
maka akan
terdapat arsip
surat yang dapat
menjadi dasar
untuk
mempermudah
proses
pengelolaan
sumber daya air
ANALISIS DAMPAK :
- Apabila Akuntabilitas tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, tidak dapat dibuktikan bahwa petugas arsip dapat menggunakan aplikasi
dengan sesuai
- Apabila Nasionalisme tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, akan kesulitan menyelesaikan target penginputan
- Apabila Etika Publik tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, akan terjadi banyak kesalahan dan aplikasinya tidak dapat mencapai
tujuan
- Apabila Komitmen Mutu tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, akan membuat pelaksanaan pengarsipan digital menjadi terhambat
- Apabila Anti Korupsi tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini, maka akan muncul paham orang tidak mau bekerja jika tidak mendapatkan
bayaran, oleh karena itu harus dibiasakan untuk tidak memberikan gratifikasi
KOMITMEN MUTU
Dokumen ditata berurutan
sesuai kode sehingga
mempermudah untuk
mencari dokumen
ANTI KORUPSI
Melaksanakan kegiatan
dengan sukarela dan
bergotong royong tanpa
memberikan gratifikasi
49
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT PEMAKNAAN NILAI TERHADAP TIME
NO KEGIATAN NILAI
KEGIATAN /HASIL ANEKA VISI MISI SCHEDULE
ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
ANALISIS DAMPAK :
- Apabila Akuntabilitas tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, tujuan kegiatan ini tidak akan tercapai, karena data tetap tidak
dikelompokkan dengan baik dan akan tetap kesulitan dalam mencari dokumen
- Apabila Nasionalisme tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, akan kesulitan dalam menyeleseikannya, karena pada saat penataan
tetap dibutuhkan bantuan dari orang lain
- Apabila Etika Publik tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, akan terjadi banyak ketidaknyamanan untuk rekan kerja yang lain karena
peletakan arsip corner yang dapat mengganggu aktivitas
- Apabila Komitmen Mutu tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, akan tetap kesulitan mencari arsip suratnya
- Apabila Anti Korupsi tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini, maka akan muncul paham orang tidak mau bekerja jika tidak mendapatkan
bayaran, oleh karena itu harus dibiasakan untuk tidak memberikan gratifikasi
8 Melakukan 1. Membuat laporan Laporan hasil AKUNTABILITAS Sesuai dengan Nilai yang dikuatkan 9-13 Maret
monitoring dan hasil kegiatan kegiatan Membuat laporan hasil salah satu Misi dalam kegiatan ini 2020
evaluasi terkait pengelolaan arsip pengelolaan kegiatan arsip berbasis Dinas PU adalah integritas,
penerapan berbasis digital arsip berbasis digital dengan baik dan Pengairan profesional, dan
aplikasi arsip digital penuh tanggung jawab Kabupaten tanggung jawab.
digital 2. Menyampaikan Banyuwangi Dapat dilihat dari
laporan kepada Bukti : Laporan NASIONALISME yaitu kegiatan melakukan
atasan Aktualisasi Dapat menerima saran “Meningkatkan monitoring evaluasi
dan masukan dari Kemampuan terkait penerapan
pimpinan dengan baik sumber daya aplikasi ini
manusia” hal ini mewujudkan rasa
ETIKA PUBLIK dapat dilihat tanggung jawab
Laporan ini dibuat dengan dengan ASN terhadap
penuh tanggung jawab melakukan atasan dan
dan disusun dengan monitoring dapat organisasinya. Serta
bahasa yang informatif menghasilkan berjiwa integritas
agar mudah dipahami produk yang dengan
akuntabel serta melaksanakan
KOMITMEN MUTU sumber daya konsultasi sesuai
50
KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT PEMAKNAAN NILAI TERHADAP TIME
NO KEGIATAN NILAI
KEGIATAN /HASIL ANEKA VISI MISI SCHEDULE
ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
Laporan hasil kegiatan manusia yang waktu yang
arsip berbasis digital loyal dan dijadwalkan. Dan
berisi data arsip yang profesional, semua itu
sudah dimasukkan dan serta memiliki menunjukkan
jumlahnya sesuai memiliki etika bahwa kegiatan ini
pengelompokkannya publik yang baik menunjukkan
profesionalitasnya.
ANTI KORUPSI
Dibuat laporan yang
sesuai dengan kondisi di
lapangan saat
pelaksanaan kegiatan
ANALISIS DAMPAK :
- Apabila Akuntabilitas tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, tidak mendapatkan hasil laporan yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya, dan evaluasi aktualisasi yang dikerjakan
- Apabila Nasionalisme tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, penyelesaian laporan tidak melalui musyawarah dan mufakat dengan
pihak lain utamanya coach dan mentor
- Apabila Etika Publik tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, tidak akan muncul rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang
diberikan dengan prosedur yang telah ada
- Apabila Komitmen Mutu tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini maka, akan sulit mewujudkan kegiatan evaluasi yang berkualitas dan tidak
dapat memuaskan masyarakat
- Apabila Anti Korupsi tidak diimplementasikan dalam kegiatan ini, maka tidak akan muncul rasa peduli terhadap keadaan lingkungan serta tidak
jujur dalam melaporkan hasil kegiatan
51
G. Jadwal Kegiatan
WAKTU
NO KEGIATAN FEBRUARI MARET
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Mempersiapkan
1 pelaksanaan kegiatan
aktualisasi
Membuat kode
2 penyimpanan arsip
surat
Merancang aplikasi
arsip digital
3
menggunakan
Microsoft Acces
4 Membuat SOP tentang
Pengarsipan Surat
Menentukan petugas
5 arsip dan uji coba
aplikasi
Melakukan
6 penginputan data arsip
surat ke aplikasi
7 Membuat Arsip Corner
Melakukan monitoring
dan evaluasi terkait
8
penerapan aplikasi
arsip digital
52
H. Kendala dan Antisipasi
54
BAB III
SIMPULAN
55
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Bupati Banyuwangi No. 47 Tahun 2016 Rincian Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja Dinas
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Etika Publik; Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Komitmen Mutu; Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Anti Korupsi; Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.