Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Biosains Pascasarjana Vol.

20 (2018) pp
© (2018) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Pengaruh Ekstrak Etanol Lidah Buaya (Aloe


Vera) Terhadap Glukosa Darah Tikus
Hiperglikemia- Terinduksi Streptozotocin
Halia Wanadiatri1, Achmad Basori2, I Ketut Sudiana3

1Mahasiswa Ilmu Kedokteran Dasar Jenjang Magister, Fakultas Kedokteran


Universitas Airlangga Surabaya
2Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga
3Departemen Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga
e-mail : haliawanadiatri@gmail.com

ABSTRAK

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronik dengan prevalensi


nasional 6,9% pada tahun 2013. Hiperglikemia merupakan karakteristik dari
penyakit DM. Pengobatan antidiabetes memiliki beberapa efek samping, seperti
peningkatan berat badan, hipoglikemia, toksisitas hepar dan ginjal. Beberapa penelitian
sebelumnya membuktikan bahwa ekstrak etanol lidah buaya dapat menurunkan kadar
glukosa darah, namun mekanisme penurunan glukosa darah masih belum jelas.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, menggunakan 35 ekor hewan coba,
dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok kontrol normal, kontrol hiperglikemia, kelompok
perlakuan yang diberi dosis ekstrak etanol lidah buaya bertingkat, diadaptasikan selama
14 hari kemudian diinduksi dengan injeksi STZ. Kelompok perlakuan diberikan ekstrak
etanol lidah buaya sesuai dengan dosis tiap kelompok selama 21 hari personde
intragastrik. Pemeriksaan BSN dan GD2PP menggunakan glukometer terkalibrasi. Data
dianalisa dengan Kruskal-Wallis, dilanjutkan dengan Mann-Whitney. Hasil uji komparasi
meunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antar kelompok (p<0,05) pada variabel
Δ BSN-2PP. Dosis 250mg/kgBB memiliki efek yang lebih baik terhadap penurunan kadar
glukosa darah.

Kata kunci : Ekstrak etanol lidah buaya, kadar glukosa darah, streptozotocin, sel otot
rangka.

33
JBP Vol. 20, No.1, April 2018-Halia Wanadiatri
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
© (2018) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

PENDAHULUAN ekstrak etanol lidah buaya (aloe vera)


terhadap glukosa darah pada tikus
Diabetes Mellitus (DM) merupakan hiperglikemia-terinduksi streptozotocin,
penyakit kronis yang terjadi saat pankreas karena pada penelitian terdahulu pengaruh
tidak memproduksi insulin yang cukup atau ekstrak etanol lidah buaya terhadap kadar
saat tubuh tidak dapat menggunakan glukosa darah pada tikus hiperglikemia
produksi insulin secara efektif (Reza et al., belum jelas.
2017). DM memiliki karakteristik
hiperglikemia yang dihasilkan dari METODE PENELITIAN
defisiensi insulin sepenuhnya atau
kurangnya sekresi insulin dan/atau Penelitian ini adalah penelitian True
sensitifitas insulin. Penelitian epidemiologi Eksperimental Laboratories dengan
dan percobaan klinis menunjukkan bahwa rancangan Posttest Control Group Design.
hiperglikemia merupakan prinsip dasar Dalam penelitian ini digunakan hewan coba
terjadinya komplikasi (Noor et al., 2017). 35 ekor yang dibagi dalam 5 kelompok
DM merupakan penyebab kematian ketiga perlakuan masing-masing 7 ekor yaitu
setelah stroke dan hipertensi (Kemenkes RI, kelompok kontrol normal (KN), kontrol
2011). Prevalensi nasional Diabetes Mellitus hiperglikemia (KH), kelompok perlakuan
di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 5,7% yang diberi ekstrak etanol lidah buaya 250
dan meningkat menjadi 6,9% pada tahun mg/kgBB (K1), kelompok perlakuan yang
2013 berdasarkan pemeriksaaan gula darah diberi ekstrak etanol lidah buaya 300
pada penduduk >15 tahun di perkotaan mg/kgBB (K2), kelompok perlakuan yang
(Kemenkes RI, 2014). diberi ekstrak etanol lidah buaya 350
mg/kgBB (K3). Kriteria inklusi pada hewan
WHO memperkirakan bahwa lebih dari coba tikus putih (Rattus novergicus) galur
80% masyarakat masih mengandalkan wistar yaitu berusia 2-3 bulan, berat badan
pengobatan tradisional. Faktanya, banyak 150-200 gram, dalam kondisi sehat, jenis
obat-obatan sekarang meniru sebagian atau kelamin jantan, hiperglikemia pada kadar
keseluruhan struktur molekuler alamiah glukosa darah puasa diatas 126 mg/dL
tanaman (Joseph & Raj, 2010). (Jung Ji Young et al., 2011; Damasceno et
Etnofarmakologi mengembangkan al., 2014).
penggunaan tanaman obat untuk terapi
Diabetes Mellitus karena biaya yang rendah, Penelitian ini dilakukan di Unit Hewan
mudah didapatkan, dan sedikit efek Coba Laboratorium Farmakologi dan
sampingnya (Beidokhti & Jäger, 2017). Terapi Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga. Waktu penelitian dilakukan
Lidah buaya atau Aloe vera termasuk pada bulan Maret-April 2018. Variabel pada
famili Liliaceae. Asal tanaman ini banyak penelitian ini terdiri dari variabel bebas,
berasal dari daerah seperti Afrika, Asia, dan variabel terikat, dan variabel kendali.
Eropa Selatan, khususnya regio Mediterania Variabel bebas yaitu pemberian dosis
(Rodríguez-González et al.,2011). Pada ekstrak etanol lidah buaya (250mg/kgBB,
penelitan-penelitian sebelumnya, 300mg/kgBB, dan 350mg/kgBB). Variabel
acemannan, antraquinon dan phytosterol tergantung yaitu kadar glukosa darah
diduga memiliki efek antidiabetes (Alinejad- puasa/blood sugar nucter (GDP/BSN) dan
Mofrad et al., 2015; Cowsert, 2010; Tanaka kadar glukosa darah 2 jam postprandial
et al., 2006). Acemannan, antraquinon dan (GD2PP). Variabel kendali antara lain cara
phytosterol ditemukan di Aloe vera yang induksi hewan coba, dosis ekstrak etanol
diduga memiliki efek antidiabetes, namun lidah buaya, waktu evaluasi, kesehatan fisik
mekanisme penurunan kadar glukosa hewan coba, berat badan hewan coba (gr),
darah pada pemberian ekstrak etanol lidah pemeliharaan dan perawatan hewan coba.
buaya (Aloe vera) belum jelas. Ekstrak etanol lidah buaya diolah di Materia
Medika Batu-Malang, dengan metode
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini maserasi. Tikus dibuat dalam kondisi
dilakukan untuk mengetahui pengaruh hiperglikemia dengan induksi pemberian
34
JBP Vol. 20, No.1, April 2018-Halia Wanadiatri
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
© (2018) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

injeksi streptozotocin (STZ) per


intraperitoneal dengan dosis 40 mg/kgBB
sebanyak satu kali. Sebelum induksi STZ,
tikus dipuasakan selama 12 jam, minum Tabel 1. Data Rerata Kadar GDP dan
tetap diberikan. Setelah diinduksi, ditunggu GD2PP (mg/dl)
selama 72 jam untuk menilai kadar glukosa
darah puasa tikus. Pasca pemberian suntikan Kelo n GDP GDP GDP GD2 Δ
STZ, untuk menghindari efek samping dan mpo awal post post PP BSN-
resiko terjadinya sudden hypoglycemic k (X±S STZ ekstr (X±S 2PP
maka diberi larutan sukrosa atau dekstrosa D) (X±S ak D) (X±S
10% sepanjang malam (Purwanto et al., D) (X±S D)
D)
dalam Wibisono, 2016), dan diberikan air
K1 7 85,29 254,8 116,0 131,7 15,71
minum dua kali lebih banyak dari ±15,3 6±79, 0±18, 1±18, ±4,6
sebelumnya, guna mencegah dehidrasi. 6 44 81 58 0
Kebersihan kandang diperhatikan. Tikus
dengan kadar glukosa darah lebih dari 120
mg/dl digunakan untuk penelitian pada K2 7 70,29 222,4 157,1 168,8 11,71
±13,4 3±14, 4±75, 6±74, ±3,4
kelompok perlakuan dan kontrol 46 0
hiperglikemia (Damasceno et al., 2014). 3 68 30

Lima kelompok ini setelah masa K3 7 83,43 284,5 203,7 225,1 21,43
aklimatisasi selama 2 minggu, pada hari ±10,7 7±10 1±10 4±10 ±7,8
pertama dilakukan kadar GDP awal untuk 3 4,34 0,80 5,67 9
menilai hewan coba berdasarkan kriteria
inklusi. STZ disuntikkan intraperitoneal KH 7 69,14 377,8 321,2 370,8 49,57
dengan dosis 40 mg/kgBB pada kelompok ±12,0 6±14 9±94, 6±11 ±24,
KH, K1, K2, dan K3. Hari keempat GDP 9 3,43 39 0,68 30
post STZ di periksa kembali untuk melihat
status hiperglikemia, hewan coba pada
keempat kelompok tersebut berstatus KN 7 86,71 92,71 89,86 101,2 11,43
±10,3 ±6,42 ±5,33 9±8,3 ±5,4
hiperglikemia (>126mg/dl). Hari ke-40 2 4
9
(akhir penelitian), GDP post ekstrak di
periksa kemudian diberi beban glukosa
2mg/grBB, dan setelah 2 jam glukosa darah
Keterangan:
di periksa kembali (GD2PP), hal ini untuk
K1 = kelompok perlakuan pemberian
mengetahui profil penurunan glukosa darah
ekstrak etanol lidah buaya
dan melihat kemampuan glukosa masuk ke
250mg/kgBB
dalam sel pada tikus setelah pemberian
K2 = kelompok perlakuan pemberian
ekstrak etanol lidah buaya dengan
ekstrak etanol lidah buaya
menggunakan alat glukometer terkalibrasi,
300mg/kgBB
dan hasil yang didapatkan pada stik
K3 = kelompok perlakuan pemberian
glukometer dikalikan dengan kalibrasi faktor
ekstrak etanol lidah buaya
(0,72). Kalibrasi faktor didapatkan dari hasil
350mg/kgBB
pengumpulan darah (manusia) sebanyak 5
KH = kelompok hiperglikemia
orang secara acak, yang kemudian darah di
periksa menggunakan alat glukometer dan KN = kelompok normal
pemeriksaan laboratorium. Hasil yang
didapatkan dari pemeriksaan glukometer
dibandingkan dengan hasil yang didapatkan
dari laboratorium. Pemeriksaan GDP
diperoleh dengan menginsisi ekor tikus
sekitar 1-2 mm. Seluruh hewan coba
dikorbankan pada hari ke 40, setelah
dipuasakan 7 jam sebelumnya.
35
JBP Vol. 20, No.1, April 2018-Halia Wanadiatri
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
© (2018) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

RERATA KADAR GLUKOSA DARAH (mg/dl)


400
350 GDP
300 AWAL
250
GDP
200
TENGAH
150
100 GDP
50 AKHIR
0
GD2PP

Δ BSN-2PP
KN KH K1 K2 K3

Gambar 1. Data rerata kadar GDP, GD2PP, dan Δ BSN-2PP pada kelompok
KN, KH, K1, K2, dan K3

36
JBP Vol. 20, No.1, April 2018-Halia Wanadiatri
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
© (2018) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Untuk melihat normalitas dan kelompok dengan nilai p 0,000 (p<0,05)


homogenitas data menggunakan uji pada variabel Δ BSN-2PP.
Komolgorov-Smirnov dan uji Levene. Data Langkah selanjutnya untuk melihat
yang didapatkan berdistribusi normal perbedaan yang signifikan dilakukan uji
(p>0,05) dan tidak homogen (p<0,05). Mann-Whitney. Pada tabel 2 dapat dilihat
Berdasarkan uji normalitas dan ketiga kelompok perlakuan (K1, K2, dan
homogenitas tersebut, karena variabel K3) memiliki perbedaan yang bermakna
glukosa darah memiliki varian yang tidak (p<0,05) dengan kelompok hiperglikemia
sama (tidak homogen), maka yang dinilai (KH). Hal ini secara statistik membuktikan
adalah variabel delta (Δ) BSN-2PP (selisih bahwa pada kelompok- kelompok perlakuan
antara kadar GD2PP dengan kadar GDP memiliki nilai Δ BSN-2PP yang berbeda
post ekstrak). Penilaian terhadap Δ BSN- dengan nilai Δ BSN-2PP pada kelompok
2PP berguna untuk melihat seberapa besar KH, bisa terlihat pada rerata Δ BSN-2PP
peningkatan glukosa darah dari GDP akhir masing- masing kelompok perlakuan yang
ke GD2PP, hal ini untuk melihat fungsi sel dibawah rerata Δ BSN-2PP kelompok KH,
(sel otot) dalam mengambil glukosa darah dan juga tampak perbedaan yang
yang efektif guna menjadi energi bagi sel itu bermakna pada kelompok KH dengan
sendiri setelah diberikan ektrak etanol lidah kelompok KN. Pada kelompok perlakuan K1
buaya, hal ini memiliki arti bahwa makin dan K2 tidak didapatkan perbedaan yang
tinggi Δ maka ekstrak etanol lidah buaya bermakna (p>0,05) dengan kelompok KN,
memiliki efek antihiperglikemia yang makin tampak nilai rerata Δ BSN-2PP pada
bagus. Pada tabel 1, setelah rerata Δ BSN- kelompok K1 dan K2 mendekati nilai
2PP didapatkan, kemudian dilakukan normal rerata pada kelompok KN. Namun
kembali uji normalitas dan homogenitas, Δ pada kelompok K3 terdapat perbedaan
BSN-2PP memiliki data berdistribusi normal yang bermakna (p<0,05) terhadap
(p>0,05) dan tidak homogen (p<0,05). kelompok K2 dan KN (p K2~K3=0,009) (p
Karena data normal dan tidak homogen, K3~KN=0,015), hal ini dapat dilihat dari
maka uji yang dilakukan selanjutnya yaitu rerata Δ BSN-2PP yang cukup berbeda pada
uji komparasi dengan uji nonparametrik masing-masing kelompok tersebut (rerata
menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil uji K2=11,71±3,4, K3=21,43±7,89,
Kruskal Wallis didapatkan hasil bahwa KN=11,43±4,44).
terdapat perbedaan bermakna antar

Tabel 2. Hasil uji Mann-Whitney variabel Δ BSN-2PP

Kelompok K1 K2 K3 KH
KN
(15,71±4,60) (11,71±3,40) (21,43±7,89) (49,57±24,30)
(11,43±5,44)

K1 (15,71±4,60) - 0,072 0,108 0,003 0,082


K2 (11,71±3,40) 0,072 - 0,009 *
0,002 0,798
K3 (21,43±7,89) 0,108 0,009 * - *
0,013 0,015*
KH (49,57±24,30) 0,003 *
0,002 0,013 * - 0,003*
KN (11,43±5,44) *0,082 *0,798 *
0,015 0,003 -
* *
*Terdapat perbedaan bermakna antar kelompok (p < 0,05)

Kemudian untuk mengetahui hubungan dosis respon dilakukan dengan uji regresi
linier sederhana. Tujuan analisis regresi adalah untuk membuat perkiraan (prediksi) nilai
suatu variabel (variabel dependen) melalui variabel yang lain (variabel independen)
(Hastono S.P. et al., 2011).

37
JBP Vol. 20, No.1, April 2018-Halia Wanadiatri
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
© (2018) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Tabel 3. Hasil Analisa Regresi Linier Variabel Δ BSN-2PP

Variabel Hasil Analisis Regresi


Δ BSN-2PP p = 0,000
R = 0,699
R2 = 0,488
B = - 0,099
B constant = 49,963
Beta = - 0,699
thit = - 4,979

Gambar 2 Kurva Liniearitas Dosis-Respon Estrak Etanol Lidah Buaya


Terhadap Penurunan Glukosa Darah

38
JBP Vol. 20, No.1, April 2018-Halia Wanadiatri
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
© (2018) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

PEMBAHASAN ketidakcukupan sekresi insulin fase awal


sebagai respon terhadap glukosa yang
Glukosa dianggap sebagai bahan bakar mengakibatkan hiperglikemia setelah
utama untuk energi dan dianggap sebagai pembebanan glukosa (toleransi glukosa
bahan awal untuk hampir semua varietas terganggu). Setelah itu kerusakan fungsi
reaksi biosintetik. Dengan demikian, sel menjadi progresif yang mengarah
konsentrasi glukosa yang tepat sangat ke gangguan hemostasis glukosa antara
diperlukan untuk menjamin fungsi dan kadar glukosa darah puasa dan posprandial
kelangsungan hidup yang tepat dari setiap akhirnya berkembang (Soonthornpun, 1999).
sel, jaringan dan organ. Tingkat glukosa
darah secara signifikan mengatur tingkat Pemberian ekstrak lidah buaya yang
pelepasan insulin. Glukosa juga memiliki memiliki zat-zat aktif yang berpotensi
mekanisme negatif feedback pada pelepasan sebagai antidiabetik yaitu acemannan,
insulin, guna mengurangi sekresi insulin antraquinon dan phytosterol. Zat-zat aktif
bila kadar glukosa darah sudah normal ini diduga memiliki pengaruh dalam
kembali. Sekresi insulin memiliki fase menurunkan glukosa darah dengan
bipashic; pada fase pertama, kadar insulin meningkatkan GLUT4 melalui jalur
mencapai kadar tertingginya setelah 1-2 aktivasi PI3K (phosphatidylinositol 3-
menit namun dalam jangka waktu pendek, kinase), pengaktifan jalur PI3K ini akan
sementara sekresi insulin pada fase menfosforilasi PI2P (phosphatidylinositol
selanjutnya onsetnya lambat namun 4,5 biphosphate) menjadi PI3P
periodenya lama. Gangguan atau tidak (phosphatidylinositol 3,4,5 triphosphate).
tepatnya metabolisme glukosa dapat PI3P yang teraktivasi ini akan
menyebabkan masalah fisiologis (Sen S. et meningkatkan PDK 1 (3-phosphoinositide-
al., 2016). dependent protein kinase), kemudian akan
mengaktivasi Akt. Akt yang teraktivasi
Mekanisme hemostasis glukosa pada kondisi
inilah yang dapat menginduksi translokasi
basal atau postabsorbtive (10-
GLUT4 dari GLUT4 containing vesicle
12 jam puasa semalaman) dan diikuti
menuju membran sel, sehingga GLUT4 yang
konsumsi makanan yang khusus. Pada
berada di membran sel dapat menangkap
keadaan postabsorbtive mayoritas penyebaran
glukosa tubuh total terjadi di jaringan glukosa dari luar (darah) dan membawa
independent insulin, sekitar 50% dari semua glukosa masuk ke dalam sel otot, yang mana
penggunaan glukosa terjadi di otak, yang otot skelet merupakan organ manusia terbesar
dimana insulin-independent dan menjadi yang sensitif terhadap insulin yang mencapai
jenuh pada konsentrasi glukosa plasma 85% dari ambilan glukosa seluruh tubuh dan
sekitar 40mg/dl. Lainnya 25% penyebaran memegang peranan penting dalam menjaga
glukosa terjadi di area splanknik (hati dan hemostasis glukosa sistemik (Revathy et al.,
jaringan gastroinstestinal), yang mana juga 2015).
merupakan jaringan insulin-independent.
Pada penelitian ini yang diperiksa
Sisanya 25% glukosa digunakan pada
untuk menandakan status hiperglikemia yaitu
keadaan postabsorbtive pada jaringan insulin-
dengan kadar glukosa darah puasa, dan
dependent, terutama otot, dan jaringan
juga menilai kadar glukosa 2 jam post
adiposa. Sekitar 85% produksi glukosa
prandial yang dapat mencerminkan absorbsi
endogen berasal dari hepar, dan sisanya
karbohidrat, sekresi insulin dan glukagon,
15% diproduksi di ginjal. Glikogenolisis dan
dan koordinasi keduanya dalam metabolisme
glukoneogenesis berkontribusi sama dengan
glukosa di hati dan jaringan perifer seperti
tingkat basal produksi glukosa di hepar
otot, sehingga glukosa dapat masuk ke dalam
(DeFronzo R.A.,2004).
sel otot dan dapat digunakan sebagai sumber
Hiperglikemia pada DM tipe 2
energi yang efektif dalam metabolisme
berkembang sebagai akibat dari sekresi
tubuh. Induksi hiperglikemia pada hewan
insulin yang tidak adekuat bersamaan dengan
coba menggunakan STZ pada tingkat seluler
resistensi perifer terhadap aksi insulin. Pada
dapat menyebabkan kegagalan oksidasi
tahap awal penyakit, ada penundaan dan
glukosa dan mengurangi biosintesis dan
39
JBP Vol. 20, No.1, April 2018-Halia Wanadiatri
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
© (2018) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

sintesis insulin. Hasil dari paparan STZ dapat Δ BSN-2PP dengan arah kemaknaan negatif,
menyebabkan sel beta kehilangan respon semakin rendah dosis ektrak semakin
terhadap glukosa (Karunakaran, et al., 2015). tinggi Δ BSN-2PP. Nilai koefisien
Hal ini sesuai dengan penelitian yang determinasi (R2) hasil analisis adalah 0,488,
menunjukkan bahwa pemberian injeksi STZ menunjukkan model persamaan linier
dapat menginduksi terjadinya hiperglikemia, tersebut adalah 48% benar.
dan bila dilihat dari nilai rerata pada
kelompok KH (tabel 1) yang tidak diberikan KESIMPULAN
terapi memiliki nilai rerata tertinggi.
Pemberian ekstrak etanol lidah buaya
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa efek pada dosis 250mg/kgBB dapat
pemberian ekstrak etanol lidah buaya pada mempengaruhi penurunan kadar glukosa
dosis 250mg/kgBB, 300mg/kgBB, dan darah pada tikus model hiperglikemia
350mg/kgBB dapat menurunkan kadar terinduksi streptozotocin.
glukosa darah. Namun pada dosis
250mg/kgBB memiliki efek yang lebih baik SARAN
dari dua dosis lainnya, walaupun nilai Δ
BSN-2PP pada dosis ini lebih kecil dari Δ Perlu dilakukan penelitian lanjutan
BSN-2PP dari dosis 350mg/kgBB, tapi dosis mengenai dosis 250mg/kgBB ekstrak etanol
250mg/kgBB dipilih menjadi dosis yang lidah buaya untuk mengetahui tingkat
terbaik karena dari hasil statistik uji Mann- keefektifan dan toksisitas pada dosis tersebut.
Whitney menunjukkan tidak terdapat
perbedaan pada dosis 250mg/kgBB
terhadap kelompok kontrol normal (KN) DAFTAR PUSTAKA
(p>0,05), sedangkan pada dosis
350mg/kgBB menunjukkan terdapat Alinejad-Mofrad, S., Foadoddini, M.,
perbedaan yang signifikan terhadap Saadatjoo, S. A., & Shayesteh, M.,
kelompok kontrol normal (KN) (p<0,05). Hal 2015. Improvement of glucose and
ini dapat diartikan, pada kelompok K1 lipid profile status with Aloe vera in
(250mg/kgBB) memiliki efek menurunkan pre- diabetic subjects: a randomized
glukosa darah lebih baik dari kelompok K3 controlled-trial. Journal of Diabetes
(350mg/kgBB) karena nilai rerata Δ BSN- and Metabolic Disorders, 14(1), 22.
2PP K1 tidak memiliki perbedaan/mendekati https://doi.org/10.1186/s40200-015-
nilai rerata kelompok normal (KN). Nilai Δ 0137-2.
yang semakin tinggi menunjukkan semakin Beidokhti, M. N., & Jäger, A. K., 2017.
banyak perubahan/penurunan kadar glukosa Review of Antidiabetic Fruits,
darah, hal ini berarti pada dosis Vegetables, Beverages, Oils and Spices
250mg/kgBB, terjadi perubahan kadar Commonly Consumed in the Diet.
glukosa darah yang lebih efektif. Journal of
Ethnopharmacology.https://doi.org/10.1
Hasil analisis uji regresi linier
016/j.jep.2017.02.031. Cowsert, L. M.
sederhana yang disajikan pada tabel 3 dan (2010). Biological Activities of
kurva dapat dilihat pada gambar 2 Acemannan.
menunjukkan bahwa nilai p pada pengaruh Damasceno, D. C., Netto, A. O., Iessi, I. L.,
dosis ekstrak etanol lidah buaya terhadap Δ Gallego, F. Q., Corvino, S. B.,
BSN-2PP adalah 0,000 (<0,05), hal ini
Dallaqua, B., Rudge, M. V. C.
menunjukkan bahwa dosis ekstrak etanol (2014). Streptozotocin-induced
lidah buaya memiliki pengaruh yang diabetes models: Pathophysiological
bermakna terhadap Δ BSN-2PP. Konstanta mechanisms and fetal outcomes.
dan koefisien persamaan regresi linier BioMed Research International,
didapatkan Y = 49,963 + (-0,099)X. Dari
http://dx.doi.org/10.1155/2014/81906
hasil analisis diperoleh thit = - 4,979, yang 5 Retrieved from
dimana perhitungan thit lebih besar dari ttab, https://search.proquest.com/docview/
hal ini mengartikan ada pengaruh antara 1547916578?accountid=31533.
pemberian ekstrak etanol lidah buaya dengan
40
JBP Vol. 20, No.1, April 2018-Halia Wanadiatri
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
© (2018) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Diabetic Rats Treated with Aloe vera


DeFronzo R.A., 2004. Pathogenesis of Type Extract,Pharmacognosy Research.99–
2 Diabetes Mellitus, The Medical 105. https://doi.org/10.4103/pr.pr.
Clinics of North America 88 Revathy, C., Arun, M. D., & Crispin, R.
(2004)787-835. D., 2015. Molecular and
DOI:10.1016/j.mcna.2004.04.013. CellularEndocrinology.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1016
Hastono S.P. dan Sabri L., 2011. Statistik
/j.mce.2015.09.004.
Kesehatan, PT. RajaGrafindo Persada, Reza, S., Tabatabaei, F., Ghaderi, S.,
Jakarta. & Bahrami-tapehebur, M. 2017.
Jung J.Y., Lim Y., Moon M.S., Kim J.Y., Biomedicine & Pharmacotherapy Aloe vera
Kwon O., 2011. Onion Peel Extracts gel improves behavioral deficits and
Ameliorate Hyperglycemia and Insulin oxidative status in streptozotocin-
Resistance in High Fat induced diabetic rats. Biomedicine &
Pharmacotherapy, 96(September),
Diet/Streptozotocin-Induced Diabetic 279–290.
Rats, Nutrition & Metabolism, 8:18. https://doi.org/10.1016/j.biopha.2017.0
Joseph, B., & Raj, S. J., 2010. 9.146.
Rodríguez-González, V. M., Femenia, A.,
Pharmacognostic And Phytochemical
González-Laredo, R. F., Rocha-
Properties Of Aloe Vera Linn – An
Guzmán, N. E., Gallegos-Infante, J.
Overview, International Journal of
A., Candelas-Cadillo, M. G., Rosselló,
Pharmaceutical Sciences Review and
C., 2011. Effects of pasteurization on
Research, 4(2), 106–110.
bioactive polysaccharide acemannan
Karunakaran, U., Park, S. J., Jun, D. Y., Sim,
T., Park, K. G., Kim, M. O., Lee, I.K., and cell wall polymers from Aloe
2015. Non-receptor tyrosine kinase barbadensis Miller. Carbohydrate
inhibitors enhances β-cell survival by Polymers, 86(4), 1675–1683.
suppressing the PKCδ signal https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2011.
transduction pathway in streptozotocin 06.084.
– induced β-cell apoptosis. Cellular
Sen, S., De, R. C., & Biplab, D., 2016.
Signaling, 27, 1066-1074.
Diabetes Mellitus in 21st Century.
http://dx.doi.org/10.1016/j.cellsig.2015.
01.018. Singapore: Springer Nature.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. https://doi.org/10.1007/978-981-10-
2011. Penyakit Tidak Menular 1542-7.
Penyebab Kematian Terbanyak di Soonthornpun S., Rattarasarn C.,
Indonesia, diunduh 7 November 2017, Leelawattana R., Setasuban W.,
jam 11.26 WIB, 1999. Postprandial Plasma glucose: a
<http://www.depkes.go.id/index.php?v good index of glycemic control in type
w=2%25id=1637>. 2 diabetic patients having near-normal
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. fasting glucose levels. Diabetes
2014. Situasi dan Analisis Research and Clinical Practice, 46
Diabetes,diunduh 7 November 2017, (1999) 23-37, DOI:10.1016/s0168-
jam 11.30 WIB, 8227(99)00061-3.
<https://doi.org/24427659>. Tanaka, M., Misawa, E., Ito, Y., Habara, N.,
Kemp, R.W., 2000. Handling and Restraint. Nomaguchi, K., Yamada, M., Higuchi,
The Laboratory Rat. Elsevier, Ch.3,31- R., 2006. Identification of Five
43. Phytosterols from Aloe Vera Gel as
Noor, A., Gunasekaran, S., & Vijayalakshmi, Anti-diabetic Compounds. Biological
M. A. 2017. Improvement of Insulin & Pharmaceutical Bulletin,
Secretion and Pancreatic β-cell 29(7),1418–1422.
Function in Streptozotocin-induced https://doi.org/10.1248/bpb.29.1418.
41
JBP Vol. 20, No.1, April 2018-Halia Wanadiatri
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
© (2018) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

42
JBP Vol. 20, No.1, April 2018-Halia Wanadiatri

Anda mungkin juga menyukai