Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TEKNOLOGI BAHAN + PRATIKUM

NAMA : RAHMAD INDRA IRAWAN


NPM : 2003120035
PRODI : TEKNIK SIPIL
KELAS : 3B
SOAL
1. Definisi tentang aspal
2. Jenis-jenis aspal
3. Unsur-unsur pembentuk aspal
4. Proses pembuatan aspal dalam konstruksi
5. Sebutkan konstruksi yang memanfaatkan aspal

1. DEFINISI TENTANG ASPAL

Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam
kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen
merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis
permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau
aspal minyak (aspal yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya,
aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.

Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon
dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat
dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada
suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat
kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal
adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai
atom karbon sampai 150 per molekul.

Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen,
oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa
aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen,
serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering
dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa
molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian
besar senyawa di aspal adalah senyawa polar.

NO 2 NEXT
2. JENIS JENIS ASPAL

Aspal yang digunakan sebagai bahan untuk jalan pembuatan terbagi atas dua jenis
yaitu:
1. Aspal Alam
· Menurut sifat kekerasannya dapat berupa:
a. Batuan = asbuton
b. Plastis = trinidad
c. Cair = Bermuda
· Menurut kemurniannya terdiri dari :
a. Murni = Bermuda
b. Tercampur dengan mineral = asbuton + Trinidad
2. Aspal buatan
Jenis aspal ini dibuat dari proses pengolahan minya bumi, jadi bahan baku yang dibuat
untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung aspal. Jenis
dari aspal buatan antara lain adalah sebagai berikut:
3. Aspal Keras
Aspal keras igunakan untuk bahan pembuatan AC. Aspal yang digunakan dapat berupa
aspal keras penetrasi 60 atau penetrasi 80 yang memenuhi persyaratan aspal keras.
Jenis-jenisnya :
a. Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk kasus: Jalan dengan volume lalu
lintas tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.
b. Aspal penetrasi rendah 60 / 70, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume
lalu lintas sedang atau tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.
c. Aspal penetrasi tinggi 80 / 100, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume
lalu lintas sedang / rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
d. Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume
lalu lintas rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
4. Aspal Cair
Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap pengikat (prime coat) digunakan
aspal cair jenis MC – 30, MC – 70, MC – 250 atau aspal emulsi jenis CMS, MS. Untuk
keperluan lapis pengikat (tack coat) digunakan aspal cair jenis RC – 70, RC – 250 atau
aspal emulsi jenis CRS, RS.
5. Aspal emulsi
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi sehingga diperoleh partikel aspal yang
bermuatan listrik positif (kationik), negatif (anionik) atau tidak bermuatan listrik
(nonionik). Jenis-jenisnya adalah:
6. Aspal emulsi anionic
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi anionik sehingga partikel-partikel aspal
bermuatan ion-negatif.
· Aspal emulsi anionik mengikat cepat (Rapid setting, RS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara cepat setelah
kontak dengan agregat.
· Aspal emulsi anionik mengikat lebih cepat (Quick setting, QS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara lebih cepat
setelah kontak dengan agregat. Meliputi : QS-1h (quick setting-1):Mengikat lebih
cepat-1 keras (Pen 40-90).
· Aspal emulsi jenis mantap sedang
Aspal emulsi yang butir-butir aspalnya bermuatan listrik positip.
· Aspal emulsi kationik
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi jenis kationik sehingga partikel-partikel
aspal bermuatan ion positif.
· Aspal emulsi kationik mengikat cepat (CRS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara cepat setelah
kontak dengan agregat.
· Aspal emulsi kationik mengikat lambat (CSS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lambat setelah
kontak dengan agregat.
· Aspal emulsi kationik mengikat lebih cepat (CQS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lebih cepat
setelah kontak dengan agregat.
· Aspal emulsi kationik mengikat sedang (CMS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara sedang setelah
kontak dengan agregat.
· Aspal emulsi mantap cepat (Cationic Rapid Setting - CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah kontak
dengan aggregat.
· Aspal emulsi mantap cepat (cationic rapid setting, CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah kontak
dengan aggregate aspal emulsi jenis kationik yang partikel aspalnya memisah dengan
cepat dari air setelah kontak dengan udara.

NO 3 NEXT
3 . UNSUR UNSUR PEMBETUKAN ASPAL

Atom-atom selain hidrogen, dan karbon yang juga menyusun aspal adalah
nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80%
massa aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen, dan
nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium.

4. PROSES PEMBUATAN ASPAL DALAM KONTRUKSI

Persiapan Bahan Baku

Bahan Baku Batu Pecah / Agregat. Agregat adalah bahan utama yang digunakan untuk
lapisan permukaan perkerasan jalan atau beton, agregat ini diperoleh dari hasil
penambangan batu-batuan pada sungai-sungai yang ada di Aceh Tamiang dan daerah
lainya, kemudian batu–batuan tersebut diproses melalui mesin perengkahan Stone
Crusher yang menghasilkan beberap jenis agregat sesuai dengan yang di inginkan.
dalam perkerjaan kosntruksi menurut standar Standar Nasional Indonesia (SNI)
tentang penggunaan agregat yang diproduksi adalah agregat dengan ukuran 1, 1/2, ¾
inch, dan abu batu pada umumnya, yang selanjunya disimpan di gudang untuk
dijadikan stock dan sebagian di simpan pada bin-bin penampung bahan baku untuk
pembuatan aspal beton pada unit Aspal Mixing Plant (AMP).

Bahan Baku Aspal

Aspal ialah bahan baku yang digunakan untuk mengikat antara agregat yang satu
dengan yang lainya atau juga sebagai katalis agar agregat dapat menjadi satu padu,
kuat, keras dan tahan terhadap perubahan cuaca. Jenis aspal yang digunakan ialah
aspal emulsi yang diperoleh dari hasil penyulingan minyak bumi. diimpor dari
berbagai produsen yang ada di dalam maupun luar negeri.

Filler

Filler adalah bahan penambah pada proses pencampuran atara agregat dengan aspal
yang berfungsi untuk menutup pori-pori yang ada pada permukaan aspal beton yang
disebabkan karena kurangnya campuran dari gradasi agregat pada unit timbangan.
Bahan pengisi yang ditambahkan terdiri atas debu batu kapur, kapur padam.

Cool Bin

Cool bin (Bin dingin) adalah bak tempat menampung material agregat dari tiap-tiap
fraksi mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang diperlukan dalam
memproduksi campuran aspal panas. Bagian pertama dari Aspal Mixing Plant (AMP)
adalah Cool Bin, yaitu tempat penyimpanan fraksi agregat kasar, agregat sedang,
agregat halus dan pasir. Bin dingin harus terdiri dari minimum 3 sampai 5 bak
penampung (bin). Masing-masing bin berisi agregat dengan gradasi tertentu. Agregat-
agregat tersebut harus terpisah satu sama lain, untuk menjaga keaslian gradasi dari
masing masing bin sesuai dengan rencana campuran kerja (RCK). Untuk
memisahkannya, dapat dipasang pelat baja pemisah antara bin. Dengan demikian maka
loader yang digunakan mengisi masing-masing bin harus mempunyai bak (bucket)
yang lebih kecil dari mulut pemisah masing-masing bin. Jika pemisah tidak ada maka
pengisian masing-masing bin tidak boleh berlebih yang dapat berakibat tercampurnya
agregat.

Proses Pengeringan Agregat Pada Unit Dryer

Agregat yang diperoleh dari hasil penambangan dan telah diproses di unit stone
crusher yang kemudian disimpan pada bin-bin dingin (Cool bin) yang sesuai dengan
ukuran masing-masing selanjutnya disuplai atau diangkut menuju dryer dengan
menggunakan belkonveyor untuk dikeringkan dengan unit dryer tujuannya untuk
menghilangkan kadar air, kadar air harus seminim mungkin karena kalau tidak akan
berpengaruh pada pencampuran aspal nantinya. Proses pengeringan pada dryer adalah
dengan cara membakar agregat di dalam kilen yang berputar dengan suhu ±1500 C
proses pembakaran dengan menggunakan bahan bakar solar lama pembakaran ini
belangsung selama ± 45 detik dengan kapasitas ± 80 ton/jam.

Dust Collector (Pengumpul Debu)

Alat pengumpul debu harus berfungsi sebagai alat pengontrol polusi udara di
lingkungan lokasi aspal mixing plant (AMP). Gas buang yang keluar dari sistem
pengering ditambah dengan dorongan kipas pengeluar (exhaust fan) akan dialirkan ke
pengumpul debu. Alat pengumpul debu yang tidak berfungsi dengan baik akan
menyebabkan terjadinya polusi udara, dan ini terlihat jelas dari adanya kotoran atau
debu di pohon-pohon atau atap rumah di sekitar lokasi AMP (Aspal Mixing Plant).
Pada PT. Virajaya Riauputra yang digunakan adalah sistem pengumpul debu jenis
basah (wet scrubber dust collector), debu yang terbawa gas buangan disemprot dengan
air, sehingga partikel berat akan terjatuh ke bawah dan gas yang telah bersih keluar
dari cerobong asap. Partikel berat tersebut kemudian dialirkan ke bak penampung (bak
air). Jika pada bak air penampung terlihat jelaga yang mengambang dengan jumlah
yang cukup banyak, maka hal ini menunjukkan terjadi pembakaran yang tidak
sempurna pada pengering (dryer). Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan maka
dilakukan koreksi atau perbaikan pada pengering (dryer).
Proses Pemisahan Agregat Pada Hot Screen

Agregat yang panas yang telah melalui proses pembakaran dari dryer selanjutnnya di
bawa oleh hot elevator menuju ke atas tower untuk di lakukan pemisahan pada hot
screen, peroses pemisahan agregat ini adalah dengan cara gravitasi agregat dijatuhkan
pada ayakan / screen yang dirancang sedikit miring agar dapat mengayak atau
memisahkan agregat sesuai dengan ukurannya masing-masing. Pada screen
dilengkapi alat bantu yaitu vibrator yang berfungsi untuk menggetarkan ayakan agar
terjadi ayakan yang optimal. Agregat yang telah disaring/dipisahkan berdasarkan
ukurannya kemudian masuk pada unit hot bin guna untuk menampung sementara
agregat yang akan masuk pada timbangan.

Hot Bin (Bin panas)

Hot Bin dipasang pada Asphalt Mixing Plant (AMP) jenis takaran (batch). Pada
Asphalt Mixing Plant (AMP) jenis takaran umumnya akan terdapat 4 bin yang
dilengkapi dengan pembatas yang rapat dan kuat dan tidak boleh berlubang serta
mempunyai tinggi yang tepat sehingga mampu menampung agregat panas dalam
berbagai ukuran fraksi yang telah dipisah-pisahkan melalui unit ayakan panas. Pada
bagian bawah dari tiap bin panas harus dipasang saluran pipa untuk membuang agregat
yang berlebih dari tiap bin panas yang dapat dioperasikan secara manual atau otomatis.
Jika agregat halus masih menyisakan kadar air setelah pemanasan, maka agregat yang
sangat halus (debu) akan menempel dan menggumpal pada dinding bin panas dan akan
jatuh setelah cukup berat. Hal tersebut dapat menyebabkan perubahan gradasi agregat,
yaitu penambahan material yang lolos saringan No. 2000.

Timbangan

Timbangan adalah alat yang digunakan untuk menakar / menimbang jumlah masing-
masing agregat sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan, proses penimbanga
dilakukan dengan sistem komputerisasi / otomatis. sebelum timbangan digunakan
timbangan telebih dahulu dikalibrasi agar hasil timbangan dapat akurat biasanya
timbangan dikalibrasi dengan bobot teringanya 10 kg, ini dikarenakan berat jenis dari
agregat yang terlalu tinggi sehingga timbangan tidak akan akurat / tidak dapat
membaca apabila agregat yang ditimbang di bawah 10 kg.

NEXT NO 5
5 . SEBUTKAN KONTRUKSI YANG MEMANFAATKAN ASPAL

Biasanya Aspal digunakan dalam kontruksi jalan dan jembatan dan ada juga di sedikit
di kontruksi lain.

Anda mungkin juga menyukai