Anda di halaman 1dari 10

Nama : Rio Bagas Saputra

Nim : 40011419650226
Matkul: Akuntansi Sektor Publik
Tugas : Resume Materi Kelompok 6

Jenis Jenis anggaran sektor publik

Dalam perkembangannya, sistem anggaran sektor publik telah menjadi alat kebijakan yang
multifungsi, digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama tercermin
dari komposisi dan skala anggaran yang secara langsung mencerminkan arah dan tujuan
pelayanan publik yang diharapkan. Anggaran dapat digunakan sebagai alat kontrol sebagai alat
perencanaan secara simultan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter. Agar fungsi
perencanaan dan pengawasan dapat berfungsi dengan baik, sistem anggaran serta pencatatan
pendapatan dan belanja harus dilaksanakan secara cermat dan sistematis.
Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah mengalami banyak
perkembangan. Sistem perencanaan anggaran publik berkembang dan berubah sesuai dengan
dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan tuntutan yang muncul di
masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan
penyusunan anggaran sektor publik.

Anggaran adalah pernyataan tentang perkiraan kinerja yang akan dicapai dalam jangka waktu
tertentu, dinyatakan dalam istilah keuangan, dan anggaran adalah proses atau metode
penyusunan anggaran. Menurut Dewan Akuntansi Pemerintah Nasional (NCGA), Dewan
Standar Akuntansi Pemerintah (GASB) saat ini, definisi anggaran (anggaran) adalah rencana
operasi keuangan, yang mencakup perkiraan pengeluaran yang direkomendasikan dan harapan
pendanaan mereka dalam jangka waktu tertentu.

Dalam organisasi sektor publik, penganggaran adalah proses politik. Di sektor swasta, anggaran
merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tidak diungkapkan, sedangkan di sektor publik,
anggaran harus dikomunikasikan kepada publik untuk dikritisi, dibicarakan, dan memberikan
pendapat.
Ada beberapa alasan mengapa anggaran sektor publik menjadi penting, yaitu karena merupakan
alat pemerintah untuk memandu ekonomi sosial, menjamin keberlanjutan dan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat, anggaran juga dibutuhkan karena keterbatasan sumber daya.
Keinginan masyarakat tidak terbatas dan akan terus berkembang, dan itu juga membutuhkan
anggaran untuk memastikan bahwa pemerintah bertanggung jawab kepada rakyat.
Pada dasarnya, ada beberapa jenis metode perencanaan dan penganggaran sektor publik. Secara
garis besar, terdapat perbedaan mendasar antara kedua metode utama tersebut. Kedua metode
tersebut adalah anggaran tradisional atau anggaran rutin, dan metode baru, biasanya disebut
metode manajemen publik baru.

Penganggaran sektor publik

Dalam perkembangannya, sistem anggaran sektor publik telah menjadi arahan kebijakan yang
multifungsi, digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Agar fungsi perencanaan
dapat berjalan dengan baik, sistem anggaran yang mencatat pendapatan dan belanja harus
dilaksanakan secara cermat dan sistematis.

Melalui komposisi dan skala anggaran yang secara langsung mencerminkan arah dan tujuan
pelayanan publik yang diharapkan, dapat diketahui bahwa anggaran sektor publik telah
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi, dan anggaran telah digunakan sebagai
alat perencanaan kegiatan dan kegiatan publik. juga dapat digunakan sebagai alat kontrol. Sistem
perencanaan anggaran publik dikembangkan sesuai dengan perkembangan manajemen sektor
publik dan perkembangan kebutuhan sosial.
Sesuai dengan momentum pembangunan pengelolaan pembangunan sektor publik dan
pengembangan masyarakat perlu merumuskan dan memodifikasi sistem perencanaan anggaran.
Secara garis besar, terdapat dua metode utama yang berbeda secara fundamental ketika
merencanakan dan merumuskan anggaran sektor publik, yaitu: (a) anggaran tradisional atau
anggaran reguler (b) metode baru yang biasa disebut sebagai metode "manajemen publik baru".

Anggaran tradisional
Penganggaran tradisional adalah metode yang paling banyak digunakan di negara berkembang
saat ini. Metode ini memiliki dua ciri utama, yaitu: (a) metode penganggaran berdasarkan
pendekatan inkremental, dan (b) struktur dan pengaturan anggaran proyek jalur.

Penganggaran tradisional adalah metode yang banyak digunakan di negara berkembang. Metode
anggaran tradisional: metode penyusutan anggaran berdasarkan metode inkremental dan struktur
anggaran item baris.

Berikut pembahasan mengenai dua ciri utama anggaran tradisional, sebagai berikut:
Inkrementalisme
Dengan kata lain, gunakan saja data tahun sebelumnya sebagai kenaikan atau penurunan nilai
rupiah dari pos anggaran yang ada, dan besaran kenaikan atau penurunannya dapat disesuaikan
tanpa penelitian yang mendalam.
Fokus dan tujuan utama dari metode tradisional adalah pengawasan dan akuntabilitas terpusat.
Tujuan incrementalism adalah menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk
menyesuaikan besaran kenaikan atau penurunan, dan hanya menambah atau mengurangi rupiah
dari pos anggaran yang sudah ada sebelumnya tanpa perlu penelitian yang mendalam.
Masalah utama dengan anggaran tradisional adalah mereka tidak menghargai konsep value for
money. Anggaran tradisional biasanya tidak mempertimbangkan konsep ekonomi, efisiensi dan
efektivitas.
Anggaran tradisional cenderung menggunakan konsep biaya layanan historis. Hasil dari
penggunaan konsep ini adalah sebuah proyek. Bahkan jika proyek atau kegiatan tersebut
sebenarnya sudah tidak dibutuhkan lagi, akan muncul kembali pada anggaran tahun depan.
Perubahan anggaran hanya menyangkut besaran rupiah yang disesuaikan dengan inflasi, jumlah
penduduk dan penyesuaian lainnya.

Item baris
Fitur ini didasarkan pada sifat pendapatan dan pengeluaran. Cara ini tidak dapat menghilangkan
pos-pos pendapatan atau belanja yang sudah ada dalam struktur anggaran, meskipun pada
kenyataannya ada beberapa pos yang sudah tidak terkait lagi dengan pos-pos yang akan
digunakan pada periode berjalan. Saat menggunakan sistem untuk menyusun anggaran,
tujuannya adalah untuk mengontrol pengeluaran berdasarkan penalaran sistem anggaran.
 Karakteristik anggaran tradisional
 Bagaimana mempersiapkan anggaran berdasarkan pendekatan inkremental
 Jadwalkan dan jadwalkan anggaran item baris.
 Cenderung sentralisme
 spesifikasi
 tahunan
 Gunakan prinsip anggaran total.
 Kerugian dari anggaran tradisional
Dari berbagai sudut pandang, metode penganggaran tradisional memiliki beberapa kelemahan,
antara lain:
Satu jenis. Keterkaitan antara anggaran tahunan dan rencana pembangunan jangka panjang tidak
cukup (saling terkait).
Metode progresif menyebabkan pengeluaran besar, tetapi efektivitasnya tidak pernah dipelajari
secara menyeluruh.
Lebih memperhatikan masukan daripada masukan. Ini berarti bahwa anggaran tradisional tidak
dapat digunakan sebagai alat untuk membuat pilihan kebijakan dan sumber daya atau memantau
kinerja. Evaluasi kinerja berdasarkan apakah dana telah dibelanjakan, bukan apakah tujuan telah
tercapai.
Hambatan yang ketat antar departemen menyulitkan pencapaian tujuan nasional secara
keseluruhan.
Pisahkan anggaran untuk belanja rutin dan belanja modal / investasi.
Anggaran tradisional adalah anggaran tahunan. Anggaran tahunan sebenarnya terlalu pendek,
terutama untuk proyek-proyek pembangunan modal yang mendorong praktik-praktik buruk
(korupsi dan kolusi).
Sentralisasi penyusunan anggaran yang dibarengi dengan informasi yang kurang memadai
menyebabkan perencanaan anggaran yang lemah. Hasilnya adalah puding anggaran atau
anggaran kendur.
Anggaran disetujui sangat terlambat, sehingga tidak dapat menyediakan mekanisme kontrol
pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya revisi anggaran dan manipulasi anggaran.
Aliran informasi (sistem informasi keuangan) yang menjadi dasar mekanisme kontrol harian
tidak cukup untuk mengidentifikasi masalah dan tindakan yang diambil.
Anggaran publik dari metode NPM
Era manajemen publik baru
Sejak pertengahan 1980-an, manajemen sektor publik telah mengalami perubahan yang luar
biasa, dari sistem manajemen tradisional yang tampaknya kaku, birokratis dan hierarkis
menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih beradaptasi dengan pasar.
Perubahan ini tidak hanya perubahan kecil tetapi juga perubahan sederhana. Perubahan
tersebut telah mengubah peran pemerintah, terutama dalam hubungan antara pemerintah dan
masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam manajemen sektor publik adalah
pendekatan "manajemen publik baru".
Manajemen publik baru berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada
kinerja daripada berorientasi pada kebijakan. Penerapan paradigma baru pengelolaan publik
telah membawa beberapa konsekuensi bagi pemerintah, antara lain persyaratan efisiensi,
pengurangan biaya, dan persaingan tender.
Model pemerintahan baru yang dikemukakan oleh Osborne dan Gaebler (1992) merupakan
model pemerintahan di era manajemen publik baru, model ini termasuk dalam pandangannya
yaitu konsep "reshaping government". Osborne dan Gabler percaya bahwa pandangan
pemerintah yang baru adalah:
Tata kelola katalitik: fokus pada penyampaian arahan, daripada produksi layanan publik.
Pemerintah harus menyediakan berbagai layanan publik, tetapi tidak harus berpartisipasi
langsung dalam proses produksi (produksi). Produksi pelayanan publik yang diberikan oleh
pemerintah harus menjadi pengecualian, bukan keharusan, karena pemerintah hanya
menghasilkan pelayanan publik yang belum disediakan oleh lembaga swadaya masyarakat.
Pemerintah milik komunitas: memberdayakan rakyat daripada melayani. Pemerintah harus
memberdayakan masyarakat agar bisa menjadi komunitas swadaya
Pemerintah yang kompetitif: Menanamkan semangat persaingan ke dalam penyediaan
layanan publik. Persaingan adalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus
meningkatkan kualitas layanan. Melalui persaingan, banyak layanan publik dapat
ditingkatkan tanpa menaikkan biaya.
Pemerintah yang digerakkan oleh tugas: Ubah organisasi yang digerakkan oleh aturan
menjadi organisasi yang digerakkan oleh tugas.
Pemerintah yang berorientasi pada hasil: Hasil penggalangan dana tidak diinvestasikan.
Dalam pemerintahan tradisional, besarnya anggaran yang dialokasikan untuk unit kerja
tergantung pada kompleksitas masalah saat ini. Semakin kompleks masalahnya, semakin
besar dana yang dialokasikan.
Pemerintah berorientasi pelanggan: Penuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi.
Pemerintahan wirausaha: Ini dapat menghasilkan pendapatan daripada hanya pengeluaran.
Pemerintah yang diantisipasi: mencoba mencegah daripada mengobati. Pemerintahan
birokrasi tradisional berfokus pada produksi layanan publik untuk menyelesaikan masalah
publik.
Pemerintahan terdesentralisasi: dari hierarki hingga partisipatif dan kerja tim.
Pemerintah berorientasi pasar (mekanisme): perubahan dilakukan melalui mekanisme pasar
(sistem insentif) daripada mekanisme administratif (prosedur dan sistem wajib).
Pengalokasian sumber daya ada dua cara, yaitu mekanisme pasar dan mekanisme
pengelolaan. Dari keduanya, mekanisme pasar terbukti paling baik dalam hal alokasi sumber
daya. Pemerintah tradisional menggunakan mekanisme administratif, yaitu menggunakan
perintah dan kendali, mengeluarkan prosedur dan definisi standar, dan kemudian
memerintahkan orang untuk melaksanakan (menurut prosedur ini). Pemerintah wirausaha
menggunakan mekanisme pasar, yaitu, alih-alih memesan dan memantau, mereka
mengembangkan dan menggunakan mekanisme insentif untuk mencegah orang terlibat
dalam aktivitas yang berbahaya bagi masyarakat.

Perubahan metode penganggaran


Reformasi sektor publik yang ditandai dengan munculnya era baru manajemen publik
mendorong upaya untuk mengembangkan pendekatan perencanaan anggaran sektor publik
yang lebih sistematis. Dengan perkembangan ini, beberapa teknik penganggaran sektor
publik telah muncul, seperti penganggaran kinerja, penganggaran berbasis nol (ZBB) dan
sistem perencanaan, pemrograman dan penganggaran (PPBS).
Metode sistem anggaran publik yang baru ini seringkali memiliki karakteristik umum
berikut:
 Perbandingan yang komprehensif
 Integrasi dan lintas departemen
 Proses pengambilan keputusan yang rasional
 panjang
 Penentuan dan prioritas target
 Analisis total biaya dan manfaat (termasuk biaya peluang)
 Fokus pada masukan, keluaran, dan hasil, bukan hanya masukan.
 Ada pemantauan kinerja.
 Anggaran kinerja
Metode kinerja bertujuan untuk mengatasi berbagai kelemahan anggaran tradisional,
terutama kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat digunakan
untuk mengukur kinerja aparatur sipil negara. Anggaran dengan pendekatan kinerja
menekankan konsep nilai untuk uang dan pemantauan kinerja keluaran. Metode ini juga
mengutamakan mekanisme penentuan tujuan dan prioritas, serta metode yang sistematis dan
wajar dalam proses pengambilan keputusan. Untuk mengimplementasikan hal tersebut,
performance budgeting dilengkapi dengan teknik analitis budgeting.

Anggaran kinerja didasarkan pada tujuan kinerja. Oleh karena itu anggaran digunakan
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Evaluasi kinerja didasarkan pada nilai uang dan
efektivitas anggaran. Pendekatan ini cenderung menolak pandangan anggaran tradisional
bahwa tanpa arahan dan intervensi pemerintah akan menyalahgunakan posisinya, dan
seringkali boros (overspend). Menurut metode anggaran kinerja, aturan pemerintah dapat
dipantau melalui kesadaran biaya internal, audit keuangan dan audit kinerja, dan evaluasi
kinerja eksternal. Dengan kata lain, pemerintah dipaksa untuk bertindak dengan biaya yang
efektif dan harus efisien. Selain mendorong penggunaan dana secara ekonomi, pemerintah
juga dituntut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk mencapai
tujuan tersebut perlu menggunakan prosedur dan benchmark sebagai standar kinerja.

Sistem anggaran kinerja pada dasarnya adalah sistem yang mencakup kegiatan penyusunan
rencana dan tolok ukur kinerja sebagai alat untuk mencapai tujuan rencana. Penerapan sistem
anggaran kinerja dalam penganggaran diawali dengan penyusunan rencana dan penyusunan
struktur organisasi pemerintah berdasarkan rencana tersebut. Kegiatan tersebut antara lain
penentuan unit kerja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana, serta penentuan
indikator kinerja yang digunakan sebagai tolak ukur pencapaian tujuan yang direncanakan.

Anggaran berbasis nol (ZBB)


Konsep penganggaran berbasis nol bertujuan untuk mengatasi kelemahan dalam sistem
anggaran tradisional. Menggunakan konsep penganggaran berbasis nol untuk penganggaran
dapat menghilangkan inkrementalisme dan item baris, karena diasumsikan bahwa anggaran
dimulai dari nol (berbasis nol). ZBB tidak mengandalkan anggaran tahun lalu untuk
menyiapkan anggaran tahun ini, tetapi anggaran ditentukan berdasarkan kebutuhan saat ini.
Proses implementasi ZBB
Proses implementasi ZBB meliputi tiga tahapan, yaitu:
Tentukan unit pengambilan keputusan
Struktur organisasi pada dasarnya terdiri dari pusat-pusat pertanggungjawaban. Anggaran
basis nol adalah sistem anggaran berbasis pusat pertanggungjawaban, yang menjadi dasar
perencanaan dan pengendalian anggaran.

Tentukan paket keputusan


Paket keputusan adalah deskripsi komprehensif tentang aktivitas atau fungsi organisasi, yang
dapat dievaluasi secara individual. Paket keputusan dibuat oleh manajer pusat tanggung
jawab dan harus menunjukkan secara rinci perkiraan biaya dan pendapatan dalam hal tugas
yang diselesaikan dan manfaat yang diperoleh. Ada dua jenis paket keputusan, yaitu:
Paket keputusan yang saling eksklusif.
Paket keputusan tambahan.
Beri peringkat dan evaluasi paket keputusan
Jika paket keputusan sudah siap, langkah selanjutnya adalah memberi peringkat semua paket
sesuai dengan manfaatnya bagi organisasi.

Keuntungan dari ZBB


 Jika ZBB diimplementasikan dengan benar, ini dapat menghasilkan alokasi sumber
daya yang lebih efisien
 ZBB berfokus pada nilai uang
 Mempermudah proses identifikasi inefisiensi dan inefisiensi biaya
 Meningkatkan pengetahuan dan motivasi karyawan dan manajer

Kelemahan ZBB
 Prosesnya sangat memakan waktu, terlalu teoretis dan tidak praktis
 ZBB cenderung menekankan keuntungan jangka pendek
 Penerapan ZBB membutuhkan teknologi canggih
 Masalah terbesar yang dihadapi ZBB adalah menentukan peringkat dan meninjau
keputusan paket

Sistem Perencanaan, Perencanaan dan Penganggaran (PPBS)


PBBS adalah teknologi penganggaran berdasarkan teori sistem, teori sistem berfokus pada
keluaran dan tujuan, dan fokus utama pada alokasi sumber daya berdasarkan analisis
ekonomi. PBBS bertujuan untuk membantu manajemen pemerintah dalam membuat
keputusan alokasi sumber daya yang lebih baik.
Proses implementasi PPBS meliputi:
 Definisikan dengan jelas tujuan keseluruhan organisasi dan tujuan unit organisasi
 Tentukan rencana dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
 Evaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari setiap
program
 Pilih program dengan biaya rendah dan keuntungan besar
 Alokasikan sumber daya untuk setiap program yang disetujui
 Karakteristik PPBS
 Fokus pada tujuan dan aktivitas untuk mencapainya
 PBBS menghadapi masa depan
 Pertimbangkan semua biaya yang timbul
Analisis sistematis berbagai alternatif dan program, yaitu menentukan tujuan, menentukan
alternatif secara sistematis untuk mencapai tujuan, memperkirakan total biaya setiap
alternatif dan memperkirakan manfaat dari setiap alternatif program.
Keuntungan PBBS
 Mendelegasikan tanggung jawab dengan mudah dari manajemen senior ke
manajemen menengah.
 Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja
 Rencanakan rencana melalui metode hemat biaya untuk meningkatkan kualitas
layanan.
 Antar departemen untuk meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar
departemen.
Kelemahan PBBS
 PBBS membutuhkan sistem informasi yang kompleks, ketersediaan data dan
karyawan yang berkualifikasi tinggi.
 Penerapan PBBS membutuhkan dana yang tidak sedikit.
 PBBS sulit diimplementasikan.
 PBBS memandang realitas politik dan realitas organisasi sebagai sekelompok orang
yang kompleks.
Masalah utama menggunakan ZBB dan PBBS
 Rasionalitas terbatas, keterbatasan menganalisis semua metode alternatif dalam
melaksanakan kegiatan.
 Kurangnya data untuk membandingkan semua alternatif, terutama saat mengukur
keluaran
 Ketidakpastian sumber daya, pola permintaan masa depan, perubahan politik dan
masalah ekonomi
 Penerapan teknologi tersebut telah membawa beban kerja yang berat
 Kesulitan dalam menentukan tujuan dan peringkat rencana, terutama bila terdapat
konflik kepentingan

Anda mungkin juga menyukai