Diare Kom-Askep
Diare Kom-Askep
DAN TYPHOID
DISUSUN OLEH:
Lantemona, Sesillia
DOSEN:
Etiologi
Menurut Arif Muttaqin (2011), dan Suriadi (2010), penyebab dari gastroenteritis sangat
beragam, antara lain sebagai berikut:
a. Factor Infeksi
1. Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun
air minum (enteropathogenic, Escherichia coli, salmonella, shigella, V. Cholera, dan
clostridium).
2. Infeksi berbagai macam virus :enterovirus, echoviruses, adenovirus, dan rotavirus.
Penyebab diare terbanyak pada anak adalah virus Rotavirus.
3. Jamur : candida
4. Parasite (giardia clambia, amebiasis, cryptosporidium dan cyclospora)
b. Factor non infeksi/ bukan infeks:
1. Alergi makanan, missal susu, protein
2. Gangguan metabolic atau malabsorbsi: penyakit
3. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
4. Obat-obatan : Antibiotik, Laksatif, Quinidine, Kolinergik, dan Sorbital
5. Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
6. Emosional atau stress
7. Obstruksi usus
Untuk Tifoid sendiri atau yang lebih dikenal dengan tifus adalah penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh kuman Salmonela typhi yang menyerang saluran pencernaan. Kuman ini masuk
kedalam tubuh melalui makanan atau minuman yang tercemar, baik saat memasak ataupun
melalui tangan dan alat masak yang kurang bersih. Selanjutnya kuman itu akan diserap oleh usus
halus yang masuk bersama makanan, lantas menyebar ke semua organ tubuh, terutama limpa,
yang berakibat terjadinya pembengkakan dan nyeri. Setelah berada didalam usus, kuman tersebut
terus menyebr kedalam peredaran darah dan kelenjar limfe, terutama usus halus. Kuman
Salmonela Typhi yang masuk kedalam tubuh juga mengeluarkan toksin (racun) yang dapat
menimbulkan gejala demam pada anak. Itulah sebabnya disebut juga dengan demam tifoid.
Tanda dan Gejala
Tifoid
a. Nyeri otot
b. Sakit kepala
c. Merasa tidak enak badan
d. Kelelahan dan lemas
e. Berkeringat
f. Batuk kering
g. Penurunan berat badan
h. Sakit perut
i. Kehilangan nafsu makan
j. Anak anak sering mengalami diarem sementara orang dewasa mengalami konstipasi
k. Muncul ruam pada kult berupa bintuk-bintik kecil berwarna merah muda
l. Linglung, merasa tidak tau sedang berada dimana dan apa yang sedang terjadi di
sekitarnya
Diare
Komplikasi
Ada beberapa komplikasi dari tifoid ini sendiri, yaitu:
1. Dehidrasi
2. Perforasi usus
Komplikasi
Menurut Suharyono dalam Nursalam (2008), komplikasi yang dapatterjadi dari diare akut
maupun kronis, yaitu:
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi)Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan
keseimbangan asambasa (asidosis metabolik), karena:
b. Adanya ketosis kelaparan dan metabolisme lemak yang tidaksempurna, sehingga benda keton
tertimbun dalam tubuh.
d. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karenatidak dapat dikeluarkan oleh ginjal
(terjadi oliguri dan anuria).
e. Pemindahan ion natrium dan cairan ekstraseluler ke dalamcairan intraseluler.Secara klinis, bila
pH turun oleh karena akumulasi beberapa asam non-volatil, maka akan terjadi hiperventilasi
yang akan menurunkan pCO2menyebabkan pernafasan bersifat cepat, teratur, dan dalam
(pernapasankusmaul) (Suharyono, 2008).
2. Hipoglikemia
Hypoglikemia terjadi pada 2-3% dari anak-anak yang menderitadiare dan lebih sering terjadi
pada anak yang sebelumnya sudahmenderita kekurangan kalori protein (KKP), karena :
a. Penyimpanan persediaan glycogen dalam hati terganggu.
3. Gangguan gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizisehingga terjadi penurunan berat
badan. Hal ini disebabkan karena:
a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diareatau muntahnya akan bertambah
hebat, sehingga orang tuahanya sering memberikan air teh saja.
b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan denganpengenceran dalam waktu yang terlalu
lama.
c. Makanan diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpsi dengan baik karena adanya
hiperperistaltik.
4. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah, makadapat terjadi
gangguan sirkulasi darah berupa renjatan atau syokhipovolemik. Akibat perfusi jaringan
berkurang dan terjadinyahipoksia, asidosis bertambah berat sehingga dapat mengakibatkan
perdarahan di dalam otak, kesadaran menurun, dan bila tidaksegera ditolong maka penderita
dapat meninggal.
5. Hiponatremia
Anak dengan diare yang hanya minum air putih atau cairan yanghanya mengandung sedikit
garam, dapat terjadi hiponatremi (Na<130 mol/L).
Hiponatremi sering terjadi pada anak dengan Shigellosis dan pada anak malnutrisi berat dengan
oedema. Oralitaman dan efektif untuk terapi dari hampir semua anak dengan hiponatremi. Bila
tidak berhasil, koreksi Na dilakukan bersamaandengan koreksi cairan dehidrasi yaitu: memakai
Ringer Laktat atau Normal Saline (Juffrie, 2010).
PENTALAKSANAAN
1. Cairan per oral Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa
cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada
anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan
dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit,
sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena
banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
2. Cairan parentral Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian
sebagai berikut:
• 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 tts atau
13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
- Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
- Untuk bayi berat badan lahir rendah Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam,
B. Pengobatan dietetik Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg,
jenis makanan: - Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak
mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.
C. Obat-obatan Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
• Riwayat pemberian makan anak sangat penting dalam melakukan tatalaksana anak
dengan diare. Tanyakan juga hal-hal berikut:
• Diare
– frekuensi buang air besar (BAB) anak
Pemeriksaan fisis
Cari:
– letargis/kesadaran berkurang
– mata cekung
– haus/minum dengan lahap, atau malas minum atau tidak bisa minum.
• Perut kembung.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN
Nama: An. A
Umur: 3 tahun
Agama: Islam
KELUHAN UTAMA
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umumKlien tamppak lemas, dan tidak mau diajak bicara, klien hanya berbaring
ditempat tidur saja.
Tanda-tanda vital
-Suhu tubuh : 370C
-Tekanan darah : -
-Nadi: 166x/menit
-Pernafasan: 28x/menit
-TB: 88 cm
-BB: 11 kg\
3.ANALISA DATA
Kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output yang
berlebihan (Diare)
PERENCANAAN KEPERAWATAN
TINDAK LANJUT
Referensi:
https://www.alodokter.com/diare
https://www.alodokter.com/tifus/gejala
http://eprints.ums.ac.id/20516/19/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
http://eprints.ums.ac.id/34514/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/13/080300623/kenali-komplikasi-akibat-tipes-
dari-perforasi-usus-hingga-peritonitis
https://www.halodoc.com/kesehatan/diare