Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN ANAK DENGAN PERADANGAN PADA SISTEM DIGESTIVE: DIARE

DAN TYPHOID

DISUSUN OLEH:

Mamesah, Agnes Zefani

Lantemona, Sesillia

DOSEN:

Ma’am Laura Korengkeng

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT


Definisi

Diare dan Tifoid adalah


penyakit yang sering kali di alami oleh
anak-anak. Diare atau bisa juga
disebut sebagai Gastroenteritis
adalah peradangan pada lambung, usus
kecil dan usus besar dengan berbagai
kondisi patofisiologi dari saluran
gastrointestinal dengan manifestasi
diare, dengan atau tanpa disertai
muntah, serta ketidaknyamanan
abdomen (Arif Muttaqin, 2011).

Anatomi dan Fisiologi


1. Mulut
Mulut merupakan bagian pertama saluran cerna. Bagian atas mulut dibatasi oleh palatum,
sedangkan bagian bawah dibatasi oleh mandibula, lidah dan struktur lain pada dasar
mulut. Bagian leteral mulut dibatasi oleh pipi. Sementara itu, bagian depan mulut dibatasi
oleh bibir dan bagian belakang oleh lubang yang menuju faring. Palatum memisahkan
mulut dzr hidung dan bagian atas faring.Pada mulut terdapat tiga pasang kalenjer liur,
yaitu kalenjer parotis, submandibular, dan sublingual. Kalenjer liur dipersyarafi oleh
serabut parasimpatis dan simpatis. Kalenjer liur bertanggung jawab, terutama pada proses
mekanis, membantu proses bicara, mastikasi, dan menelan serta mempunyai aksi
antiseptic.
2. Lidah
Lidah tersusun atas otot yang berlapis, pada bagian atas dan samping, oleh membrane
mukosa.Lidah menempati rongga mulut dan melekat secara langsung pada epiglottis
dalam faring,terdapat beberapa variasi normal pada lidah. Lidah pada neunatus relative
pendek dan lebar. Panjang lidah dapat berbeda-beda. lidah berfenulum pendek (lidah
dasi) kemungkinan membuat orang tua anak khawatir, meskipun anak yang memiliki
lidah seperti ini jarang mengalami gangguan pada saat makan atau bicara. Permukaan
atas lidah dipenuhi banyak tonjolan kecil, yang disebut papilla lidah. Ada empat papilla
utama yang dimiliki manusia, yaitu (1) papilla filiformis, (2) papilla fungiformis (3)
papilla sirkumvalata, dan (4) papilla foliata. Semua papilla mengandung banyak ujung
saraf sensorik untuk rasa sentuhan.
3. Gigi
Pertumbuhan gigi merupakan suatu proses fisiologi dan dapat menyebabkan salivasi yang
berlebihan serta rasa tidak nyaman (nyeri). Manusia memiliki 2 set gigi yang tumbuh
sepanjang masa kehidupan mereka. Set pertama adalah gigi primer (gigi susu atau
desidua) yang bersifat sementara dan tumbuh melalui gusi selama tahun pertama serta
kedua kehidupan. Gigi susu berjumlah lima puluh pada setiap setengah rahang (jumlah
seluruhnya 20) muncul (erupsi) pada usia sekitar 6 bulan sampai 2 tahun. Gigi susu
berangsur tanggal pada usia 6 sampai 12-13 tahun, kemudain diganti secara bertahap oleh
gigi tetap (gigi permanen) pada orang dewasa.
4. Lambung
Lambung terletak dikuadran kiri atas abdomen, lebar dan merupakan bagian saluran
cerna yang dapat diatasi. Bentuk lambung bervariasi, bergantung pada jumlah makanan
di dalamnya, gelombang peristaltik, tekanan dari orang lain, pernapasan, dan postur
tubuh. Lambung biasanya berbentuk J. gambaran lambung orang dewasa sudah terlihat
saat bayi masih dalam kandungan. Sekresi asam lambung mulai terjadi sebelum lahir.
Kalenjer lambung berkembang pada neunatus. Jumlah kalenjer lambung pada neunatus
adalah 2.000.000 (pada orang deasa lebih dari 25.000.000) termasuk kalenjer utama yang
menyekresi mucus, pepsinogen, dan asam hidroklorida serta faktor inrinstik.
5. Usus Halus
Usus halus terbagi menjadi dounemum, jejunum, dan ileum. Panjang usus halus saat lahir
300-350 cm, meningkat sekitar 5% selama tahun pertama kehidupan. Saat dewasa,
panjang usus halus mencapai 6 meter. Dinding usus halus terbagi menjadi 4 lapisan, yaitu
mukosa, submukosa, muscular dan serosa. Lapisan mukosa tersusun atas vili usus dan
lipatan sirukar, vili usus merupakan tonjolan yang mirip jari danmenonjol kepermukaan
dalam usus
6. Usus Besar
Usus besar berfungsi mengeluarkan fraksi zat yang tidak terserap, seperti zat besi,
kalsium dan fosfat yang ditelan, serta menyekresi muskus, yang mempermudah
perjalanan feses, usus besar berjalan dari katup iloesekal ke anus.Panjang usus bervariasi,
sekitar 180 cm. usus besar dibagi menjadi bagian sekum, kolon asenden, kolon
transversum, kolon desenden, dan kolon sigmoid. Sekum adalah kantung besar yang
terletak pada fosa iliaka kanan sekum berlanjut keatas sebagai kolon asenden. Dibawah
lubang ileosekal, apendiks membuka kedalam sekum. Apendiks adalah tonjolan seperti
cacing dengan panjang mencapai 18cm dan membuka pada sekum, yaitu 2,5 cm dibawah
katup ileosekal.
7. Rectum
Ini merupakan lanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor
dengan anus, panjangnya 12 cm, dimulai dari pertengahan sacrum sampai kanalis anus.
Rectum terletak pada rongga pelvis didepan os sacrum dan os koksigis.
8. Anus
Anus merupakan bagian dari saluran pencernaan yang berhubungan dengan dunia luar
terletak didasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh sfingter ani.

Etiologi
Menurut Arif Muttaqin (2011), dan Suriadi (2010), penyebab dari gastroenteritis sangat
beragam, antara lain sebagai berikut:

a. Factor Infeksi
1. Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun
air minum (enteropathogenic, Escherichia coli, salmonella, shigella, V. Cholera, dan
clostridium).
2. Infeksi berbagai macam virus :enterovirus, echoviruses, adenovirus, dan rotavirus.
Penyebab diare terbanyak pada anak adalah virus Rotavirus.
3. Jamur : candida
4. Parasite (giardia clambia, amebiasis, cryptosporidium dan cyclospora)
b. Factor non infeksi/ bukan infeks:
1. Alergi makanan, missal susu, protein
2. Gangguan metabolic atau malabsorbsi: penyakit
3. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
4. Obat-obatan : Antibiotik, Laksatif, Quinidine, Kolinergik, dan Sorbital
5. Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
6. Emosional atau stress
7. Obstruksi usus

Untuk Tifoid sendiri atau yang lebih dikenal dengan tifus adalah penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh kuman Salmonela typhi yang menyerang saluran pencernaan. Kuman ini masuk
kedalam tubuh melalui makanan atau minuman yang tercemar, baik saat memasak ataupun
melalui tangan dan alat masak yang kurang bersih. Selanjutnya kuman itu akan diserap oleh usus
halus yang masuk bersama makanan, lantas menyebar ke semua organ tubuh, terutama limpa,
yang berakibat terjadinya pembengkakan dan nyeri. Setelah berada didalam usus, kuman tersebut
terus menyebr kedalam peredaran darah dan kelenjar limfe, terutama usus halus. Kuman
Salmonela Typhi yang masuk kedalam tubuh juga mengeluarkan toksin (racun) yang dapat
menimbulkan gejala demam pada anak. Itulah sebabnya disebut juga dengan demam tifoid.
Tanda dan Gejala

Tifoid
a. Nyeri otot
b. Sakit kepala
c. Merasa tidak enak badan
d. Kelelahan dan lemas
e. Berkeringat
f. Batuk kering
g. Penurunan berat badan
h. Sakit perut
i. Kehilangan nafsu makan
j. Anak anak sering mengalami diarem sementara orang dewasa mengalami konstipasi
k. Muncul ruam pada kult berupa bintuk-bintik kecil berwarna merah muda
l. Linglung, merasa tidak tau sedang berada dimana dan apa yang sedang terjadi di
sekitarnya

Diare

a. Perut terasa mulas


b. Tinja encer ( buang air besar cair) atau bahkan berdarah
c. Mengalami dehidrasi
d. Pusing, lemas dan kulit kering

Komplikasi
Ada beberapa komplikasi dari tifoid ini sendiri, yaitu:

1. Dehidrasi
2. Perforasi usus

Kemudian ada juga komplikasi untuk diare, yaitu:


1. Dehidrasi ringan hingga berat
2. Sepsis, infeksi berat yang bisa menyebar ke organ lain
3. Malnutrisi terutama pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun, yang dapat
mengakibatkan menurunnya kekebalan tubuh anak
4. Ketidakseimbangan elektrolit karena elektrolit ikut terbuang bersama air yang keluar saat
diare, yang dapat ditandai dengan lemas, lumpuh hingga kejang
5. Kulit sekitar anus mengalami iritasi karena pH tinja yang asam

Komplikasi

Menurut Suharyono dalam Nursalam (2008), komplikasi yang dapatterjadi dari diare akut
maupun kronis, yaitu:

1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi)Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan
keseimbangan asambasa (asidosis metabolik), karena:

a. Kehilangan narium bicarbonat bersama tinja.

b. Adanya ketosis kelaparan dan metabolisme lemak yang tidaksempurna, sehingga benda keton
tertimbun dalam tubuh.

c. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksiajaringan.

d. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karenatidak dapat dikeluarkan oleh ginjal
(terjadi oliguri dan anuria).

e. Pemindahan ion natrium dan cairan ekstraseluler ke dalamcairan intraseluler.Secara klinis, bila
pH turun oleh karena akumulasi beberapa asam non-volatil, maka akan terjadi hiperventilasi
yang akan menurunkan pCO2menyebabkan pernafasan bersifat cepat, teratur, dan dalam
(pernapasankusmaul) (Suharyono, 2008).

2. Hipoglikemia

Hypoglikemia terjadi pada 2-3% dari anak-anak yang menderitadiare dan lebih sering terjadi
pada anak yang sebelumnya sudahmenderita kekurangan kalori protein (KKP), karena :
a. Penyimpanan persediaan glycogen dalam hati terganggu.

b. Adanya gangguan absorpsi glukosa (walaupun jarangterjadi.Gejala hypoglikemia akan muncul


jika kadar glukosa darahmenurun sampai 40% pada bayi dan 50% pada anak-anak. Haltersebut
dapat berupa lemas, apatis, peka rangsang, tremor,berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma.

3. Gangguan gizi

Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizisehingga terjadi penurunan berat
badan. Hal ini disebabkan karena:

a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diareatau muntahnya akan bertambah
hebat, sehingga orang tuahanya sering memberikan air teh saja.

b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan denganpengenceran dalam waktu yang terlalu
lama.

c. Makanan diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpsi dengan baik karena adanya
hiperperistaltik.

4. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah, makadapat terjadi
gangguan sirkulasi darah berupa renjatan atau syokhipovolemik. Akibat perfusi jaringan
berkurang dan terjadinyahipoksia, asidosis bertambah berat sehingga dapat mengakibatkan
perdarahan di dalam otak, kesadaran menurun, dan bila tidaksegera ditolong maka penderita
dapat meninggal.

5. Hiponatremia

Anak dengan diare yang hanya minum air putih atau cairan yanghanya mengandung sedikit
garam, dapat terjadi hiponatremi (Na<130 mol/L).

Hiponatremi sering terjadi pada anak dengan Shigellosis dan pada anak malnutrisi berat dengan
oedema. Oralitaman dan efektif untuk terapi dari hampir semua anak dengan hiponatremi. Bila
tidak berhasil, koreksi Na dilakukan bersamaandengan koreksi cairan dehidrasi yaitu: memakai
Ringer Laktat atau Normal Saline (Juffrie, 2010).
PENTALAKSANAAN

Medis Dasar pengobatan diare adalah:

A. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.

1. Cairan per oral Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa
cairan yang bersifat  NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada
anak diatas 6 bulan kadar  Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan
dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit,
sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena
banyak mengandung NaCl dan sukrosa.

2. Cairan parentral Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian
sebagai berikut:

- Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg

• 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 tts atau
13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).

• 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml=15 tts


atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).

• 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit

 - Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg

• 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10


tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes). - Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan
15-25 kg

• 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit


(1 ml=20 tetes).

• 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3


tts/k gBB/menit (1 ml=20 tetes).
• 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.

- Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg

• Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam,

• jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.

• Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8


tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).

- Untuk bayi berat badan lahir rendah Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam,

jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian  NaHCO3 1½ %).  

B. Pengobatan dietetik Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg,

jenis makanan: - Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh

- Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)

- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak
mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.

C. Obat-obatan Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

Pemeriksaan Penunjang

Anamnesis

• Riwayat pemberian makan anak sangat penting dalam melakukan tatalaksana anak
dengan diare. Tanyakan juga hal-hal berikut:

• Diare
– frekuensi buang air besar (BAB) anak

– lamanya diare terjadi (berapa hari)

– apakah ada darah dalam tinja

– apakah ada muntah

• Laporan setempat mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) kolera

• Pengobatan antibiotik yang baru diminum anak atau pengobatan lainnya

• Gejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan pada bayi).

Pemeriksaan fisis

Cari:

• Tanda-tanda dehidrasi ringan atau dehidrasi berat:

– rewel atau gelisah

– letargis/kesadaran berkurang

– mata cekung

– cubitan kulit perut kembalinya lambat atau sangat lambat

– haus/minum dengan lahap, atau malas minum atau tidak bisa minum.

• Darah dalam tinja

• Tanda invaginasi (massa intra-abdominal, tinja hanya lendir dan darah)

• Tanda-tanda gizi buruk

• Perut kembung.
ASUHAN KEPERAWATAN

DIARE PADA ANAK

PENGKAJIAN

IDENTITAS PASIEN

Nama: An. A

Jenis Kelamin: Perempuan

Umur: 3 tahun

Agama: Islam

Pendidikan : Belum sekolah

Alamat: Jl. Antariksa Gg.

TGL pengkajian : 27 Mei 2017

Diagnosa Medis : Diare ( Gastroenteritis )

KELUHAN UTAMA

BAB cair lebih dari 5 kali perhari.

Mual muntah kurang lebih 8 kali perhari,

klien terlihat lemas.

PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umumKlien tamppak lemas, dan tidak mau diajak bicara, klien hanya berbaring
ditempat tidur saja.

 Tanda-tanda vital
-Suhu tubuh : 370C

-Tekanan darah : -

-Nadi: 166x/menit

-Pernafasan: 28x/menit

-TB: 88 cm

-BB: 11 kg\

3.ANALISA DATA

DATA PENYEBAB MASALAH


DS : -Masukan makanan/minuman Kekurangan volume cairan
-Ibu klien mengatakan BAB yang terkontaminasi kuman kurang dari kebutuhan tubuh
encer lebih dari 5 kali -Infeksi mukosa usus
- Ibu klien mengatakan warna -Makanan tidak dapat diserap
feses kuning kecoklatan -Tekanan osmotic pada rongga
- Klien mengatakan perutnya usus meninggi
terasa nyeri -BAB cair ( cairan & elektrolit
- Konsistensi feses cair banyak keluar)
DO : -Kekurangan volume cairan
-Keadaan umum : lemah dan elektrolit
- Kesadaran composmentis
- Mukosa bibir kering - Mata
cekung- BAB encer ± 5-6x
Vital sign:
- HR : 116x/menit
- RR : 28 kali/menit
- SB : 37o C
1. Rumusan masalah keperawatan.

Kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh.

2. Diagnosa Keperawatan (PRIORITAS)

Kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output yang
berlebihan (Diare)

PERENCANAAN KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan/


Intervensi
Senin, 12 januari Kekurangan Volume Tujuan dan Kriteria 1.Pantau tanda dan
2021 cairan berhubungan Hasil : gejala dehidrasi (kulit
dengan output yang 1.Kekurangan volume membrane mukosa
berlebihan ( Diare ) cairan akan teratasi di kering, rasa haus,
buktikan oleh adanya keadekuatan nadi)
keseimbangan cairan, 2.Pantau masukan dan
hidrasi yang adekuat keluaran yg cermat
dan status nutrisi yang meliputi frekuensi,
baik warnadan konsistensi.
2. Jumlah makanan 3.Meningkatkan
dan cairan yang asupan oral, misalnya
masuk kedalam tubuh sediakan sedotan, beri
terpenuhi selama 24 minum diantara waktu
jam. makan yaitu susu, air
Kriteria Hasil : putih yang tidak
1.Tidak mengalami memperburuk kondisi
haus anak.
2.Menampilkan 4.Hilangkan faktor
Hidrasi tang baik penyebab kekurangan
(membran mukosa volume cairan, seperti
lembab, mampu muntah dengan cara
berkeringat, turgor memberikan minuman
kulit bagus, mata secara sedikit-sedikit
kembali normal/ tidak tetapi sering
cekung) 5.Timbang berat
badan setiap hari
6.Mengukur tanda-
tanda vital setiap 4
jam
7.Melakukan tindakan
untuk mengurangi
demam (ganti pakaian
katun, kompres
dingin)

TINDAK LANJUT

Hari/Tanggal Pukul Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Senin,12 januari 2021 09.00 -11.20 1.Memantau tanda dan S: Ibu klien
gejala dehidrasi : mengatakan anaknya
Turgor elastis, mukosa masih lemas, demam,
bibir kering, mata bab 5x/ hari dengan
cekung, suhu 370C, konsistensi feses
nadi 166 x/ menit. cair,berlendir dan
2. Mencatatat masukan berwarna kuning.
dan haluaran, dana pa- O: Turgor kulit pasien
apa saja yang sudah di baik, keadaan umum
makan oleh anak.. lemah. Mukosa bibir
3. Beritahukan kepada kering, mata cekung.
orang tua agar A: Masih belum
memberikan anak teratasi
banyak minum agar P: Intervensi
tidak terjadi dehidrasi. dilanjutkan
4.Mengukur suhu
tubuh pasien: suhu 370
C.
5.Memberitahukan
kepada ibu agar
mengganti pakaian
anak dengan yang
berbahan katun dan
melakukan kompres
dengan air dingin.
6.Menjelaskan pada
ibu tentang pentingnya
cairan bagi tubuh.
7.Menganjurkan
pasien untuk
istrahat.Mengobservasi
tanda tanda vital.
Suhu : 370 C
HR : 116x/ menit
RR : 28x/ menit

Referensi:

https://www.alodokter.com/diare

https://www.alodokter.com/tifus/gejala

http://eprints.ums.ac.id/20516/19/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

http://eprints.ums.ac.id/34514/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/13/080300623/kenali-komplikasi-akibat-tipes-
dari-perforasi-usus-hingga-peritonitis

https://www.halodoc.com/kesehatan/diare

Anda mungkin juga menyukai