Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
terbesar di dunia merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang
17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km2 dan luas sekitar 3.1
juta km2 yang dimana 2/3 wilayahnya adalah perairan yang terdiri atas laut
pesisir, laut lepas, teluk, dan selat, memiliki panjang pantai 95.181 km2.
Dengan luas perairan 5,8 juta km2, yang kaya akan sumber daya laut dan
ikan.
daya alam hayati yang sangat bervariasi misalnya ikan, terumbu karang,
hutan mangrove, serta sumber daya yang tidak dapat diperbahaui misalnya
minyak bumi dan bahan tambang lainnya. Perairan laut yang luas dan kaya
1
Supriadi dan Alimuddin, Hukum Perikanan di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta:2011, hlm.
1-2
1
akan jenis-jenis maupun potensi perikannanya, yang mana berdasarkan data
produksi perikanan tangkap mencapai 7,67 juta ton, atau setara Rp 158
triliun. Angka itu meningkat dibanding total produksi perikanan pada 2016
yang sebesar 6,54 juta ton atau senilai 121 triliun.2 Berdasarkan data dari
2
kepada petugas di lapangan dan melaporkan kejadian yang dilihat atau
pribadi. Dalam hal terjadi tindak pidana di laut, masyarakat nelayan anggota
yang berlaku, namun hal ini tidak dilakukan masyarakat karena ketidaktahuan
alat dan/atau cara, dan atau bangunan yang dapat merugikan dan/atau
3
2. Kegiatan dengan memiliki, menguasai, membawa, dan/atau menggunakan
kapal penangkapan ikan yang tidak sesuai dengan ukuran yang ditetapkan.7
4. Kegiatan yang merusak plasma nutfah yang berkaitan dengan sumber daya
perikanan.9
7
Pasal 9 dan Pasal 85 Undang-Undang No. 45 Tahun 2009.
8
Pasal 12 dan Pasal 86 Undang-Undang No. 45 Tahun 2009.
9
Pasal 14 ayat (4) dan Pasal 87 Undang-Undang No. 45 Tahun 2009.
10
Pasal 16 ayat (1) dan Pasal 88 Undang-Undang No. 45 Tahun 2009.
11
Pasal 20 ayat (3) dan Pasal 89 Undang-Undang No. 45 Tahun 2009.
12
Pasal 21 dan Pasal 90 Undang-Undang No. 45 Tahun 2009.
13
Pasal 92, Pasal 93, Pasal 94, Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97, dan Pasal 99 Undang-Undang No.
45 Tahun 2009.
4
Terkait penanganan permasalahan tindak pidana di bidang perikanan,
Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, ada beberapa isu yang
14
Penjelasan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 perubahan atas Undang-Undang Nomor
31 Tahun 2004 tentang Perikanan.
5
hal ini sangat perlu dalam penegakan hukum nasional Indonesia untuk
wilayah laut terutama perikananannya.15 Namun, pada saat ini masih terbatas
diluar wilayah tersebut, maka perkara tindak pidana di bidang perikanan tetap
15
Maria Maya Lestari, 2013, “Penegakan Hukum Pidana Perikanan di Indonesia Studi Kasus
Pengadilan Negeri Medan”, Jurnal Ilmu Hukum Universitas Riau, volume 3 No 2.
16
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun
2004 tentang Perikanan Pasal 71 ayat (3).
17
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tahun 2010 tentang Pembentukan
Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Negeri Tanjung Pinang dan Pengadilan Negeri Ranai.
18
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 6 Tahun 2014 tentang Pembentukan
Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Negeri Ambon, Pengadilan Negeri Sorong dan Pengadilan
Negeri Merauke.
6
bidang perikanan. Dengan kata lain, dibentuknya pengadilan perikanan
tindak pidana perikanan juga memiliki peranan penting serta wewenang untuk
negara lain, memiliki sumber daya perikanan yang potensial dan melimpah,
sehingga sering menjadi target bagi kapal perikanan asing maupun lokal
19
Penjelasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
7
Kewenangan mengadili atau kompetensi yurisdiksi pengadilan adalah
pada tahun 2012. Dengan kata lain, dalam penanganan tindak pidana
perikanan adanya kasus yang diadili, diperiksa, dan diputus baik itu di
pada saat ini belum berjalan secara maksimal mengalami berbagai hambatan
dalam penyelesaiannya.
8
mengadili, dan memutuskan suatu tindak pidana perikanan. Tapi pada
perikanan.
Tabel I.1
Dualisme Kewenangan Dalam Penegakan Tindak Pidana Perikanan
No Pengadilan Negeri Pengadilan Perikanan
9
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan
tindak pidana perikanan yang terjadi di Republik Indonesia, maka dari itu
Perikanan”
B. Rumusan Masalah
tentang Perikanan?
1. Tujuan Penelitian
tentang Perikanan.
10
b. Untuk mengetahui persoalan Hukum yang muncul dengan adanya
2. Kegunaan Penelitian
D. Kerangka Teori
22
John N. Gallo, “Effective Law- Enforcement Techniques For Reducing Crime”. Journal Of
Criminal Law and Criminology, Northwestern University School Of Law, 88 J. Crim. L. &
Criminology 1475, Summer 1998.
11
harus lebih bekerja keras dalam meningkatkan pengawasan dalam upaya
Indonesia.
dibuat oleh negara atau penguasa umum lainnya yang diancamkan dengan
mana yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang dengan disertai ancaman
sanksi berupa suatu pidana tertentu, bagi barang siapa yang melanggar
larangan tersebut, kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang
23
Erdianto Effendi, Hukum Pidana Indonesia Suatu Pengantar, Refika Aditama, Bandung,
2011, hlm. 6.
12
yang berlaku untuk mengatur mengenai tindak pidana perikanan, serta
tersebut menjadi sebagai hukum yang wajib ditaati karena dibentuk atas
ditaati oleh semua orang yang tujuannya adalah hukum dapat diberlakukan
hukum pidana bukan saja individu, tetapi juga negara, masyarakat harta
24
Ibid, hlm. 33.
25
Jimly Asshiddiqie, ”Penegakan Hukum”, Makalah dari situs resmi www.Jimly.com.
13
lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan
hidup.28
26
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT.Raja
Grafindo, Jakarta, 2005, hlm. 5.
27
RE. Baringbing, Catur Wangsa Simpul Mewujudkan Supremasi Hukum, Pusat Kajian
Informasi, Jakarta, 2001, hlm. 54.
28
Sudarsono, Kenakalan Remaja, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm. 5.
14
tanggung jawab dan bermanfaat yang harus ditanggulangi bersama.
dengan penegakan hukum. Oleh karena itu, pengertian yang tidak tepat,
4. Jaminan perlindungan bagi partisipan (mental, fisik dan sosial). Hal ini
29
Arif Gosita, Masalah Korban Kejahatan, PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2004, hlm.
125-127
15
diadakan dalam usaha penegakan hukum. Hal ini berhubungan erat
saja.
menerapkan hukum.
30
Soerjono Soekanto, Loc.cit.
31
Ibid, hlm. 8.
16
4) Faktor masyarakat, lingkungan dimana hukum tersebut berlaku dan
diterapkan.
5) Faktor kebudayaan, yaitu sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang
penegakan hukum.32
32
Azmi Fendri, “Perbaikan Sistem Hukum dalam Pembangunan Hukum Indonesia”, Jurnal
Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Andalas, Edisi II, No. 1 Agustus 2011, hlm. 102.
33
Daniel C.Eidsmoe dan Pamela K. Edwards, “Home Liability Coverag: Does The Criminal
Acts Exclusion Work Where The “Expected Or Intended” Excluion Failed?” Connecticul
Insurance Law Journal, 5 Conn. Ins, L.J. 707, 1998-1999.
34
Romli Atmasasnita, Sistem Peradilan Pidana Indonesia, Putra Bardin, Jakarta: 1996, hlm
33.
35
Zulkarnain, Peradilan Pidana, Yappika, Malang: 2006, hlm 129.
17
jaringan (network) peradilan yang merupakan hukum pidana materil,
36
Muladi, Sistem Peradilan Pidana Indonesia, Citra Baru, Jakarta, 194, hlm. 30
37
Soerjono Soekanto, Efektifitas Hukum dan Peranan Saksi, Remadja Karya, Bandung: 1998,
hlm 68.
38
Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana Perspektif Ekstensialisme dan Abolisionisme,
Bina Cipta, Bandung: 1996, hlm 25.
39
Yesmi Anwar dan Adang, Sistem Peradilan Pidana (konsep, komponen, dan Pelaksanaan
Penegakan Hukum di Indonesia, Widya Padjajaran, Bandung, 2009, hlm 64.
18
kasus-kasus yang memenuhi syarat untuk diajukan ke kejaksaan,
ditingkat ini.
masyarakat.
19
b. Menyelesaikan kasus kejahatan yang terjadi sehingga masyarakat puas
hukum).
pidana.
penyelesaian perkara.
administrasi keadilan.
40
Oc. Kaligis, Perlindungan Hukum atas Hak Asasi Tersangka, Terdakwa, dan Terpidana,
PT. Alumni, Bandung:2006, hlm. 31.
41
Ansorie Sabuan, Hukum Acara Pidana, Angkasa, Bandung:1990,hlm. 9.
20
model artinya peradilan semata-mata untuk menindas pelaku kriminal
menguntungkan.43
E. Kerangka Konseptual
khusus yang merupakan kumpulan dala arti yang berkaitan, dengan istilah
yang akan diteliti dan/atau diuraikan dalam karya ilmiah. 44 Batasan istilah-
2. Tindak Pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum.
42
Ibid,hlm. 6.
43
Ibid, hlm. 7.
44
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm. 96.
45
http://walangkopo99.blogspot.com/2012/06/pengertian-pemeriksaan.html?m=1 diakses, 03
Maret 2019, Jam 13.40 WIB.
46
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm. 9.
21
3. Pidana adalah suatu penderitan atau nestapa yang sengaja dikenakan atau
tindak pidana.47
4. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus
dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari pra-
yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apa pun,
mengawetkannya.
F. Metode Penelitian
1) Jenis Penelitian
47
http://www.pengertianahli.com, diakses, 04 Maret 2019, Jam 15.00 WIB.
48
Penjelasan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 perubahan atas Undang-Undang Nomor
31 Tahun 2004 tentang Perikanan Pasal 1 angka 4.
49
Penjelasan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 perubahan atas Undang-Undang Nomor
31 Tahun 2004 tentang Perikanan Pasal 1 angka 1.
22
Jenis penelitian atau pendekatan yang digunakan oleh penulis
2) Sumber Data
23
4) Penjelasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah.
sebagainya.51
sehingga data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
Dimana dalam penelitian ini untuk menentukan data yang terdapat baik
4) Analisis Data
50
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat,
Rajawali, Jakarta, 2011, hlm.13.
51
Ibid.
24
Dalam penelitian normatif, pengolahan data hakikatnya kegiatan
hal-hal yang bersifat umum, dimana kedua fakta tersebut dijembatani oleh
wilayah NKRI.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
D. Kerangka Teori
52
Darmini Rosa, “Penerapan Sistem Presidensial dan Implikasinya Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Negara di Indonesia” Jurnal Ilmu Hukum, Menara Yuridis, Edisi III, 2009, hlm. 71.
53
Ibid.
54
Aslim Rasyat, Metode Ilmiah : Persiapan Bagi Peneliti, Universitas Riau Press, Pekanbaru,
2005, hlm. 20.
55
Meilany dan Weni Rahayu, Ensiklopedi Bahasa Indonesia 1, PT. Mediantara Semesta,
Jakarta, 2012, hlm. 116.
25
E. Kerangka Konseptual
F. Metode Penelitian
Perikanan
Wilayah NKRI
perikanan di NKRI
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
H. Jadwal Penulisan
waktu 6 bulan atau 180 hari. Dimulai bulan Juli 2019 dan selesai bulan
bawah ini:
26
Tabel 1.2
Uraian Kegiatan Jul Agt Sep Okt Nov Des
Penulisan Proposal
Rumusan Masalah
Perbaikan Proposal
Pengumpulan Data
Pengelolahan Data
Seminar Skripsi
Perbaikan Skripsi
Penyerahan Skripsi
Ke Fakultas
Jadwal Penelitian
27