Gina 35 tahun, P3Ao, seorang sekretaris yang sibuk seharian di kantor, datang
ke Poliklinik Umum RSMP dengan keluhan keluar keputihan dari kemaluan, keputihan
disertai rasa gatal, berbau, dan warnanya kehijauan?
Jawab:
Makna keluhan keluar keputihan dari kemaluan, keputihan disertai rasa gatal, berbau, dan
warnanya kehijauan adalah kemungkinan adanya infeksi pada daerah sekitar vulva dan vagina
yang menandakan adanya infeksi dari bakteri/jamur/virus.
"Diriwayatkan dari Sa'ad bin Al-Musayyib dari Rasulullah Saw. Beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah swt. itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha bersih yang
menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Mahaindah yang
menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu. Dan jangan meniru orang-orang
Yahudi." (HR. Tirmizi)."
Jessica, Priscilla. 2016. Hubungan Antara Terjadinya Kandidiasis Vulvovaginalis Dengan
Penggunaan Kontrasepsi Hormonal. Jurnal Kedokteran Diponegoro: Semarang
KANDIDIASIS VULVOVAGINITIS
Definisi
Kandidiasis vulvovaginitis (KVV) atau vaginitis kandida adalah infeksi vagina dan atau
vulva disebabkan oleh kandida.
Etiologi
Terutama galur kandida albikans (85 - 90%). Galur lain yaitu kandida tropikalis, kandida
stellatoidea, kandidapseudotropikalis, dan kandida krusei.
Kandida adalah organisme dimorfik, tumbuh sebagai blastospora bentuk oval tanpa kapsul.
Reproduksi melaluli pembentukan tunas (budding), hifa pipih memanjang tidak bercabang.
Faktor Predisposisi
Manifestasi Klinis
Keluhan biasanya : pruritus akut dan duh tubuh vagina. Tidak ada gejala spesifik.
Gejala tersering adalah : pruritus vulva.
Duh tubuh vagina tidak selalu ada dan seringkali minimal : khas seperti keju lembut (cottage
cheese like) berwarna putih, bervariasi dari encer - kental homogen.
Dapat disertai nyeri vagina, iritasi, rasa terbakar di vulva, dispareunia, disuria eksternal, agak
berbau / tidak menyengat.
Gejala khas : eksaserbasi seminggu sebelum menstruasi, dan mereda saat menstruasi.
Pemeriksaan fisik sering ditemukan : eritem dan pembengkakan di labia dan vulva, sering
disertai lesi papulopustula diskret di perifer. Servik normal.
Mukosa vagina : eritem disertai duh tubuh vagina berwarna keputihan dan lengket.
Beberapa pasien dengan klinis eksudatif berupa duh tubuh vagina berlebihan dan bercak
vagina berupa plak berwarna putih.
Beberapa pasien lainnya dengan duh tubuh vagina minimal dan sangat eritem di vulva yang
meluas ke regio inguinal dan perineum.
Pemeriksaan laboratoris
Pemeriksaan mikroskopis spesimen sekret vagina dengan KOH 10% atau pulasan Gram.
Ditemukan blastospora bentuk lonjong, sel tunas dan pseudohifa.
pH vagina normal : 4.0 – 4.5. Bila pH > 5 harus dicurigai vaginosis bakterial, trikomoniasis,
atau infeksi campuran.
Biakan hanya dilakukan bila pemeriksaan mikroskopis sediaan basah atau KOH 10 %
negatif, tetapi ditemukan gejala dan tanda klinis KVV.
Biakan merupakan metode paling sensitif untuk mendeteksi kandida, tetapi hasil biakan
positif tidak mengindikasikan bahwa kandida merupakan penyebab gejala vagina.
Diagnosis
Diagnosis : anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan mikroskopis dan biakan.
Gejala paling spesifik yaitu pruritus tanpa duh tubuh vagina (38 % penderita).
Pengobatan
Rekomendasi
Klotrimazol 200 mg intravagina tiap hari selama 3 hari atau
Klotrimazol 500 mg intravagina, tunggal atau
Flukonazol 150 mg per oral, tunggal atau
Itrakonazol 200 mg per oral 2x/hr, tunggal
Alternatif:
Pengobatan pasangan seksual tidak perlu, kecuali pada balanitis kandida : sediaan topikal
VAGINOSIS BAKTERIAL
Definisi : Sindrom klinis disebabkan pergantian laktobasilus normal di vagina dengan bakteri
anaerob, Gardnerella vaginalis (G.vaginalis), dan mikoplasma hominis.
Etiologi : G.vaginalis, bakteri anaerob Gram negatif bentuk batang, Mobiluncus spp, dan
mikoplasma genitalis.
Patogenesis VB masih belum jelas. Penyakit ini bukan merupakan infeksi epitel atau
jaringan sebenarnya karena tidak ditemukan atau hanya sedikit terjadi peradangan
epitel vagina, sehingga diduga sindrom ini disebabkan oleh ketidakseimbangan
ekosistim mikroba vagina.
Faktor risiko
- Wanita hamil
- Memiliki 3 atau lebih pasangan seksual pria selama 12 bulan terakhir
- ≥ 1 pasangan seksual wanita selama 12 bulan terakhir
- Kebiasaan merokok.
- Jumlah pasangan seksual selama hidup
- Memiliki pasangan seksual baru
- Hubungan seksual pertama pada usia dini.
- Wanita yang memiliki pasangan seksual wanita (lesbian).
- Wanita menggunakan kontrasepsi hormonal dan kondom lebih jarang menderita VB.
Manifestasi klinis
- Pemeriksaan fisik :
duh tubuh vagina, putih abu-abu, homogen, encer, malodorous, berbusa, melekat di
dinding vagina berupa lapisan tipis, difus dan mengkilat.
Tidak ada tanda peradangan di vagina dan vulva.
Kolposkopi : tidak ada dilatasi abnormal / peningkatan densitas pembuluh darah di
dinding vagina.
- Pemeriksaan laboratoris :
pH cairan vagina > 4,5 (5,0 – 5,5).
Cairan vagina berbau amis bila dicampur dengan KOH 10 %
Sediaan basah / NaCl : clue cells yaitu sel epitel ditutupi oleh bakteri dalam jumlah banyak
sehingga batas sel menjadi tidak jelas
Pulasan Gram : clue cells dan bakteri penyebab
Biakan : tidak direkomendasikan untuk diagnosis rutin, hanya unutk penelitian.
Menggunakan Human Blood Bilayer Tween agar (HBT).
Deteksi produk metabolik : penentuan amine di cairan vagina, uji prolin aminopeptidase
dan rasio suksinat-laktat.
Diagnosis
Amsel dkk merekomendasikan diagnosis klinis VB, bila ditemukan minimal 3 dari 4 tanda
sebagai berikut: 1,3,13
Penatalaksanaan
- Klorheksidin pessaries
- Povidon iodine intravagina 2 kali sehari selama 2 minggu
- Vaginal acidifiers bentuk gel, supositoria atau acid soaked tampons
- Laktobasilus yang terkandung di dalam yogurt
Komplikasi
Prognosis
Definisi
Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh protozoa berflagela
yaitu trikomonas vaginalis, menyebabkan vaginitis pada ♀dan uretritis pada ♂.
Etiologi
T. vaginalis : Berbentuk lonjong atau amuboid, memiliki undulation membrane dan flagela.
Dalam preparat segar dikenali melalui gerakan yang menyentak dan berputar.
Tempat spesifik infeksi di daerah epitel skuamosa di intra vaginal atau intra uretra
Organisme sangat peka terhadap pengeringan, dapat bertahan beberapa
jam dalam cairan tubuh : urine, semen, cairan vagina (dapat menular).
Gejala klinis
Pada ♀
♀ simtomatis : 50-90%.
Wanita terinfeksi : keluhan berupa kelainan urogenital ringan, sering disertai infeksi
organisme lain sehingga sulit untuk menentukan tanda dan gejala khas T. vaginalis.
Anamnesis :
Masa inkubasi bervariasi : 3 - 28 hari.
Duh tubuh vagina berbau
Pruritus vagina, sering berat mirip kandidiasis vulvovagina.
Dispareunia
Uretritis (disuria dan sering BAK) : jarang dan ringan.
Nyeri perut bawah akibat limfadenitis pelvis.
Pemeriksaan fisik
Vulva eritematosa difus atau ekskoriasi
Duh tubuh vagina : cukup banyak walaupun spekulum belum dimasukkan, khas berwarna
kekuningan dan berbusa.
Labia : pucat pada infeksi ringan; eritem - edema pada infeksi berat.
Dinding vagina eritematosa; kasus > berat terdapat gambaran granular.
Punctate hemorrhages di serviks (kolpitis makularis) : gambaran strawberi pada
pengamatan mata telanjang atau kolposkopi, merupakan petunjuk kuat trikomoniasis.
Beberapa penderita terlihat tanpa peradangan vagina.
Pada ♂
Komplikasi
Infeksi pada ♀ saat pertengahan kehamilan : kelahiran prematur.
Meningkatkan kepekaan terhadap infeksi HIV dari pasangan heteroseksual.
Gangguan fisik dan emosi
Pemeriksaan laboratoris
Pemeriksaan sediaan basah dengan larutan saline. Spesimen diambil di forniks anterior dan
posterior. Diperiksa dibawah mikroskop (100 dan 400 x).
Diagnosis : mengamati gerakan parasit khas. Jumlah PMN >1 /sel epitel
Papaniculaou smears servik : sensitivitasnya 60-70 %.
Pemeriksaan sediaan basah dan Papanicolaou smears harus dikonfirmasi dengan biakan.
Biakan
Media Feinberg atau Kupferberg. Biakan dilakukan terutama pada ♀ dan ♂ asimptomatis.
Inkubasi secara anaerob, tumbuh dalam 48 jam. Biakan negatif dinyatakan setelah 7 hari.
Diagnosis
Pengobatan
Direkomendasikan : metronidazol 2 gram per oral dosis tunggal atau
tinidazol 2 gram per oral dosis tunggal
Kesembuhan 82-88%. Bila pasangan seksual diobati bersamaan : kesembuhan > 95%.
Rejimen alternatif : metronidazol 2 x 500 mg/hari per oral selama 7 hari, atau
tinidazol 2x500 mg per oral selama 7 hari
Bila gagal : obati ulang dengan metronidazol 2 x 500 mg/hari selama 7 hari.
Bila tetap gagal : metronidazol 2 gram sehari, dosis tunggal selama 3-5 hari.