Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama : Rifqi Ali Raffi

NIM : 010001800587

Kelas : Hukum Asuransi

Dosen : Dr.Dra. Siti Nurbaiti, S.H. M.H

1. - BPJS Ketenagkerjaan adalah sebuah badan hukum milik pemerintah yang


tujuannya adalah menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari
tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian.

- BPJS Kesehatan adalaha sebuah badan hukum milik pemerintah yang


menyelenggarakan program jaminan kesehatan.

2. Perbedaan Asuransi Wajib dan Asuransi Komersil :

- Pada Asuransi Wajib, yang menjadi perusahaan asuransinya (penanggung) adalah


BUMN, sementara pada Asuransi Komersil yang menjadi perusahaan asuransinya
bisa BUMN maupun Swasta.

- Pada Asuransi Wajib, premi yang akan dibayarkan itu telah ditentukan oleh
Pemerintah dan biasanya dibayarkan melalui pembayaran pajak, sementara pada
Asuransi Komersil premi yang akan dibayarkan ditentukan berdasarkan besar
pertanggungan yang akan diperjanjikan.

3. a. Asurasni jiwa yang dimaksud dalam kasus tersebut adalah Asuransi Jiwa Dwi Guna,
karena si Tertanggung memperjanjikan dengan Perusahaan Asruasni bahwa premi
yang dibayarkan akan dikembalikan saat ia mencapai umur 65 tahun atau apabila ia
meninggal sebelum mencapai umur 65 tahun, maka ahli warisnyalah yang akan
memperoleh manfaat dari Asuransi yang dilakukan tersebut. Dasar hukumnya adalah
Pasal 302 KUHD.
b. Asuransi yang dilakukan oleh A dengan B dan C diperbolehkan, dan merupakan
termasuk ke dalam double insurance yang diperbolehkan, karena asuransi yang di
adakan adalah Asurnasi Jiwa, dimana di dalam Asurasni Jiwa tidak dikenal Asas
Indemnitas.

c. Apabila terdapat ketentuan yang bertentangan sebagaimana yang ada di soal, maka
yang diberlakukan adalah ketentuan yang telah diperjanjikan antara pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi. Dengan berdasar pada Pasal 1338 KUHPer, yang inti
dari isinya menyatakan bahwa perjanjian yang dibuat, berlaku sebagai undang-undang
bagi para pihak yang membuatnya.

4. a. Resiko atas peletusan mesiu dapat dimasukkan kedalam perjanjian asuransi


kebakaran, dengan berdasar pada Pasal 292 KUHD yang menyatakan bahwa
peletusan mesiu itu dapat dimasukan kedalam resiko asuransi kebakaran.

b. Prinsip yang dapat digunakan oleh Penanggung dalam kasus tersebut adalah Prinsip
Sebab Langsung, dengan membuktikan bahwa kebakaran yang terjadi itu disebabkan
oleh kesalahan atau kelalalian si tertanggung yang sangat melampaui batas. Hal ini
sebagaimana diatur di dalam ketentuan Pasal 294 KUHD.

5. a. A dapat mengklaim ganti rugi kepada kepada Perusahaan Asruansi B apabila di


dalam kejadian ini seluruh prinsip-prinsip asuransinya telah terpenuhi, dan juga dapat
mengklaim ganti rugi dari P&I Clubnya.

b. Kerugian yang dimaksud dalam kasus adalah jenis kerugian Actual Total Loss,
karena Kapal (objek yang dipertanggungkan) tenggelam dan tidak ditemukan lagi.

c. Dalam kasus ini tidak diperlukan Notice of Abandonment, karena Notice of


Abandonment hanya diperlukan dalam kasus yang memiliki jenis kerugian
Constructive Total Loss, yaitu keadaan saat Kapal (objek yang dipertanggungkan)
yang tenggelam dapat ditemukan, namun untuk mengambilnya perlu biaya tinggi.

Dalam kasus ini juga tidak diperlukan Deductible, karena deductible tidak berlaku
dalam kasus dengan jenis kerugian total loss, Deductible hanya berlaku dalam kasus
yang kerugiaannya partial loss.
6. a. Dalam kasus ini terdapat jenis Asuransi Wajib, dengan berdasar pada UU. No. 33
Tahun 1964, yang memiliki ketentuan bahwa PT. Asuransi Kerugian Jasa Raharja
menerima iuran oleh penumpanng udara (karena di dalam kasus adalah kecelakaan
pesawat) yang kemudian dapat dimintakan klaim ganti ruginya apabila terjadi
evenement.

b. Berdasar pada UU. No. 33 Tahun 1964 j.o PP. No. 17 tahun 1965, yang berhak atas
santunan adalah setiap penumpang sah dari alat angkutan penumpang umum yang
mengalamni kecelakaan diri, yang diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum,
selama penumpang yang bersangkutan berada dalam angkutaan tersebut. Maka
dengan melihat ketentuan tersebut, seluruh penumpang yang tewas berhak untuk
mendapatkan santunan asuransi.

7. a. Apabila sudah disepakati bahwa Premi yang akan dibayarkan adalah sebesar Rp. 20
Juta, maka dalam Asuransi Syariah, pembayaran premi ini harus dibagi dua, dikenal
juga dengan sebutan Akad Tabarru (yang tujuannya adalah untuk tujuan kebaikan dan
tolong menolong) dan Akad Tijarah/Investasi (yang tujuannya adalah untuk tujuan
komersil).

Pada dasarnya pembagian Premi kedalam dua akad ini tidak ditentukan, dan
merupakan hak dari pada tertanggung mengenai berapa porsi yang akan dibayarkan
pada masing-masing akad.

b. Perhitungan jumlah Klaim yang diterima :

Diketahui :
- JP = 700.000.000

- NB = 1.000.000.000

-K = 500.000.000

Rumus : JP/NB x K

Maka : 700.000.000/1.000.000.000 x 500.000.000 = 350.000.000

Jadi, klaim asuransi yang diterima oleh A adalah 350 Juta

Anda mungkin juga menyukai