Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

PERBEDAAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI DI DUNIA

DOSEN PENGAJAR:
MULYA SUMAPERWATA S.H M.H

DIKERJAKAN OLEH:

KELOMPOK III

1. ALTHEA HERFYAN (1710811310005)


2. BAYU SATRIO A.P (1710811310008)
3. ERSAN ILMI.N (1710811310010)
4. ERWIN SAPUTRA. G (1710811210021)
5. MUHAMMAD IKHSAN. R (1710811310028)
6. MUHAMMAD RISWANDI (1710811310020)
7. NIZMA AISYAHAMINI (1710811220043)
8. PHILIA NOVIYANTI (1710811320035)
9. RAHMAWAN (1710811310037)
10. SONIA FATIMAH (1710811320042)
11. WIRA MAULANA (1710811310046)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNGMANGKURAT
BANJARMASIN

2017
Hakikat Ideologi Pancasila

Sebagai Ideologi, pancasila mencangkup pengertian tentang ide, gagasan, konsep


dan pengertian dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa
Indonesia. Kelima sila Pancasila merupakan kesatuan yang integral sehingga
pemahaman dan pengamalannya harus mencangkup semua nilai yang terkandung
di dalamnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap Pancasila adalah sebagai
berikut:

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa: Mengandung nilai spiritual, memberikan


kesempatan yan seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Mengandung nilai kesamaan
derajat maupun hak dan kewajiban, cinta-mencintai, hormat-menghormati,
keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi, dan gotong royong.
3. Sila Persatuan Indonesia: Dalam masyarakat Indonesia yang pluralistik
mengandung nilai persatuan bangsa dan persatuan wilayah yang merupakan
faktor pengikat yang menjamin keutuhan nasional atas dasar Bhineka
Tunggal Ika. Nilai ini menempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa
dan Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan atau Perwakilan: Menunjukan bahwa kedaulatan berada di
tangan rakyat yang diwujudkan oleh persatuan nasional yang nyata (real) dan
wajar. Nilai ini mengutamakan kepentingan Negara dan bangsa dengan
mempertahankan penghargaan atas kepentingan pribadi dan golongan,
musyawarah untuk mufakat, kebenaran, dan keadilan.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mengandung nilai
keadilan, keseimbangan antara hak dan kewajiban, penghargaan terhadap hak
orang lain, gotong royong dalam suasana kekeluargaan, ringan tangan dan
kerja keras untuk bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.
Yang dimaksud dengan sistem adalah satu-kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu, lazimnya memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:

 Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri


 Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan
sistem)
 Saling berhubungan, saling ketergantungan
 Satu kesatuan yang utuh antara bagian-bagiannya.
 Terjadi dalam suatu lingkaran yang komplek.

Nilai Pancasila

Keterbukaan Ideologi pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang


terkandung di dalamnya, tetapi mengeksplisitkan wawasan secara lebih konkret
sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan berbagai
masalah aktual yang senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi rakyat,
perkembangan iptek, serta zaman. Eksplisitasi dilakukan dengan
menghadapkannya pada berbagai masalah yang selalu silih berganti melalui
refleksi yang nasional sehingga terungkap makna operasionalnya. Dengan
demikian, penjabaran Ideologi dilaksanakan dengan interpretasi yang kritis dan
rasional.

1. Nilai Dasar Pancasila

Nilai dasar meliputi hakikat kelima sila Pancasila, Nilai-nilai dasar tersebut
merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal sehingga dalam
nilai dasar tersebut mengandung cita-cita, tujuan dan nilai-nilai yang baik dan
benar. Sebagai Ideologi terbuka, nilai dasar inilah yang bersifat tetap dan melekat
pada kelangsungan hidup Negara. Nilai ini meliputi   arahan, kebijakan, strategi,
sasaran, serta lembaga pelaksanaannya. Dan merupakan eksplisitasi, yaitu
penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar Ideologi pancasila.

2. Nilai Praktis

Merupakan nila-nilai instrumental dalam suatu realisasi pengamalan yang bersifat


nyata  dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Suatu Ideologi,
selain memiliki aspek-aspek yang bersifat ideal yang berupa cita-cita, pemikiran-
pemikiran, dan nilai-nilai yang dianggap baik, juga harus memiliki norma yang
jelas karena Ideologi harus mampu direalisasikan dalam kehidupan praktis yang
merupakan suatu akulturasi secara konkret.

Peranan Pancasila sebagai Ideologi Nasional

Sebagaimana diuraikan di muka, ideologi mengandung nilai-nilai dasar, norma-


norma dan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh masyarakat penganutnya. Karena
itu, ideologi memiliki peranan sebagai dasar, arah, dan tujuan yang ingin dicapai
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
1. Sebagai Dasar

Artinya merupakan pangkal tolak, asas atau fundasi di atas mana semua kegiatan
kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara dibangun dan dasar tersebut umumnya
berasal dari nilai-nilai yang berkembang dan hidup dalam masyarakat itu sendiri
(dimensi realitas). Pancasila sejak awal pembahasannya (sidang BPUPKI tanggal
29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 dan sidang gabungan tanggal 22 Juni 1945)
memang direncanakan untuk dijadikan Dasar Negara. Tanggal 18 Agustus 1945
sidang PPKI menetapkan secara resmi Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

2. Sebagai Pengarah

Artinya sebagai pengatur dan pengendali kehidupan masyarakat, bangsa dan


Negara berupa norma-norma atau aturan-aturan yang harus dipatuhi agar arah
untuk mencapai cita-cita atau tujuan tidak menyimpang (dimensi normalitas).
Disini Pancasila menjelmakan diri sebagai pengarah, pengendali di dalam setiap
gerak tata kehidupan berbangsa dan bernegara. Peran sebagai pengarah
ditunjukkannya pada kedudukan Pancasila sebagai “sumber dari segala sumber
hukum” segala peraturan hukum dan perundang-undangan yang ada di Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

3. Sebagai Tujuan

Artinya semua aktivitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan


bernegara pada akhirnya mengarah pada suatu tujuan atau cita-cita yang
terkandung dalam ideologi yang dipakai. Pancasila sebagai ideologi nasional akan
memberikan motivasi dan semangat untuk melaksanakan pembangunan bangsa
secara adil dan seimbang untuk mencapai tujuan yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 (dimensi idealitas).

IDEOLOGI BANGSA-BANGSA DI DUNIA

1. Liberalisme

Mengenai konsep liberalisme, dapat kita tarik beberapa pokok pemikiran yang
terkandung di dalamnya, sebagai berikut:

 inti pemikiran  : kebebasan individu


 perkembangan : berkembang sebagai respons terhadap pola kekuasaan
negara yang absolut, pada tumbuhnya negara otoriter yang disertai dengan
pembatasan ketat melalui berbagai undang-undang dan peraturan terhadap
warganegara
 landasan pemikirannya adalah bahwa menusia pada hakikatnya adalah
baik dan berbudi-pekerti, tanpa harus diadakannya pola-pola pengaturan
yang ketat dan bersifat memaksa terhadapnya.
 system pemerintahan (harus): demokrasi

2. Konservatisme

Hal atau unsur yang terkandung di dalamnya, antara lain:

 inti pemikiran: memelihara kondisi yang ada, mempertahankan kestabilan,


baik berupa kestabilan yang dinamis maupun kestabilan yang statis. Tidak
jarang pula bahwa pola pemikiran ini dilandasi oleh kenangan manis
mengenai kondisi kini dan masa lampau
 filsafatnya adalah bahwa perubahan tidak selalu berarti kemajuan. Oleh
karena itu, sebaiknya perubahan berlangsung tahap demi tahap, tanpa
menggoncang struktur social politik dalam negara atau masyarakat yang
bersangkutan.
 landasan pemikirannya adalah bahwa pada dasarnya manusia lemah dan
terdapat “evil instinct and desires” dalam dirinya. oleh karena itu perlu pola-
pola pengendalian melalui peraturan yang ketat
 system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter.

3. Komunisme

Gelombang komunisme abad kedua puluh ini, tidak bisa dilepaskan dari
kehadiran Partai Bolshevik di Rusia. Gerakan-gerakan komunisme international
yang tumbuh sampai sekarang boleh dikatakan merupakan perkembangan dari
Partai Bolshevik yang didirikan oleh Lenin

 inti pemikiran: perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas di


masyarakat, sehingga negara hanya sasaran antara.
 landasan pemikiran :

1. penolakan situasi dan kondisi masa lampau, baik secara tegas ataupun
tidak.
2. analisa yang cendrung negatif terhadap situasi dan kondisi yang ada.
3. berisi resep perbaikan untuk masa depan.
4. rencana-rencana tindakan jangka pendek yang memungkinkan
terwujudnya tujuan-tujuan yang berbeda-beda.
5. system pemerintahan (hanya): otoriter/totaliter/dictator

5.Marxisme

Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan antara


revolusi Prancis dan revolusi Proletar Rusia tahun 1917. Untuk memahami
Marxisme sebagai satu ajaran filsafat dan doktrin revolusioner, serta kaitannya
dengan gerakan komunisme di Uni Soviet maupun di bagian dunia lainnya,
barangkali perlu mengetahui terlebih dahulu kerangka histories Marxisme itu
sendiri.

Berbicara masalah Marxisme, memang tidak bisa lepas dari nama-nama tokoh
seperti Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895). Kedua tokoh
inilah yang mulai mengembangkan akar-akar komunisme dalam pengertiannya
yang sekarang ini. Transisi dari kondisi masyarakat agraris ke arah industrialisasi
menjadi landasan kedua tokoh diatas dalam mengembangkan pemikirannya.
Dimana eropa barat telah menjadi pusat ekonomi dunia, dan adanya kenyataan di
mana Inggris Raya berhasil menciptakan model perkembangan ekonomi dan
demokrasi politik.

Tiga hal yang merupakan komponen dasar dari Marxisme adalah :

 filsafat dialectical and historical materialism


 sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga
kerja dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)
 menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar
konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa
masyarakat ke arah komunitas kelas.

Dalam teori yang dikembangkannya, Marx memang meminjam metode dialektika


Hegel. Menurut metode tersebut, perubahan-perubahan dalam pemikiran, sifat dan
bahkan perubahan masyarakat itu sendiri berlangsung melalui tiga tahap, yaitu
tesis (affirmation), antitesis (negation), dan sintesisI (unification). Dalam
hubungan ini Marx cendrung mendasarkan pemikiran kepada argumentasi Hegel
yang menandaskan bahwa kontradiksi dan konflik dari berbagai hal yang saling
berlawanan satu sama lain sebenarnya bisa membawa pergeseran kehidupan
social-politik dari tingkat yang sebelumnya ke tingkat yang lebih tinggi. Selain
dari itu, suatu tingkat kemajuan akan bisa dicapai dengan jalan menghancurkan
hal-hal yang lama dan sekaligus memunculkan hal-hal yang baru.
 3.5. Feminisme

 Inti pemikiran : emansipasi wanita


 Landasan pemikiran: bahwa wanita tidak hanya berkutat pada urusan
wanita saja melainkan juga dapat melakukan seprti apa yang dilakukan oleh
pria. Wanita dapat melakukan apa saja.
 System pemerintahan: demokrasi

6.Sosialisme
Hal-hal pokok yang terkandung dalam Sosialisme, adalah:

 inti pemikiran : kolektifitas (kebersamaan) (gotong royong)


 filsafatnya : pemerataan dan kesederajatan bahwa pengaturan agar setiap
orang diperlakukan sama dan ada pemerataan dalm berbagai hal antara lain:
pemerataan kesempatan kerja, pemerataan kesempatan berusaha,dll.
 landasan pemikiran : bahwa masyarakat dan juga negara adalah suatu pola
kehidupan bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, dan manusia
akan lebih baik serta layak kehidupannya jika ada kerja sama melalui fungsi
yang dilaksakan oleh Negara.
 system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter

7. Fasisme

Semboyan fasisme, adalah “Crediere, Obediere, Combattere” (yakinlah,


tunduklah, berjuanglah). Berkembang di Italia, antara tahun 1992-1943. setelah
Benito Musolini terbunuh tahun 1943, fasisme di Italia berakhir. Demikian pula
Nazisme di Jerman. Namun, sebagai suatu bentuk ideology, fasisme tetap ada.

Fasisme banyak kemiripannya dengan teori pemikiran Machiavelistis dari Niccolo


Machiavelli, yang menegaskan bahwa negara dan pemerintah perlu bertindak
keras agar “ditakuti” oleh rakyat. fasisme di Italia (=Nazisme di Jerman), sebagai
system pemerintahan otoriter dictator memang berhasil menyelamatkan Italia
pada masa itu (1922-1943) dari anarkisme dan dari komunism. Walaupun begitu,
kenyataannya adalah, bahwa fasisme telah menginjak-nginjak demokrasi dan hak
asasi.

 Inti pemikiran : negara diperlukan untuk mengatur masyarakat


 filsafat : rakyat diperintah dengan cara-cara yang membuat mereka takut
dan dengan demikian patuh kepada pemerintah. Lalu, pemerintah yang
mengatur segalanya mengenai apa yang diperlukan dan apa yang tidak
diperlukan oleh rakyat
 landasan pemikiran : suatu bangsa perlu mempunyai pemerintahan yang
kuat dan berwibawa sepenuhnya atas berbagai kepentingan rakyat dan dalam
hubungannya dengan bangsa-bangsa lain. oleh karena itu, kekuasaan negara
perlu dipergang koalisi sipil dengan militer yaitu partai yang berkuasa (fasis
di Italia, Nazi di Jerman, Peronista di Argentina) bersama-sama pihak
angkatan bersenjata
 system pemerintahan (harus) : otoriter.

8.Kapitalisme
Kapitalisme adalah bentuk system perokonomian.

 inti pemikiran : perkonomian individu


 fisafat : negara tidak boleh mencampuri kegiatan-kegiatan perekonomian,
khususnya menyangkut kegiatan perekonomian perseorangan
 landasan pemikiran : kebebasan ekonomi yang bersifat perseorangan pada
instansi terakhir akan mampu mengangkat kemajuan perekonomian seluruh
masyarakat
 system pemerintahan : demokrasi.

9. Demokrasi
Demokrasi artinya hukum untuk rakyat oleh rakyat. kata ini merupakan himpunan
dari dua kata: demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan. Jadi
artinya kekuasaan ditangan rakyat. Sebenarnya pemikiran untuk melibatkan rakyat
dalam kekuasaan sudah muncul sejak zaman dahulu. Di beberapa kota Yunani
didapatkan bukti nyata yang menguatkan hal ini, seperti di Athena dan Sparta. Hal
ini pernah diungkapkan Plato, bahwa sumber kepemimpinan ialah kehendak yang
bersatu milik rakyat. dalam suatu kesempatan Aristoteles menjelaskan macam-
macam pemerintahan, dengan berkata,“ada tiga mcam pemerintahan: kerajaan,
aristokrasi, republik, atau rakyat memagang sendiri kendali urusannya.”

 inti pemikiran: kedaulatan ditangan rakyat


 filsafat : menurut Dr. M. Kamil Lailah menetapkan tiga macam justifikasi
ilmiah dari prinsip demokrasi, yaitu:
 ditilik dari pangkal tolak dan perimabngan yang benar, bahwa system ini
dimaksudkan untuk kepentingan social dan bukan untuk kepentingan
individu
 unjustifikasi berbagai macam teori yang bersebrangan dengan prinsip
demokrasi
 opini umum dan pengaruhnya
 landasan pemikiran. Rakyat membuat ketetapan hukum bagi dirinya
sendiri lewat dewan perwakilan, yang kemudian dilaksanakan oleh pihak
pemerintah atau eksekutif.
 system pemerintahan (harus) : domokrasi

10. Neoliberalisme

 Inti pemikiran : mengembalikan kebebasan individu


 filsafat : sebagai perkembangan dari liberalism
 landasan pemikiran : setiap manusia pada hakikatnya baik dan berbudi
pekerti
 system pemerintahan : demokrasi.

PERBEDAAN IDEOLOGI PANCASILA DAN IDEOLOGI BANGSA-


BANGSA DI DUNIA

Dunia saat ini memasuki era globalisasi, ciri dunia tanpa batas, cenderung
homogen (sama), akses infomasi dan komunikasi kian cepat. Selain itu secara
langsung maupun tidak langsung banyak ideologi asing yang gencar menerpa
masyarakat Indonesia. Hal itu terkadang tidak disadari oleh masyarakat karena
kurangnya proses penyaringan (Filterisasi). Pancasila yang merupakan ideologi
bangsa Indonesia kian hari kian akut yang jauh dari realitas ideologi ini ada
melalui proses perjalanan sejarah yang panjang.

Arus globalisasi tidak hanya ditandai dengan adanya pasar bebas, mesin pengeruk
uang, serta adanya kecendrungan strata sosial yang kurang merata. Tetapi lebih
dari itu, arus globalisasi juga mampu menanamkan benih-benih ideologi yang
kurang pantas diserap berdasarkan konteks masyarakat yang ada diberbagai
wilayah tertentu. Proses ini bisa terjadi melalui difusi kebudayaan, perebutan
hegemoni perekomian baik secara penguatan geopolitik maupun transformasi
kebudayaan yang pada akhirnya suatu bangsa akan mengalami kehilangan
identitas jati diri bangsanya. Pancasila sendiri terlahir adanya semangat
nasionalisme yang merupakan cikal bakal adanya semangat untuk membangun
bangsa yang satu.

Pada dasarnya ideologi pancasila yang kita anut selama ini berdasrkan Demokrasi
yang ber-tipologi teosentris bukan pada aspek antroposentrisnya. Tipologi itu
berdasarkan azaz-azaz yang termaktub dalam substansi pancasila yakni
“Ketuhanan  yang maha Esa”. Namun pada akhirnya seiring arus globalisasi yang
kian tak terbendung maka benih-benih liberalisasi dan komunisme merambah
pada tatanan masyarakat Indonesia baik secara sistemik maupun sistematis.
Produk hukum yang dijadikan sebagai sandaran atas kebijakan umum tidak
terlepas dari kepentingan asing yang sengaja menancapkan benih-benih
ideologisasi pihak asing, sebagai contoh kebijakan privatisasi BUMN, hal ini
bertentangan dengan pasal 33 UUD 1945 (Ekonomi kerakyatan) yang konsisten
dengan sila ke-5 “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” sebagai respon
atas jawaban secara tersurat maupun tersirat penolakan terhadap sistem ekonomi
Liberal. Dengan adanya gejala tersebut diatas semakin diperlukan sebuah kajian
krtis terhadap pancasila sebagai sumber nilai bagi kehidupan masyarakat
Indonesia.

Masyarakat kita diharapkan semakin kritis dalam menentukan pilihan-pilhan


pandangan hidup, sikap dan gaya hidupnya (Life style) yang selaras dengan nilai-
nilai pancasila sebagai prinsip hidup yang kokoh, orientasi hidup yang jelas dalam
bersikap dan berprilaku sehingga tidak terombang-ambing mengikuti arus global.

Kesimpulan

Dari pembahasan terhadap ideologi-ideologi  di atas, sehingga kiranya diambil


kesimpulan sebagai berikut :

 Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diartikan sebagai suatu


pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah,
manusia, masyarakat, dan negara Indonesia, yang bersumber dari
kebudayaan Indonesia.
 Pancasila merupakan nilai dan cita bangsa Indonesia yang tidak
dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani,
moral dan budaya masyarakat kita sendiri.
 Sumber semangat ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat dalam
Penjelasan Umum UUD 1945.
 Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya
yang berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern.
 Perwujudan atau pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai praktis
harus tetap mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai
dasarnya.

Anda mungkin juga menyukai