Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDERITAAN DAN KEADILAN

DISUSUN OLEH

1. MARIFAH 1913451001
2. LIANTI 1913451003
3. NADIA RAHAYU 1913451011
4. YULIANA PERMATASARI 1913451013
5. FRENADE ARTA FRASETYA 1913451019
6. MUHAMMAD KAMIL DEHTO 1913451022
7. DEVI HANDAYANI 1913451023
8. FARADILA ANNISA 1913451024
9. LINGGA DORESIANDAMA 1913451025
10. INGGA ROSA H 1913451028
11. DIMAS ADITYA ABIMANYU 1913451029
12. ALIKAWATI 1913451031
13. FAZLA FITRI ANISA 1913451033
14. DIMAS WIDJANARKO 1913451034
15. FEMI OKTARI 1913451039
16. NIRA SILVIA 1913451048
17. SHELI FRANSISKA 1913451049

D-III SANITASI REGULER 1


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan

rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta

salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul manusia dan keadilan  ini

adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan

pembelajaran yang telah direncanakan.

Tidak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang turut

mendukung terselesaikannya makalah ini,

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan

jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat

kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga

dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.

Hormat kami,

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………..


DAFTAR ISI ……………………………..

BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ……………………………..
B. RUMUSAN MASALAH ……………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. PENDERITAAN
1. PENGERTIAN PENDERITAAN ……………………………..
2. SEBAB SEBAB PENDERITAAN ……………………………..
3. PENGARUH PENDERITAAN ……………………………..
B. KEADILAN
1. PENGERTIAN KEADILAN ……………………………..
2. JENIS JENIS KEADILAN ……………………………..
3. FAKTOR YANG
4. MEMPENGARUHI KEADILAN ……………………………..

BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN ……………………………..
2. SARAN ……………………………..

DAFTAR PUSTAKA ……………………………..


BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Manusia seperti yang kita tahu, sangat erat kaitannya dengan arti kebudayaan.
Kebudayaan itu ibaratnya seperti ciri khas dari manusia yang menggunakan
kebudayaan tersebut. Banyak sekali kebudayaan di negara Indonesia tercinta
kita ini, salah satunya adalah seperti kebudayaan Jawa, kebudayaan Aceh,
Kebudayaan Minangkabau dan masih banyak lagi.Hakikat manusia dalam
melestarikan dan menjaga kebudayaan adalah suatu keharusan agar tidak
terpengaruh oleh kebudayaan lainnya. Kita harus menjaga keaslian budaya
kita karena kebudayaan tersebut merupakan warisan dari nenek moyang kita
dahulu. Namun akhir-akhir ini, kita pasti sudah tahu kalau banyak dari
kebudayaan di negara kita ini telah terpengaruh oleh kebudayaan luar,
khususnya kebudayaan barat. Ya, itu benar. Ini merupakan efek dari arus
globalisasi yang sangat kencang sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan
dari luar yang bebas keluar masuk ke dalam negara kita ini sehingga
kebudayaan kita agak sedikit ‘terpengaruh’ oleh kebudayaan luar, khususnya
kebudayaan barat. Ini merupakan kelalaian masyarakat sekarang yang tidak
mampu menjaga keaslian budaya yang merupakan warisan dari nenek moyang
kita terdahulu. Tapi ini sudah terlambat untuk diatasi. Mengapa? Ibaratnya itu
kita seperti berjalan melawan arus yang sangat kencang, seperti itulah yang
masyarakat kita sedang alami. Mereka tidak mempersiapkan pertahanan untuk
melawan arus kencang tersebut. Bahkan mereka mulai mengikut i arah arus
tersebut. Hal ini sangat berbahaya karena jika ini dibiarkan terus maka
kebudayaan asli kita akan perlahan-lahan hilang. Tidakkah kita berpikir,
bagaimana dengan anak cucu kita kelak yang akan mewariskan kebudayaan
kita, sedangkan kebudayaannya itu sudah ‘tercemar’ oleh kebudayaan asing
atau luar.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan jenis – jenis penderitaan?
2. Apa pengertian dan jenis – jenis keadilan?
3. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi keadilan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENDERITAAN
1. PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata “derita”. Kata derita berasal dari bahasa
sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan
itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Penderitaan termasuk realitas dunia
dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada
juga yang ringan. Namun peranan individu Juga menentukan berat tidaknya
intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh
seseorang belurn tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula
suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau
sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.          
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko”
hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya,
tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang
bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dari-Nya. Untuk itu
pada urnumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya,
hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan
yang diberikan-Nya. Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi
sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau
mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada
manusia sebagai homo religius Tuhan telah memberikannya.
2. SEBAB-SEBAB PENDERITAAN

Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab – sebab


timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai
berikut :Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia :
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat
terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam
sekitarnya. Penderitaan yang terkadang disebut nasib buruk ini dapat
diperbaiki bila manusia itu mau berusaha untuk memperbaikinya.

Penderitaan yang timbul karena penyakit,siksaan / azab tuhan . biasanya


penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan dari
tuhannya. Namun kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha
manusia dalam mengatasi penderitaan tersebut.Akibat yang terjadi pada
penderitaan yaitu jika penderitaan yang di alami seseorang atau banyak orang
tidak dapat di atasi dengan hati nurani, maka kemungkinan besar akan
berdampak pada emosi, dan hal buruk lainnya.

3. PENGARUH PENDERITAAN

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh


bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negatif Sikap negatif misalnya penyesalan karena
tidak bahagia atau tidak bahagia. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi
penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah
hanya sebagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah
menyerah.Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh
para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para
penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaiann yaitu dapat berupa
kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam
masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak
sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan
yang berupa hambatan harus disingkirkan.

Jenis - jenis penderitaan yang dialami oleh manusia

a. Penderitaan dari kelahiran


b. Penderitaan dari ketuaan
c. Perderitaan dari kesakitan
d. Perderitaan dari kematian
e. Perderitaan dari kesedihan
f. Perderitaan dari ratap tangis
g. Perderitaan dari jasmani
h. Perderitaan dari batin
i. Pederitaan karena berkumpul dengan orang yang tidak kita senangi
j. Penderitaan akibat berpisah dengan sesuatu/seseorang yang kita cintai
k. Penderitaan akibat tidak dicapai apa yng dicita-citakan (yang diinginkan
atau didambakan)

B. KEADILAN
1. PENGERTIAN KEADILAN

Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang


besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf
politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan
(virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada
sistem pemikiran". Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam
tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua
ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem
ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai
kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang
harus memperoleh benda atau hasil yang sama, jika tidak sama, maka masing-
masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran
terhadap proporsi tersebut, disebut tidak adil.Keadilan adalah kondisi
kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda
atau orang.(Wikipedia, 2013)

Kata adil berasal dari bahasa arab, yang dalam bahasa Indonesia kata adil
memiliki arti sama, tidak berat sebalah, berpihak kepada kebenaran dan tidak
sewenang-wenang. Dalam bahasa Al-Quran keadilan yaitu disebut al-‘adlu
dan al-qishtu. Al-‘adl berarti sama atau persamaan diantara dua pihak atau
lebih. Adapun al-qishtu adalah bagian yang wajar dan patut.Sebagaimana
frman Allah dalam QS. An-Nahl ayat 90 yang artinya “sesungguhnya Allah
menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan”. Juga dalam firman
Allah dalam QS. Al-‘Araf ayat 29 yang artinya “katakanlah: “Tuhanku
menyuruh menjalankan keadilan”.  Al- Quran mengajarkan untuk bersikap
adil dalam memutuskan perkara baik kepada diri sendiri terutama kepada
orang lain. Rasa suka dan benci tidak boleh mempengaruhi dalam bersikap
adil kepada orang lain. Sikap adil harus dijunjung tinggi diatas segalannya. 
Sebagaimana firman Allah dalam QS An-Nisa ayat 135 yang artinya “wahai
orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih
tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena
ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikan (kata-
kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

2. JENIS JENIS KEADILAN

Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah
pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban.
Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan
kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang
memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian
yang sama dari kekayaan bersama. Keadilan menurut jenisnya dapat dibagi
menjadi :

 Keadilan legal atau keadilan moral yang terwujud apabila setiap anggota
didalam masyarakat melakukan fungsinya dengan baik menurut
kemampuannya. Dengan kata lain, keadilan terwujud apabila setiap orang
melaksanakan pekerjaannya menurut sifat dasarnya yang paling
cocok.     Keadilan Distributif, yang terwujud apabila hal-hal yang sama
diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama dilakukan tidak sama
pula.  Keadilan Kumulatif, yang terwujud apabila ketindakannya tidak
bercorak ekstrem sehingga merusak atau menghancurkan pertalian didalam
masyarakat, sehingga masyarakat menjadi tidak tertib.

3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEADILAN


a. Faktor penghambat keadilan
Keadilan itu sendiri memiliki faktor penghambat yakni sifat yang dusta
atau kecurangan. Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan
yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan
tidak sama dengan apa yang dilakukan.Kecurangan pada dasarnya
merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi
serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan
antara hitam dan putih lagi dan mengkesampingkan nurani dan sisi
moralitas.

Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecurangan antara lain :

1. Faktor ekonomi. Setiap berhak hidup layah dan membahagiakan


dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai
mahluk lemah, tempat salah dan dosa, sangat rentan sekali dengan hal
– hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan.
Menghalalkan segala cara untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa
melihat orang lain disekelilingnya.
2. Faktor Peradaban dan Kebudayaan sangat mempengaruhi dari
sikapdan mentalitas individu yang terdapat didalamnya “system
kebudayaan” meski terkadang hal ini tidak selalu mutlak. Keadilan
dan kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan
keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu
terjadinya pergeseran nurani hamper pada setiapindividu didalamnya
sehingga sangat sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakan
keadilan.
3. Teknis. Hal ini juga sangat dapat menentukan arah kebijakan bahkan
keadilan itu sendiri. Terkadang untuk dapat bersikap adil, kita pun
mengedepankan aspek perasaan atau kekeluargaan sehingga sangat
sulit sekali untuk dilakukan. Atau bahkan mempertahankan keadilan
kita sendiri harus bersikap salah dan berkata bohong agar tidak
melukai perasaan orang lain.

b. Factor pendukung keadilan


Manusia yang hendak mencapai suatu tujuan, akan selalu terikat dengan
banyak faktor sehingga dia akan mengambil langkah yang efisien
sehingga dapat mencapai tujuannya dengan sempurna.    
Faktor kondisional memiliki dua makna. Pertama adalah melihat faktor
yang harus diadakan dalam kondisi tertentu, sehingga faktor akan dapat
dilihat sebagai syarat atau sebab. Dimana faktor mendominasi terciptanya
suatu kondisi tertentu. Kedua adalah melihat kondisi yang ada dengan
dihubungkan pada faktor pendukung, sehingga faktor faktor yang ada
tersebut hanya sebagai pendukung.Dia hanya di perlukan ketika keadaan
tertentu saja.Dan ini berkaitan dengan kondisi yang pertama.Ketika
menghubungkan faktor yang harus diadakan untuk membuat langkah
strategis, dan taktik yang tepat dan efisien adalah pilihannya, maka
banyak yang harus dipenuhi.

Misalnya, pengetahuan terhadap kondisi dirinya, tujuan yang hendak


dicapai dan juga langkah langkah strategis dan taktis yang hendak
dicapainya. karena selain ini, akan ada lagi banyak faktor yang harus
diketahuinya untuk dapat memenuhi 'efisiensi' langkah. Maka
pengetahuan terhadap kondisi, waktu dan tempat juga harus diperhatikan,
atau boleh dikatakan, semua faktor yang mendukung dan juga
Permasalahan bukan hanya menfokuskan pemikiran pada tujuan yang
hendak dicapai, tapi juga persyaratan dan kondisi yang ada sehingga
semua penghalang.faktor yang ada dan diperlukan dapat diindentifikasi
dengan baik.

Keseluruhan faktor, berarti bahwa semua faktor yang ada yang perlu
diadakan atau/dan yang sudah ada. Hal ini sangat diperlukan dalam
rangka membuat langkah strategis, karena dengannya langkah tersebut
akan menjadi kongkrit dan praktis serta efisien. Tidak dapat dicapai
langkah startegis yang baik, kecuali semua faktor sudah ter-inditifikasi,
karena setiap kekurangan terhadap pengetahuan faktor tersebut, maka
akan menjadi langkah tersebut akan tidak efisien bahkan boleh jadi
mejauhkan dari pada tujuan.Boleh dikatakan faktor kondisional
merupakan hal yang dominan untuk mencapai tujuan. Karena faktor
kondisional merupakan persyaratan dari langkah stategis dan taktis, untuk
tercapainya tujuan. Dengan ini maka dihadapan kita ada dua kondisi :

1. Terpenuhinya semua semua faktor, yaitu menciptakan (mengadakan)


semua faktor sehingga langkah yang hendak dicapai dapat segera
dijalankan. Terjadinya pengkondisian sebelum melangkah.
2. Melangkah dengan harapan faktor yang belum ada akan didapatkan
atau terkondisikan. Hal ini akan membuat semua langkah tidak efisien
dan tidak fokus pada langkah strategis.
3. Mencapai keadilan sosial ini merupakan cita-cita semua manusia
sekarang. Tapi hingga sekarang dimana keadilan sosial itu telah
tercapai, sehingga bentukan tersebut menjadi contoh yang kongkrit
bagi semua. Maka jawabnya, semua manusia sedang berusaha untuk
mencapainya, dan belum ada satu manusiapun yang sudah merasakan
apa itu keadilan sosial.

Faktor yang perlu ada sehingga keadilan sosial dapat dirasakan adalah:

a. Pendefinisan keadilan sosial dengan baik, sehingga faktor sosial     


akan memahami apa yang hendak dicapainya, atau apa yang menjadi
cita cita bersama mereka. Kalau saja pendefinisian tidak jelas, atau
adanya perbedaan pendapat, akan terjadilah perbedaan tujuan.
b. Faktor pendukung, untuk membantu efisiensi kerja sosial sehingga     
akan terjadinya kerja sama diantara unsur yang diperlukan. Faktor
pendukung utama yang dominan adalah SDM yang memenuhi syarat
untuk keadilan, yaitu SDM yang (minimal) tidak berjalan atas
interesnya sendiri.
c. Faktor penghalang, karena dengan adanya faktor ini, akan diperlukan
suatu unsur tertentu untuk menindak lanjuti sehingga hilangnya faktor
ini. Karena bisa jadi faktor ini menjadi penghalang sehingga sama
sekali makna dan kondisi keadilan tidak didapatkan.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Jadi kesimpulan dari uraian di atas adalah kaitan manusia dan kebudayaan
sangatlah erat, sebab kebudayaan timbul karena hasil karya cipta dan karsa
dari manusia itu sendiri. Dengan kebudayaan dapat mengatur kehidupan
manusia untuk hidup bersosialisasi dengan manusia lain di sekitarnya. Dan
kebudayaan dapat hilang karena masuknya budaya lain. Oleh sebab itu,
banyak suku lain menolak kebudayaan dari luar di khawatirkan akan merusak
kebudayaan yang mereka anut sejak jaman dahulu.
Manusia juga tidak dapat dipisahkan dengan rasa cinta kasih, sebab cinta
kasihlah yang menjadi salah satu faktor dasar terbentuknya suatu interaksi
kehidupan dengan diiringi adanya keadilan dalam menjalankan tugas dan
kewajiban yang seimbang demi tercapainya kehidupan yang harmonis tanpa
ada penderitaan didalamnya.

2. SARAN
Setelah kita membahas Makalah yang berjudul Manusia, Cinta Kasih,
Penderitaan dan Keadilan ini, semoga kita dapat lebih memahami hal-hal yang
menyangkut aspek – aspek diatas. Mampu memilah dan memilih manakah hal
baik yang patut kita contoh dan hal buruk yang patut untuk kita hindari. Serta
senantiasa menjalankan kehidupan ini dengan sebaik – baiknya.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://anwarabdi.wordpress.com/2013/04/07/ilmu-budaya-dasar-pengertian-
ilmu-budaya-dasar/
2. http://kamelia11.wordpress.com/tag/pengertian-manusia-menurut-para-ahli/
3. Suhada, Idad.2011.Ilmu Sosial Dasar.Bandung: Insan Mandiri
4. Sulaeman, Munandar.1998.Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar.Bandung:
Eresco

Anda mungkin juga menyukai