Anda di halaman 1dari 1

Hukum Keluarga II : Adopsi Dalam HPI

Anna Pratiwii

(1801112579)

Abstract

Pendahuluan

Dalam pengangkatan anak masing-masing negara memiliki hukum yang berbeda dalam
pengangkatan anak. Adopsi ini mempunyai akibat hukum yang besar dan adapula yang
agak lemah1. Selalu ada perdebatan dan variasi. Hingga akhir tahun 1970 beberapa
peraturan-peraturan pengangkatan anak di Indonesia tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan
praktis di Indonesia yang dibebabkan berubah nya pola piki masyarakat hal ini emudian
menimbulkan masalah lain seperti penjualan anak. Hal ini terjadi hingga sekarang karena
ketidakpunyaan anak menjadi hal yang sangat mendorong orang untuk melakuakan
pengangkatan anak bahkan jika harus dengan cara yang salah. Hal ini diungkapkan oleh P.J
Bouman yang sampai pada kesimpulan bahwa keluarga adalah sebuah insitusi sosial yang
berkembang dari hububungan ibu dan anak. Sang ayah bukanlah unit tambahan dalam
seluruh struktur keluarga setidaknya ada satu sosial yaitu Najar dari India, yang menolak
adanya hubungan formal dalam struktur keluarga. Melihat bertapa pentingnya seorang anak
dalam suatu keluarga agar dibilang menjadi unit yang sempurna akhirnya banyak orang
yang memilih mengangkat anak. Di Indonesia sendiri pengangkatan anak tertulis dalam
peraturan perundang-undangan Pemerintah Indonesia No.54 Tahun 2000 dan juga di dalam
peraturan Mentri Sosil Repulik Indonesia Nomor: 110/HUK/2009. Tetapi pada masa yang
sekarang ini orang-orang bukan hanya mengadopsi anak yang berasal dari negara asalnya
saja tapi juga negara lain lalu munculah adopsi internasional. Adopsi
1
Rvj Medan 17-3-1933,T.137,696 dalam Hukum Perdata Internasional Indonesia Jilid II bagian 5

Anda mungkin juga menyukai