Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“FIQIH MUNAKAHAT”
Dosen Pengampu: Farihen, Dr. M.Ag.

Disusun oleh:

Amelia Dwi Damayanti (2019840010)


Neli Agustin (2019840044)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan nikmat-Nya sehingga
Kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW. Beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya. Tidak lupa Kami
sampaikan rasa terima kasih kepada dosen yang selalu membimbing serta member dukungan
sehingga makalah ini dapat Kami susun dengan baik.

Makalah ini Kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah AIK (Muamalah) pada
jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam
makalah ini Kami akan menerima kritik dan saran dari berbagai pihak apabila makalah ini
banyak kekurangan. Akhir kata, Kami berharap agar makalah ini bisa memberikan
sumbangsih untuk menambah pengetahuan para pembaca.

Jakarta, 26 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................2
2.1 Fiqih Munakahat...................................................................................................................2
2.2 Dasar Hukum Pernikahan.....................................................................................................2
2.3 Rukun dan Syarat Pernikahan..............................................................................................3
2.4 Tujuan Pernikahan................................................................................................................5
BAB III PENUTUP..................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................6
3.2 Saran.....................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam agama Islam, Allah menganjurkan untuk melaksanakan pernikahan.


Pernikahan meupakan sebuah proses dimana seorang perempuan dan seorang laki-laki
menyatukan hubungan mereka dalam ikatan kekeluargaan dengan tujuan mengatur
kehidupan rumah tangga dan keturunan. Pernikahan dalam Islam merupakan sebuah
proses sacral, mempunyai adab-adab tertentu.
Jika pernikahan tidak dilaksanakan berdasarkan syari’at Islam maka pernikahan
tersebut bisa menjadi perbuatan zina. Oleh karena itu, sebagai umat Islam harus
mengetahui kiat-kiat pernikahan yang sesuai dengan kaidah agama Islam agar pernikahan
dinilai Ibadah oleh Allah SWT.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari pernikahan?
2. Apa dasar hukum tentang pernikahan?
3. Bagaimana hukum pernikahan?
4. Apa saja yang termasuk rukun dan syarat dalam pernikahan?
5. Apa tujuan dari pernikahan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari pernikahan.
2. Untuk memahami dasar hukum pernikahan.
3. Untuk mengetahui hukum pernikahan.
4. Untuk memahami rukun dan syarat pernikahan.
5. Untuk mengetahui tujuan pernikahan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fiqih Munakahat


Fiqih pernikahan atau munakahat adalah ilmu yang menjelaskan tentang
syariat suatu ibadah termasuk pengertian, dasar hukum, rukun, dan syarat yang
dalam hal ini menyangkut tentang pernikahan. Adanya akad nikah membuat
sesuatu yang tadinya haram menjadi halal, bahkan menjadi amalan ibadah yang
bernilai pahala besar disisi Allah SWT.
Pernikahan menjadi sesuatu yang diidamkan oleh kaum laki-laki dan
perempuan yang sudah mencukupi segalanya. Pernikahan juga salah satu jalan
untuk mendapatkan keturunan, meningkatkan ukhuwah Islamiyah, dan
memperkuat tali silaturahim antar manusia.

2.2 Dasar Hukum Pernikahan


Dasar hukum pernikahan terdapat pada Al-Qur’an, Hadist, dan Ijma’.
Dalil Al-Qur’an tentang pernikahan terdapat pada:

1. Q.S. An-Nur: 32
Artinya: “Dan nikahlah orang-orang yang masih sendiri diantara Kamu, dan
juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang
laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan member
kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas
(pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. An-Nur: 32) .

2. Q.S. Ar-Ra’d: 38
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah mengustus beberapa Rasul sebelum
Kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan.”
(Q.S. Ar-Ra’d: 38)

Begitu pula sabda Nabi Muhammadad SAW., “Wahai para pemuda, siapa
diantara kalian yang sudah mampu menanggung nafkah, hendaknya dia
menikah.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
2.3 Rukun dan Syarat Pernikahan
Pernikahan dalam Islam memiliki beberapa rukun dan syarat yang harus
dipenuhi agar pernikahan tersebut hukumnya sah.
A. Rukun Pernikahan
Rukun adalah sesuatu yang pasti ada yang menentukan sah atau tidaknya
suatu pekerjaan (ibadah). Jika salah satu rukun tidak terpenuhi maka
pekerjaan (ibadah) tersebut tidak sah.
Jumhur ulama sepakat bahwa rukun perkawinan terdiri atas:
1. Adanya calon suami dan istri yang akan melakukan pernikahan.
2. Adanya wali dari pihak calon pengantin perempuan.
3. Adanya dua orang saksi.
4. Sighat akad nikah, yaitu ijab kabul yang diucapkan wali atau wakil dari
pihak perempuan dan dijawab oleh calon pengantin laki-laki.
B. Syarat Pernikahan
Syarat-syarat pernikahan merupakan dasar bagi sahnya pernikahan.
Apabia syarat-syaratnya terpenuhi, maka pernikahan itu sah dan
menimbulkan adanya segala hak dan kewajiban sebagai suami istri.
a. Syarat-Syarat Calon Suami
1. Islam.
2. Bukan mahram dari calon istri dan jelas halal nikah dengan
calon istri.
3. Terang (jelas) bahwa calon suami betul laki-laki.
4. Laki-laki diketahui orangnya (jelas)
5. Calon mempelai laki-laki kenal pada calon istri serta tahu betul
calon istri halal baginya.
6. Calon suami rela melakukan pernikahan tanpa ada paksaan.
7. Tidak sedang melakukan ihram.
8. Tidak mempunyai istri yang haram dimadu dengan calon istri.
9. Tidak sedang mempunyai istri empat.
b. Syarat-Syarat Calon Istri
1. Islam.
2. Tidak ada halangan, yaitu tidak bersuami, bukan mahram, tidak
sedang masa iddah.
3. Jelas bahwa calon istri betul-betul perempuan.
4. Perempuan diketahui orangnya (jelas).
5. Tidak dipaksa.
6. Tidak sedang ihram.
c. Syarat-Syarat Wali
1. Laki-laki.
2. Muslim.
3. Baligh.
4. Waras akalnya.
5. Adil
6. Tidak dipaksa.
7. Tidak sedang berihram.
d. Syarat-Syarat Saksi
1. Dua orang laki-laki.
2. Muslim.
3. Baligh.
4. Berakal.
5. Tidak sedang ihram
6. Melihat, mendengar serta paham maksud dari akad nikah.
e. Syarat Shigat/Ijab Kabul
Ijab dilakukan oleh pihak wali mempelai perempuan atau
wakilnya, sedangkan Kabul dilakukan oleh mempelai laki-laki atau
wakilnya. Sighat ijab Kabul harus didasarkan kalimat nikah atau
tazwij.
f. Mahar
Mahar adalah hak mutlak calon mempelai perempuan dan
kewajiban mempelai pria untuk memberikannya sebelum akad nikah
dilangsungkan. Firman Allah SWT. Dalam Q.S. An-Nisa: 4),
“Berikan mas kawin (mahar) kepada wanita (yang Kamu nikahi)
sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka
menyerahkan kepada Kamu sebagian dari mas kawin itu dengan
senang hati, maka makanlah (ambilah) pemberian itu (sebagian
makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisa: 4).
2.4 Tujuan Pernikahan
Pernikahan memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu untuk mewujudkan
kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, rahmah serta mendekatkan
diri kepada Allah dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pernikahan merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Allah SWT. Pernikahan juga
salah satu jalan untuk mendapatkan keturunan, meningkatkan ukhuwah Islamiyah, dan
memperkuat tali silaturahim antar manusia. Dengan adanya pernikahan diharapkan dapat
membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi materi, isi materi, dan cara penulisan karya tulis ini, untuk itu
penulis meminta saran dari pembaca untuk bisa membantu memperbaiki makalah ini
agar lebih sempurna untuk penulisan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Fiqih Pernikahan serta Rukun dan Syaratnya. (Online) Tersedia:


https://umma.id/article/share/id/1002/627177

Anda mungkin juga menyukai