Anda di halaman 1dari 3

HUKUM ADAT

Tugas Biografi Suku di Indonesia

Dikerjakan Oleh :
Rifqi Ali Raffi / 010001800587
Pada tugas biografi suku di Indonesia ini saya memilih Suku Minangkabau dari Sumatera
Barat sebagai suku yang akan saya bahas biografinya.

Asal Usul :

Masyarakat Minang merupakan bagian dari masyarakat Deutro Melayu (Melayu Muda) yang
melakukan migrasi dari daratan China Selatan ke pulau Sumatra sekitar 2.500–2.000 tahun
yang lalu. Diperkirakan kelompok masyarakat ini masuk dari arah timur pulau Sumatra,
menyusuri aliran sungai Kampar sampai ke dataran tinggi yang disebut darek dan menjadi
kampung halaman orang Minangkabau.

Perkawinan :

Dalam adat budaya Minangkabau, perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam
siklus kehidupan, dan merupakan masa peralihan yang sangat berarti dalam membentuk
kelompok kecil keluarga baru pelanjut keturunan. Bagi lelaki Minang, perkawinan juga
menjadi proses untuk masuk lingkungan baru, yakni pihak keluarga istrinya. Sementara bagi
keluarga pihak istri, menjadi salah satu proses dalam penambahan anggota di komunitas
Rumah Gadang mereka.

Dalam prosesi perkawinan adat Minangkabau, biasa disebut baralek, mempunyai beberapa
tahapan yang umum dilakukan. Dimulai dengan maminang (meminang), manjapuik
marapulai (menjemput pengantin pria), sampai basandiang (bersanding di pelaminan).
Setelah maminang dan muncul kesepakatan manantuan hari (menentukan hari pernikahan),
maka kemudian dilanjutkan dengan pernikahan secara Islam yang biasa dilakukan di masjid,
sebelum kedua pengantin bersanding di pelaminan. Pada nagari tertentu setelah ijab kabul di
depan penghulu atau tuan kadi, mempelai pria akan diberikan gelar baru sebagai panggilan
penganti nama kecilnya.[43] Kemudian masyarakat sekitar akan memanggilnya dengan gelar
baru tersebut. Gelar panggilan tersebut biasanya bermulai dari sutan, bagindo atau sidi
(sayyidi) di kawasan pesisir pantai. Sementara itu di kawasan Luhak Limopuluah, pemberian
gelar ini tidak berlaku.
Matrilinieal :

Matrilineal merupakan salah satu aspek utama dalam mendefinisikan identitas masyarakat
Minang. Adat dan budaya mereka menempatkan pihak perempuan bertindak sebagai pewaris
harta pusaka dan kekerabatan. Garis keturunan dirujuk kepada ibu yang dikenal dengan
Samande (se-ibu), sedangkan ayah mereka disebut oleh masyarakat dengan nama Sumando
(ipar) dan diperlakukan sebagai tamu dalam keluarga.

Kaum perempuan di Minangkabau memiliki kedudukan yang istimewa sehingga dijuluki


dengan Bundo Kanduang, memainkan peranan dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan
keputusan-keputusan yang dibuat oleh kaum lelaki dalam posisi mereka sebagai mamak
(paman atau saudara dari pihak ibu), dan penghulu (kepala suku). Pengaruh yang besar
tersebut menjadikan perempuan Minang disimbolkan sebagai Limpapeh Rumah Nan Gadang
(pilar utama rumah).[30] Walau kekuasaan sangat dipengaruhi oleh penguasaan terhadap aset
ekonomi namun kaum lelaki dari keluarga pihak perempuan tersebut masih tetap memegang
otoritas atau memiliki legitimasi kekuasaan pada komunitasnya.

Rumah Adat :

Rumah adat Minangkabau disebut dengan Rumah Gadang, yang biasanya dibangun di atas
sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku tersebut secara turun temurun.

Anda mungkin juga menyukai