Anda di halaman 1dari 11

Nama : Abulkhair Rizvan Yahya

Kelas : 1A D4 Teknik Mekatronika

NRP : 4120600027

Matkul : RL 2

Dosen : Endah S. Ningrum ST. MT.

Rangkaian seri RLC pada arus bolak-balik terdiri dari resistor (R), induktor (L) dan kapasitor (C) yang
dihubungkan dengan sumber tegangan AC dan disusun secara seri. Hambatan yang dihasilkan oleh
resistor disebut resistansi, hambatan yang dihasilkan oleh induktor disebut reaktansi induktif (X L), dan
hambatan yang dihasilkan oleh kapasitor disebut reaktansi kapasitif (X C). Ketiga besar hambatan
tersebut ketika digabungkan dalam disebut impedansi (Z) atau hambatan total.

Ketiga hambatan tersebut (R, XL dan XC) mengalir arus (i) yang sama sehingga diagram fasor arus
diletakkan pada t=0. Tegangan pada resistor (V R) berada pada fasa yang sama dengan arus, tegangan (V L)
pada reaktansi induktif (XL) mendahului arus sejauh 90º, dan tegangan (V C) pada reaktansi kapasitif (XC)
tertinggal oleh arus sejauh 90º.

Diagram fasor dapat digunakan untuk mencari besar tegangan jepit seperti di bawah ini:
VR = Imax R sin ωt = Vmax sin ωt

VL = Imax XL sin (ωt + 90) = Vmax sin (ωt + 90)

VC = Imax XC sin (ωt – 90) = Vmax sin (ωt – 90)

Besarnya tegangan jepit dapat dihitung dengan menjumlahkan VR, VL, dan VC sehingga menjadi :

V = √ VR 2 +(VL−VC )2
Keterangan :

V = tegangan total ( Volt )

VR = tegangan pada resistor ( Volt )

VL = tegangan pada inductor ( Volt )

VC = tegangan pada kapasitor ( Volt )

Besar arus adalah sama, sehingga besar tegangan pada masing-masing komponen R, L dan C adalah: V R =
I R , VL = I XL , dan VC = I XC. Subsitusikan ke dalam rumus tegangan jepit sehingga hasil akhir diperoleh
hambatan total atau impedansi sebagai berikut :

Z=√ R 2+(XL− XC )2
Keterangan :

Z = impedansi rangkaian seri RLC (Ω)


R = hambatan (Ω)

XL = reaktansi induktif (Ω)

XC = reaktansi kapasitif (Ω)

 Rangkaian seri RLC memiliki beberapa kemungkinan:

1. Nilai XL < XC : rangkaian bersifat kapasitor, tegangan tertinggal terhadap arus dengan beda
sudut fase θ sebesar
XL−XC
tanθ=
R
Nilai XL > XC : rangkaian bersifat induktor, tegangan mendahului arus dengan beda sudut fase θ
XL−XC
sebesar  tanθ=
R

2. Nilai XL = XC : besar impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya (Z=R), pada rangkaian
akan terjadi resonansi deret/seri, frekuensi resonansi sebesar

1 1
f=

=
√LC

KOMPONEN DIODA

Diode merupakan gabungan bahan semikonduktor tipe N ( Negatif ) yang merupakan bahan
dengan kelebihan electron dan tipe P ( positif ) yang merupakan kekurangan satu electron sehingga
membentuk Hole. Hole yang dimaksud berfungsi sebagai pembawa muatan. Apabila kutub P ( positif )
pada anoda dengan kutub positif sumber, maka akan terjadi pengaliran arus listrik yang menyebabkan
perpindahan electron bebas pada sisi N ( negative ) mengisi Hole. Begitu pula sebaliknya, jika sisi P
( positif ) dihubungkan dengan negative baterai / sumber, maka electron akan berpindah ke arah
terminal positif sumber sehingga di dalam diode tidak akan terjadinya perpindahan elektron

Sisi positif pada diode disebut dengan Anoda dan Sisi negative pada diode disebut dengan
Katoda. Lambing diode seperti anak panah yang arahnya dari sisi positif ke negative ( dari anoda ke
katoda ). Hal ini menunjukkan tentang arus konvensional bahwasannya arus mudah mengalir dari sisi
positif ke negative.

CARA KERJA DIODA


Diode semikonduktor hanya dapat melewati satu arus yang searah, pada saat diode
memperoleh arus, diode akan maju satu arah ( forward Bias ). Hal ini dikarenakan di dalam diode
terdapat junction yaitu pertemuan konduktor antara tipe P ( positif ) dan tipe N ( negative ). Kondisi
tersebut dapat dikatakan bahwa konduksi penghantar masih tergolong kecil. Begitu pula sebaliknya,
apabila diode diberi satu arah / bias mundur ( reverse Bias ), maka diode tidak akan bekerja dan pada
kondisi tersebut diode memiliki tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir\

Cara kerja diode dapat disederhanakan / dijelaskan dalam 3 kondisi, yaitu :

a) Kondisi tanpa tegangan ( Unbiased )


Kondisi ini akan membentuk suatu perbatasan medan listrik pada daerah P
( positif ) – N ( negative ) Junction. Berawal dari proses difusi, yaitu bergeraknya muatan
electron dari sisi N ( negative ) ke sisi P ( positif ). Electron-elektron tersebut akan
menempati tempat di sisi P ( positif ) yang disebut dengan Hole
Pergerakan electron tersebut akan meninggalkan ion postif di sisi N ( negative )
dan Hole yang terisi electron akan menumbulkan ion negative di sisi P ( positif ). Ion-ion
yang tidak bergerak akan membentuk medan listrik statis yang akan menjadi
penghalang pergerakan electron pada diode.
b) Kondisi tegangan positif ( Forward Biased )
Pada kondisi ini, anoda ( positif ) akan disambungkan dengan terminal positif
sumber listrik dan bagian katoda ( negative ) disambungkan dengan terminal negative.
Tegangan eksternal akan menyebabkan ion-ion ( sebagai penghalang aliran listrik )
menjadi tertarik ke masing-masing kutub.
Hilangnya ion-ion yang menjadi pengalang aliran listrik dapat memungkinkan
terjadinya pergerakan electron di dalam diode, sehingga arus listrik bisa mengalir seperti
pada rangkaian tertutup.
c) Kondisi tegangan negative ( Reverse Biased )
Pada kondisi ini, anoda ( positif ) disambungkan dengan terminal negative
sumber listrik dan katoda ( negative ) disambungkan dengan terminal positif. Tegangan
eksternal akan menyebabkan ion-ion ( sebagai penghalang aliran listrik ) menjadi
tertarik ke masing-masing kutub juga
Pemberian tegangan tersebut membuat ion-ion negatif tertarik ke sisi katoda
( negatif ) yang diberi tegangan positif dan akan membuat ion-ion positif tertarik ke sisi
anoda ( positif ) yang diberi tegangan negative. Pergerakan ion-ion tersebut searah
dengan medan listrik statis yang menghalangi pergerakan electron, alhasil penghalang
akan semakin tebal oleh ion-ion. Akibat dari kondisi tersebut, listrik tidak dapat mengalir
melalui diode dan rangkaian tersebut diibaratkan menjadi rangkaian terbuka.

JENIS-JENIS DIODA

1) Dioda Biasa
Diode jenis ini paling sering kita temukan di berbagai perangkat elektronik. Symbol dari
diode ini menunjukkan karakteristik diode itu sendiri dan Gambar segitiga pada symbol tersebut
menunjukkan arah aliran arus listrik dan garis lurus menunjukkan bahwa arus listrik dari arah
yang berlawanan serta tidak bisa melewati diode.
Pada komponen diode terdapat sebuah garis yang dibuat agar sesusai dengan symbol
diode dan membantu mengetahui posisi terminal anoda dan katoda. Hal ini dikarenakan jika
posisi kaki diode terbalik, maka piranti elektronik tidak dapat menyala
Fungsi Diode Biasa sebagai berikut :
a) Sebagai saklar
Dengan cara mengatur bentuk tegangan luar yang diberikan pada kedua tempat
terminal diode, maka diode dapat digunakan sebagai saklar. Saat forward bias, diode
akan mengalirkan arus listrik dan saar reverse bias, diode akan memutus aliran listrik.
b) Sebagai penyearah
Jika terdapat arus yang melewati kutub dengan arah yang salah, maka akan
distop sehingga tidak bisa lewat karena karakteristik yang unik sehingga diode dapat
dipakai mengubah arus bolak-balik ( AC ) menjadi arus satu arah ( DC )
Untuk menyearahkan arus AC menjadi DC secara penuh satu gelombang, maka
dibutuhkan 4 buah diode jika menggunakan transformator non-CT. bentuk rangkaian
elektronik penyearag satu gelombang penuh dapat anda lihat pada gambar di bawah ini

2) Dioda Bridge
Diode Bridge memiliki kelebihan dalam kemudahan pemakaiannya. Apabila kita ingin
membuat penyearah satu gelombang penuh dibutuhkan 4 buah diode biasa, berbeda dengan
diode bridge yang jauh lebih mudah karena hanya membutuhkan 1 buah saja. Cara kerjanya pun
sama seperti rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 4 dioda biasa, hanya saja
pemasangannya lebih mudah karena sudah tertata rapi, sehingga tidak perlu mengatur susunan
diode satu persatu
Bentuk dari Dioda Bridge sangat bermacam-macam, mulai dari berbentuk bulat, tipis
seperti sisir, dan berbentuk kotak seperti meja. Pada Dioda Bridge terdapat 4 buah terminal,
yaitu 2 terminal sebagai input sumber listrik AC dan 2 terminal output DC dengan polaritas
positif dan negative.
3) Dioda Zener

Dioda jenis ini dibuat dengan cara tertentu sehingga bisa bekerja pada rangkaian
reverse Bias. Karakteristik pada rangkaian reverse Bias berbeda dengan diode biasa, namun
karakterisitik serta fungsi pada rangkaian Forward Bias tetap sama seperti biasa.
Diode jenis ini mampu mengalirkan arus listrik yang arahnya berlawan dengan syarat
tegangan yang diberikan harus melampaui batas tegangan rusak diode. Pada umumnya diode
jenis ini dipasang secara terbalik sesuai prinsip Reverse Bias dan berfungsi sebagai Voltage
Regulator ( pengatur tegangan ).
Contohnya sebagai berikut :
Jika kita memasang diode Zener dengan tegangan 2,8 V pada rangkaian dengan sumber
tegangan sebesar 24 V maka tegangannya akan turun Ketika melewati diode Zener yang
dipasang secara Reverse Bias. Nilai tegangan akan terus sama seperti nilai tegangan diode.
4) Light Emitting Diode ( LED )
Light Emitting Diode ( LED ) merupakan diode sambungan semikonduktor P ( positif ) – N
( Negatif ) yang bila dipasang secara Forward Bias, maka akan mengeluarkan cahaya tampak.
Symbol pada LED memiliki bentuk yang hamper sama dengan diode normal, hanya saja terdapat
2 panah sebagai symbol bahwa LED mengemisikan cahaya
Apabila LED dipasang secara Reverse Bias, maka komponen tersebut tidak akan
mengeluarkan cahaya dan akan menyebabkan LED menjadi cepat rusak. LED biasa digunakan
sebagai indicator pada rangkaian elektronik
5) Photo Diode ( PD )

Photo Dioda adalah jenis diode sambungan P ( Positif ) – N ( Negatif ) yang apabila
terkena cahaya maka tahanan baliknya akan berubah menjadi lebih kecil sehingga arus listrik
dapat melewatinya. Dalam keadaan gelap atau tidak ada Cahaya, nilai tahanan baliknya sangat
besar sehingga tidak mengantarkan arus listrik.
Bentuk symbol pada PD hampir sama dengan bentuk dari LED, hanya saja arah
panahnya terbalik. Hal tersebut menunjukkan sifat PD yang bila terkena cahaya maka akan
menghantarkan arus listrik. Dalam rangkaian elektronik diode jenis ini harus dipasang secara
Reverse Bias.
6) Dioda Varactor
Diode jenis ini adalah diode semikonduktor dengan sambungan P ( positif ) – N
( Negatif ) yang dirancang khusus sehingga memiliki sifat kapasitansi Ketika dipasang pada
rangkaian sesuai prinsip Reverse Bias. Diode ini biasa disebut sebagai diode Variabel Kapasitansi
( Variable Capacitance Diode ) atau Varicap Diode. Diode ini biasa digunakan pada rangkaian
elektronik seperti pada ponsel, radui, dan televisi.
Bentuk symbol dari diode jenis ini berbentuk seperti gabungan antara symbol diode dan
kapasitor. Hal teresebut sesuai dengan fungsinya. Dalam memilih diode ini perlu diperhatikan
beberapa spesifikasi yaitu minimum voltage break down ( V ), power dissipation ( mW ), dan
maximum peak current ( A ).
7) Dioda Tunnel

Diode Tunnel adalah jenis diode semikonduktor dengan sambungan P ( Positif ) – N


( Negatif ) yang dirancang khusus sehingga mampu membentuk daerah deplesi menjadi sangat
sempit diakrenakan pada diode ini diberi pengotor berat 1000 kali lebih banyak dibandingkan
diode pada umumnya

Seperti pada gambar diatas, bahwa Ketika diberi tegangan Forward Bias dengan nilai
yang kecil, maka arusnya akan semakin meningkat bersamaan dengan bertambahnya nilai
tegangan. Akan tetapi, Ketika terus meningkat hingga mencapai Vp ( tegangan puncak ), maka
arusnya akan berubah menjadi menurun hingga titik Iv ( arus lembah ). Apabila tegangan terus
ditambah lagi, maka arus pada diode akan terus meningkat lagi.

RANGKAIAN DIODA

Berikut ini berbagai aplikasi diode yang banyak digunakan pada rangkaian elektronika, yaitu :

a) Sebagai Rectifier ( Penyearah Tegangan AC )


Aplikasi diode ini adalah rangkaian dasar dari sebuah power supply yang paling
banyak digunakan pada hampir semua rangkaian elektronika. Terdapat eberapa
rangkaian variasi, yang mana masing-masing variasi memiliki karakteristik sinyal output
yang berbeda pula
Beberapa jenis dasarnya adalah sebagai berikut :
 Rangkaian Setenga Gelombang

 Gelombang penuh center tap

 Rangkaian jembatan gelombang penuh

b) Sebagai Clipper ( Pemotong Sinyal )


Aplikasi diode ini adalah rangkaian yang berfungsi untuk memotong bagian
sinyal tertentu sesuai dengan yang diinginakn. Biasanya rangkaian ini banyak digunakan
pada rangkaian pemancar FM, yang mana biasanya rangkaian tersebut berfungsi untuk
membantu mengurangi noise.
Selain itu aplikasi diode ini juga dipakai untuk rangkaian pengaman tegangan
dan memastikan sinyal tegangan output tidak melebihi batas level tertentu. Rangkaian
Clipper dapat disebut juga sebagai rangkaian pembatas tegangan. Berikut adalah contoh
rangkaiannya :

c) Sebagai Clamping Circuits ( Penjepit )


Rangkaian Clamper adalah rangkaian yang berfungsi untuk menjepit atau
menggeser tegangan puncak dari sinyal menjadi ke level tertentu yang diinginkan.
Tegangan puncak yang diubah bisa puncka positif ataupun negative sinyal. Rangkaian ini
disebut juga dengan rangkaian Level Shifter atau DC Restorer. Berikut adalag contoh
rangkaiannya :

d) Sebagai Voltage Multiplier ( Pendobel Tegangan )


Rangkaian pada aplikasi diode ini terdiri dari beberapa diode dan kombinasi
kapasitor. Pada dasarnya, pendobel tegangan akan menghasilkan tegangan ganjil atau
genap dari sinyal input terhadap outuputny. Berikut adalah contoh rangkaiannya ;
Gambar diatas merupakan rangkaian dengan menggunakan diode setengah
gelombang yang menghasilkan tegangan keluaran dua kali lipat dari masukannya
( tegangan AC ). Sebenarnya dengan konfigurasi diode dan kapasitor diatas tidak hanya
dua kali tegangan ouput yang bisa kita dapatkan, bahkan tripler ataupu quadrupler
dapat kita peroleh dengan menambahkan kombinasi diode dan kapasitor sama seperti
rangkaian tersebut
e) Sebagai Voltage Spike Suppression ( Pelindung Tekanan Tegangan )
Pada kasus beban induktif seperti relay, Ketika dialiri arus listrik dan terdapat
medan magnet pada lilitan tersebut, pada saat dilepaskan Kembali, mka lilitan tersebut
akan menjadi induktif dan akan menimbulkan tegangan tinggi secara tiba-tiba
dikarenakan medan magnet yang tersimpan pada liliran yang terdapat pada komponen
relay tersebut. Hal itu akan menyebabkan kerusakan terhadap rangkaian yang
terhubung pada beban induktif tersebut.
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah diode yang terhubung pararel dengan
beban inductor yang terhubung pada rangkaian elektronika untuk meredam tegangan
tinggi secara tiba-tiba karean timbulnya aliran medan magnet.

Gambar diatas merupakan contoh rangkaiannya. Sebuah diode dirangkai secara


parallel terhadap bagian lilitan relay untuk mencegah timbulnya medan magnet induktif.
Dengan begitu rangkaian akan terhindar dari lonjakan tegangan tinggi secara tiba-tiba
Ketika relay aktif dan di-off kan.

Anda mungkin juga menyukai