Anda di halaman 1dari 2

Pemprov Jabar Bongkar Penyalahgunaan Aset di Lahan Kereta Api Cepat

Bisnis.com, BANDUNG—Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melakukan


penindakan dalam upaya penyelamatan aset lahan Pemda Provinsi Jabar di Gunung
Sembung, Kab. Purwakarta, Rabu (20/11/19).

Dalam penindakan yang dipimpin langsung Kepala Biro Hukum dan Hak Asasi
Manusia (HAM) Setda Provinsi Jabar Eni Rohyani, Pemda Provinsi Jabar
menggandeng sejumlah pihak. Mulai dari Polda Jabar, Badan Pertanahan Negara
(BPN) Jabar, sampai Supervisi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi
(Korsupgah KPK) Wilayah Jabar.

Menurut Eni, penindakan dilakukan karena lahan seluas 45 hektare milik Pemda
Provinsi Jabar di Desa Malangnengah dan Desa Sukajaya diklaim oleh seorang
pengusaha berinisial M. Terlebih, kata dia, sebagian lahan tersebut telah dijual
untuk proyek kereta cepat senilai 13,7 miliar rupiah, dan menyewakan sebagian
lainnya kepada kontraktor proyek kereta cepat senilai lebih dari 6 miliar rupiah.

Eni juga menyatakan, pihaknya akan membawa kasus ini ke ranah hukum,
mengingat adanya dugaan akte jual beli palsu.

“Ada tiga kegiatan pokok, pertama upaya kita untuk menegaskan kepemilikan aset
kita yang sudah kita lakukan melalui penelusuran patok, kemudian pencabutan
plang (marka) kepemilikan karena itu diklaim oleh seseorang, dan kemudian
penertiban tindakan penggalian atau pertambangan ilegal,” kata Eni usai melakukan
evaluasi penindakan.

“Kita sedang melaksanakan pelaporan terhadap akte jual beli oleh saudara M,
kemudian ada pemalsuan akta jual beli ini oleh seorang PPATS (Pejabat Pembuat
Akta Tanah Sementara), dan kita juga mempersiapkan gugatan terhadap akte jual
beli yang ada,” imbuhnya.

Pemda Provinsi Jabar pun mencopot papan informasi yang menyatakan bahwa
lahan tersebut milik pengusaha M. Selanjutnya papan informasi tersebut dititipkan
di Polsek setempat.

Pemda Provinsi Jabar sudah memegang bukti-bukti kuat yang akan dibuktikan
secara hukum. “(bukti-bukti yang dikumpulkan) sangat, sangat kuat. Kita yakin
sekali,” kata Eni.
Kepala Satuan Tugas Kopsurgah KPK Wilayah IV Sugeng Basuki menilai,
penindakan yang dilakukan Pemda Provinsi Jabar sangat tepat. Apalagi, kata dia,
lahan yang diklaim oleh pengusahan tersebut sedang dalam proses sertifikasi.

“Langkah yang diambil Pemda Provinsi ini tepat sekali. Yang sedang kita tangani
sekarang adalah aset pemda di Gunung Sembung, yang mana aset itu saat ini sedang
dalam proses untuk sertifikasi, tapi ada pihak-pihak lain yang mengklaim sebagai
pemilik,” ucap Sugeng.

“Jadi hasil tadi kan bahwa dalam sertifikasi perlu ada penelusuran titik-titik patok
yang sudah ada dulu dibuat oleh Pemda Provinsi, sekarang ditelusuri oleh BPN.
Dengan adanya keadaan seperti itu kami mendampingi Pemda Provinsi untuk
mengajak bersama-sama instansi terkait, seperti BPN, penegak hukum dari
kepolisian, untuk melihat fakta-fakta di lapangan,” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Sukajaya Dindin Nofyana menyatakan, warga Desa
Sukajaya mendukung penuh penindakan Pemda Provinsi Jabar. Dia pun berharap
Pemda Provinsi Jabar dapat menyelamatkan lahan tersebut, sehingga warga
setempat bisa mendapatkan pekerjaan kembali sebagai penambang legal.

“Kalau yang saya tahu, (pengalihan penguasaan tambang) itu sejak tahun 2013
sekitar bulan Juli, sampai sekarang. Tadinya (dikelola) dari koperasi, jadi warga
sebagai anggota bisa melakukan penambangan. Berhubung ada pengalihan
penguasaan lahan, jadi warga sebagian tidak bisa lagi berperan aktif (menambang)
disini,” kata Dindin.

“Warga seratus persen mendukung, karena memang sebagian besar mata


pencahariannya di sini. Harapannya lahan bisa dikelola lagi oleh koperasi, biar
masyarakat bisa usaha di sini lagi,” imbuhnya.

Anda mungkin juga menyukai