Dasar Dasar Manajemen Aisyah
Dasar Dasar Manajemen Aisyah
NIM : 200113036
Kelas :B
Semester : 1(Satu)
Dasar berarti hal yang mendasari manajemen itu. Manajemen yaitu suatu proses atau kerangka
kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan dari suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan
organisasi nasional atau dengan maksud yang nyata. Pada hakekatnya tugas seorang manager
adalah menggunakan usaha pada bawahan secara berdaya, namun jarang para manager
menghabiskan waktu dengan pengelolaan.
Manajemen memiliki tujuan tertentu yang tidak dapat diraba (berusaha mencapai tujuan) yang
diberi istilah Objektivis atau hal-hal yang nyata. Manajemen ini adalah suatu tindakan yang nyata
karena tdak bisa dilihat namun, dapat dibuktikan dengan hasil-hasil yang ditimbulkan. Cara melihat
hasil yang ditimbulkan yaitu melihat outputnya 9hasil kerja yang memadai dan dapat memberikan
kepuasan pada manusia).
4. Pendekatan sistem-sistem
Pendekatan ini di dalam mempelajari manajemen menggunakan teknik sistem manajemen
secara total, kemudian dipelajari sub-sub sistemnya, seperti perencanaan,
pengorganisasian, dan sebagainya. Sumbangan pendekatan sistem ini pada Ilmu
Manajemen adalahdapat diketahuinya hubungan yang teratur antara sub-sub
sustemmanajemen, sehingga berdasarkan pengetahuan ini orang dapat menciptakan
mesin-mesin untuk kepentingan manajemen.
5. Pendekatan Kuantitatif
Para pakar menemukan bahwa setiap hubungan dapat dibuatkan model. Misalnya
hubungan pemakaian bahan baku dengan jumlah yang dapat diproduksi dengan bahan
baku yang tersedia. Didasari oleh penemuan tersebut, maka manajemen pun dapat
dipelajari dengan model matematika tersebut.
Hubungan antara manajemen dengan SDM yaitu semakin berkualitas SDMnya, maka akan semakin
bagus manajemen. Hubungannya sangat erat karena manajemen akan terkelola dengan bak apabila
SDMnya juga berkualitas.
BAB II
Fungsi-Fungsi Manajemen
2. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian dalam suatu organisasi sangat penting. Seorang manajer harus dapat
mengorganisasidengan meninjau rencana-rencana yang telah dibuat dan menentukan
aktivitas apa yang akan dilakukanselanjutnya kemudian membagi tugas kerja kepada
individu maupun departemen-departemen yangterkait.
4. Directing (Pengarahan)
Manajer harus memimpin para pekerja serta memberikan motivasi agar sasaran dari
organisasi tercapai.Manajer harus memberitahu apa saja yang harus dilakukan serta
membuat tenggat waktu yang tepatagar tugas dapat selesai tepat waktu. Selain itu,
manajer harus memikirkan reward apa yang diberikanketika seorang pekerja mencapai
hasil terbaiknya dalam organisasi. Contohnya saja penghargaanpegawai teladan (employee
of the month).
5. Controlling (pengendalian)
Terakhir setelah semua kegitan diatas dilaksanakan, manajer harus mengevaluasi segala
aktivitas yangtelah berjalan dalam organisasi apakah para pekerja sudah bekerja
sebagaimana mestinya ataubagaimana kinerja organisasi sekarang, sudahkah sejalan
dengan tujuan yang akan dicapai atau malahmelenceng jauh. Pengendalian dilakukan
untuk menghindari kegagalan organisasi dengan memberikanreview setiap bulan.
BAB III
Sebagai ciri umum seorang manajer adalah bahwa ia seorang pembuat keputusan. Seorang
manajer harus memutuskan tujuan-tujuan yang hendak dikerjakan. Untuk mencapai tujuan – tujuan
ini, manajer harus memutuskan tindakan-tindakan khusus apa yang perlu, cara-cara baru apa yang
dapat diperkenalkan, dan apa yang harus dibuat untuk mempertahankan hasil kerja yang
memuaskan.
1. Analisa marjinal.
Teknik memandingkan biaya ekstra dan penghasilan yang berasal dari penambahan
sebuah unit lagi. Titik maksimasi keuntungan adalah volume dimana bagi unit terakhir yang di
tambahkan, pendapatan tambahan sama besarnya dengan biaya ekstra. Pada setiap volume
yang lebih kecil, pendapatan marjinal melampaui ongkos marjinal dan pada setiap volume
yang lebih besar, maka ongkos marjinal melampaui pendapatan marjinal.
2. Teori Psikologi.
Banyak Persoalan yang harus di putuskan seorang manajer, bersifat tidak ekonomis.
Keputusan mengenai luasnya sebuah kantor, misalnya, mungkin saja dipengaruhi oleh
nilainilai psikologis. Contoh-contoh lain mencakup individu seorang anggota manajemen,
berpegang teguh pada perangkat tradisi-tradisi, yang dijunjung tinggi oleh para manajer
tertinggi, atau keinginan akan kebesaran untuk kebesaran semata-mata.
3. Intuisi-Bisikan hati.
Pembuatan keputusan yang didasarkan pada intuisi, bercirikan penggunaan
“perasaanperasaan batin” orang yang membuat keputusan . Mungkin hal itu sejenis indra
keenam, perasaan yang dalam mengenai situasi, atau keinsafan yang tak terterangkan
dalam suatu keadaan.Kadang-kadang intuisi itu tak merupakan suatu perasaan, yang
hamper seketika itu saja timbulnya, bahwa suatu tindakan pastilah menuju kea rah hasil –
hasil tertentu yang sudah dinyatakan.
4. Pengalaman
Hubungan erat dengan dan pengertian mengenai persoalan memerlukan pengalaman.
Pengalaman memberikan bimbinga, menolong untuk membeda-bedakan, dan membantu
mengeneralisir keadaan masa lalu. Pengetahuan Praktis digunakan, dan biasanya diikuti
oleh penerimaan keputusan itu oleh yang lain-lain.
6. Percobaan
“Coba dulu pilihan itu dan lihat apa yang terjadi”, dapat kah berdaya guna dalam
memutuskan jalan apa yang akan ditempuh. Ini merupakan dasar pembuatan keputusan
yang biasa digunakan dalam penyelidikan ilmiah dan dalam rencana produk baru dan
pekerjaan pembangunan.
7. Analisa
Keputusan apakah yang akan diambil, dalam keadaan tertentu, dan dapat diambil
dengan memecah-mecah persoalannya atas berbagai komponennya dan meneliti
masingmasing komponen secara terpisah, dan juga dalam hubungannya dengan
komponenkomponen lain.
Pembuatan Keputusan
Keputusan di buat atas dasar : (a) seorang individu, maupun (b) sebuah kelompok: Yang
pertama biasa dilakukan, selama keputusan itu sederhana, dan semua alternative dipahami
sepenuhnya. Membuat keputusan individual adalah memenuhi peran penting dari apa yang
seharusnya dilakukan seorangmanajer. Keadaan –keadaan darurat secara khas diputuskan atas dasar
perorangan. Keadaan-keadaan darurat selalu saja timbul, tetapi tidak seharusnya membenarkan
pengambilan keputusan darurat sebagai cara kerja yang umum di terima.
Apakah akan membuat atau mengundurkan suatu kuputusan darurat terutama sekali
ditentukan oleh akibat – akibat dari tidak mengambik keputusan.
BAB IV
Sasaan manajemen
Sasaran adalah rincian singkat dan tegas tentang apa yang ingin dicapai. Jadi sasaran
manajemen adalah suatu perincian yang jelas dalam kegiatan manajemen untuk mendapatkan suatu
metode, cara, teknik yang sebaiknya dilakukan agar dengan sumber daya yang terbatas dapat
diperoleh hasil secara maksimal. Yang istilah ini dalam ilmu ekonomi dikenal dengan prinsip
ekonomi, yaitu: dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil yang besar.
Secara garis besar sasaran manajemen adalah suatu cara untuk mendapat hasil yang efisien
dalam bidang:
Sasaran manajemen berkaitan erat dengan efektif dan efisien. Jadi, segala sesuatunya dilakukan
denga bedaya guna dan tepat guna.
• Efektif adalah suatu kemampuan atau usaha untuk bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan rencana.
• Efisien adalah perbandingan yang terbaik antara suatu hasil dengan usahanya atau
perbandingan antara pemasukan deengan pengeluaran.
• Tepat berarti menunjukan kena sasara, atau sesuai dengan apa yang dikehendaki
tercapai.
• Hemat yang berarti dengan biaya rendah memperoleh hasil yang maksimal, tanpa ada
pemborosan biaya, tenaga, waktu, bahan, dan pemikiran.
• Cepat berarti menunjukan waktu yang tidak banyak terbuang.
• Selamat berarti menunjukan kelancaran proses tanpa ada hampatan.
Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa sesuatu yang efektif belum tentu efisien, karena
menitik-beratkan pada hal-hal yang berbeda.
• Efektif
Pada tujuan yang ingin dicapai sesuai rencana, kurang memperhatikan biaya atau
usaha yang akan digunakan. Dengan biaya berapa saja asal tujuan tercapai, hal ini
memungkinkan terjadinya pemborosan atau penghamburan yang tidak diperlukan.
• Efesien
Pada segi biaya atau usaha yang digunakan, tidak memperhatikan tujuan yang ingin
dicapai sesuai dengan rencana. Kapanpun tujuan itu akan tercapai tidak menjadi
perhatian utama, asal biaya dapat dihemat seminimal mungkin.
Tujuan Manajemen
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan manajemen adalah hal yang sangat vital. Adapun
tujuan diberlakukannya proses manajemen didalam organisasi, antara lain sebagai berikut:
1. Menjalankan dan mengevaluasi strategi yang direncanakan agar dapat berjalan secara
efektif dan efisien.
2. Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai
penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan atau hambatan didalam pelaksanaan
strategi.
3. Memperbaharui strategi yang telah dirumuskan agar sesuai dengan perkembangan
lingkungan eksternal.
4. Meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) yang ada.
5. Berinovasi atas kegiatan sehingga dapat meningkatkan efektivitasan kinerja para anggota
yang akan berdampak positif pada tercapainya tujuan dan sasaran perusahaan/organisasi.
BAB V
Kerja Perencanaan
Para manajer zaman sekarang harus beroperasi dalam lingkungan yang sangat dinamis, di mana
perubahan-perubahan menjadi peraturan, bukan pengecualian. Perencanaan mengizinkan manajer
itu untuk bersedia untuk perubahan. Si perencana adalah orang dengan peluang yang paling besar
untuk menghimpun semua sumber-sumber dari suatu organisasi menjadi satu kesatuan yang lebih
efektif. Pendeknya, perencanaan tak dapat diadakan, Ia adalah tangan intelektual dari pertumbuhan
kita yang mendatang. Dapat dicarikan alasannya, bahwa perencanaan adalah dasar dari fungsi-fungsi
manajemert lainnya. Seorang manajer menjalankan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Seorang
manajer menjalankan fungsi-fungsi manajerial untuk merealisasikan tujuan-tujuan yang diinginkan,
sedangkan cara
Cara untuk mencapainya disusun oleh usaha-usaha perencanaan. Dalam kata-kata lain,
perencanaan adalah fondasi dari manajemen. Tidak ada manajer, yang dapat melaksanakan
manajemen dengan berhasil selama suatu jangka waktu, kecuali kalau ia sudah berbuat sesuatu
sampai sejauh tertentu sekedar perencanaan.
Perencanaan adalah proses memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan dikejar selama suatu
jangka waktu yang akan datang dan apa yang akan dilakukan agar tujuan-tujuan itu dapat tercapai .
Perencanaan menjembatani lowongan antara dimana anda berada dan kemana anda hendak pergi.
Perencanaan efektif haruslah didasarkan atas fakta-fakta dan informasi dan tidak atas emosi dan
keinginan. Pada dasarnya perencanaan adalah suatu proses intelektual. Denan menggunakannya,
para manejer mencoba memandang ke depan, menduga – duga kemungknan, bersedia siap untuk
hal tak terduga, memetakan kegiatan-kegiatan, dan mengadakan urutan-urutan teratur untuk
mencapai tujuan.
Perencanaan Formal
Semua manajer merencanakan Perbedaannya terletak dalan metode yang digunakan dan
luasnya ruang lingkup yang mereka rencanakan. Kebanyakan perencanaan dilakukan atas dasar yang
informal dan santai. Hal ini terjadi, kalau perencanaan-perencanaan tidak merekam
pemikiranpemikiran mereka, tetap membawanya kian kemari dalam benak meraka. Suatu rencana
formal dapat didefinisikan sebegai rencana yang tertulis, di dokumentasikan secara dan d
kembangkan melalui suatu proses yang dapat ditentukan jenisnya.
Segi menetapkan waktu dalam perencanaan adalah sangat penting. Ada waktu yang layak untuk
kebanyakan kegiatan. Bantuan untuk mengakui waktu layak ini diberikan oleh perencanaan.
Kebanyakan rencana dengan mudah dapat dibagi dalam dua tahap, atau dua jangka waktu berturut
turut, agar kegiatan-kegiatan yang direncanakan berlangsung. Berpikir dalam istilah-istilah
tahaptahap dalam perencanaan menolong untuk:
a) menciutkan rencana itu jadi serentetan kegistan-kegiatan yang sederhana
b) menjaga usahs-usaha yang direncanakan berjalan menurut jadwal
c) mengkoordinasi kegatan kegatan terpisah pisah dalam rencana
d) menjamin penerimaan rencana Itu oleh semua yang berkepentingan atau yang
terpengaruh olehnya menugeskan jangkajangka waktu khusus kepada setiap komponen suatu
rencana adalah soal pokok.
1. Rencana pertumbuhan (growth plans), rencana ini memetakan arah kemana organisasi
bergerak, tujuan – tujuannya, dan cepatnya gerak ekspansi yang dicari.
2. Rencana – rencana keuntungan (profit plans), biasanya jenis perencanan ini dipusatkan
pada keuntungan perproduksi atau kelompok produksi yang diepalai seorang poerencana.
3. Rencana pemakaian (user plans), jenis perencanaan ini merencanakan pemakaian yang
digunakan secara luas untuk menguraikan teknik-teknik perencanaan.
4. Perencanaan urutan kepegawaian (personal managment plans), rencana untuk menarik
perhatian, mengembangkan dan mempertahankan anggota – anggota manajemen, makin
lama makin penting.
BAB VI
Ramalan
Forecasting” adalah usaha untuk meramalkan, melalui penelitan dan analisa data-data
bersangkutan yang tersedia dan berlaku sekarang, Operasi – operasi dan kondisi- kondisi yang
mungkin di masa datang. la juga mencoba mendahului keadaan lingkungan sosial yang akan datang,
dalam mana organisasi itu akan beroperasi. Walaupun semua ramalan ramalan takluk kepada
keikhlafan dan sampai batas tertentu harus bersandar pada kerja terkaan.
1. Prinsip identitas adalah dasar dari semua pemikiran. Artinya ialah pengakuan bahwa benda
ini adalah benda ini, dan bukan benda lain; bahwa benda itu adalah benda itu, dan bukan
benda lain. Suatu benda adalah benda itu sendiri. Setiap benda identik dengan diringan
sendiri.
2. Prinsip pembatalan prinsip ini sebanyaklah rumusan negatif dari prinsip identitas.
3. Prinsip penyisihan kemungkinan ketiga, prinsip yang mengatakan bahwa tidak terdapat
kemungkinan ketiga. Yang dimaksudkan adalah apabila terdapat dua proposisi yang
kontradiktoris, yang satu merobohkan yang lain, pastilah salah satu dari proposisi itu salah.
Tidak mungkin terdapat kemungkinan ketiga.
4. Prinsip alasan yang mencukupi karena sifat keumumannya, prinsip alasan yang mencukupi
dapat kita beri tempat disni juga. Rumusannya: sesuatu yang ada mempunyai alasan yang
mencukupi untuk adanya. Segala sesuatu mempunyai dasar atau alasan yang mencukupi
untuk adanya, atau segala sesuatu dapat dapat dimengerti. Tetapi waspadalah untuk tidak
memperluas penerapan prinsip ini pada semua realitas, atau apa sesuatu yang hanya satu,
sebab tidak semua realitas dapat dimengerti secara memadai oleh pikiran kita yang
terbatas.
Strategi
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan atau keunggulan bersaing dengan melihat faktor
eksternal dan internal perusahaan. Perusahaan melakukan tindakan yang dapat menjadikan
keuntungan baik untuk perusahaan maupun pihak lain yang berada di bawah naungan perusahaan.
Tingkatan Strategi
Menurut Wheelen dan David (2008) Ada beberapa tingkatan dalam strategi untuk perusahaan
besar, ada tiga tingkatan strategi manajemen yang berkembang sesuai dengan perkembangan usaha
perusahaan yaitu :
Ada tiga macam strategi yang dapat digunakan pada strategi tingkat bisnis ini, yaitu
“Strategi Keunggulan Biaya, Strategi Diferensiasi dan Strategi Fokus”. Strategi fokus itu sendiri
terdiri dari fokus biaya dan fokus diferensiasi. Pada tingkat bisnis, strategi bersifat
departemental. Strategi pada tingkat ini dirumuskan dan ditetapkan oleh para manajer yang
diserahi tugas tanggung jawab oleh manajemen puncak untuk mengelola bisnis yang
bersangkutan. Strategi yang diterapkan pada unit bisnis sering disebut dengan generic strategy.
Strategi bisnis merupakan dasar dari usaha yang dikoordinasikan dan ditopang, yang
diarahkan terhadap pencapaian tujuan usaha jangka panjang. Strategi bisnis menunjukkan
bagaimana tujuan jangka panjang dicapai. Dengan demikian, suatu strategi bisnis dapat
didefinisikan sebagai suatu pendekatan umum yang menyeluruh yang mengarahkan tindakan –
tindakan utama suatu perusahaan.
Sedangkan yang dimaksud dengan strategi bisnis perusahaan adalah pola keputusan dalam
perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud dan tujuan- tujuan yang
menghasilkan kebijakan, perencanaan untuk mencapai tujuan. Strategi perusahaan berlaku bagi
seluruh perusahaan baik itu perusahaan besar atau perusahaan kecil, sedangkan strategi bisnis
hanya berfokus pada penentuan bagaimana perusahaan akan bersaing dan penempatan diri
diantara pesaingnya.
3. Strategi Fungsional (Functional Strategy)
Merupakan strategi yang terjadi di level fungsional seperti, operasional, pemasaran,
keuangan, sumber daya manusia. Riset dan pengembangan dimana strategi ini akan
meningkatkan area fungsional perusahaan sehingga mendapat keunggulan bersaing.
Strategi ini harus mengacu pada strategi bisnis dan strategi korporasi. Memfokuskan pada
memaksimumkan produktivitas sumber daya yang digunakan dalam memberikan value
terbaik untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan (customer).
Kebijaksanaan
Kebijaksanaan adalah suatu tindakan yang selalu menggunakan akal budinya ( pengalaman dan
pengetahuan) apabila menghadapi kesulitan atau permasalahan. Kebijaksanaan harus di miliki
setiap individu masing-masing karena setiap induvidu adalah pemimpin.
BAB VII
Menjalankan Rencana
BAB VIII
Tujuan pengorganisasian
1. Membantu Koordinasi
Tetapkan unit kerja secara terkoordinasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan
mudah dan efektif. Diperlukan koordinasi ketika memisahkan unit kerja yang terpisah dan
bukan dari jenis yang sama tetapi merupakan bagian dari suatu organisasi.
2. Memperlancar Pengawasan
Dukung pengawasan dengan menunjuk anggota manajer yang kompeten di setiap unit
organisasi. Oleh karena itu, sebuah unit dapat ditempatkan di seluruh organisasi
sedemikian rupa sehingga tujuan kerjanya tercapai bahkan di posisi yang berbeda. Unit
kontrol yang identik dapat diintegrasikan dalam sistem pemantauan terintegrasi yang
identik.
4. Penghematan Biaya
Pertimbangan tentang peningkatan efisiensi. Oleh karena itu, para pelaku organisasi akan
berhati-hati setiap kali mereka menambahkan unit kerja baru yang juga mencakup
penambahan tenaga kerja yang membutuhkan jumlah tambahan upah yang relatif besar.
Penambahan unit kerja harus dipertimbangkan berdasarkan pada nilai kontribusi pekerja
baru untuk menekan upah yang berlebihan.
Komponen-komponen Organisasi
1. Work (pekerjaan) adalah fungsi yang harus dilaksanakan berasal dari sasaran-sasaranyang
telah ditetapkan
2. Employees (pegawai-pegawai) adalah setiap orang yang ditugaskan untuk melaksanakan
bagian tertentu dari seluruh pekerjaan
3. Relationship (hubungan) merupakan hal penting di dalam organisasi. Hubungan antara
pegawai dengan pekerjaannya, interaksi antara satu pegawai dengan pegawai lainnya dan
unit kerja lainnya dan unit kerja pegawai dengan unit kerja lainnya merupakan hal-hal yang
peka
4. Environment (lingkungan) adalah komponen terakhir yang mencakup sarana fisik dan
sasaran umum di dalam lingkungan dimana para pegawai melaksanakan tugas-tugas
mereka, lokasi, mesin, alat tulis kantor, dan sikap mental yang merupakan faktor-faktor
yang membentuk lingkungan.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu diagram yang menggambarkan rantai perintah, hubungan
pekerjaan, tanggung jawab, rentang kendali dan pimpinan organisasi berfungsi sebagai
kerangka kerja dan tugas pekerjaan yang dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasi secara formal.
Struktur organisasi menunjukkan alur perintah yang mengindikasikan jabatan pekerjaan yang
harus dipertanggung jawabkan oleh masing-masing tipe karyawan.
Struktur organisasi menggambarkan kerangka dan susunan hubungan diantara fungsi, bagian
atau posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk
menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan dan pada
akhirnya memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup
walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan.