PDF Makalah Elemen Mesin
PDF Makalah Elemen Mesin
MAKALAH
Oleh :
Renaldi
Parrangan
D021191061
PROGRAM STUDI
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas izi - Nya saya dapat membuat makalah Elemen
Mesin yaitu, Poros / Shaft, Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam teknik mesin poros / shaft banyak digunakan bersamaan dengan komponen mesin
yang berputar seperti roda gogi, pulley, dan sprocket. Sebagai mahasiswa teknik kita harus
mengetahui secara mendalam tentang poros / shaft agar kita dapat memahami dengan benar apa
bila akan membuat, memperbaiki, memasang elemen mesin yang berhubungan dengan shaft.
Oleh karena itu, kami ditugaskan untuk membuat makalah ini dengan tujuan agar dapat
mendapatkan pengetahuan tentang poros lebih banyak, tidak hanya di bangku kuliah saja.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi saya pribadi dan bagi pembaca.
Tidak lupa kritik dan saran yang membangun agar saya dapat menyusun makalah lebih baik
lagi.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ 2
1.1. POROS............................................................................................................................. 4
1.2. PEMBEBANAN POROS.................................................................................................8
1.3. PEMASANGAN DAN KONSENTRI TEGANGAN......................................................9
1.4. MATERIAL POROS........................................................................................................10
1.5. DAYA POROS................................................................................................................. 10
1.6. PERANCANGAN POROS..............................................................................................11
1.7. PASAK............................................................................................................................ 12
BAB 2 PENUTUP................................................................................................................. 14
2.1. KESIMPULAN............................................................................................................... 14
BAB 1
PERANCANGAN POROS DAN AKSESORISNYA
1.1 POROS
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen
pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban
puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward
Shigley, 1983)
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin.
Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol
kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau
dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.
Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda kereta api, As gardan, dan
lain-lain.
Untuk merencanakan sebuah poros, perlu diperhitungkan gaya yang bekerja pada poros
di atas antara lain: gaya dalam akibat beratnya (W) yang selalu berpusat pada titik gravitasinya.
Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar dengan permukaan benda ataupun
membentuk sudut α dengan permukanan benda. Gaya F dapat menimbulkan tegangan pada
poros, karena tegangan dapat rimbul pada benda yang mengalami gayagaya. Gaya yang timbul
pada benda dapat berasal dari gaya dalam akibat berat benda sendiri atau gaya luar yang
mengenai benda tersebut. Baik gaya dalam maupun gaya luar akan menimbulkan berbagai
macam tegangan pada kontruksi tersebut.
A. Macam-macam poros
a. Gandar
Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya hanya sebagai
penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti yang dipasang pada roda-roda
kereta barang, atau pada as truk bagian depan.
b. Spindle
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, di mana beban
utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
c. Poros Transmisi
Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin
ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau puntir dan
lentur yang akan meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau
sproket rantau, dan lain-lain.
B. Berdasarkan Bentuknya
1. Poros Lurus
Poros
Engkol
Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah gerakan naik
turun dari torak menjadi gerakan berputar. Poros engkol yang kecil sampai yang sedang
biasanya dibuat dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut, sedangkan yang besar-
besar dibuat dari beberapa bagian yang disambung-sambung dengan cara pengingsutan.
Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah pen engkol. Kedua-duanya diikat
menjadi satu oleh pipi engkol yang pemasangannya menggunakan cara pengingsutan.
Pipi engkol biasanya dibuat daripada baja tuang, sedangkan pen engkolnya dari pada baja
St.50 atau St.60. jarak antara sumbu pen engkol dengan sumbu poros engkol adalah
setengah langkah torak.
Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol terdiri dari satu bahan sedang
pemasangan poros engkolnya adalah dengan sambungan ingsutan. Poros-poros engkol
ini bahan dibuat dari besi tuang khusus. Disamping harga pembuatannya lebih ringan,
besi tuang itu mempunyai sifat dapat menahan getaran-getaran.
C. Perencanaan
Hal-hal penting dalam perencanaan poros sebagai berikut ini perlu diperhatikan
: 1. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending
moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur.
Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya : kelelahan,
tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun
penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman
untuk menahan beban-beban tersebut.
2.Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan
pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan
ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh
karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan
poros tersebut.
3.Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin
tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan
putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat
terjadi
pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan
poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari
putaran
kritisnya, 4.
Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat
mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa air. Oleh
karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari bahan yang tahan korosi perlu
mendapat prioritas utama.
5. Material poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya
dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case hardening)
sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom
nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja paduan
khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan
yang berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat
treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.
Dimana
Fc = factor koreksi
Jika momen puntir (disebut juga momen rencana) adalah T (kg.mm) maka:
Bila momen rencana T (kg.mm) dibebankan pada suatu diameter poros d (mm), maka tegangan
geser (kg.mm2) yang terjadi adalah:
Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa beban hanya terdiri atas momen
puntir saja, perlu ditinjau pula apakah ada kemungkinan pemakaian dengan beban lentur dimasa
mendatang. Jika memang diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka dapat
dipertimbangkan pemakaian factor Cb yang harganya antara 1,2-2,3.(jika tidak diperkirakan
akan terjadi pembebanan lentur maka Cb diambil = 1,0).
Dimana :
bantalan
Daya dan perputaran, momen puntir yang akan dipindahkan oleh poros dapat ditentukan
dengan mengetahui garis tengah pada poros.
Apabila gaya keliling F pada gambar sepanjang lingkaran dengan jari-jari r menempuh t
tengah α (dalam radial), maka jarak ini adalah r · , dan kerja yang jarak melalui
sududilakukan adalah F.
Gaya F yang bekerja pada keliling roda gigi dengan jari-jari r dan gaya reaksi pada poros
sebesar F merupakan suatu kopel yang momennya Mw = F.r. Momen ini merupakan
momen puntir yang bekerja dalam poros.
W = F · r · α = Mw · α
P = W / t = Mw · α t = Mw · ω
Mw = ω P
Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi pada gandar dari kereta tambang dan
lengan robot yang tidak dibebani dengan puntiran, melainkan diasumsikan mendapat
pembebanan lentur saja. Meskipun pada kenyataannya gandar ini tidak hanya mendapat
beban statis, tetapi juga mendapat beban dinamis.
Jika momen lentur M1, di mana beban pada suatu gandar diperoleh dari 1 2 berat
kendaraan dengan muatan maksimum dikurangi berat gandar dan roda, tegangan lentur
yang diizinkan adalah σa, maka diameter dari poros adalah:
Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau roda gigi pada mesin
untuk meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai. Dengan demikian poros tersebut
mendapat beban puntir dan lentur akibat adanya beban. Beban yang bekerja pada poros
pada umumnya adalah beban berulang. Jika poros tersebut mempunyai roda gigi untuk
meneruskan daya besar, maka kejutan berat akan terjadi pada saat mulai atau sedang
berputar. Selain itu beban punter dan lentur juga terjadi pada lengan arbor mesin frais,
terutama pada saat pemakanan.
Pada prinsipnya, pembebanan pada poros ada 2 macam, yaitu puntiran karenabeban torsi dan
bending karena beban transversal pada roda gigi, puli atau sproket. Beban yang terjadi juga bisa
merupakan kombinasi dari keduanya. Karakter pembebanan yang terjadi bisa konstan, bervariasi
terhadap waktu, maupun kombinasi dari keduanya. Perbedaan antara poros dan as (axle) adalah
poros meneruskan momen torsi (berputar), sedangkan as tidak. Pada pembebanan konstan
terhadap waktu, tegangan yang terjadi pada as dengan roda gigi atau puli yang berputar pada
bantalan terhadap as tersebut adalah tegangan statik. Pada poros yang dibebani dengan bending
steady akan terjadi tegangan fully reversed seperti pada gambar 7.1(a). Tegangan yang terjadi
karena beban bending maupun torsi bisa fully reversed, repeated ataupun fluctuating, seperti
pada gambar 1.1.
Untuk mengakomodasi pemasangan komponen seperti bantalan, sproket, roda gigi dan lain-lain,
poros dibagi menjadi beberapa step dengan diameter yang berbeda, seperti ditunjukkan pada
gambar 1.2
.
Gambar 1.2 Berbagai macam cara pemasangan komponen pada poros
Page 9
Pasak (key), snap ring dan cross pin berfungsi untuk mengamankan posisi elemen mesin yang
terpasang untuk bisa mentransmisikan torsi dan untuk mengunci elemen mesin tersebut pada
arah aksial. Pemasangan komponen pada poros dan adanya step akan mengakibatkan terjadinya
konsentrasi tegangan. Penggunaan pasak dan pin untuk menahan elemen mesin bisa digantikan
dengan memanfaatkan gesekan. Salah satunya adalah clamp collar . Split collar adalah tipe lain
dari clamp collar yang menggunakan ulir. Selain itu juga bisa digunakan suaian press dan shrink.
Tetapi pemanfaatan gesekan ini masih juga menimbulkan konsentrasi tegangan.
Taper pin standar juga sering digunakan untuk memasang elemen mesin pada poros, seperti
untuk memasang sheave. Pin ini terpasang pada lubang dan dikunci dengan memanfaatkan
gesekan antara permukaan pin dengan permukaan lubang. Pemasangan taper pin harus di tempat
dimana momen bendingnya kecil, untuk menghindari konsentrasi tegangan. Rolling element
bearing dipasang pada frame dan poros dengan memanfaatkan suaian press. Dibutuhkan step
pada poros untuk menahan bearing. Snap ring digunakan untuk mencegah pergerakan aksial
poros terhadap bearing. Keuntungan penggunaan pasak adalah mudah untuk dipasang dan
ukurannya telah distandarkan berdasar diameter poros. Pasak juga terpasang pada lokasinya
secara akurat (‟ phasing‟ ), mudah dilepas dan diperbaiki. Kekurangan penggunaan pasak adalah
tidak bisa menahan pergerakan aksial dan memungkinkan terjadinya ‟backlash‟, karena adanya
clearance antara pasak dengan poros.
Taper pin meneruskan torsi dengan baik dan bisa menahan pergerakan aksial dan radial, tetapi
memperlemah poros. Pelepasannya dari poros lebih sulit dari pada pasak. Clamp collar mudah
dipasang, tetapi sulit untuk memasang lagi pada posisinya. Suaian press adalah hubungan
semipermanen, sehingga untuk memasang dan melepasnya diperlukan alat khusus.
Baja sering digunakan karena modulus elastisitasnya tinggi, sehingga ketahannya terhadap
defleksi tinggi. Besi cor dan besi nodular digunakan ketika gear atau komponen lain terintegrasi
pada poros. Perunggu dan stailess steel digunakan di laut atau pada kondisi korisif lainnya.
Through atau case hardened steel sering digunakan pada poros yang digunakan juga sebagai
jurnal pada sleeve bearing. Kebanyakan poros terbuat dari baja karbon rendah dan medium yang
dirol panas (hot rolled) maupun dingin (cold rolled). Ketika diperlukan kekuatan yang lebih
tinggi, bisa digunakan baja paduan. Cold rolled sering digunakan pada poros diameter kecil
(sampai diameter 3 in.), sedangkan hot rolled untuk diameter yang lebih besar. Untuk material
yang sama, sifat mekanik pada cold rolled lebih besar, tetapi akan terjadi tegangan sisa pada
permukaan. Alur pasak, groove dan step akan melokalisasi adanya tegangan sisa dan akan
mengakibatkan „warping ‟ . Permukaan poros yang di roll panas harus dimesin untuk
menghilangkan karburizing pada permukaan, sedangkan permukaan yang di roll dingin
dibiarkan, kecuali pada bagian dispesifikasikan pada perancangan, seperti untuk tempat bantalan
dll.
Page 10
Daya instan yang ditransmisikan poros adalah hasil perkalian torsi T dengan kecepatan sudut ω
(ω dalam radian per satuan waktu), yaitu :
P = Tω
Pada mesin yang beroperasi dengan torsi atau kecepatan sudut bervariasi terhadap waktu, daya
rata-ratanya adalah :
Pavg = Tavg ωavg
Tegangan dan defleksi adalah parameter yang harus diperhatikan pada perancangan poros.
Defleksi sering menjadi parameter kritis, karena defleksi yang besar akan mempercepat keausan
bantalan dan mengakibatkan terjadinya misalignment pada roda gigi, sabuk dan rantai. Tegangan
pada poros bisa dihitung hanya pada posisi tertentu yang ditinjau dengan mengetahui beban dan
penampang poros. Tetapi, untuk menghitung defleksi yang terjadi, harus diketahui terlebih
dahulu geometri seluruh bagian poros. Sehingga dalam merancang poros, pertama kali yang
dilakukan adalah berdasar tegangan yang terjadi, baru kemudian menghitung defleksi berdasar
geometri yang telah ditentukan. Perancangan poros juga dipengaruhi hubungan frekuensi pribadi
poros (pada pembebanan bending dan torsi) terhadap frekuensi pembebanan terhadap waktu.
Jika frekuensi pembebanan mendekati frekuensi pribadi poros, akan terjadi resonansi, sehingga
timbul getaran, tegangan dan defleksi yang besar.
Perancangan Poros untuk Fully Reversed Bending dan Steady TorsionPembebanan ini termasuk
kasus fatigue multiaksial sederhana. Metode ASME Standar ANSI/ASME untuk Perancangan
poros transmisi dipublikasikan sebagai B106.1M-1985. Pendekatan ASME mengasumsikan
pembebanan adalah bending fully reversed (komponen bending rata-rata adalah nol) dan steady
torque (komponen torsi alternating adalah nol) pada kondisi yang mengakibatkan tegangan di
bawah kekuatan yield torsional material. Banyak poros yang masuk dalam kategori ini.
Digunakan kurva elips dengan memasukkan ketahanan bending (bending endurance strength)
pada sumbu σa dan kekuatan yield tarik pada sumbu σm sebagai batas kegagalan. Kekuatan yield
tarik didapat dari kriteria Von Misses.
Perancangan Poros untuk Fluctuating Bending dan Fluctuating torsion Jika beban torsi tidak
konstan, komponen alternating akan mengakibatkan tingkat tegangan multiaksial kompleks.
Pendekatan dilakukan dengan kriteria von Misses. Untuk tujuan perancangan, yaitu mencari
diameter poros yang dibutuhkan, dengan asumsi komponen alternating dan rata-rata dijaga pada
rasio yang konstan, gaya aksial pada poros sama dengan nol.
Menurut ASME, definisi pasak adalah “demountable elemen mesin yang ketika dipasang pada
alurnya, mempunyai kegunaan untuk mentransmisikan torsi antara poros dan hub.” Standar
pengelompokan pasak berdasarkan bentuk dan dimensinya. Pasak paralel berpenampang segi
empat dengan tinggi dan lebar konstan pada arah memanjang Pasak miring mempunyai lebar
konstan dengan tinggi
bervariasi secara linier pada arah memanjang dengan kemiringan 1/8 inch per foot dan
dipasang pada alur miring sampai terkunci. Ada 2 macam pasak miring, yaitu pasak
miring tanpa kepala dan dengan kepala gib Pasak woodruff berbentuk
setengah lingkaran dengan lebar konstan, dipasang pada alur pasak yang juga berbentuk
setengah lingkaran Pasak miring bisa langsung mengunci gerakan aksial, sedangkan pada pasak
paralel atau woodruff, perlu ditambahkan alat untuk mengunci, seperti retaining ring atau clamp
collar.
Page 12
Gambar 1.3 Macam pasak
Page 13
BAB 2 PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
Poros transmisi (transmission shaft ) atau sering hanya disebut poros ( shaft )digunakan
pada mesin rotasi untuk mentransmisikan putaran dan torsi dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
Poros mentransmisikan torsi dari driver (motor atau engine) ke driven. Komponen mesin yang
sering digunakan bersamaan dengan poros adalah roda gigi, puli dan sprocket
Pada prinsipnya, pembebanan pada poros ada 2 macam, yaitu puntiran karenabeban torsi
dan bending karena beban transversal pada roda gigi, puli atau sprocket.
Tegangan dan defleksi adalah parameter yang harus diperhatikan pada perancangan
poros. Defleksi sering menjadi parameter kritis, karena defleksi yang besar akan mempercepat
keausan bantalan dan mengakibatkan terjadinya misalignment pada roda gigi, sabuk dan rantai.
pasak adalah “demountable elemen mesin yang ketika dipasang pada alurnya, mempunyai
kegunaan untuk mentransmisikan torsi antara poros dan hub.” Standar pengelompokan pasak
berdasarkan bentuk dan dimensinya. Pasak paralel berpenampang segi empat dengan tinggi dan
lebar konstan pada arah memanjang Pasak miring mempunyai lebar konstan dengan tinggi