Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN

ISTIRAHAT DAN TIDUR

A.      PENDAHULUAN
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis,
yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Salah satu
kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh individu adalah kebutuhan
akan istirahat dan tidur. Istirahat diperlukan oleh manusia untuk regenerasi sel-sel
yang sudah rusak bahkan mati (Wong, 2008). Istirahat adalah merupakan keadaan
yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas)
(Asmadi,2008).
Kebutuhan akan istirahat manusia juga harus diimbangi dengan tidur yang
cukup. Cukup dalam artian kualitas dan kuantitas dari tidur itu sendiri. Tidur yang
cukup dibutuhkan manusia untuk mengembalikan tenaga yang terkuras setelah
seharian melakukan aktivitas, baik ringan sampai berat. Tidur adalah suatu
keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama
periode tertentu. Jika seseorang memperoleh periode tidur yang cukup, mereka
merasa tenaganya telah pulih, hal ini diyakini bahwa tidur memberikan waktu
untuk perbaikan dan penyembuhan system tubuh untuk periode keterjagaan yang
berikutnya (Potter & Perry, 2009).
B.      DEFINISI
Kebutuhan istirahat dan tidur adalah salah satu kebutuhan yang harus
dipenuhi seorang individu untuk mendapatkan kualitas dan produktifitas yang
baik dalam kehidupannya, karena dengan beristirahat dan tidur yang cukup
mampu membuat perasaan, dan pikiran serta tenaga menjadi semakin membaik.
C.    SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN
ISTIRAHAT DAN TIDUR
Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan oleh
integrasi tinggi aktivitas system saraf pusat yang berhubungan dengan perubahan
dalam system saraf peripheral, endokrin, kardiovaskuler, pernapasan dan muscular
(Potter & Perry, 2009). Kontrol dan pengaturan tidur tergantung pada hubungan
antara dua mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermitten dan menekan
pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sebuah mekanisme
menyebabkan terjaga dan yang lain menyebabkan tertidur.
System aktivasi reticular ( SAR ) berlokasi pada batang otak teratas. SAR
dipercaya terdiri atas sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga.
SAR menerima stimulus sensori visual, auditori, nyeri dan taktil. Aktivasi korteks
serebral (mis. Proses emosi atau pikiran) juga menstimulasi SAR. Saat terbangun
merupakan hasil neuron dalam SAR yang mengeluarkan katekolamin seperti
norepinefrin.
Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran serotonin dari sel tertentu dalam
system tidur raphe pada pons dan otak depan bagian tengah. Daerah otak juga
disebut daerah sinkronisasi bulbar (bulbar synchronizing region, BSR ). Ketika
seseorang mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan berada dalam posisi
relaks. Stimulus ke SAR menurun. Jika ruangan gelap dan tenang, maka aktivasi
SAR selanjutnya menurun. Pada beberapa bagian, BSR mengambil alih, yang
menyebabkan tidur.

1.     Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur
baik secara kualitas maupun kuantitas.
Ada tiga jenis insomnia yaitu:
a.         insomnia inisial, adalah ketidakmampuan seseorang untuk memulai tidur
b.        Insomnia intermiten adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan tidur
atau keadaan sering terjaga dari tidur
c.         insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami
insomnia di antaranya adalah rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan dan
kondisi vang tidak menunjang untuk tidur. Perawat dapat membantu klien
mengatasi insomnia melalui pendidikan kesehatan, menciptakan lingkungan
yang nyaman, melatih klien relaksasi, dan tindakan lainnya.
2.     Somnambulisme
Somnambulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat
kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik,
seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk di tempat tidur, menabrak
kursi, berjalan kaki, dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam
beberapa menit dan kembali tidur (Japardi 2002). Somnambulisme ini lebih
banyak terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.
3.     Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak disengaia (mengompol). Tejadi
pada anak-anak dan remaja, paling banyak terjadi pada laki-laki. Penvebab
secara pasti belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku.
Upaya vang dapat dilakukan untuk mencegah enuresis antara hindari stres,
hindari minum yang banyak sebelum tidur, dan kosongkan kandung kemih
(berkemih dulu) sebelum tidur.
Menurut Wong (2008), usia anak dalam mencapai kontinensia urine
sangat bervariasi. Misalnya anak kulit putih di amerika serikat cenderung
mencapai kontinensia lebih awal dari pada anak-anak afrika amerika. Selain
itu, anak-anak d inggris dan swedia lebih awal dr amerika serikat. Anak-anak
digos afrika mencapai control kandung kemihnya usia 12 bulan.
Berdasarkan penelitian , beberapa fktor yang mempengaruhi enuresis
yaitu riwayat enuresis pada keluarga merupakan faktor genetik terjadinya
enuresis, Umur diajarkan toilet training pada anak, Lama pemberian ASI
57%. Anak yang mendapatkan ASI selama 6 bulan atau lebih tidak
mengalami enuresis. Enuresis sering dihubungkan dengan adanya
keterlambatan perkembangan anak. Stabilitas dan kontrol sphingter urinarius
akan tercapai melalui maturasi dan perkembangan saraf. Pada anak yang
mendapatkan ASI dapat meningkatkan perkembangan saraf dan anak akan
mempunyai kemampuan perkembangan yang lebih baik.
4.     Narkolepsi
Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan
yang tak terkendali untuk tidur. Dapat dikatakan pula bahwa narkolepsi
adalah serangan mengantuk yang mendadak, sehingga ia dapat tertidur pada
setiap saat di mana serangan tidur (kantuk) tersebut datang.
5.     Night terrors
Night terrors adalah mimpi buruk. Umumnva terjadi pada anak usia 6
tahun atau lebih. Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga
dan berteriak, pucat dan ketakutan
6.     Mendengkur
Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran
udara di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan adenoid dapat
meniadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang
menyumbat saluran napas pada lansia. Otot-otot di bagian belakang mulut
mengendur bergetar jika dilewati udara pernapasan.
E.       DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Masalah Kolaborasi
1.      Gangguan pola tidur b/d NOC: NIC :
ketidakmampuan Kriteria hasil:         observasi kebutuhan tidur
Setelah dilakukan tindakan
mengatasi stres yang klien berdasarkan usia
keperawatan selama 2X24 jam, :
berlebihan -       klien dapat mempertahankan pola         berikan terapi relaksasi untuk
tidur dalam batas rentang normal ±6
mengatasi stres klien
jam
        ciptakan lingkungan yang
aman dan nyaman untuk klien
tidur
        anjurkan klien untuk berdoa
sesuai dengan agamanya
        kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat tidur
untuk membantu kebutuhan
tidur pasien

DAFTAR PUSTAKA
Potter dan Perry. 2009.Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai