Anda di halaman 1dari 146

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA

MANAJERIAL PEMERINTAH DESA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI


MEDIASI
(Studi Empiris pada Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman)

INFLUENCE OF LEADERSHIP STYLE ON THE MANAGERIAL


PERFORMANCE OF VILLAGE GOVERNMENT THROUGH MOTIVATION
AS MEDIATING
(Empirical Studies on Village Government in the Sleman Regency)

SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:
MUHAMMAD AKHID ABDILLAH
20160420059

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2020
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
MANAJERIAL PEMERINTAH DESA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI
MEDIASI
(Studi Empiris pada Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman)

INFLUENCE OF LEADERSHIP STYLE ON THE MANAGERIAL


PERFORMANCE OF VILLAGE GOVERNMENT THROUGH MOTIVATION
AS MEDIATING
(Empirical Studies on Village Government in the Sleman Regency)

SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:
MUHAMMAD AKHID ABDILLAH
20160420059

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2020

i
SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA


MANAJERIAL PEMERINTAH DESA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI
MEDIASI
(Studi Empiris pada Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman)

INFLUENCE OF LEADERSHIP STYLE ON THE MANAGERIAL


PERFORMANCE OF VILLAGE GOVERNMENT THROUGH MOTIVATION
AS MEDIATING
(Empirical Studies on Village Government in the Sleman Regency)

Diajukan oleh
MUHAMMAD AKHID ABDILLAH
20160420059

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing


Pembimbing

Drs. Afrizal Tahar, M.Acc.,Ak.,CA Tanggal: 28 Januari 2020


NIK. 19690415199702 143 055

ii
SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA


MANAJERIAL PEMERINTAH DESA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI
MEDIASI
(Studi Empiris pada Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman)

INFLUENCE OF LEADERSHIP STYLE ON THE MANAGERIAL


PERFORMANCE OF VILLAGE GOVERNMENT THROUGH MOTIVATION
AS MEDIATING
(Empirical Studies on Village Government in the Sleman)

Diajukan oleh
MUHAMMAD AKHID ABDILLAH
20160420059
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tanggal 12 Februari 2020
Yang terdiri dari

Dr. Ietje Nazaruddin, M.Si., Ak., CA


Ketua Tim Penguji

Drs. Afrizal Tahar, M.Acc.,Ak.,CA Ilham Maulana Saud, S.E., M.Sc., Ak., CA
Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui Kepala Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
LEMBAR PENGESAHAN

Dr. Ahim Abdurahim, M.Si., SAS., Ak., CA.


NIK. 19701126199603 143 053

iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya,
Nama : Muhammad Akhid Abdillah
Nomor Mahasiswa : 20160420059

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “PENGARUH GAYA


KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PEMERINTAH
DESA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI MEDIASI (Studi Empiris pada
Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman)” tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi
ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain maka karya saya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 11 Januari 2020

Muhammad Akhid Abdillah

iv
MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka


apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap”
(QS. Al Insyirah: 6-8)

“Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang


melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku,
dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah
melewatkanku” -Umar bin Khattab-

“Pengalaman selalu lebih penting dibanding level pendidikan dan


nilai akademis”
-Tere Liye-

“Lupakan 2 hal dan ingatlah 2 hal. Lupakan kebaikanmu kepada


orang lain dan lupakan kejahatan orang lain kepadamu. Ingatlah
kebaikan orang lain kepadamu dan ingatlah kejahatanmu kepada
orang lain”
-Anonim-

v
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin…

Sembah sujud dan Syukur kepada Allah SWT yang Maha baik, yang Maha
Pengasih, yang Maha Penyanyang atas karunia serta kemudahan dalam setiap
langkah yang Engkau berikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga
skripsi ini dapat menjadi berkah. Aamiiin yaa Rabbal ‘Alamin.

Shalawat serta salam saya haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah menjadi suri tauladan yang baik.

Sebagai tanda bakti dan hormat, saya persembahkan tugas akhir ini kepada orang
yang paling berharga dalam hidup, untuk kedua orang tuaku. Almarhum bapakku
tersayang, Yanuardi Nugraha, yang telah memberikan nasehat, arahan, dan
didikan sedari kecil sampai besar, sehingga saya memiliki bekal dalam menjalani
kehidupan ini. Ibuku terkasih dan tersayang, Warti Sapta Wulandari, wanita
tersabar dan terhebat dalam hidupku yang telah melahirkan, merawat, mendidik,
dan membesarkan saya sampai saat ini, dan tentunya yang selalu mendoakan
agar selalu diberikan kelancaran, keselamatan, dan kebahagiaan dunia akhirat.
Sekali lagi terima kasih atas segala usaha dan do’anya, Bapak dan Ibu. Semoga
kelak bisa membahagiakan Bapak dan Ibu, Aamiiiin.

Untuk Adikku Wahyu Ahmad Fauzan, terima kasih sudah selalu mendukung dan
mendoakanku. Untuk semua keluarga besarku yang selalu memberikan
dukungan baik moril maupun materiil. Terima kasih semuanya.

Terima kasih kepada dosen pembimbing, Bapak Drs. Afrizal Tahar, S.H., S.E.,
M.Acc., CA., Ak. yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, saran dan masukan dalam menyelesaikan skripsi. Serta semua
keluarga besar dosen Akuntansi UMY dan almamater tercinta UMY. Terima
kasih atas segala dukungan dan ilmu yang telah Bapak/Ibu berikan ketika duduk
di bangku kuliah. Semoga diberikan kesuksesan dan kesehatan.

Terimakasih kepada Pak Sugeng dan Pak Raminta yang telah memberikan
bimbingan mengenai kegiatan magang maupun skripsi. Serta semua keluarga BKAD
Sleman, terimakasih atas segala dukungan dan ilmu yang telah diberikan selama
magang di BKAD Sleman. Semoga diberikan kesehatan dan kesuksesan.

Semua informan penelitian skripsi, Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman.


Terima kasih untuk kebaikan dan waktu yang telah diluangkan untuk mengisi
kuesioner. Semoga Allah membalas semua bantuan yang telah informan berikan.
Aamiiin.

Terima kasih untuk teman-teman kuliah seperjuangan dan teman-teman Kelas A


Unggulan 2016, yaitu Adi,Hanggit, Alfin, Aji, Fahjar, Fauzan, Hero, Adhitia,

vi
Adit, Rama, Musa, Alif, Almira, Hasta, Derta, Amel, Resa, Ika, Rizka, Nindy,
Putri, Sarina, Ratna, Shofiana, Azizah, Eliza, Galuh, Rahmi, Vita, Ismi, Sri
Fadillah, Azzam, Wahid, Rifa. Sekali lagi terima kasih atas segala perjuangan dan
kebersamaannya. Memang benar-benar kenangan yang takkan terlupakan bersama
kalian, mulai dari canda, tawa, sedih, terharu, tercampur jadi satu, yang takkan
pernah terulang kembali. Banyak cerita dan pelajaran yang dapat dipetik selama
tahun tahun ini. Sukses untuk kita semua.

Teruntuk teman-temanku Akuntansi B yang tidak bisa disebutkan satu-persatu,


khususnya Erfan, Tatag, Adhitia, Adit, Martino, Dzaky, Fifi, Hera, Wanda, Indah,
dan anjani yang telah menjadi teman bermain selama 2 (dua) semester kuliah di
UMY. Semoga sukses untuk kita semua

Teruntuk teman-teman ku struktural KSPM 2017/2018 dan 2018/2019


terimakasih telah memberikan ku ilmu-ilmu tentang pasar modal yang menambah
wawasan dan memberikan ku ilmu-ilmu mengenai organisasi.

Untuk kakak tingkat ku, Mas Fandi, Mbak Nandya dan Mbak Yiyi, terima kasih
atas ilmu yang bermafaat dan telah memberikan nasehat-nasehat, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan tepat waktu, semoga kebaikan Mas Fandi, Mbak Nandya
dan Mbak Yiyi oleh Allah SWT. Aamiiiin.

Terima kasih untuk teman-temanku SMA yang telah mewarnai masa putih abu-
abu, yaitu Prana, Yoga, Risa, Ardi, Jagad, dan lain-lain. Tak terasa waktu begitu
cepat berlalu, semoga perjuangan kita berbuah hasil kelak di kemudian hari.
Sukses untuk kita semua, see you on top guys.

Untuk teman-teman KKN 181 (Adhit, Rifky, Yoga, Rizaldi, Alvari, Dita, Dwi,
Cintya dan Niken) terima kasih untuk semua kenangan dan cerita selama masa
KKN yang tidak akan terlupakan. Semoga silaturahmi tetap terjaga. Semangat
untuk selalu berjuang, semoga sukses untuk kita semua.

Untuk teman-teman bermain ku di Dusun Jarakan (Damar, Iwan, Herdi, Reno,


Fardan, Mbak Wahyu, Mbak Tina, Watik, Farida, Adel, Nurma dan lain-lain)
terimakasih atas dukungan dan do’a kalian. Sukses untuk kita semua

Terimakasih kepada semua pihak yang mendukung dalam proses perkuliahan


hingga terselesaikannya tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

vii
INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap


kinerja manajerial pemerintah desa dengan motivasi sebagai mediasi. Pengujian
ini menggunakan kinerja manajerial pemeritah desa sebagai variabel dependen,
dan variabel gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan
transformasional sebagai variabel independent serta variabel motivasi sebagai
variabel mediasi. Sampel yang digunakan adalah pejabat structural pemerintah
desa di Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode convenience
sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Berdasarkan proses penyebaran kuesioner diperoleh sampel 102 responden. Uji
Hipotesis pada penelitian ini menggunakan regresi sederhana dan regresi berganda
dengan menggunakan aplikasi software SPSS v.15. Hasil penelitian menunjukan
bahwa gaya kepemimpinan transaksional, gaya kepemimpinan transformasional,
dan motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial pemerintah desa.
sedangkan motivasi tidak dapat memediasi hubungan antara gaya kepemimpinan
dengan kinerja manajerial.

Kata kunci: Gaya Kepemimpinan Transaksional, Gaya Kepemimpinan


Transformasional, Motivasi, Kinerja Manajerial Pemerintah Desa.

viii
ABSTRACT

This study aims to understand influence the leadership style on managerial


performance of village government with motivation as mediation. This test uses
managerial performance of village government as the dependent variable,
transactional leadership style and transformational leadership style as independent
variables and motivation as mediating variable. The sample used was a apparaturs of
the village government in Sleman Regency. This research uses convenience sampling
method. The type of data used in this study is primary data. Based on the process of
distributing questionnaires obtained a sample of 102 respondents. Hypothesis Testing
in this study using simple regression and multiple regression using SPSS v.15
software applications. The results showed a transactional leadership style,
transformational leadership style, and motivation positive on the managerial
performance of village government. While motivation cannot mediate the relationship
between leadership style and managerial performance.

Keywords: Transactional Leadership Style, Transformational Leadership Style,


Motivation, Managerial Performance of Village Government.

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan atas


kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah, nikmat, dan karunia-Nya
sehingga atas ridho-Nya penulis diberikan kekuatan, kelancaran, dan kemudahan
untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Manajerial Pemerintah Desa dengan Motivasi Sebagai
Mediasi (Studi Empiris pada Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar


sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Penulis memilih topik ini dengan harapan dapat digunakan bagi
pemerintah desa sebagai bahan evaluasi kebijakan untuk mengatasi permasalahan
mengenai kinerja manajerial pemerintah desa agar dapat menghasilkan kinerja
manajerial yang efektif serta memberikan ide pengembangan bagi penelitian
selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran saya dalam
melaksanakan studi ini.
2. Bapak dan Ibu serta keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Rizal Yaya, M.Sc., Ph.D., Ak., CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Ahim Abdurahim, M.Si., Ak., SAS., CA. selaku Kepala Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
5. Bapak Drs. Afrizal Tahar, S,E., S.H., M.Acc., Ak., CA. selaku dosen
pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan waktunya, sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

x
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu
yang sangat bermanfaat bagi penulis selama proses perkuliahan.
7. Semua sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan di setiap
langkah penulisan skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan, dan
semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada kita
semuanya atas proses pembuatan skripsi ini. Skripsi ini masih jauh dari kata baik
dan benar dan masih terdapat banyak kesalahan yang terkandung didalamnya.
Maka, demi perbaikan selanjutnya, penulis sangat meghargai sekali adanya kritik
dan saran yang membangun dan akan penulis terima dengan senang hati.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya dan
mudah-mudahan penulisan skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi kita semua. Amiin yaa rabbal ‘alamiin

Yogyakarta, 11 Januari 2020


Penulis

Muhammad Akhid Abdillah

xi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
PERNYATAAN..................................................................................................... iv
MOTTO................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN...................................................................................................vi
INTISARI.............................................................................................................viii
ABSTRACT..............................................................................................................ix
KATA PENGANTAR............................................................................................. x
DAFTAR ISI........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian............................................................................. 1
B. Batasan Penelitian.........................................................................................9
C. Rumusan Masalah Penelitian........................................................................9
D. Tujuan Penelitian.........................................................................................10
E. Manfaat Penelitian.......................................................................................11
1. Manfaat Teoritis.................................................................................... 11
2. Manfaat Praktis.....................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 13
A. Landasan Teori............................................................................................13
1. Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory).................................. 13
2. Teori Ekspekstasi (Expectancy Theory)............................................... 15
3. Kinerja Manajerial................................................................................17
4. Motivasi.................................................................................................. 20
5. Gaya Kepemimpinan Transaksional...................................................22
6. Gaya Kepemimpinan Transformasional.............................................25
B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis.......................................... 28
1. Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Kinerja
Manajerial..................................................................................................... 28

xii
2. Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Motivasi . 30
3. Hubungan Gaya Kepemimpinan Tranformasional dengan Kinerja
Manajerial..................................................................................................... 31
4. Hubungan Gaya Kepemimpinan Tranformasional dengan Motivasi
32
5. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Manajerial...............................33
6. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Kinerja
Manajerial melalui Motivasi........................................................................35
7. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja
Manajerial melalui Motivasi........................................................................37
C. MODEL PENELITIAN.............................................................................. 39
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 43
A. Objek Penelitian.......................................................................................... 43
B. Jenis Data.................................................................................................... 43
C. Teknik Pengambilan Sampel.......................................................................43
D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................44
E. Definisi operasional variabel penelitian......................................................45
1. Definisi variabel penelitian......................................................................45
2. Alat ukur variabel penelitian................................................................... 49
F. Uji Instrument Data.....................................................................................49
1. Uji Validitas.............................................................................................49
2. Uji Reabilitas........................................................................................... 50
3. Uji Asumsi Klasik................................................................................... 50
G. Uji Hipotesis Dan Analisis Data................................................................. 51
1. Analisis Statistik Deskriptif.....................................................................51
2
2. Koefisien Deteriminan (R ).....................................................................52
3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)............................................................ 52
4. Uji Signifikansi Parsial (Uji t).................................................................52
5. Analisis Data............................................................................................53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................56
A. Gambaran Umum Objek/ Subjek Penelitian............................................... 56
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data.................................................................59
1. Uji Validitas............................................................................................59

xiii
2. Uji Reabilitas..........................................................................................61
3. Uji Asumsi Klasik..................................................................................62
C. Uji Hipotesis dan Analisis Data..................................................................65
1. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian............................................... 65
2
2. Koefisien Deteriminan (R )...................................................................67
3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)..........................................................68
4. Uji Signifikansi Parsial (Uji t).............................................................. 69
5. Analisis Data.......................................................................................... 75
D. Pembahasan.................................................................................................81
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Kinerja
Manajerial..................................................................................................... 81
2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Motivasi 82
3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja
Manajerial..................................................................................................... 83
4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap
Motivasi......................................................................................................... 85
5. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Manajerial..............................86
6. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Kinerja
Manajerial melalui Motivasi........................................................................87
7. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja
Manajerial melalui Motivasi........................................................................88
BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN...........91
Kesimpulan................................................................................................. 91
Saran........................................................................................................... 92
Keterbatasan Penelitian...............................................................................93
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................94
LAMPIRAN.........................................................................................................100

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Jumlah Desa di Kabupaten Sleman.............................................. 8


Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner.........................................................56
Tabel 4.2 Data Statistik Karakteristik Responden.................................................57
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas................................................................................. 59
Tabel 4.4 Hasil Uji Reabilitas................................................................................61
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Residual Dengan Kolmogorov Smirnov.....63
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas.................................................................... 64
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas.................................................................65
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif..................................................................66
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinan............................................................ 67
Tabel 4.10 Hasil Uji F............................................................................................69
Tabel 4.11 Hasil Uji T Regresi Pertama................................................................ 70
Tabel 4.12 Hasil Uji T Regresi Kedua...................................................................70
Tabel 4.13 Hasil Uji T Regresi Ketiga...................................................................71
Tabel 4.14 Hasil Uji T Regresi Keempat...............................................................71
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis..........................................................75
Tabel 4.16 Besar Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung pada Pengujian
Hipotesis................................................................................................................ 80

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian……………………………………………….. 42


Gambar 3.1 Diagran Path…………………………………………………… 54
Gambar 4.1 Model Analisis Jalur…………………………………………… 79

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sejak ditetapkannya Undang-Undang (UU) No. 6 Tahun 2014 tentang Desa,

pemerintah desa memiliki kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan

Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan

masyarakat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat.

Wewenang tersebut diberikan dari pusat kepada daerah yang biasa disebut dengan

desentralisasi. Kewenangan yang diberikan tersebut bertujuan untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pelayanan agar menjangkau seluruh lapisan masyarakat

Indonesia dan dapat menata desa dengan baik (Nadir, 2013). Dengan adanya

desentralisasi maka para pimpinan organisasi pemerintah daerah dituntut untuk

mengambil keputusan pelaksanaan yang lebih banyak, sehingga lebih bertanggung

jawab kepada pusat atas kinerjanya pada organisasi pemerintah (Nazaruddin, 2003).

Pemerintah daerah merupakan salah satu organsiasi sektor publik yang dapat

berperan utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Ulum dan Sofyani,

2016). Salah satu tingkat pemerintah daerah yang paling bawah yaitu pemerintah

desa, oleh karena itu pemerintah desa harus diimbangi dengan adanya kinerja

manajerial yang baik supaya kesejahteraan masyarakat yang tinggi sehingga

masyarakat dapat menerima pelayanan yang baik dan efektif. Kinerja setiap individu

yang berada pada lembaga dicerminkan pada kinerja lembaganya tersebut. Kinerja

lembaga tersebut merupakan indikasi suatu prestasi kerja yang dihasilkan oleh

manajer yang terdapat pada lemabaga tersebut sesuai dengan perannya dalam

1
2

organisasi (Fitria et al., 2014). Kinerja manajerial merupakan indikator yang

menunjukkan berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan

sebelumnya dan menunjukkan seberapa kontribusi dari pimpinan yang ada pada

lembaga tersebut. Menurut Mahoney (2002) dalam Qadiri et al (2019) kinerja

manajerial pada konteks sektor publik menunjukkan penerapan fungsi-fungsi

manajemen dalam organisasi kepemerintahan yang dapat dicapai oleh aparat

pemerintahan.

Tujuan pembangunan desa sebagaimana di tuangkan dalam UU desa

menjadi ekspektasi besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa,

penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar,

pengembangan sarana prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal dan

pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan dengan

melibatkan seluruh komponen masyarakat desa (www.kompasiana.com). Akan

tetapi masih terdapat beberapa permasalahan yang terjadi pada pemerintah desa.

Selain itu harapan dari pelayanan pemerintah desa masih kurang maskimal.

Penyelenggaraan pemerintah desa identik dengan berbagai keluhan yang berasal

dari masyarakat tentang pelayanan aparatur pemerintah desa.

Kinerja kepala desa Kampung Sawah, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten

Karawang dinilai buruk oleh warganya sendiri. Kepala desa dianggap kurang

transparan dalam pengelolaan keuangan bantuan pemerintah. Selain itu kepala desa

juga kurang begitu aktif dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dikarenakan hampir

setahun pekerjaan pembangunan kantor kepala desa Kampung Sawah Kecamatan


3

Jayakerta yang digarap secara swakelola pada awal september tahun 2016,

mangkrak. (zonadinamikanews.com)

Daftar kasus dana desa terus memanjang. Mulai 2016 hingga 10 Agustus

2017, Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan 110 kasus penyelewengan

dana desa. Dari kasus itu terlibat 139 aktor yang 107 di antaranya adalah kepala

desa. Dari pantauan ICW, setidaknya ada lima titik rawan korupsi pada dana desa

yakni proses perencanaan, pertanggungjawaban, monitoring dan evaluasi,

pelaksanaan, pengadaan barang dan jasa dalam hal penyaluran dan pengelolaan

dana desa.(berdesa.com)

Hasil penelitian Sofyani et al (2018) menyatakan bahwa masih terdapat

permasalahan dalam perumusan rencana strategi yang salah satunya berkaitan

dengan masalah paradigma masyarakat bahwa pembangunan adalah fisik desa.

Hal ini disebabkan masyarakat masih belum memiliki visi dari desa mereka

sendiri yang akhirnya perencanaan yang disusun berdasarkan suatu reaksi dari

suatu kondisi yang tidak diinginkan, dan bukan berupa aksi yang berdasarkan

pada perencanaan strategis. Keadaan ini membuktikan kinerja manajerial

pemerintah desa belum maksimal dan sesuai harapan.

Mulyadi (2001) mengemukakan bahwa kinerja merupakan mengukur

efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan

tujuan, sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan

dilakukannya penilaian kinerja yaitu untuk membuat karyawan lebih termotivasi

dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam mencapai tujuan atau


4

sasaran organisasi dan bawahan untuk mematuhi standar perilaku yang telah

ditetapkan sebelumnya, supaya menghasilkan tindakan dan hasil yang diinginkan.

Kinerja manajerial adalah suatu faktor yang dapat meningkatkan

keefektifan suatu organisasi. Situasi dan kondisi yang berubah-ubah setiap waktu

membuat pemimpin untuk selalu mengikuti perubahan tersebut, jika seorang

pemimpin tidak mengikuti perubahan yang ada maka keputusan-keputusan yang

diambil tidak akan sesuai dengan tujuan organisasi serta tindakan organisasipun

tidak sesuai dengan tujuan organisasi.

Pembahasan mengenai pentingnya kinerja juga terdapat dalam Al-Qur’an


Qs. Al-Ahqaf Ayat 19 yang berbunyi:

َْ َ ُ َ َْ ُ ُ
‫امم ع أ‬
ِ ‫مهيِف ُويِلو ۖاو ل ِمع‬ ‫َتاجر‬
‫د‬
‫نوملظُي ل‬
َ ‫مهو مهالم‬ ‫ل ِكلو‬
ُ ْ َ ْJُْ َ َُْHJََُْ َ َ َّ ََ َ
Terjemahan:

“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka
kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-
pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan”

Dari ayat itu, Allah akan membalas setiap perbuatan manusia sesuai

dengan apa yang telah mereka lakukan. Ini berarti bahwa jika seseorang

melakukan pekerjaan dengan baik dan menunjukkan kinerja yang baik juga untuk

organisasi maka dia akan mendapatkan hasil yang baik juga dari pekerjaannya dan

akan memberikan manfaat bagi organisasi.

Gaya kepemimpinan merupakan faktor yang amat penting ketika

dihubungkan dengan proses kinerja manajerial sebuah organisasi. Dibutuhkan

kepemimpinan yang baik dan ideal agar dapat membangun loyalitas serta

meningkatkan produktivitas baik untuk manajerial maupun pihak pihak yang


5

berada pada lingkup organisasi tersebut (Ivana Ariyani 2016). Proses keberhasilan

maupun kegagalan yang dialami sebagian besar dari organisasi ditentukan pula

oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh orang-orang yang diserahi tugas

memimpin organisasi itu (Putri Sanjiwani dan Suparta Wisadha, 2016). Dengan

demikian, dibutuhkan keselarasan persepsi antar pihak manajerial dengan pihak

yang ada dibawahnya demi tercapainya tujuan organisasi yang sempurna.

Gaya kepemimpinan erat hubungannya terhadap kinerja, karena seringkali

betah atau tidaknya seseorang terhadap pekerjaan itu ditentukan dari bagaimana

cara pemimpin memperlakukan bawahannya untuk memncapai tujuan seorang

pemimpin (Nugraheni, 2015). Budiman, dkk (2014) mengungkapkan bahwa gaya

kepemimpinan merupakan cara yang dilakukan oleh pemimpin untuk

mempengaruhi orang lain dengan sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau

melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin

dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin membuat bawahan

akan berbuat lebih untuk menggapai tujuan organisasi (Susanto, 2013).

Melalui gaya kepemimpinan seorang pemimpin, seluk beluk kinerja

pimpinan dalam mengerjakan tugas-tugasnya akan diketahui. Dalam mengemban

tugasnya pengetahuan, keterampilan ide-ide inovatif, dan kemampuan dalam

menyaring informasi sangatlah dibutuhkan oleh seorang pemimpin dalam

mengambil keputusan yang tepat bagi organisasi. Disamping itu, gaya

kepemimpinan yang digunakan oleh pemimpin untuk mengelola suatu organisasi

harus dapat memengaruhi serta mengarahkan bawahannya, sehingga segala yang

dilakukan oleh bawahan sesuai dengan keinginan pimpinan yang. Bayak literatur
6

mengenai kepemimpinan berfokus tentang bagaimana seorang pemimpin dapat

memotivasi bawahannya (Gilbert dan Kelloway 2018).

Apapun gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin pada

organisasi yang dipimpin tersebut, maka sorang pemimpin harus dapat

memberikan kenyamanan, meningkatkan motivasi, serta dapat membuat

perubahan kearah yang baik bagi anggotanya. Dengan jalan seperti ini pencapaian

tujuan dapat terlaksana dengan baik, sehingga untuk mengukur keberhasilan

soarang pemimpin dapat dilakukan dengan mengukur produktivitas dan

efektivitas dalam pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Salah satu

gaya kepemimpinan yang dapat menaikkan motivasi bagi bawahannya dan

meningkatkan kinerja yaitu gaya kepemimpinan transformasional.

Pemimpin transformasional adalah seorang pemimpin yang dapat

membuat bawahannya akan menjadi lebih peka terhadap pentingnya pekerjaan

yang akan menyebabkan bawahan lebih memintingkan kepentingan organisasi.

Hasilnya akan membuat bawahannya merasa ada rasa hormat dan ada

kepercayaan yang ada pada pemimpin tersebut. Selain itu bawahannya akan

menjadi lebih termotivasi untuk bertindak atau melakukan sesuatu melebihi apa

yang diharapkan oleh pemimpin tersebut.

Gaya kepemimpinan lainnya yang dapat berpengaruh pada motivasi

bawahannya, serta dapat membangkitkan kinerja bawahannya adalah gaya

kepemimpinan transaksional. Menurut Yukl dan Gary (2010) gaya kepemimpinan

transaksional ini dapat melibatkan nlai-nilai, tetapi nilai-nilai yang digunakan

adalah nilai yang relevan sesuai dengan proses pertukaran seperti kejujuran dan
7

timbal balik. Seorang pemimpin yang menganut gaya transaksional membantu

bawahannya dalam mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dikerjakan, dalam

melakukan identifikasi seorang pemimpin harus mempertimbangkan apa yang

harus dilakukannya. Italiani (2014) menambahkan pemimpin transaksional

mengarahkan atau memotivasi bawahannya untuk bekerja mencapai tujuan

dengan memberikan penghargaan atau produktivitas mereka. Efektivitas suatu

pemimpin ditimbulkan dengan adanya motivasi yang tinggi dari bawahannya yang

diakibatkan dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin tersebut,

yang nantinya akan secara otomatis akan menimbulkan efektivitas secara

keseluruhan. Efektivitas kinerja merupakan tujuan dari semua perusahaan

tersmasuk pada pemerintah desa supaya terciptanya pelayana yang memuaskan

bagi masyarakat.

Penelitian mengenai gaya kepemimpinan terhadap kinerja manajerial

sebelumnya pernah diteliti oleh beberapa peneliti ( Amalia et al., 2016; Ivana

Ariyani, 2017; Ridwan & Hamelinda, 2017; Afrizal, 2017) dimana terdapat

hubungan pengaruh antara gaya kepemimpinan dengan kinerja manajerial. Disisi

lain, terdapat penelitian (Nugraheni, 2015; Hakim & Asmony, 2016) yang

mengemukan tidak adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja

manajerial. Melihat hal tersebut, masih terdapat inkonsistensi hubungan antara

gaya kepemimpinan terhadap kinerja manajerial yamg selanjutnya akan diteliti

lebih lanjut pada penelitian ini.

Kabupaten Sleman yang merupakan salah satu kabupaten yang berada di

wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia, dengan luas wilayah


8

2
574,82 km . Kabupaten Sleman terdiri dari 17 Kecamatan, 86 Desa, dan 1212

pedukuhan.

Tabel 1.1
Daftar Jumlah Desa di Kabupaten Sleman
NO KECAMATAN JUMLAH DESA
1 MOYUDAN 4
2 MINGGIR 5
3 SEYEGAN 5
4 GODEAN 7
5 GAMPING 5
6 MLATI 5
7 DEPOK 3
8 BERBAH 4
9 PRAMBANAN 6
10 KALASAN 4
11 NGEMPLAK 5
12 NGAGLIK 6
13 SLEMAN 5
14 TEMPEL 8
15 TURI 4
16 PAKEM 5
17 CANGKRINGAN 5
JUMLAH 86

Berdasarkan uraian penjelasan mengenai latar belakang diatas, peneliti

tertarik untuk meneliti “Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

Manajerial Pemerintah Desa dengan Motivasi Kerja Sebagai Mediasi (Studi

Empiris pada Pemerintah Desa Di Kabupaten Sleman)”. Penelitian ini merupakan

penelitian replikasi yang mengacu pada penelitian (Amalia et al., 2016) yang berjudul

“Pengaruh Gaya kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan”.

Penelitian ini juga merupakan penelitian lanjutan mengenai


9

kinerja manajerial, dimana peneliti mencoba menghubungkan variabel yang masih

jarang diteliti hubungannya, yakni variabel gaya kepemimpinan pada pemerintah

desa. Peneliti menganggap penelitian ini perlu dilakukan melihat penelitian pada

aspek diatas yang masih jarang dilakukan dan dipublikasikan, sehingga

diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi lebih baik untuk keperluan

akademis maupun keperluan pemerintah desa itu sendiri. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian terdahulu adalah pada tempat dan waktu penelitian.

B. Batasan Penelitian

Berdasarkan penjelasan latar belakang yang disajikan sebelumnya, maka

peneliti akan membatasi masalah terkait dengan yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Fokus pada Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman.

2. Gaya kepemimpinan dibatasi pada gaya transaksional dan gaya transformasional

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan beberapa pokok permasalahan yang berhasil diidentifikasi, maka

rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh positif terhadap

motivasi kerja pegawai Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman?

2. Apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap

motivasi kerja pegawai Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman?

3. Apakah gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh positif terhadap

kinerja manajerial Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman?

4. Apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap

kinerja manajerial Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman?


10

5. Apakah motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial

Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman ?

6. Apakah motivasi kerja yang memediasi hubungan gaya kepemimpinan

traksaksional berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial Pemerintah

Desa di Kabupaten Sleman?

7. Apakah motivasi kerja yang memediasi hubungan gaya kepemimpinan

transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial Pemerintah

Desa di Kabupaten Sleman?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji apakah gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh positif

dan signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Pemerintah Desa

2. Untuk menguji apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh

positif dan signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Pemerintah Desa

3. Untuk menguji apakah gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja manajerial Pemerintah Desa

4. Untuk menguji apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial Pemerintah Desa

5. Untuk menguji apakah motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja manajerial Pemerintah Desa


11

6. Untuk menguji apakah motivasi kerja yang memediasi hubungan gaya

kepemimpinan traksaksional berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial

Pemerintah Desa

7. Untuk menguji apakah motivasi kerja yang memediasi hubungan gaya

kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja

manajerial Pemerintah Desa

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik

secara teoritis maupun praktis bagi berbagai pihak. Adapun manfaat yang dapat

diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur akuntansi yaitu dalam

bidang sektor publik terkait dengan kinerja instansi pemerintah desa. Selain itu,

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penyusunan penelitian

pada masa yang akan datang terkait dengan topik yang sama.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan input dalam penerapan pola-pola

gaya kepemimpinan yang relatif tepat pada pemerintah desa dalam

upaya meningkatkan kinerja manajerial

b. Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sarana informasi bagi

masyarakat terkait kinerja manajerial pemerintah desa dengan


12

dibuktikan secara empiris tentang gaya kepemimpinan, motivasi kerja

terhadap kinerja manajerial pemerintah desa.

c. Bagi perguruan tinggi

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan literatur dalam

bidang sektor publik, khususnya tentang kinerja manajerial

pemerintah desa

d. Bagi peneliti

Manfaat bagi peneliti itu sendiri yaitu memberikan pengetahuan

tambahan dan melatih kemampuan berfikir secara kritis mengenai

gaya kepemimpinan, motivasi kerja terhadap kinerja manajerial

pemerintah desa
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)

Teori penetapan tujuan (Goal Setting Theory) dikembangkan oleh

Locke dan Latham (1990). Teori penetapan tujuan menjelaskan hubungan

antara tujuan yang ditetapkan dan prestasi kerja. Manajer yang memahami

tujuan akan terpengaruh terhadap perilaku kerjanya (Arumsari 2014). Jika

manajer telah menentukan tujuan atas tindakannya di masa depan, maka

tujuan tersebut akan mempengaruhi tindakan dan perilaku manajer tersebut.

Palupi et al. (2016) menambahkan tujuan yang ditetapkan bersama oleh kepala

pimpinan dengan manajer dapat menjadi motivasi individu dalam mencapai

tujuan tersebut. Robbins dan Judge (2015) menambahkan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan manejer harus tau tindakaan-tindakan serta upaya-

upaya agar mencapai sasaran yang diinginkan. Teori ini berasumsi bahwa

manajer akan bertindak sesuai dengan tujuan dan sasaran yang di inginkan,

sehingga manajer dapat mengetahui tindakan serta upaya yang seharusnya

dikerjakan agar sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diinginkan.

Teori penetapan tujuan (Goal setting theory) yang dimaksud tidak hanya

berbicara pada penetapan tujuan keuangan saja, namun juga termasuk di

dalamnya penetapan tujuan non-keuangan (Isfani et al., 2017). Menurut Erez et al

(1985) teori penetapan tujuan merupakan teori yang dapat digunakan untuk

menjelaskan hubungan antara perencanaan dan kinerja yang dihasilkan. Secara

13
14

singkat, dalam teori tersebut dijelaskan bahwa proses penetapan tujuan dapat

mempengaruhi kinerja orang-orang yang dituntut untuk mencapai tujuan tersebut.

Ketika sebuah tujuan dirancang, maka orang-orang yang terlibat dalam penetapan

tujuan akan memiliki rasa tanggung jawab untuk mencapainya.

Berdasarkan pendekatan Goal Setting Theory keberhasilan pegawai

dalam meningkatkan kinerja merupakan tujuan yang ingin dicapai. Variabel

partisipasi anggaran, komitmen organisasi, sistem pengukuran kinerja dan

gaya kepemimpinan sebagai faktor penentu. Semakin tinggi faktor penentu

tersebut maka akan semakin tinggi pula pencapaian tujuannya (Solikhun dan

Rohman 2012)

Konsep dasar teori ini adalah seseorang yang memahami tujuan (apa

yang diharapkan organisasi kepadanya) akan memengaruhi perilaku kerjanya.

Teori ini menyatakan bahwa perilaku individu diatur oleh ide (pemikiran) dan

niat seseorang. Sasaran dapat dipandang sebagai tujuan atau tingkat kerja

yang ingin dicapai oleh individu. Jika seorang individu berkomitmen untuk

mencapai tujuannya, maka hal ini akan memengaruhi tindakannya dan

memengaruhi konsenkuensi kinerjanya.

Menurut Siagan (2002) tujuan dan sasaran yang spesifik dan sulit

dengan didukung adanya umpan balik maka akan mendapatkan tingkat kinerja

yang tinggi. Ketika tujuan yang sulit diterima maka akan menadpatkan hasil

yang lebih tinggi daripada tujuan yang mudah. Dengan adanya umpan balik

maka akan menghasilkan tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada yang tidak

adanya umpan balik. Ketika manajer memperoleh tindak lanjut atas apa yang
15

dikerjakan maka manajer akan melakukan tugasnya dengan lebih baik, karena

tindak lanjut tersebut merupakan tolak ukur bagi manejer dalam mengetahui

progres terhadap kinerja manajer. Dorongan yang datang dari diri manajer

merupakan motivator yang sangat baik dari pada dorongan yang ditimbulkan

secara eksternal sehingga manajer dapat mengetahui kemajuan yang

dihasilkannya. Namun, dalam beberapa kasus lain manajer akan memiliki

kinerja yang tinggi apabila ditugasi secara langsung oleh atasan (Robbins dan

Judge, 2015). Pemberian tugas tersebut berupa sebuah target capaian dalam

pekerjaan, sehingga akan meningkatkan motivasi pada manajer.

Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa kinerja suatu organisasi

akan meningkat jika terjadi kesesuaian antara tujuan organisasi dan tujuan

individu. Dengan adanya kesesuaian tersebut, akan tercipta keserasian pada

keduanya. Dengan menggunakan pendekatan goal setting theory, kinerja

pegawai yang baik dalam menyelanggarakan pelayanan publik diidentikkan

sebagai tujuannya. Teori penetapan tujuan ini dapat menjelaskan keterkaitan

antara variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja manajerial melalui

motivasi sebagai variabel mediasi.

2. Teori Ekspekstasi (Expectancy Theory)

Teori Ekspektasi (expectancy theory) dikembangkan oleh Victor Vroom

(1964). Teori ini menyatakan bahwa kekuatan cenderung untuk bertindak dengan

cara tertentu bergantung pada kekuatan ekspektasi terhadap hasil dari tindakan

dan ketertarikan individu kepada hasil tersebut. Vrom (1964) dalam Qadiri et al

(2019) menyatakan bahwa seseorang bekerja untuk merealisasikan


16

harapan-harapan dari pekerjaan itu. Teori ekspektasi didasarkan pada sebuah

idealisme bahwa adanya hubungan erat antara usaha yang dilakukan, kinerja

yang dicapai, dan penghargaan yang diterima (Lunenberg 2011). Teori

harapan juga mengedepankan mengenai prinsip bahwa individu dalam suatu

organisasi akan termotivasi dalam melakukan hal-hal yang berhubungan

dengan tujuan organisasi, apabila mereka merasa yakin atas tindakan mereka,

yang diharapkan dapat mencapai dari tujuan tersebut.

Terdapat tiga komponen yaitu yang pertama adalah harapan, yaitu

suatu kesempatan yang disediakan dan akan terjadi karena perilaku. kedua

adalah nilai (valence) merupakan nilai yang diakibatkan oleh perilaku tertentu.

Ketiga adalah pertautan, yaitu besarnya probabilitas, jika bekerja secara efektif

maka akan mengarah ke hasil-hasil yang menguntungkan, misalnya

peningkatan gaji atau imbalan secara instrinsik, dan imbalan yang dapat

memuaskan tujuan pribadi para pekerja (Sunyoto 2013).

Menurut Vroom (1964) dalam Qadiri et al (2019), teori ekspektasi

yaitu teori yang cenderung bertindak bergantung pada kekuatan dari ekpektasi

dari tindakan yang dilakukan dan ketertarikan individu pada hasil tersebut.

Apabila semakin tinggi harapan individu itu terpenuhi, maka semakin tinggi

pula tindakan yang dihasilkan. Sehingga akan berdampak pada kinerja

organisasi yang meningkat. Teori ini berorientasi pada tiga hubungan, yaitu

hubungan upaya-kinerja, kinerja-imbalan, dan imbalan-tujuan pribadi.

Hubungan kinerja-imbalan pada teori ekspektasi memiliki pandangan

bahwa keadaan dimana individu meyakini untuk melaksanakan suatu pekerjaan


17

pada tingkat tertentu yang akan mengarahkan pada pencapaian hasil yang

diinginkan (Robbins dan Judge 2009). Manajer akan meningkatkan kinerjanya

guna mendapatkan sebuah imbalan yang potensial atas kinerja yang telah

dilakukannya. Hal ini dikarenakan jika organisasi benar-benar memberi

imbalan kepada para manajer atas kinerja manajer dan bukannya atas

senioritas, upaya, tingkat kesukaran pekerjaan, maka teori ekspektasi akan

menjadi jauh lebih valid (Robbins dan Judge 2009).

Seseorang yang dapat mempengaruhi tindakan seorang individu pada

suatu organisasi yaitu manajer. Seorang manajer secara langsung maupun

tidak langsung akan berusaha memberikan motivasi kerja pada pegawainya

sejalan dengan tujuan organisasi tersebut. Dengan demikian, pegawai akan

dirasa lebih terarah dan juga sejalan (goal congruen) dengan tujuan organisasi

sekalipun tujuan pribadi mereka.

Perihal motivasi kerja tidak terlepas dari visi dan misi suatu organisasi.

Sebuah visi dan misi organisasi merupakan terjemahan utama dari makna

tujuan organisasi itu sendiri. Dengan demikian, visi dan misi seuatu organisasi

diperlukan target kinerja yang jelas dan terarah, dengan membuat tujuan dan

sasaran sehingga diharapkan dapat memberikan efek kinerja yang optimal,

baik kinerja operasional organisasi maupun kinerja manajerial itu sendiri.

3. Kinerja Manajerial

Kinerja secara umum dapat didefinisikan sebagai sebuah gambaran

mengenai seberapa besar tingkat pencapaian, tingkat pelaksanaan kegiatan,

program maupun kebijakan dalam rangka mewujudkan dari apa yang telah
18

dirumuskan sebelumnya seperti visi dan misi, tujuan, sasaran, maupun target

organisasi yang tercantum pada rencana strategis (renstra) suatu organisasi

(Mahsun 2014).

Menurut Mulyadi (2001) kinerja merupakan suatu penentuan secara

periodik mengenai efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan

karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya. Adapun kinerja manajerial merupakan kinerja para individu dalam

aktivitas manajerial antara lain, perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi,

pengawasan, pengaturan staf, negosiasi, dan representasi (Mahoney, 1963).

Lebih lanjut Mahoney (1963) dalam (Qadari et al. 2019) menyatakan

perencanaan merupakan suatu perumusan kegiatan dan kebijakan yang nantinya

akan dilaksanakan dengan melakukan pertimbangan pada kondis waktu sekarang

dan waktu pada masa yanga akan datang. Perencanaan merupakan aspek penting

dilakukan sebelum melaksanakan program. Dalam perencanaan akan dibahas

lebih lanjut terkait cara mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi,

tujuan-tujuan, kebijakan, arah dari tindakan/pelaksanaan yang diambil. Di dalam

perencanaan juga akan dibahas tentang tata cara menyiapkan agenda dan

membuat program kegiatan. Dengan adanya perencanaaan yang baik maka

pelaksanaan kegiatan tersebut diharapkan sesuai dengan harapan.

Investigasi adalah suau kegiatan yang dilakukannya pemeriksaaan

melalui pengumpulan informasi dan penyiapan informasi. Bentuk investigasi

biasanya dalam catatan laporan dan rekening, menyiapkan laporan keuangan,


19

menyiapkan catatan, melakukan pengukuran hasil, dan menganalisis pekerjaan.

Proses investigasi ini berfungsi untuk memudahkan dalam pelaksanaan

pengukuran hasil dan pada tahap analisis kegiatan yang dilaksanakan.

Koordinasi merupakan suatu proses yang terdapat jalinan kerjasama

antar bagian yang ada dalam satu organisasi yang dilakukan melalui

pertukaran informasi dengan orang yang berada pada bagian lain. Adanya

koordinasi, manajer atau pegawai akan memiliki pegangan atau pedoman di

dalam melaksanakan tanggungjawabnya di dalam organisasi. Evaluasi

merupakan sebuah penilaian yang dilakukan oleh seorang pimpinan terhadap

rencana yang telah dibuat dan penilaian terhadap prestasi kerja suatu

organisasi atau individu. Evaluasi diperlukan agar fungsi manajemen dalam

sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik dan hasil penilaian dapat diambil

sebagai keputusan yang diperlukan.

Kegiatan manajerial lainnya adalah pengawasan. Pengawasan adalah

suatu kegiatan mengukur dan mengkoreksi kinerja individu untuk memasikan

bahwa apa yang terjadi sesuai dengan rencana. Dengan adanya pengawasan

yang tepat dan baik dalam organisasi maka akan tercipta keseimbangan dan

menumbuhkan kreatifitas, sehingga akan meningkatkan kinerja di dalam

organisasi. Selanjutnya pengaturan staf, yaitu memelihara kondisi dan

mempertahankan bawahan, menyeleksi manajer baru, menempatkan dan

mempromosikan bawahan dalam unitnya atau beberapa unit.


20

Pengaturan staff meliputi pemeliharan terhadap kondisi kerja dari satu

atau beberapa unit yang dipimpin, dengan mengidentifikasi kekuatan kerja,

inventarisasi orang-orang yang ada dan merekrut tenaga kerja, serta pelatihan

pengembangan calon atau pelaksana yang ada sehingga tugas-tugas dapat

dicapai secara efektif dan efisien. Dengan adanya pengaturan staf yang baik di

dalam organisasi, maka manajer akan bekerja sesuai dengan kompetensi dan

keahlian yang dimilikinya.

Negosiasi merupakan bagian dari tugas manajer, karena seorang

manajer memiliki wewenang terhadap organisasinya, dan memiliki pusat

informasi yang dibutuhkan untuk melakukan negosiasi dalam organisasi yang

dipimpinnya. Kegiatan manajerial terakhir yaitu perwakilan, menurut

Mahoney (1963) perwakilan adalah kegiatan menyampaikan visi, misi dan

kegiatan-kegiatan organisasi dengan pidato, konsultasi dan lain-lain kepada

pihak luar organisasi. Dengan adanya perwakilan diharapkan organisasi akan

dapat memiliki kepercayaan dari publik, sehingga organisasi akan semakin

meningkatkan kinerja dalam mencapai tujuan organisasi.

4. Motivasi

Motivasi berasal dari kata lain “movere” yang berarti “dorongan atau

daya penggerak”. Menurut Robbins dan Judge (2015) motivasi diartikan

sebagai kemampuan suatu organisasi untuk memenuhi kebutuhan individu,

yang diselaraskan terhadap upaya-upaya kinerja yang tinggi kearah tujuan

organisasi. Motivasi terjadi akibat perubahan situasi tertentu pada diri manajer
21

yang mendorong manajer untuk lebih mengerahkan kemampuan yang

dimilikinya agar tanggung jawab serta tujuan yang diinginkannya tercapai.

Motivasi memiliki tiga komponen penting, yaitu kebutuhan, dorongan,

dan tujuan. Kebutuhan timbul dari dalam dirinya yang apabila dirasakan

terdapat ketidakseimbangan antara yang dimiliki dengan apa yang menurut

persepsi bersangkutan dapat dimilikinya. Dorongan timbul dari dalam diri

manajer maupun dari luar diri manajer tersebut. Dorongan merupakan

tindakan tertentu yang dilakukan oleh manajer secara sadar. Komponen

lainnya yaitu tujuan, dimana tujuan merupakan segala sesuatu yang dapat

menghilangkan kebutuhan dan mengurangi dorongan (Siagan 2002). Ketiga

komponan motivasi ini sangat berpengaruh terhadap terciptanya motivasi di

dalam diri manajer. Apabila ketiga komponen ini bekerja dengan baik dan

positif maka akan menciptakan semangat yang tinggi serta dapat memotivasi

manajer untuk menggunakan kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya,

sehingga akan meningkatkan kinerja

Priansa (2014) berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi kerja manajer antara lain keluarga dan kebudayaan, konsep diri, jenis

kelamin, pengakuan dan prestasi, cita-cita dan aspirasi, kemampuan belajar,

kondisi pegawai, kondisi lingkungan, dinamis dalam pekerjaan dan upaya

pimpinan memotivasi pegawai. Menurut Danim (2012) faktor yang

mempengaruhi motivasi kerja yaitu gaya kepemimpinan, sikap manajer dan

iklim kerja. Gaya kepemimpinan merupakan perilaku yang digunakan oleh

pemimpin dalam memberikan dorongan dan arahan kepada bawahannya.


22

Menurut Utami (2018) pentingnya gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh

pemimpin untuk melibatkan manajer dalam pengambilan keputusan maupun

berkonsultasi. Dengan memberikan kesempatan kepada manajer bawah untuk

berdiskusi bersama menerima saran ataupun metode dalam pengambilan

keputusan, sehingga akan meningkatkan motivasi kerja pada manajer di dalam

organisasi. Hal ini senada dengan penjelasan Kartono (2008) bahwa gaya

kepemimpinan memiliki pengaruh yang kuat terhadap motivasi, sebab

keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakan orang lain untuk

mencapai suatu tujuan tergantung pada bagaimana pemimpin tersebut

menciptakan motivasi pada manajer.

Apabila seorang pemimpin dalam organisasi menerapkan gaya

kepemimpinan yang sesuai maka akan meningkatkan motivasi kerja pada

bawahannya. Manajer yang memiliki motivasi tinggi dalam bekerja akan

memiliki sikap yang antusias dalam bekerja. Manajer yang bekerja secara

antusias dapat mempengaruhi bawahannya, sehingga pekerjaan dapat

terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam organisasi, sikap kerja

bersifat penting karena manajer dapat mempengaruhi perilaku bawahannya.

5. Gaya Kepemimpinan Transaksional

Gaya kepemimpinan transaksional merupakan gaya kepemimpinan yang

medasarkan diri atas pertukaran antara pemimpin dan bawahan. Dimana seorang

pemimpin memberikan penghargaan kepada bawahannya apabila bawahannya

tersebut mampu memenuhi harapan dari seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan

ini juga diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan harapan


23

bawahannya supaya bawahan akan merasa dibutuhkan. Kebutuhan materi bagi

bawahan berusaha dipenuhi oleh seorang pemimpin dengan balasannya

seorang pemimpin mendapatkan imbalan yaitu kinerja yang meningkat.

Gagasan tentang gaya kepemimpinan transaksional dalam konteks

organisasional ini pertama kali dikemukakan dan disempurnakan oleh Bass

dan Avoilo (1985). Gaya kepemimpian transaksional ini merupakan sebuah

gaya kepemimpinan yang melibatkan sebuah transaksi dimana bawahan

menerima imbalan serta dibantu dalam mengidentifikasi tentang tugas supaya

dapat memenuhi hasil yang memuaskan seperti yang diharapkan.

Seorang pemimpin yang menggunakan kepemimpinan transaksional

membantu karyawannya dalam meningkatkan motivasi untuk mencapai hasil

yang diinginkan dengan dua cara, pertama yaitu seorang pemimpin mengenali

apa yang harus dilakukan bawahan untuk mencapai hasil yang sudah

direncanakan setelah itu pemimpin mengklarifikasi peran bawahannya

kemudian bawahan akan merasa percaya diri dalam melaksanakan pekerjaan

yang membutuhkan perannya. Kedua adalah pemimpin mengklarifikasi

bagaimana pemenuhan kebutuhan dari bawahan akan tertukar dengan

penetapan peran utnuk mencapai hasil yang sudah disepakati.

Yukl dan Gary (2010) juga menjelaskan mengenai gaya kepemimpinan

transaksional ini. Pada gaya kepemimpinan transaksional ini dapat melibatkan

nlai-nilai, tetapi nilai-nilai yang digunakan adalah nilai yang relevan sesuai

dengan proses pertukaran seperti kejujuran dan timbal balik. Seorang pemimpin
24

yang menganut gaya transaksional membantu bawahannya dalam

mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dikerjakan, dalam melakukan

identifikasi seorang pemimpin harus mempertimbangkan apa yang harus

dilakukannya.

Kepemimpinan transaksional menurut Bass dan Avoilo (1985)

dibentuk oleh faktor-faktor yang berupa imbalan kontingen (contingent

reward), manajemen eksepsi aktif (active management by exception), dan

manajemen eksepsi pasif (passive management by exception). Faktor-faktor

tersebut data diuraikan sebagai berikut:

1. Imbalan Kontingen (Contingent Reward). Faktor ini dimaksudkan bahwa

bawahan memperoleh pengarahan dari pemimpin mengenai prosedur

pelaksanaan tugas dan target-target yang harus dicapai. Bawahan akan

menerima imbalan dari pemimpin sesuai dengan kemampuannya dalam

mematuhi prosedur tugas dan keberhasilannya mencapai target-target

yang telah ditentukan.

2. Manajemen berdasarkan eksepsi

a. Manajemen Eksepsi Aktif (Active Management by Exception).

Faktor ini menjelaskan tingkah laku pemimpin yang selalu

melakukan pengawasan secara direktif terhadap bawahannya. Pengawasan

direktif yang dimaksud adalah mengawasi proses pelaksanaan tugas

bawahan secara langsung. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi dan

meminimalkan tingkat kesalahan yang timbul selama proses kerja

berlangsung. Seorang pemimpin transaksional tidak segan mengoreksi dan


25

mengevaluasi langsung kinerja bawahan meskipun proses kerja belum

selesai. Tindakan tersebut dimaksud agar bawahan mampun bekerja sesuai

dengan standar dan prosedur kerja yang telah ditetapkan

b. Manajemen Eksepsi Pasif (Passive Management by Exception).

Seorang pemimpin transaksional akan memberikan peringatan dan

sanksi kepada bawahannya apabila terjadi kesalahan dalam proses yang

dilakukan oleh bawahan yang bersangkutan. Namun apabila proses kerja

yang dilakukan masih berjalan sesuai standar dan prosedur, maka

pemimpin transaksional tidak memberikan evaluasi apapun kepada

bawahan. Faktor-faktor pembentuk kepemimpinan transaksional tersebut

digunakan pemimpin untuk memotivasi dan mengarahkan bawahan agar

dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Bawahan yang

berhasil dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik akan memperoleh

imbalan yang sesuai. Sebaliknya bawahan yang gagal dalam melaksanakan

tugasnya dengan baik akan memperoleh sanksi agar dapat bekerja lebih

baik dan meningkatkan mutu.

6. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan adalah proses yang didasarkan pada pengaruh sosial

dimana pemimpin membuat partisipasi bawahan secara sukarela untuk

mencapai tujuan organisasi (Maamari dan Saheb, 2018). Pemimpin

transformasional adalah seorang pemimpin yang dapat membuat bawahannya

akan menjadi lebih peka terhadap pentingnya pekerjaan yang akan

menyebabkan bawahan lebih mementingkan kepentingan organisasi (Naderi

et
26

al. ,2019). Hasilnya akan membuat bawahannya merasa ada rasa hormat dan

ada kepercayaan yang ada pada pemimpin tersebut. Selain itu bawahannya

akan menjadi lebih termotivasi untuk bertindak atau melakukan sesuatu

melebihi apa yang diharapkan oleh pemimpin tersebut (Nurrachmat dan

Wahyuddin, 2007) dalam (Sofyan, 2010).

Pemimpin yang menerapkan gaya transformasional ini lebih berfokus

pada jangka panjang daripada fokus pada jangka pendeknya (Saeed et al.,

2014). Kepemimpinan transformasional merupakan sebuah model yang

dilakukan agar dapat memotivasi dan menginspirasi bawahannya untuk dapat

mencapai hasil yang melebihi dari yang direncanakan atau ditetapkan

sebelumnya. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan

transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang

pemimpin yang cenderung untuk memberikan motivasi agar dapat bekerja

dengan lebih baik dan menitikberatkan kepada perilaku untuk membantu

trnasformasi antara individu dengan organisasi (Mondiani 2012).

Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan

transformasional dengan tepat akan menghasilkan kinerja karyawan yang

tinggi, meningkatkan motivasi karyawan serta pada akhirnya akan

mendapatkan hasil kerja yang lebih besar dari yang telah direncanakan

sebelumnya. Hal ini dikarenakan gaya kepemimpinan ini akan membantu

bawahannya agar lebih percaya untuk mencapai sasaran dan bawahan akan

bekerja sesuai dengan arah yang akan datang. Pada setiap tahap dari proses
27

transformasional tersebut, kinerja karyawan ditentukan oleh keberhasilan

pemimpin (Mondiani 2012)

Bass dan Avoilo (1985) mengemukakan adanya empat karakteristik

kepemimpinan transformasional yaitu:

1. Idealized influence, Dimensi yang pertama ini digambarkan sebagai

perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi,

menghormati dan sekaligus mempercayainya.

2. Inspirational motivation, sejauh mana seorang pemimpin

mengkomunikasikan sebuah visi yang menarik, menggunakan simbol-

simbol untuk memfokuskan usaha-usaha bawahan, dan memodelkan

perilaku-perilaku yang sesuai.

3. Intelectual stimulation, sebuah proses yang padanya para pemimpin

meningkatkan kesadaran para pengikut terhadap masalah-masalah dan

mempengaruhi para pengikut untuk memandang masalah-masalah dari

suatu perspektif yang baru.

4. Individualized consideration, memberi dukungan, membesarkan hati, dan

memberi pengalaman-pengalaman tentang pengembangan kepada para

pengikut.

Kepemimpinan transformasional pada umumnya mempunyai dampak

positif terhadap kinerja karyawan. Pemimpin tersebut mentransformasi dan

memotivasi para pengikut dengan: (1) membuat mereka lebih sadar mengenai

pentingnya hasil-hasil suatu pekerjaan; (2) mendorong mereka untuk lebih

mementingkan organisasi atau tim daripada kepentingan diri sendiri; dan (3)
28

mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan mereka pada yang lebih tinggi (Yukl dan

Gary 2010)

Secara logis kaitan ini menunjukkan bahwa praktek kepemimpinan

transformasional terutama dari aspek kharismatik dapat menumbuhkan

identifikasi pegawai terhadap perusahaan yang antara lain tercermin dalam

perasaan memiliki, bangga sebagai bagian dari organisasi. Terbentuknya

identifikasi tersebut berdampak positif terhadap internalisasi tujuan (goals

internalization) yaitu tujuan-tujuan yang ditetapkan perusahaan secara konkrit

termanivestasi dalam bentuk gairah/semangat dalam menjalankan tugasnya.

B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis

1. Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Kinerja

Manajerial

Berdasarkan teori penetapan tujuan yang dikemukakan oleh Locke

dan Latham (1990) dimana teori tersebut menjelaskan mengenai hubungan

antara tujuan yang ditetapkan dan prestasi kerja. Seorang pemimpin yang

memahami tujuan maka secara tidak langsung akan terpengaruh terhadap

perilaku kerjanya (Arumsari 2014). Jika pemimpin telah menentukan tujuan

atas tindakannya di masa depan, maka tujuan tersebut akan mempengaruhi

tindakan dan perilaku pemimpin tersebut. Robbins dan Judge (2015)

menjelaskan dalam mencapai tujuan yang diinginkan manajer tingkat atas

harus mengetahui tindakan-tindakan serta upaya-upaya agar mencapai sasaran

yang diinginkan, salah satunya dengan gaya kepemimpinan yang


29

diterapkan pada organisasi. Karena pada intinya, kinerja manajerial tidak

dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya.

Gaya kepemimpinan transaksional merupakan gaya kepemimpinan

yang medasarkan diri atas pertukaran antara pemimpin dan bawahan.

Dimana seorang pemimpin memberikan penghargaan kepada bawahannya

apabila bawahannya tersebut mampu memenuhi harapan dari seorang

pemimpin. Gaya kepemimpinan ini juga diharapkan dapat menyesuaikan

diri dengan harapan bawahannya supaya bawahan akan merasa dibutuhkan.

Kebutuhan materi bagi bawahan berusaha dipenuhi oleh seorang pemimpin

dengan balasannya seorang pemimpin mendapatkan imbalan yaitu kinerja

yang meningkat.

Penelitian mengenai gaya kepemimpinan transaksional terhadap

kinerja manajerial sebelumnya pernah diteliti oleh beberapa peneliti

seperti penelitian Amalia et al., (2016), Ivana Ariyani (2016), Katim dan

Wiliyawati (2016), Bawarodi et al., (2017), Rorimpandey (2013), Vigoda

(2007), Masa’deh et al., (2016) mengungkapkan kepemimpinan

transaksional memiliki pengaruh positif terhadap kinerja. Artinya semakin

efektif seorang pemimpin dalam menerapkan gaya kepemimpinan

transaksional ini maka akan semakin tinggi juga kinerja yang dihasilkan.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis hubungan antara gaya

kepemimpinan transaksional dan kinerja manajerial adalah:

H1: Gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja manajerial Pemerintah Desa


30

2. Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Motivasi

Berdasarkan teori harapan yang dikemukakan oleh Vroom (1964)

dalam Qadari et al,. (2019) dimana dalam teori tersebut juga

mengedepankan mengenai prinsip bahwa individu dalam suatu organisasi

akan termotivasi dalam melakukan hal-hal yang berhubungan dengan

tujuan organisasi, Seseorang yang dapat mempengaruhi tindakan seorang

individu pada suatu organisasi yaitu manajer. Seorang manajer secara

langsung maupun tidak langsung akan berusaha memberikan motivasi

kerja pada pegawainya sejalan dengan tujuan organisasi tersebut. Dengan

demikian, pegawai akan dirasa lebih terarah dan juga sejalan (goal

congruen) dengan tujuan organisasi sekalipun tujuan pribadi mereka.

Melalui gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang manajer

diharapkan dapat memberikan motivasi kepada bawahannya untuk

berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh seoang manajer.

Gaya kepemimpinan transaksional merupakan gaya kepemimpinan

yang medasarkan diri atas pertukaran antara pemimpin dan bawahan.

Dimana seorang pemimpin memberikan penghargaan kepada bawahannya

apabila bawahannya tersebut mampu memenuhi harapan dari seorang

pemimpin. Barbuto (2005) mengungkapkan gaya kepemimpinan

transaksional ini mampu meningkatkan motivasi bawahannya secara

eksternal. Amalia (2016), Tatengkeng dan Andreani (2019) Rosiana dan

Safitri (2015) mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan transaksional

berpengaruh secara positif terhadap motivasi, dengan menggunakan gaya


31

kepemimpinan transaksional akan meningkatkan motivasi bagi para

bawahannya. Seorang pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan

transaksional secara efektif dapat maka motivasi kerja bawahannya akan

semakin meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis hubungan antara gaya

kepemimpinan transaksional dan motivasi adalah:

H2: Gaya kepemimpinan transaksasional berpengaruh positif dan

signifikan terhadap motivasi pegawai Pemerintah Desa

3. Hubungan Gaya Kepemimpinan Tranformasional dengan Kinerja

Manajerial

Berdasarkan teori penetapan tujuan yang dikemukakan oleh Locke

dan Latham (1990) dimana teori tersebut menjelaskan mengenai hubungan

antara tujuan yang ditetapkan dan prestasi kerja. Seorang pemimpin yang

memahami tujuan maka secara tidak langsung akan terpengaruh terhadap

perilaku kerjanya (Arumsari 2014). Jika pemimpin telah menentukan

tujuan atas tindakannya di masa depan, maka tujuan tersebut akan

mempengaruhi tindakan dan perilaku pemimpin tersebut. Robbins dan

Judge (2015) menjelaskan dalam mencapai tujuan yang diinginkan

manajer tingkat atas harus mengetahui tindakan-tindakan serta upaya-

upaya agar mencapai sasaran yang diinginkan, salah satunya dengan gaya

kepemimpinan yang diterapkan pada organisasi. Karena pada intinya,

kinerja manajerial tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya.


32

Suatu gaya seorang pemimpin dalam organisasi merupakan

penggambaran langkah kerja bagi karyawan yang berada dibawahnya.

Gaya kepemimpinan mengandung arti cara pemimpin mempengaruhi

bawahan untuk lebih dapat berbuat atau berusaha dalam rangka mencapai

tujuan organisasi. Dengan demikian dari seorang pemimpin dapat

berpengaruh terhadap kinerja.

Penelitian mengenai gaya kepemimpinan tranformasional terhadap

kinerja manajerial sebelumnya pernah diteliti oleh beberapa peneliti

seperti penelitian penelitian Italiani (2014), Mcmurray et al., (2012),

Rorimpandey (2013), Vigoda (2007), Masa’deh et al., (2016), Nguyen et

al., (2017) mengungkapkan kepemimpinan transformasional memiliki

pengaruh positif terhadap kinerja. Artinya semakin efektif seorang

pemimpin dalam menerapkan gaya kepemimpinan transformasional ini

maka akan semakin tinggi juga kinerja yang dihasilkan.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis hubungan antara gaya

kepemimpinan transformasional dan kinerja adalah:

H3: Gaya kepemimpinan tranformasional berpengaruh positif terhadap

kinerja manajerial Pemerintah Desa

4. Hubungan Gaya Kepemimpinan Tranformasional dengan Motivasi

Berdasarkan teori harapan yang dikemukakan oleh Vroom (1964)

dalam Qadari et al,. (2019) dimana dalam teori tersebut juga mengedepankan

mengenai prinsip bahwa individu dalam suatu organisasi akan termotivasi

dalam melakukan hal-hal yang berhubungan dengan tujuan


33

organisasi, Seseorang yang dapat mempengaruhi tindakan seorang

individu pada suatu organisasi yaitu manajer. Seorang manajer secara

langsung maupun tidak langsung akan berusaha memberikan motivasi

kerja pada pegawainya sejalan dengan tujuan organisasi tersebut. Dengan

demikian, pegawai akan dirasa lebih terarah dan juga sejalan (goal

congruen) dengan tujuan organisasi sekalipun tujuan pribadi mereka.

Melalui gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang manajer

diharapkan dapat memberikan motivasi kepada bawahannya untuk

berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh seoang manajer.

Kepemimpinan transformasional merupakan sebuah model yang

dilakukan agar dapat memotivasi dan menginspirasi bawahannya untuk

dapat mencapai hasil yang melebihi dari yang direncanakan atau

ditetapkan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2016),

Ayoko et al., (2003), Tatengkeng dan Andreani (2019), Rosiana dan

Safitri (2015) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional

mempunyai hubungan yang positif terhadap motivasi

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis hubungan antara gaya

kepemimpinan transformasional dan motivasi adalah:

H4: Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap

motivasi

5. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Manajerial

Berdasarkan teori harapan yang dikemukakan oleh Vroom (1964)

dalam Qadari et al,. (2019) dimana dalam teori tersebut juga


34

mengedepankan mengenai prinsip bahwa individu dalam suatu organisasi

akan termotivasi dalam melakukan hal-hal yang berhubungan dengan

tujuan organisasi, apabila mereka merasa yakin atas tindakan mereka, yang

diharapkan dapat mencapai dari tujuan tersebut. Manajer yang memiliki

tujuan serta sasaran yang ingin dicapai akan memiliki motivasi yang tinggi

pada dirinya. Motivasi dapat terbentuk karena adanya berbagai keinginan

dan harapan yang ada di dalam diri personal manajer (Robbins dan Judge

2015). Kekuatan, keinginan maupun harapan yang ada pada diri manajer

pada akhirnya menuntun manajer tersebut untuk berusaha agar dapat

meningkatkan kinerjanya secara maksimal (Robbins dan Judge 2015).

Para manajer akan termotivasi untuk mencapai tujuan perusahaan

karena penilaian prestasi dan penghargaan atas prestasi para manajer akan

dinilai dari pencapaian tujuan yang telah dicapai (Agusti et al., 2013).

Dengan demikian para manajer yang memiliki tujuan yang ingin dicapai

akan bekerja lebih baik dan lebih optimal dibandingkan manajer yang

memiliki motivasi yang rendah (Widyastuti 2013). Penelitian yang

dilakukan oleh Katim dan Wiliyawati (2016), Rismayadi (2018), Qadari et

al., (2019) mengungkapkan bahwa motivasi berpangaruh terhadap kinerja.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis hubungan motivasi dan kinerja

adalah:

H5: Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial

Pemerintah Desa
35

6. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Kinerja

Manajerial melalui Motivasi

Berdasarkan teori penetapan tujuan yang dikemukakan oleh Locke

dan Latham (1990) dimana teori tersebut menjelaskan mengenai hubungan

antara tujuan yang ditetapkan dan prestasi kerja. Seorang pemimpin yang

memahami tujuan maka secara tidak langsung akan terpengaruh terhadap

perilaku kerjanya (Arumsari 2014). Jika pemimpin telah menentukan

tujuan atas tindakannya di masa depan, maka tujuan tersebut akan

mempengaruhi tindakan dan perilaku pemimpin tersebut. Robbins dan

Judge (2015) menjelaskan dalam mencapai tujuan yang diinginkan

manajer tingkat atas harus mengetahui tindakan-tindakan serta upaya-

upaya agar mencapai sasaran yang diinginkan, salah satunya dengan gaya

kepemimpinan yang diterapkan pada organisasi. Karena pada intinya,

kinerja manajerial tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya.

Vroom (1964) dalam Qadari et al,. (2019) dimana dalam teori tersebut

juga mengedepankan mengenai prinsip bahwa individu dalam suatu

organisasi akan termotivasi dalam melakukan hal-hal yang berhubungan

dengan tujuan organisasi, apabila mereka merasa yakin atas tindakan mereka,

yang diharapkan dapat mencapai dari tujuan tersebut. Manajer yang memiliki

tujuan serta sasaran yang ingin dicapai akan memiliki motivasi yang tinggi

pada dirinya. Motivasi dapat terbentuk karena adanya berbagai keinginan dan

harapan yang ada di dalam diri personal manajer (Robbins dan Judge 2015).

Kekuatan, keinginan maupun harapan yang ada pada diri


36

manajer pada akhirnya menuntun manajer tersebut untuk berusaha agar dapat

meningkatkan kinerjanya secara maksimal (Robbins dan Judge 2015).

Menurut Amalia (2016) seorang pemimpin harus lebih

mendengarkan aspirasi dari bawahannya dengan tujuan agar bawahannya

merasa lebih dihargai dan lebih termotivasi untuk bekerja dengan lebih

baik lagi. Dan nantinya jika bawahan termotivasi untuk bekerja dengan

baik atau giat maka kinerja manajerial akan meningkat.

Penelitian ini berusaha untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan

transaksional terhadap kinerja menajerial dengan motivasi sebagai variabel

intervening. Dengan adanya gaya kepemimpinan transaksional pada sektor

publik dimaksudkan agar kinerja manajerial pada sektor publik semakin

efektif dan efisien, sehingga pelayanan terhadap masyarakat dapat terlaksana

dengan baik. Oleh karena itu, motivasi sebagai mediasi dalam meningkatkan

kinerja manajerial pada sektor publik, sehingga tujuan organisasi dapat

tercapai. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2016) dan Soewarto et al.,

(2011) menunjukkan bahwa motivasi memediasi hubungan antara gaya

kepemimpinan tehadap kinerja.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis hubungan tidak antara gaya

kepemimpinan transaksional dan kinerja melalui motivasi adalah:

H6: Motivasi memediasi hubungan gaya kepemimpinan traksaksional

terhadap kinerja manajerial Pemerintah Desa


37

7. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja

Manajerial melalui Motivasi

Berdasarkan teori penetapan tujuan yang dikemukakan oleh Locke

dan Latham (1990) dimana teori tersebut menjelaskan mengenai hubungan

antara tujuan yang ditetapkan dan prestasi kerja. Seorang pemimpin yang

memahami tujuan maka secara tidak langsung akan terpengaruh terhadap

perilaku kerjanya (Arumsari 2014). Jika pemimpin telah menentukan

tujuan atas tindakannya di masa depan, maka tujuan tersebut akan

mempengaruhi tindakan dan perilaku pemimpin tersebut. Robbins dan

Judge (2015) menjelaskan dalam mencapai tujuan yang diinginkan

manajer tingkat atas harus mengetahui tindakan-tindakan serta upaya-

upaya agar mencapai sasaran yang diinginkan, salah satunya dengan gaya

kepemimpinan yang diterapkan pada organisasi. Karena pada intinya,

kinerja manajerial tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya.

Vroom (1964) dalam Qadari et al,. (2019) dimana dalam teori tersebut

juga mengedepankan mengenai prinsip bahwa individu dalam suatu

organisasi akan termotivasi dalam melakukan hal-hal yang berhubungan

dengan tujuan organisasi, apabila mereka merasa yakin atas tindakan mereka,

yang diharapkan dapat mencapai dari tujuan tersebut. Manajer yang memiliki

tujuan serta sasaran yang ingin dicapai akan memiliki motivasi yang tinggi

pada dirinya. Motivasi dapat terbentuk karena adanya berbagai keinginan dan

harapan yang ada di dalam diri personal manajer (Robbins dan Judge 2015).

Kekuatan, keinginan maupun harapan yang ada pada diri


38

manajer pada akhirnya menuntun manajer tersebut untuk berusaha agar dapat

meningkatkan kinerjanya secara maksimal (Robbins dan Judge 2015).

Menurut Tucunan et al (2014) pemimpin akan dapat mengarahkan

karyawan untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik jika seorang

pemimpin berfokus pada pencapain nilai-nilai kepercayaan, sikap,

perilaku, dan kebutuhan bawahan menuju perubahan yang lebih baik.

Selain itu sikap seorang pemimpin yang dapat menumbuhkan kesadaran

dan komitmen yang tinggi dari kelompok karyawan dapat meningkatkan

motivasi dalam bekerja. Sehingga kinerja manajerial akan meningkat.

Penelitian ini berusaha untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan

transformasional terhadap kinerja menajerial dengan motivasi sebagai

variabel intervening. Dengan adanya gaya kepemimpinan tranformasional

pada sektor publik dimaksudkan agar kinerja manajerial pada sektor publik

semakin efektif dan efisien, sehingga pelayanan terhadap masyarakat dapat

terlaksana dengan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2016) dan

Soewarto et al., (2011) menunjukkan bahwa motivasi memediasi hubungan

antara gaya kepemimpinan tehadap kinerja.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis hubungan tidak antara gaya

kepemimpinan transformasional dan kinerja melalui motivasi adalah:

H7: Motivasi memediasi hubungan gaya kepemimpinan transformasional

terhadap kinerja manajerial Pemerintah Desa


39

C. MODEL PENELITIAN

Gaya
Kepemimpinan
Transaksional

Motivasi H5 (+) Kinerja


Manajerial

Gaya
Kepemimpinan
Transformasional

Gambar 2.1
Model Penelitian
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Desa yang ada di Kabupaten

Sleman. Populasi dalam penelitian ini adalah perangkat desa pada Pemerintah

Desa di Kabupaten Sleman, terdiri atas: Sekertaris Desa, unsur Kepala Urusan

dan unsur Kepala Dusun.

B. Jenis Data

Penelitian ini mengunakan jenis penelitian desktriptif kuantitatif yaitu

penelitian yang mengungkapkan besar kecilnya suatu pengaruh atau hubungan

antar variabel yang dinyatakan dalam angka-angka. Dengan demikian

penelitian ini dapat menjelaskan fakta-fakta dari objek penelitian. Berdasarkan

fakta-fakta yang ada, penelitian ini mencoba mengkaji ulang pengaruh gaya

kepemimpinan terhadap kinerja manajerial dengan variabel intervening yaitu

motivasi kerja di lingkungan Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman

berdasarkan data yang diperoleh.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Mengingat anggota populasi yang cukup besar, maka dalam penelitian

ini menggunakan sampel, dengan catatan bahwa sampel yang diambil dalam

penelitian ini dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Teknik yang

digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik

Convenience sampling. Teknik ini dipilih karena dalam peneltian ini penentuan

responden berdasarkan kemudahan dalam mendapatkan data. Penelitian ini

43
44

mengambil 2 desa dari setiap kecamatan yang berada di Kabupaten Sleman

sehingga totalnya menjadi 34 desa. Hal ini dilakukan karena 2 desa setiap

kecamatan dianggap sudah bisa mewakili seluruh desa. Peneliti juga

menganggap bahwa setiap desa memiliki seluruh perangkat desa yang menjadi

responden penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data primer adalah data yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Data Primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung

dari sumber asli, tidak melalui perantara. Teknik pengambilan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey

(survey method), yaitu dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner)

yang akan diisi atau dijawab oleh responden. Data primer dalam penelitian ini

berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan oleh responden terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner.

Kuesioner dalam penelitian ini dibuat secara terstruktur dengan tujuan

untuk mengumpulkan informasi dari pejabat struktural yang berperan secara

langsung dalam proses penyusunan anggaran. Kuesioner ini nantinya akan

digunakan model pertanyaan tertutup, yakni bentuk pertanyaan yang sudah disertai

alternatif jawaban sebelumnya, sehingga responden dapat memilih salah satu dari

alternatif jawaban tersebut. Masing-masing kuesioner disertai dengan surat

permohonan untuk mengisi kuesioner yang ditujukan pada responden.

Dalam pengukurannya, setiap responden diminta pendapatnya mengenai

suatu pernyataan, dengan skala penilaian yaitu berdasarkan skala likert 5 poin.
45

Tanggapan positif (maksimal) diberi nilai paling besar (5) dan tanggapan

negatif (minimal) diberi nilai paling kecil (1). Penyebaran kuesioner dilakukan

secara langsung dengan cara mengantar kuesioner ke Pemerintah Desa yang

menjadi obyek penelitian di Sleman Barat.

Kuesioner disebarkan kepada Sekertaris Desa, Kepada Bagian

Pemerintahan, Kepala Bagian Pembangunan, Kepala Bagian Umum, Kepala

Bagian Kesra, dan Kepala Bagian Keuangan. Data yang telah di isi oleh

responden tersebut merupakan jawaban atas kuesioner yang dibagikan kepada

responden. Sedangkan pengumpulan kuesioner juga dilakukan secara langsung

dengan cara mengambil kuesioner ke Pemerintah Desa yang menjadi obyek

penelitian.

Setelah kuesioner dikumpulkan, maka akan dilakukan tabulasi atas

jawaban yang telah di isi oleh responden. Tahapan selanjutnya yaitu

menganalisis data yang diperoleh dari kuesioner. Hal ini bertujuan agar data

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, sehingga dapat mengungkap

fenomena sosial yang ada di Pemerintah Desa.

E. Definisi operasional variabel penelitian

1. Definisi variabel penelitian

a. Kinerja Manajerial

Menurut Nugraheni (2015) kinerja manajerial pemerintah

daerah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau

tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi instansi

pemerintah daerah yang mengidentifikasi tingkat keberhasilan atau


46

kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi aparat instansi tersebut. Kinerja manajerial pada umumnya

merupakan upaya yang dilakukan oleh manajer dalam melakukan

evaluasi terhadap tugas dan fungsinya di dalam suatu organisasi.

Kinerja manajerial dalam penelitian diukur dengan kuesioner

yang dikembangkan oleh Mahoney (1965). Instrumen tersebut terdiri

dari delapan item pertanyaan yang diukur dengan menggunakan

skala likert sebagai skala pengukuran. Skor 1 menunjukkan Sangat

Rendah, skor 2 menunjukkan Rendah, skor 3 menunjukkan Sedang,

skor 4 menunjukkan Tinggi dan skor 5 menunjukkan Sangat Tinggi.

Kinerja manajerial dalam penelitian ini diukur dengan delapan

indikator yaitu perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi,

pengawasan, pengaturan staf, negosiasi, dan perwakilan/representasi.

b. Gaya Kepemimpinan Transaksional

Gaya kepemimpinan transaksional merupakan gaya

kepemimpinan yang medasarkan diri atas pertukaran antara pemimpin

dan bawahan. Dimana seorang pemimpin memberikan penghargaan

kepada bawahannya apabila bawahannya tersebut mampu memenuhi

harapan dari seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan ini juga

diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan harapan bawahannya

supaya bawahan akan merasa dibutuhkan. Kebutuhan materi bagi

bawahan berusaha dipenuhi oleh seorang pemimpin dengan


47

balasannya seorang pemimpin mendapatkan imbalan yaitu kinerja

yang meningkat.

Gagasan tentang gaya kepemimpinan transaksional dalam

konteks organisasional ini pertama kali dikemukakan dan

disempurnakan oleh Bass dan Avoilo (1985). Gaya kepemimpian

transaksional ini merupakan sebuah gaya kepemimpinan yang

melibatkan sebuah transaksi dimana bawahan menerima imbalan

serta dibantu dalam mengidentifikasi tentang tugas supaya dapat

memenuhi hasil yang memuaskan seperti yang diharapkan Diukur

dengan menggunakan skala likert sebagai skala pengukuran. Skor 1

menunjukkan Sangat Rendah, skor 2 menunjukkan Rendah, skor 3

menunjukkan Sedang, skor 4 menunjukkan Tinggi dan skor 5

menunjukkan Sangat Tinggi. Gaya kepemimpinan transaksional ini

diukur dengan tiga indikator yaitu: Imbalan kontingen, manajemen

eksepsi aktif, dan manajemen eksepsi pasif.

c. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Pemimpin transformasional adalah seorang pemimpin yang

dapat membuat bawahannya akan menjadi lebih peka terhadap

pentingnya pekerjaan yang akan menyebabkan bawahan lebih

mementingkan kepentingan organisasi. Hasilnya akan membuat

bawahannya merasa ada rasa hormat dan ada kepercayaan yang ada

pada pemimpin tersebut. Selain itu bawahannya akan menjadi lebih

termotivasi untuk bertindak atau melakukan sesuatu melebihi apa


48

yang diharapkan oleh pemimpin tersebut (Nurrachmat dan

Wahyuddin, 2007, dalam Sofyan 2010). Diukur dengan

menggunakan skala likert sebagai skala pengukuran. Skor 1

menunjukkan Sangat Rendah, skor 2 menunjukkan Rendah, skor 3

menunjukkan Sedang, skor 4 menunjukkan Tinggi dan skor 5

menunjukkan Sangat Tinggi. Gaya kepemimpinan transformasional

ini diukur dengan empat indikator yaitu pengaruh idealis, motivassi

inspirasional, stimulasi intelektual, dan konsiderasi individual.

d. Motivasi Kerja

Menurut Apsari dan Sujana (2013) dalam Qadari et al

(2019), motivasi adalah dorongan yang menyebabkan seseorang

berusaha untuk mencapai tujuan, baik secara sadar ataupun tidak

sadar, sehingga dapat menetapkan arah atau usaha yang harus

ditempuh agar tujuan yang diinginkannya tercapai. Motivasi kerja

dapat didefinisikan sebagai dorongan yang tumbuh dalam diri

manajer, baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar dirinya

untuk melakukan suatu tanggung jawab guna mencapai tujuan yang

diinginkannya dengan semangat tinggi serta kemampuan dan

ketrampilan yang dimilikinya. Motivasi dalam penelitian ini diukur

menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Steers dan

Braunstein (1976) dalam Qadari et al (2019). Instrumen tersebut

terdiri dari sepuluh item pertanyaan yang diukur dengan

menggunakan skala likert sebagai skala pengukuran. Skor 1


49

menunjukkan Sangat Rendah, skor 2 menunjukkan Rendah, skor 3

menunjukkan Sedang, skor 4 menunjukkan Tinggi dan skor 5

menunjukkan Sangat Tinggi. Motivasi dalam penelitian ini diukur

dengan tiga indikator yaitu kebutuhan berprestasi, kebutuhan

kekuasaan, kebutuhan afiliasi.

2. Alat ukur variabel penelitian

Profil setiap variabel diukur menggunakan rentang,

banyaknya kelas dan panjangnya kelas interval berdasarkan jumlah

item pertanyaan pada kuesioner dan skor pada skala likert. Setiap

variabel nantinya akan diberikan lima kriteria dari mulai sangat

rendah, rendah, cukup, tinggi dan sangat tinggi.

F. Uji Instrument Data

1. Uji Validitas

Dilakukan untuk menguji ketepatan instrumen pengukuran

(kuesioner) yang digunakan terhadap variabel yang akan diukur. Suatu

kuesioner akan dikatakan tepat jika kuesioner tersebut mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner itu sendiri.

Pada penelitian ini pengujian validitas menggunakan alat bantu statistik

yaitu Uji Korelasi Pearson Product Moment, suatu instrument akan

dikatakan valid jika dalam pengujian Korelasi Pearson Product Moment

menunjukan nilai korelasi (r) dengan skor total masing-masing variabel ≥

0,25 (Nazaruddin dan Basuki 2019)


50

2. Uji Reabilitas

Dilakukan untuk menguji suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner akan dikatakan

andal atau reliable jika respon dari responden akan tetap sama atau

konsisten dari waktu ke waktu. Pada penelitian ini pengujian reliabilitas

menggunakan metode Cornbach’s Alpha. Suatu kuesioner dikatakan

andal atau reliabel jika hasil dari pengujian menghasilkan angka ≥ 0,70

(Nazaruddin dan Basuki 2019)

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji

kualitas data yaitu uji asumsi klasik. Terdapat tiga uji asumsi klasik

yaitu: a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji

kolmogorov-smirnov. Syarat bahwa model regresi residual

bedistribusi normal apabila data memiliki nilai sig lebih dari 0,05

(Nazaruddin dan Basuki 2019)

b. Uji Multikolinearitas

Multikoliniearitas adalah peluang diantara variabel bebas

untuk saling berkolerasi. Pengukuran multikolinearitas dapat dilihat

dari nilai Tolarance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai VIF

berbanding terbalik dengan nilai Tolerance yaitu VIF = 1/Tolarance.


51

Tolerance digunakan untuk mengetahui variabilitas variabel

independen lainnya. Untuk mengetahui sebuah data tidak

mempunyai nilai multikolinearitas dengan melihat nilai cut off yang

menunjukkan nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF < 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mengetahui apakah di dalam model regresi terdapat

ketidaksamaan suatu varian dari satu residual ke pengamatan lain

maka dapat dilakukan dengan uji heteroskedastisitas ini. Uji glejser

adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya gejala

heteroskedastisitas pada model regresi. Nazaruddin dan Basuki

(2019) menyatakan bahwa suatu model regresi dapat dikatakan

bebas heteroskedastisitas apabila nilai sig lebih besar dari 0,05.

G. Uji Hipotesis Dan Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan informasi

mengenai gambaran data yang diolah dan karakteristik responden dengan

mengetahui nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, jumlah responden,

standar deviasi, dan lain-lain berdasarkan instrumen variabel (kuisioner)

yang telah diisi oleh responden. Analisis ini disajikan dengan membuat

tabel-tabel. Pada umumnya analisis statistik deskriptif menggambarkan

profil data sampel sebelum dilakukan pengujian kualitas data lainnya dan

pengujian hipotesis.
52

2
2. Koefisien Deteriminan (R )

Uji koefisien determinan atau dilakukan untuk mengukur seberapa

kuat variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen pada suatu

model. Nilai Adjusted R Squre yang kecil mengindikasikan bahwa

kemampuan variabel-variabel independen masih rendah atau amat terbatas

dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Jika nilai yang dihasilkan

mendekati angka 1, maka hal tersebut mengindikasikan bahwa variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji hubungan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan. Pengujian dapat

dilakukan menggunakan alat bantu statistik SPSS. Hasil pengujian dapat

dilihat melalui table ANOVA pada kolom sig, jika nilai tersebut

menunjukan hasil < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh

antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan,

sedangkan jika nilai tersebut menunjukan hasil > 0,05 maka dapat

dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen secara simultan.

4. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji hubungan antara variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial. Pengujian dapat dilakukan

menggunakan alat bantu statistik SPSS. Hasil pengujian dapat dilihat


53

melalui table coefficients pada kolom sig, jika nilai tersebut (probabilitas nilai

t) menunjukan hasil < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh

antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial, namun

untuk mendukung hipotesis yang telah dibuat, selain nilai sig dari uji t harus <

0,05 juga mengharuskan arah dari hasil pengujian menunjukan arah yang

sama dengan arah hipotesis yang telah ditentukan. Sebaliknya, jika table

coefficients pada kolom sig tersebut (probabilitas nilai

t) menunjukan hasil > 0,05 atau arah dari pengujian hipotesis berlawanan

dengan arah hipotesis yang ditentukan, maka dapat dinyatakan bahwa

hipotesis tidak terdukung.

5. Analisis Data

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis Jalur

(path). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier

berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk

menaksir hubungan kasualitas antar variabel yang telah ditetapkan,

Ghozali (2013). Diagram path dalam penelitian ini dapat dilihat pada

gambar berikut:
54

Gambar 1:

e1

Motivasi

Gaya Kinerja
Kepemimpinan Manajerial
Transaksional

e2

Gambar 2:

e3

Motivasi

Gaya Kinerja
Kepemimpinan Manajerial
Tranformasional

e4

Gambar 3.1 Diagran Path


55

Persaman regresi gambar 1


MO = α + β1TSK + ε1 ……………………………… Persamaan Regresi 1

KM = α + β2TSK + β3MO + ε2 …………………….. Persamaan Regresi 2

Persaman regresi gambar 2

MO = α + β4TRF + ε3 ……………………………… Persamaan Regresi 3

KM = α + β5TRF + β6MO + ε4 …………………….. Persamaan Regresi 4

Keterangan:

KM = Kinerja Manajerial

TSK = Gaya Kepemimpinan Transaksional


TRF = Gaya Kepemimpinan Transformasional
MO = Motivasi

β = Arah Regersi
ε1 = Residual Motivasi
ε2 = Residual Kinerja Manajerial
ε3 = Residual Motivasi
ε4 = Residual Kinerja Manajerial
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek/ Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman.

Subjek dalam penelitian ini adalah yaitu perangkat desa pada Pemerintah Desa di

Kabupaten Sleman. Adapun perangkat desa yang berpartisipasi dalam peneitian

ini meliputi Sekertaris Desa, unsur Kepala Urusan dan unsur Kepala Dusun.

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang dibagikan secara

langsung kepada perangkat desa pada Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman

sebagai responden. Penyebaran kuesioner dan pengambilan kuesioner dilakukan

mulai tanggal 11 November 2019 – 09 Desember 2019. Peneliti mengambil

sampel sebanyak 34 Desa di Kabupaten Sleman.

Tabel 4.1
Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah Presentase
Kuesioner yang disebar 102 100%
Kuesioner yang kembali 95 93,14%
Kuesioner yang tidak kembali 7 6,86%
Kuesioner yang tidak dapat diolah 4 4,21%
Kuesioner yang dapat diolah 91 95,79%
Sumber: Hasil Olah Data, 2019

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah kuesioner yang

disebar di Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman sebanyak 102 kuesioner. Kuesioner

yang kembali sebanyak 95 kuesioner atau 93,14%, sedangkan kuesioner yang tidak

kembali sebanyak 7 kuesioner atau 6,86%. Kuesioner yang dapat diolah

56
57

sebanyak 91 kuesioner atau 95,79%, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah

sebanyak 4 kuesioner atau 4,21%.

Karakteristik responden menampilkan identitas responden seperti jenis

kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja dan lama menjabat. Deskripsi

responden ditunjukkan dalam tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2
Data Statistik Karakteristik Responden
Keterangan Deskripsi Jumlah Presentase
Jumlah Responden: 91 100%
Jenis Kelamin • Laki-laki 72 79,12%
• Perempuan 19 20,88%
Jumlah Responden: 91 100%
Usia • 21-30 tahun 21 23,08%
• 31-40 tahun 33 36,26%
• > 40 tahun 37 40,66%
Jumlah Responden: 91 100%
Pendidikan • SMP 1 1,10%
Terakhir • SMA 32 36,26%
• Strata Satu (S1) 58 40,66%
Jumlah Responden: 91 100%
Lama Bekerja • 1-5 tahun 44 48,35%
• 6-10 tahun 20 21,98%
• > 10 tahun 27 29,67%
Jumlah Responden: 91 100%
Lama Menjabat • 1-5 tahun 51 56,04%
• 6-10 tahun 16 17,58%
• > 10 tahun 24 26,37%
Sumber: Hasil Olah Data, 2019

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 72 responden atau sebesar 79,12% dan berjenis kelamin

perempuan sebanyak 19 responden atau sebesar 20,88%, maka dapat disimpulkan

bahwa jumlah responden terbanyak berjenis kelamin laki-laki. Jumlah responden


58

yang memiliki usia kurang dari 21-30 tahun sebanyak 21 responden atau 23,08%, usia

31-40 tahun sebanyak 33 responden atau 36,26%, dan responden yang memiliki usia

lebih dari 40 tahun sebanyak 37 responden atau 40,66%. Maka dapat disimpulkan

bahwa responden terbanyak memiliki usia antara lebih dari 40 tahun.

Responden dengan pendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama (SMP)

sebanyak 1 responden atau 1,10%, untuk Sekolah Menengah Akhir sebanyak 32

responden atau 35,16%%, sedangkan untuk responden dengan pendidikan terakhir

Strata Satu (S1) sebanyak 58 responden atau 63,74. Maka dari itu, dapat

disimpulkan bahwa responden yang paling dominan dalam penelitian ini adalah

pejabat pemerintahan yang memiliki pendidikan terakhir Strata Satu (S1).

Pejabat pemerintah desa sebagai responden yang bekerja di pemerintahan

antara satu sampai lima tahun berjumlah 44 orang atau 48,35%, untuk responden

yang memegang jabatan di pemerintahan antara enam sampai sepuluh tahun

berjumlah 20 orang atau 21,98%, dan untuk responden yang memegang jabatan di

pemerintahan lebih dari sepuluh tahun berjumlah 27 orang atau 29,67%. Maka

dapat disimpulkan bahwa responden yang paling dominan dalam penelitian ini

adalah responden yang memegang jabatan di pemerintahan antara satu sampai

lima tahun.

Adapun pejabat pemerintah desa sebagai responden yang memegang

jabatan di pemerintahan antara satu sampai lima tahun berjumlah 51 orang atau

56,04%, untuk responden yang memegang jabatan di pemerintahan antara enam

sampai sepuluh tahun berjumlah 16 orang atau 17,58%, dan untuk responden yang

memegang jabatan di pemerintahan lebih dari sepuluh tahun berjumlah 24 orang


59

atau 26,37%. Maka dapat disimpulkan bahwa responden yang paling dominan

dalam penelitian ini adalah responden yang memegang jabatan di pemerintahan

antara satu sampai lima tahun.

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data

1. Uji Validitas

Dilakukan untuk menguji ketepatan instrumen pengukuran

(kuesioner) yang digunakan terhadap variabel yang akan diukur. Suatu

kuesioner akan dikatakan tepat jika kuesioner tersebut mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner itu sendiri.

Pada penelitian ini pengujian validitas menggunakan alat bantu statistik

yaitu Uji Korelasi Pearson Product Moment, suatu instrument akan

dikatakan valid jika dalam pengujian Korelasi Pearson Product Moment

menunjukan nilai korelasi (r) dengan skor total masing-masing variabel ≥

0,25 (Nazaruddin dan Basuki 2019)

Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas

Variabel Butir Pearson Keterangan


Pertanyaan Correlation
TSK 1 ,674
TSK 2 ,519
Gaya
TSK 3 ,744
Kepemimpinan Valid
Transaksional TSK 4 ,786
TSK 5 ,715
TSK 6 ,726
60

Variabel Butir Pearson Keterangan


Pertanyaan Correlation
TRF 1 ,868
TRF 2 ,698
TRF 3 ,855
TRF 4 ,878
Gaya
TRF 5 ,802
Kepemimpinan Valid
Transformasional TRF 6 ,805
TRF 7 ,870
TRF 8 ,844
TRF 9 ,831
TRF 10 ,837
MO 1 ,549
MO 2 ,751
MO 3 ,732
MO 4 ,575
Motivasi MO 5 ,382 Valid
MO 6 ,666
MO 7 ,407
MO 8 ,687
MO 9 ,715
MO 10 ,580
KM 1 ,546
KM 2 ,595
KM 3 ,687
Kinerja Manajerial KM 4 ,758 Valid
KM 5 ,696
KM 6 ,608
KM 7 ,678
61

Variabel Butir Pearson Keterangan


Pertanyaan Correlation
KM 8 ,791
KM 9 ,669
Sumber: Output SPSS v.15, 2019

Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji validitas di atas dapat dilihat

bahwa korelasi (r) dengan skor total masing-masing variabel ≥ 0,25,

sehingga semua item pernyataan yang digunakan dalam kuesioner

penelitian ini valid untuk mengukur masing-masing variabel.

2. Uji Reabilitas

Dilakukan untuk menguji suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner akan dikatakan

andal atau reliable jika respon dari responden akan tetap sama atau

konsisten dari waktu ke waktu. Pada penelitian ini pengujian reliabilitas

menggunakan metode Cornbach’s Alpha. Suatu kuesioner dikatakan

andal atau reliabel jika hasil dari pengujian menghasilkan angka ≥ 0,70

(Nazaruddin dan Basuki 2019)

Tabel 4.4
Hasil Uji Reabilitas
Variabel Cronbach’s Standar Keterangan
Alpha Reabilitas
TSK ,774
TRF ,948 ,70 Reliabel
MO ,787
KM ,840
Sumber: Output SPSS v.15, 2019
62

Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji reliabilitas di atas dapat diketahui

bahwa semua nilai Cornbach’s Alpha untuk setiap variabel lebih dari nilai

standar reliabilitas yang digunakan yaitu 0,70 sehingga dapat disimpulkan

bahwa semua variabel yang terkandung dalam penelitian ini adalah reliabel

pada tingkat tinggi yang berarti bahwa pernyataan atau pertanyaan dalam

kuesioner konsisten ketika diterapkan pada subjek yang sama.

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji

kualitas data yaitu uji asumsi klasik. Terdapat tiga uji asumsi klasik yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Analisis normalitas sebaran data residual dalam penelitian

ini dilakukan pada 4 model regresi, regresi 1 adalah regresi variabel

gaya kepemimpinan transaksional (X1) terhadap motivasi (Z),

regresi 2 yaitu regresi variabel gaya kepemimpinan transaksional

(X1) dan motivasi (Z) terhadap kinerja manajerial (Y), regresi 3

yaitu regresi variabel gaya kepemimpinan transformasional (X2)

terhadap motivasi (Z), dan regresi 4 yaitu regresi variabel gaya

kepemimpinan transformasional (X2) dan motivasi (Z) terhadap

kinerja manajerial (Y).

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji

kolmogorov-smirnov. Syarat bahwa model regresi residual


63

bedistribusi normal apabila data memiliki nilai sig lebih dari 0,05

(Nazaruddin dan Basuki 2019). Hasil uji kolmogorov smirnov

tersebut ditunjukkan pada tabel 4.5. Berdasarkan hasil uji

kolmogorov smirnov dapat diketahui bahwa keempat model regresi

memenuhi asumsi normalitas data, ditunjukkan dengan perolehan

nilai signifikansi (p) > 0,05.

Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Data Residual Dengan Kolmogorov
Smirnov
No. Model Regresi Nilai p Keterangan
1. Regresi 1 ,422 Normal
2. Regresi 2 ,654 Normal
3. Regresi 3 ,531 Normal
4. Regresi 4 ,980 Normal

Sumber: Output SPSS v.15, 2019

b. Uji Multikolinearitas

Multikoliniearitas adalah peluang diantara variabel bebas untuk

saling berkolerasi. Persamaan regresi berganda yang baik adalah

persamaan yang bebas dari adanya multikolinearitas antara variabel

independen. Pengukuran multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

Tolarance dan Variance Inflation Factor (VIF). Untuk mengetahui

sebuah data tidak mempunyai nilai multikolinearitas dengan melihat

nilai cut off yang menunjukkan nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan

VIF < 10. Uji multikolinieritas dalam penelitian ini berlaku untuk

model regresi linier berganda, yang dalam penelitian ini


64

yaitu pada model regresi 2 dan 4. Hasil uji multikolinieritas untuk

kedua model regresi ini ditunjukkan pada Tabel 4.6

Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Regresi Variabel Variabel Tolerance VIF
Terikat Bebas
2 KM TSK ,826 1,211
MO ,826 1,211
4 KM TRF ,829 1,206
MO ,829 1,206
Sumber: Output SPSS v.15, 2019

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, menunjukkan bahwa kedua

model regresi linier berganda (regresi 2 dan 4) bebas dari asumsi

multikolinieritas karena tiap-tiap variabel bebas memiliki nilai

tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mengetahui apakah di dalam model regresi terdapat

ketidaksamaan suatu varian dari satu residual ke pengamatan lain

maka dapat dilakukan dengan uji heteroskedastisitas ini. Uji glejser

adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya gejala

heteroskedastisitas pada model regresi. Nazaruddin dan Basuki

(2019) menyatakan bahwa suatu model regresi dapat dikatakan

bebas heteroskedastisitas apabila nilai sig lebih besar dari 0,05.


65

Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Regresi Variabel Bebas Sig (p)
2 TSK ,385
MO ,905
4 TRF ,257
MO ,576

Sumber: Output SPSS v.15, 2019

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa kedua model

regresi memiliki variabel-variabel yang masing-masing tidak signifikan

terhadap nilai absolut residualnya sehingga dapat dikatakan bahwa

kedua model regresi terbebas dari gejala heteroskedatisitas. hal ini

terlihat dari nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.

C. Uji Hipotesis dan Analisis Data

1. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan

untuk memberikan gambaran mengenai rata-rata jawaban responden

menjawab tentang Gaya Kepemimpinan Transaksional, Gaya

Kepemimpinan Tranformasional, Motivasi Kerja dan Kinerja Manajerial

Pemerintah Desa. Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran

secara deskripif mengenai jumlah sampel, nilai minimum, maksimum,

mean (nilai rata-rata), dan standar deviasi dari masing-masing variabel

yang disajikan pada tabel 4.8 berikut ini:


66

Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Min Max Mean Std. Dev

TOT_TSK 91 10,00 27,00 19,7802 3,78242

TOT_TRF 91 12,00 50,00 37,2637 5,96254

TOT_MO 91 31,00 47,00 39,6813 3,68745

TOT_KM 91 29,00 45,00 36,2747 3,52473

Valid N 91
(listwise)

Sumber: Output SPSS v.15, 2019

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa jumlah data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 91 data. Hasil uji statistik

deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan seberapa besar jumlah

jawaban yang diberikan responden pada setiap variabel penelitian. Variabel

gaya kepemimpinan transaksional (X1) memiliki nilai minimum sebesar 10,

nilai maksimum sebesar 27, dan nilai rata-rata (mean) sebesar 19,7802

dengan standard deviation sebesar 3,78242. Variabel gaya kepemimpinan

transformasional (X2) memiliki nilai minimum sebesar 12, nilai maksimum

sebesar 50, dan nilai rata-rata (mean) sebesar 37,2637 dengan standard

deviation sebesar 5,96254.

Terdapat juga variabel motivasi kerja (M) yang memiliki nilai minimum

sebesar 31, nilai maksimum sebesar 47, dan nilai rata-rata (mean) sebesar

39,6813 dengan standard deviation sebesar 3,68745. Terakhir, variabel kinerja

manajerial pemerintah desa (Y) memiliki nilai minimum sebesar 29,


67

nilai maksimum sebesar 45, dan nilai rata-rata (mean) sebesar 36,2747

dengan standard deviation sebesar 3,52473.

2. Koefisien Deteriminan (R2)

Uji koefisien determinan atau dilakukan untuk mengukur seberapa

kuat variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen pada suatu

model. Nilai Adjusted R Squre yang kecil mengindikasikan bahwa

kemampuan variabel-variabel independen masih rendah atau amat terbatas

dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Jika nilai yang dihasilkan

mendekati angka 1, maka hal tersebut mengindikasikan bahwa variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinan

Regresi Adjusted R Square


1 ,165
2 ,400
3 ,161
4 ,425
Sumber: Output SPSS v.15, 2019

Hasil pengujian dengan analisis regresi sederhana dan berganda

yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.9, hasil pengujian diperoleh

nilai Adjusted R Square pada uji regresi pertama sebesar 0,165. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel motivasi dapat dijelaskan oleh variabel gaya

kepemimpinan transaksional sebesar 16,5%. Sedangkan pada regresi

kedua dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,400, hal ini

menunjukkan bahwa variabel kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh


68

variabel gaya kepemimpinan transaksional dan motivasi sebesar 40%.

Sedangkan sisanya sebesar 43,5% dijelaskan oleh variabel lain diluar

model penelitian ini.

Sementara itu pada regresi ketiga dan keempat yang di jelaskan pada

tabel 4.9 menunjukkan hasil pengujian yang diperoleh dari nilai Adjusted R

Square pada uji regresi ketiga sebesar 0,161. Hal ini menunjukkan bahwa

variabel dependen yaitu motivasi dapat dijelaskan oleh variabel independen

yaitu gaya kepemimpinan transformasional sebesar 16,1%.

Sedangkan pada uji regresi keempat dapat diketahui bahwa nilai

Adjusted R Square sebesar 0,425, hal ini menunjukkan bahwa variabel

kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan

transformasional dan motivasi sebesar 42,5%. Sedangkan sisanya sebesar

41,4% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini.

3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji hubungan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan. Pengujian dapat

dilakukan menggunakan alat bantu statistik SPSS. Hasil pengujian dapat

dilihat melalui table ANOVA pada kolom sig, jika nilai tersebut

menunjukan hasil < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh

antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan,

sedangkan jika nilai tersebut menunjukan hasil > 0,05 maka dapat

dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen secara simultan.


69

Tabel 4.10
Hasil Uji F

Model Sig
Regresi 2 ,000
Regresi 4 ,000
Sumber: Output SPSS v.15, 2019

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari uji ANOVA

atau F-test didapat dari nilai signifikansi 0,000 yang artinya lebih kecil

dari 0,05. Karena sig < 0,05 maka dapat diartikan bahwa variabel

independen (gaya kepemimpinan transaksional, gaya kepemimpinan

transformasional dan motivasi) secara bersama sama berpengaruh terhadap

variabel dependen (kinerja manajerial).

4. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji hubungan antara variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial. Pengujian dapat dilakukan

menggunakan alat bantu statistik SPSS. Hasil pengujian dapat dilihat melalui

table coefficients pada kolom sig, jika nilai tersebut (probabilitas nilai t)

menunjukan hasil < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh

antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial, namun

untuk mendukung hipotesis yang telah dibuat, selain nilai sig dari uji t harus <

0,05 juga mengharuskan arah dari hasil pengujian menunjukan arah yang

sama dengan arah hipotesis yang telah ditentukan. Sebaliknya, jika table

coefficients pada kolom sig tersebut (probabilitas nilai t) menunjukan hasil >

0,05 atau arah dari pengujian hipotesis berlawanan


70

dengan arah hipotesis yang ditentukan, maka dapat dinyatakan bahwa

hipotesis tidak terdukung.

Tabel 4.11
Hasil Uji T Regresi Pertama

R Adjusted R Std. Error of the


Model R Square Square Estimate
1 ,417 ,174 ,165 3,37009
Sumber: Output SPSS v.15, 2019

Unstandardized Standardized
Coefficient Coefficients Sig

B Std. Beta
Error

(Constant) 31,637 1,891 ,000


Gaya ,407 ,094 ,417 ,000
Kepemimpinan
Transaksional

Sumber: Output SPSS v.15, 2019

Tabel 4.12
Hasil Uji T Regresi Kedua

R Adjusted R Std. Error of the


Model R Square Square Estimate
1 ,643 ,414 ,400 2,72980
Sumber: Output SPSS v.15, 2019
71

Unstandardized Standardized
Coefficient Coefficients Sig

B Std. Beta
Error

(Constant) 12,643 3,119 ,000


Gaya ,218 ,084 ,234 ,011
Kepemimpinan
Transaksional

Motivasi ,487 ,086 ,509 ,000


Sumber: Output SPSS v.15, 2019
Tabel 4.13

Hasil Uji T Regresi Ketiga

R Adjusted R Std. Error of the


Model R Square Square Estimate
1 ,413 ,171 ,161 3,37675
Sumber: Output SPSS v.15, 2019

Unstandardized Standardized
Coefficient Coefficients Sig

B Std. Beta
Error

(Constant) 30,159 2,252 ,000


Gaya ,256 ,060 ,413 ,000
Kepemimpinan
Transformasional

Sumber: Output SPSS v.15, 2019


Tabel 4.14

Hasil Uji T Regresi Keempat

R Adjusted R Std. Error of the


Model R Square Square Estimate
1 ,662 ,438 ,425 2,67183
Sumber: Output SPSS v.15, 2019
72

Unstandardized Standardized
Coefficient Coefficients Sig

B Std. Beta
Error

(Constant) 11,410 3,094 ,000


Gaya ,171 ,052 ,290 ,000
Kepemimpinan
Transformasional

Motivasi ,466 ,084 ,487 ,000


Sumber: Output SPSS v.15, 2019

a. Pengujian Hipotesis 1

Hasil dari analisa regresi untuk hipotesis 1 digambarkan

dalam tabel 4.12. Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa nilai

sig. (p) yang diperoleh untuk variabel gaya kepemimpinan

transaksional terhadap kinerja manajerial yaitu sebesar 0,011

lebih kecil dari taraf signifikan yaitu 0,05 (5%), sehingga H1

diterima

b. Pengujian Hipotesis 2

Hasil dari analisa regresi untuk hipotesis 2 digambarkan

dalam tabel 4.11. Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa nilai

sig. (p) yang diperoleh untuk variabel gaya kepemimpinan

transaksional terhadap motivasi yaitu sebesar 0,000 lebih kecil

dari taraf signifikan yaitu 0,05 (5%), sehingga H2 diterima

c. Pengujian Hipotesis 3

Hasil dari analisa regresi untuk hipotesis 3 digambarkan

dalam tabel 4.14. Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa nilai


73

sig. (p) yang diperoleh untuk variabel gaya kepemimpinan

tranformasional terhadap kinerja manajerial yaitu sebesar 0,000

lebih kecil dari taraf signifikan yaitu 0,05 (5%), sehingga H3

diterima

d. Pengujian Hipotesis 4

Hasil dari analisa regresi untuk hipotesis 4 digambarkan

dalam tabel 4.13. Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa nilai

sig. (p) yang diperoleh untuk variabel gaya kepemimpinan

tranformasional terhadap motivasi yaitu sebesar 0,000 lebih kecil

dari taraf signifikan yaitu 0,05 (5%), sehingga H4 diterima

e. Pengujian Hipotesis 5

Hasil dari analisa regresi untuk hipotesis 5 digambarkan

dalam tabel 4.12 dan tabel 4.14. Berdasarkan tabel 4.12 dan tabel

4.14 diketahui bahwa nilai sig. (p) yang diperoleh untuk variabel

motivasi terhadap kinerja manajerial yaitu sebesar 0,000 lebih

kecil dari taraf signifikan yaitu 0,05 (5%), sehingga H5 diterima

f. Pengujian Hipotesis 6

Hasil dari analisa regresi untuk hipotesis 6 digambarkan dalam

tabel 4.11 dan tabel 4.12 diketahui pengaruh langsung yang

diberikan gaya kepemimpinan transaksional (TSK) terhadap

kinerja manajerial (KM) sebesar 0,234. Sedangkan pengaruh tidak

langsung gaya kepemimpinan transaksional (TSK) melalui

motivasi (MO) terhadap kinerja manajerial adalah perkalian


74

antara nilai beta TSK terhadap MO dengan nilai beta M terhadap

KM yaitu: 0,417 x 0,509 = 0,212. Maka pengaruh total yang

diberikan TSK terhadap KM adalah pengaruh langsung ditambah

dengan pengaruh tidak langsung yaitu : 0,234 + 0,212

= 0,446. Berdasarkan hasil perhitungan diatas diketahui bahwa

nilai pengaruh langsung sebesar 0,234 dan pengaruh tidak

langsung sebesar 0,212 yang berarti bahwa nilai pengaruh tidak

langsung lebih kecil dibandingkan dengan nilai pengaruh

langsung, hasil ini menunjukkan bahwa MO bukan merupakan

variabel mediasi antara TSK terhadap KM sehingga H6 ditolak

g. Pengujian Hipotesis 7

Hasil dari analisa regresi untuk hipotesis 7 digambarkan

dalam tabel 4.13 dan tabel 4.14 diketahui pengaruh langsung

yang diberikan gaya kepemimpinan tranformasional (TRF)

terhadap kinerja manajerial (KM) sebesar 0,290. Sedangkan

pengaruh tidak langsung gaya kepemimpinan transformasional

(TRF) melalui motivasi (MO) terhadap kinerja manajerial

adalah perkalian antara nilai beta TRF terhadap MO dengan

nilai beta M terhadap KM yaitu: 0,413 x 0,487 = 0,201. Maka

pengaruh total yang diberikan TSK terhadap KM adalah

pengaruh langsung ditambah dengan pengaruh tidak langsung

yaitu: 0,290 + 0,201 = 0,491. Berdasarkan hasil perhitungan

diatas diketahui bahwa nilai pengaruh langsung sebesar 0,290


75

dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,201 yang berarti bahwa

nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dibandingkan dengan

nilai pengaruh langsung, hasil ini menunjukkan bahwa MO

bukan merupakan variabel mediasi antara TRF terhadap KM

sehingga H7 ditolak

Tabel 4.15
Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis
No Hipotesis Uji t Kesimpulan
Sig
1 TSK-KM 0,011 Hipotesis Diterima
2 TSK-M0 0,000 Hipotesis Diterima
3 TRF-KM 0,000 Hipotesis Diterima
4 TRF-MO 0,000 Hipotesis Diterima
5 MO-KM 0,000 Hipotesis Diterima

Sumber: Output SPSS v.15, 2019

5. Analisis Data

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis Jalur

(path). Hal ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh variabel independen

terhadap variabel mediasi sebelum menguji pengaruhnya secara langsung

terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel 4.11. sampai dengan 4.14,

maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut:

Persamaan 1

Z=α+bTSK+e1 …………………………………………… (1)


2
e1 = √(1 − ) = √(1 − 0,174) = √0,826 = 0,909
76

Sehingga, persamaan 1 dalam penelitian ini adalah:

MO= 0,417(TSK) +0,909

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa gaya kepemimpinan

transaksional dengan koefisien 0,417 menunjukkan bahwa setiap

peningkatan gaya kepemimpinan transaksional sebesar satu satuan, maka

akan menyebabkan peningkatan motivasi sebesar 0,417 dengan asumsi

variabel lainnya tetap. Sedangkan jumlah varians variabel motivasi yang

tidak dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan transaksional yaitu

sebesar 0,909.

Persamaan 2
= + + + ……………………………… (2)
2
e2 = √(1 − ) = √(1 − 0,414) = √0,586 = 0,766

Sehingga, persamaan 2 dalam penelitian ini adalah:

KM= 0,234(TSK)+ 0,509(MO)+0,766

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa gaya kepemimpinan transaksional

dengan koefisien 0,234 menunjukkan bahwa setiap peningkatan gaya

kepemimpinan transaksional sebesar satu satuan, maka akan menyebabkan

peningkatan kinerja manajerial sebesar 0,234 dengan asumsi variabel

lainnya tetap. Sedangkan motivasi dengan koefisien 0,509 menunjukkan

bahwa setiap peningkatan motivasi sebesar satu satuan, maka akan

menyebabkan peningkatan kinerja manajerial sebesar 0,509 dengan asumsi

variabel lainnya tetap. Sementara itu, jumlah varians variabel kinerja


77

manajerial yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan

transaksional dan motivasi yaitu sebesar 0,766.

Persamaan 3

Z=α+bTRF+e3 ……………………………………………… (3)


2
e1 = √(1 − ) = √(1 − 0,171) = √0,829 = 0,910

Sehingga, persamaan 3 dalam penelitian ini adalah:

MO= 0,413(TRF) +0,910

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa gaya kepemimpinan

transformasional dengan koefisien 0,413 menunjukkan bahwa setiap

peningkatan gaya kepemimpinan transformasional sebesar satu satuan,

maka akan menyebabkan peningkatan motivasi sebesar 0,413 dengan

asumsi variabel lainnya tetap. Sedangkan jumlah varians variabel motivasi

yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan

transformasional yaitu sebesar 0,910.

Persamaan 4
= + + + ……………………………… (4)
2
e2 = √(1 − ) = √(1 − 0,438) = √0,562 = 0,750

Sehingga, persamaan 2 dalam penelitian ini adalah:

KM= 0,290(TRF)+ 0,487(MO)+0,750

Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa gaya kepemimpinan transaksional

dengan koefisien 0,290 menunjukkan bahwa setiap peningkatan gaya

kepemimpinan transformasional sebesar satu satuan, maka akan


78

menyebabkan peningkatan kinerja manajerial sebesar 0,290 dengan asumsi

variabel lainnya tetap. Sedangkan motivasi dengan koefisien 0,487

menunjukkan bahwa setiap peningkatan motivasi sebesar satu satuan,

maka akan menyebabkan peningkatan kinerja manajerial sebesar 0,487

dengan asumsi variabel lainnya tetap. Sementara itu, jumlah varians

variabel kinerja manajerial yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel gaya

kepemimpinan transaksional dan motivasi yaitu sebesar 0,750.

Gambar 1:

e1 0,909

Motivasi

0,417 0,509

Gaya Kinerja
Kepemimpinan Manajerial
Transaksional 0,234

e2 0,766
79

Gambar 2:

e3 0,910

Motivasi

0,413 0,487

Gaya Kinerja
Kepemimpinan Manajerial
Tranformasional 0,290

e4 0,750

Gambar 4.1 Model Analisis Jalur

Hasil analisis jalur pada Gambar datas menunjukkan bahwa gaya

kepemimpinan transaksional dapat berpengaruh langsung terhadap kinerja

manajerial tetapi tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja

manajerial melalui motivasi. Sedangkan untuk gaya kepemimpinan

transformasional dapat berpengaruh langsung terhadap kinerja manajerial

tetapi tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja manajerial

melalui motivasi. Besar pengaruh secara langsung dan secara tidak

langsung gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan

transformasional terhadap kinerja manajerial dapat dilihat dari Tabel 4.16


80

Tabel 4.16
Besar Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung pada
Pengujian Hipotesis
No. Koefisien Jalur
1. → 0,234
TSK KM
2. → → 0,417x 0,509= 0,212
TSK MO KM
3. → 0,290
TRF KM
4. → → 0,413 x 0,487= 0,201
TRF MO KM
Sumber: Output SPSS v.15, 2019

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa pengaruh tidak langsung gaya

kepemimpinan transaksional terhadap kinerja manajerial melalui motivasi

lebih kecil dari pada besar pengaruh secara langsung gaya kepemimpinan

transaksional terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan uraian tersebut,

dapat diketahui bahwa motivasi tidak dapat menjadi variabel mediasi

(intervening) gaya kepemimpinan transaksional dan kinerja manajerial.

Sedangkan pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap

kinerja manajerial terbukti berpengaruh signifikan baik secara langsung tetapi

secara tidak langsung tidak terbukti karena besar pengaruh tidak langsung

gaya kepemimpinan transformasinal terhadap kinerja manjerial lebih kecil

daripada pengaruh langsungnya. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi tidak

dapat menjadi variabel mediasi (intervening) antara gaya kepemimpinan

transformasional dengan kinerja manajerial.


81

D. Pembahasan

1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Kinerja

Manajerial

Hasil pengujian hipotesis mengenai gaya kepemimpinan

transaksional terhadap kinerja manajerial dalam penelitian ini (H1)

terbukti diterima. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa gaya

kepemimpinan transaksional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja manajerial pemerintah desa yang dalam penelitian ini adalah para

perangkat struktural Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman.

Adanya manajemen berdasarkan eksepsi yang dilakukan oleh

pemimpin membuat bawahan bekerja sesuai dengan prosedur dan standar

yang telah ditetapkan sebelumnya. Seorang pemimpin tidak segan untuk

memberikan evaluasi langsung terhadap bawahannya meskipun pekerjaan

itu belum selesai. Seorang pemimpin juga akan menghukum bawahannya

apabila terdapat kesalahan dalam proses kerjanya. Hal tersebut akan

mendorong seorang bawahan untuk bekerja sesuai dengan prosedur dan

standar yang telah ditetapkan sebelumnya, yang berdampak pada

peningkatan kinerjanya.

Hasil penelitian ini mendukung beberapa penelitian terdahulu yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan dari gaya

kepemimpinan transaksional terhadap kinerja, misalnya penelitian Amalia et

al., (2016) Ivana Ariyani (2016), Katim dan Wiliyawati (2016), Bawarodi et

al., (2017), Rorimpandey (2013), Vigoda (2007), Masa’deh et al., (2016)


82

yang membuktikan bahwa gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh

terhadap kinerja.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan

pada gaya kepemimpinan transaksional terhadap kinerja manajerial. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin efektif seorang pemimpin dalam menerapkan

gaya kepemimpinan transaksional maka akan semakin tinggi juga kinerja

manajerial yang dihasilkan pada Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman,

sehingga pelayanan kepada masyarakat juga semakin meningkat.

2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Motivasi

Hasil pengujian hipotesis mengenai gaya kepemimpinan

transaksional terhadap motivasi dalam penelitian ini (H2) terbukti

diterima. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan

transaksional berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi p yang

dalam penelitian ini adalah para perangkat struktural Pemerintah Desa di

Kabupaten Sleman.

Dengan membuat prosedur kerja yang kemudian disepakati oleh

semuanya dan pemimpin tersebut mengawasi serta menglarifikasi peran

seorang bawahan dalam pekerjaan akan mebuat bawahan merasa percaya

diri dalam menjalankan perannya dalam menyelasikan pekerjaan. Selain

itu pemimpin dengan menggunakan imbalan dan sanksi membuat bawahan

termotivasi dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Hasil penelitian ini mendukung beberapa penelitian terdahulu yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan dari gaya


83

kepemimpinan transaksional terhadap motivasi, misalnya penelitian

Amalia Barbuto (2005) yang melakukan penelitian Motivation and

Transactional, Charismatic, and Transformational Leadership: A Test of

Antecedents yang membuktikan bahwa gaya kepemimpinan transaksional

dapat meningkatkan motivasi bawahan.hasil penelitian ini juga sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Amalia et al., (2016), Tatengkeng

dan Andreani (2019) Rosiana dan Safitri (2015) yang membuktikan bahwa

gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh terhadap motivasi.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif dan

signifikan pada gaya kepemimpinan transaksional terhadap motivasi. Hal

ini menunjukkan bahwa semakin efektif seorang pemimpin dalam

menerapkan gaya kepemimpinan transaksional maka akan semakin tinggi

juga motivasi perangkat desa dalam menyelesaikan pekerjaannya pada

Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman.

3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap

Kinerja Manajerial

Hasil pengujian hipotesis mengenai gaya kepemimpinan

transformasional terhadap kinerja manajerial dalam penelitian ini (H2)

terbukti diterima. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa gaya

kepemimpinan transaksional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja manajerial pemerintah desa yang dalam penelitian ini adalah para

perangkat struktural Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman.


84

Dengan adanya dimensi pengaruh idealis akan membuat pengikut

mengagumi dan mempercayai seorang pemimpin dalam menjalankan

kepemimpinannya. Selanjutnya dengan adanya dimensi stimulasi

intelektual akan membuat para pengikutnya untuk memandang masalah

dari perspektif baru. Gaya kepemimpinan transformasional mampu

menciptakan suasana yang baik dan efektif maka bawahan akan

meningkatkan kinerjanya. Hal ini dikarenakan pemimpin mampu

memberikan motivasi dan gagasan-gagasan yang dapat memecahkan

permasalahan yang dihadapi dan meningkatkan kepercayaan diri bawahan,

sehingga akan berdampak pada peningkatan kinerjanya.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan dari gaya

kepemimpinan tranformasional terhadap kinerja, misalnya penelitian

Italiani (2014), Mcmurray et al., (2012), Rorimpandey (2013), Vigoda

(2007), Masa’deh et al., (2016), Nguyen et al., (2017).

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif dan

signifikan pada gaya kepemimpinan tranformasional terhadap kinerja

manajerial. Hal ini menunjukkan bahwa semakin efektif seorang

pemimpin dalam menerapkan gaya kepemimpinan transformasional maka

akan semakin tinggi juga kinerja manajerial yang dihasilkan pada

Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman, sehingga pelayanan kepada

masyarakat juga semakin meningkat.


85

4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap

Motivasi

Hasil pengujian hipotesis mengenai gaya kepemimpinan

transformasional terhadap motivasi dalam penelitian ini (H4) terbukti

diterima. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan

transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi

yang dalam penelitian ini adalah para perangkat struktural Pemerintah

Desa di Kabupaten Sleman.

Hasil penelitian ini mendukung beberapa penelitian terdahulu yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan dari gaya

kepemimpinan transaksional terhadap motivasi, misalnya penelitian

Amalia et al., (2016), Ayoko et al., (2003), Tatengkeng dan Andreani

(2019), Rosiana dan Safitri (2015) yang membuktikan bahwa gaya

kepemimpinan transaksional berpengaruh terhadap motivasi.

Adanya dimensi motivasi ispirasional yang dimana seorang

pemimpin mampu mengkomunikasikan visi dengan menarik,

menggunakan symbol-simbol yang dapat membuat bawahan menjadi

fokus dalam melakukan usahanya. Seorang pemimpin yang menggunakan

gaya kepemimpinan transformasional ini akan selalu memberikan motivasi

kepada bawahannya dan memberikan masukan dalam menyelesaikan

pekerjaannya. Hal tersebut akan berdampak pada motivasi bawahannya

untuk selalu bekerja dengan baik


86

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif dan

signifikan pada gaya kepemimpinan tranfomasional terhadap motivasi. Hal

ini menunjukkan bahwa semakin efektif seorang pemimpin dalam

menerapkan gaya kepemimpinan transformasional maka akan semakin

tinggi juga motivasi perangkat desa pada Pemerintah Desa di Kabupaten

Sleman.

5. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Manajerial

Hasil pengujian hipotesis mengenai motivasi terhadap kinerja

manajerial dalam penelitian ini (H5) terbukti diterima. Dari hasil

pengujian dapat diketahui bahwa motivasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja manjerial yang dalam penelitian ini adalah para

perangkat struktural Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman. Motivasi

adalah kesediaan seseorang untuk mengeluarkan tingkat upaya tertinggi

atau kekuatan ke arah tujuan organisasi. Kekuatan, keinginan maupun

harapan yang ada tersebut pada akhirnya dapat menuntun seseorang untuk

berusaha agar dapat meningkatkan kinerjanya secara maksimal.

Hasil penelitian ini mendukung beberapa penelitian terdahulu yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan dari motivasi

terhadap kinerja manajerial, misalnya penelitian Qadiri et al., (2019)

Katim dan Wiliyawati (2016), Rismayadi (2018), yang membuktikan

motivasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif dan

signifikan pada motivasi terhadap kinerja manajerial. Hal ini menunjukkan


87

bahwa untuk meningkatkann kinerja manajerial para pemimpin pada

Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman dapat dilakukan denga cara

meningkatkan motivasi para pejabat struktural di pemerintah desa. dengan

meningkatnya motivasi para pejabat struktural di pemerintah desa,

diharapkan akan semakin meningkatkan kinerja manajerial para

pemimpin, sehingga pelayana kepada masyarakat juga semakin meningkat.

6. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Kinerja

Manajerial melalui Motivasi

Hasil dari pengujian terhadap pengaruh tidak langsung gaya

kepemimpinan transaksional terhadap kinerja manajerial melalui motivasi

sebagai variabel mediasi menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan

transaksional berpengaruh negative terhadap kinerja manajerial. Hasil

yang didapat dari Analisa regresi menunjukkan bahwa motivasi tidak

memiliki efek mediasi antara hubungan gayan kepemimpinan

transformasional dengan kinerja manajerial.

Dari pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa kepala desa dalam

menjalankan kepemimpinan dengan gaya transaksional masih kurang efektif

dan profesional, sehingga kepemimpinannya tersebut masih kurang dalam

memotivasi aparat desa untuk berprestasi yang berdampak pada peningkatan

kinerja manajerial. Hal ini dikarenakan tidak jelasnya sistem reward-

punishment yang ada pada pemerintah desa. Apabila sistem reward-

punishment dalam pemerintah desa sudah jelas, maka seorang pemimpin

dapat menerapkan gaya kepemimpinan transaksional untuk lebih


88

membangkitkan motivasi bawahannya untuk berprestasi yang nantinya

akan berdampak pada peningkatan kinerja manajerial pemerintah desa.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Amalia et al., (2016) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh

Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan

yang membuktikan bahwa motivasi dapat memediasi gaya kepemimpinan

transformasional dengan kinerja manajerial. Hasil Penelitian ini sejelan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Ndapaloka et al., (2016) yang

menyatakan bahwa motivasi tidak dapat memediasi hubungan antara gaya

kepemimpinan terhadap kinerja.

7. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap

Kinerja Manajerial melalui Motivasi

Hasil dari pengujian terhadap pengaruh tidak langsung gaya

kepemimpinan transformasional terhadap kinerja manajerial melalui

motivasi sebagai variabel mediasi menunjukkan bahwa gaya

kepemimpinan transaksional berpengaruh negatif terhadap kinerja

manajerial. Hasil yang didapat dari analisa regresi menunjukkan bahwa

motivasi tidak memiliki efek mediasi antara hubungan gaya

kepemimpinan transformasional dengan kinerja manajerial.

Dari pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa kepala desa dalam

menjalankan kepemimpinan dengan gaya transfromasional masih kurang

efektif dan profesional, sehingga kepemimpinannya tersebut masih kurang

dalam memotivasi aparat desa untuk berprestasi yang berdampak pada


89

peningkatan kinerja manajerial. Hal ini dikarenakan oleh belum

optimalnya kemampuan kepala desa dalam mendorong aparat desa

mencari cara baru (inovatif-kreatif) dalam menyelesaikan tugasnya dan

kurang mengkomunikasikan visi dengan menarik. Apabila kepala desa

memiliki kemampuan dalam memahami kondisi bawahannya dan

kemampuan berkomunikasi yang memadai, maka motivasi aparat desa

untuk berprestasi akan meningkat dan tentunya kinerja manajerial

pemerintah desa akan semakin meningkat.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Amalia et al., (2016) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh

Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan

yang membuktikan bahwa motivasi dapat memediasi gaya kepemimpinan

transformasional dengan kinerja manajerial. Hasil Penelitian ini sejelan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Ndapaloka et al., (2016) yang

menyatakan bahwa motivasi tidak dapat memediasi hubungan gaya

kepemimpinan terhadap kinerja.


BAB V

SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris

tentang gaya kepemimpinan transaksional, gaya kepemimpinan transformasional

terhadap kinerja manajerial pemerintah desa (studi empiris pada Pemerintah Desa

di Kabupaten Sleman). Sampel pada penelitian ini adalah 34 Pemerintah Desa di

Kabupaten Sleman. Berdasarkan teknik pengambilan sampel convenience

sampling dengan jumlah kuesioner yang dapat diolah sebanyak 91 kuesioner,

maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:

a. Gaya Kepemimpinan Transaksional berpengaruh positif terhadap Kinerja

Manajerial Pemerintah Desa

b. Gaya Kepemimpinan Transaksional berpengaruh positif motivasi

c. Gaya Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif terhadap

Kinerja Manajerial Pemerintah Desa

d. Gaya Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif motivasi

e. Motivasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Manajerial Pemerintah Desa

f. Motivasi tidak dapat memediasi hubungan antara Gaya Kepemimpinan

Transaksional dengan Kinerja Manajerial

g. Motivasi tidak dapat memediasi hubungan antara Gaya Kepemimpinan

Tranformasional dengan Kinerja Manajerial

91
92

Saran

Berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian dan pembahasan pada

penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti antara lain:

1. Saran dari peneliti untuk Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman adalah

sebaiknya para pemimpin lebih efektif dalam menerapkan gaya

kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional

supaya kinera manajerial para pejabat struktutural akan meningkat. Selain itu

motivasi para pejabat struktural yang ada di pemerintah desa ditingkatkan

supaya terjadi peningkatan kinerja manajerial yang ada di pemerintah desa di

Kabupaten Sleman.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas cakupan obyek

penelitian, misalnya untuk cakupan wilayah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah atau menggunakan

variabel lain yang mungkin dapat memengaruhi kinerja manajerial

pemerintah desa seperti: Gaya Kepemimpinan yang lain, Sistem

Pengendalian Internal (SPI), dan lain-lain.

4. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melengkapi metode survei dengan

menambahkan sesi wawancara atau mengajukan pertanyaan secara lisan guna

meningkatkan sikap kepedulian dan keseriusan responden dalam menjawab

pertanyaan yang diajukan.


93

5. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah responden

sehingga data yang diperoleh pada saat diolah menjadi lebih akurat karena

dianggap telah mewakili sebagian besar populasi.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data penelitian hanya menggunakan kuesioner tanpa dilengkapi

wawancara.

2. Obyek penelitian yang dipilih hanya menggunakan cakupan 1 (satu) lokasi

Pemerintah Desa dan hanya dalam lingkup kabupaten, yaitu Pemerintah Desa

di Kabupaten Sleman.

3. Penelitian ini hanya dilakukan di 34 Pemeritah Desa di Kabupaten Sleman

dengan jumlah kuesioner yang disebar yaitu hanya berjumlah 102 kuesioner.

Hal ini dikarenakan peneliti memiliki keterbatasan dana dan waktu.

4. Pendistribusian kuesioner yaitu saat responden sebagian sedang bekerja

sehingga tingkat pengembalian kuesioner hanya 93,14%.


94

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Dzikrillah Rizqi, Bambang Swasto, dan Heru Susilo. 2016. “Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan ( Studi
Pada Karyawan Pabrik Gula Kebon Agung Malang ).” 36(1):137–46.
Anonim. n.d. “Deratan Kasus Dana Desa Temuan ICW - Berdesa.” Diambil 21
Mei 2019a (http://www.berdesa.com/deratan-kasus-dana-desa-temuan-icw/).
Anonim. n.d. “Ekspektasi UU Desa, antara Harapan dan Tantangan.” Diambil 16
Juni 2019b
(https://www.kompasiana.com/jonisulistianto/5a1ba464a8d35e7f922cc623/e
kspektasi-uu-desa-antara-harapan-dan-tantangan).
Anonim. n.d. “Kinerja Kepala Desa Kampung Sawah Dinilai “ Buruk “.” Diambil
7 Mei 2019c (https://zonadinamikanews.com/peristiwa/2017/05/29/kinerja-
kepala-desa-kampung-sawah-dinilai-buruk).
Apriyanto, Dony, Putro Heru Susilo, dan Ika Ruhana. 2017. “Pengaruh gaya
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja ( Studi pada Agen AJB Bumiputera 1912
Kantor Cabang Blitar ).” 51(2):188–95.
Apsari, A. dan I. Sujana. 2013. “Pengaruh Budget Goal Characteristics terhadap
Kinerja Manajerial dengan Motivasi dan Komitmen Organisasi sebagai
Variebel Moderating.” E-Jurnal Akuntansi 3(1):159–76.
Arumsari, Lukyta Adelia. 2014. “Pengaruh Profesionalisme Auditor,
Independensi Auditor, Etika Profesi, Budaya Organisasi, dan Gaya
Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di
Bali.” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5(8):2297–2304.
Ayoko, Oluremi B., Victor J. Callan, dan Charmine E. J. Härtel. 2003. “The
International Journal of Organizational Analysis Article information :” The
International Journal of Organizational Analysis 11(4):283–301.
Barbuto, John E. 2005. “Motivation and Transactional, Charismatic, and
Transformational Leadership: A Test of Antecedents.” Journal of Leadership
& Organizational Studies 11(4):26–40.
Bass, B. M. dan Avoilo. 1985. Leadership and Performasional Beyond
Expectations. New York: The Free Press.
Bawarodi, Meike, Bernhard Tewal, dan Michael Ch Raintung. 2017. “Pengaruh
Kepemimpinan Transaksional Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Pt. Fif Group Manado.” Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis dan Akuntansi 5(2):714–24.
Budiman, Caesar Arif, Ria Nelly Sari, dan Vince Ratnawati. 2014. “Pengaruh
Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Gaya
Kepemimpinan, Motivasi Dan Job Relevant Information Sebagai Variabel
95

Intervening.” Sorot 9(1):86.


Danim, Sudarwan. 2012. Motivasi kepemimpinan dan efektivitas kelompok. Jakarta:
Rineka Cipta.
Erez, M., P. .. Earley, dan C. .. Hulin. 1985. “The Impact of Participation on Goal
Acceptance and Performance: a Two-Step Model.” Academy of Management
Journal 28(1):50–66.
Fitria, Risni, Adam Idris, dan Aji Ratna Kusuma. 2014. “Pengaruh remunerasi,
motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor Pengadilan
Tinggi Agama Samarinda.” eJournal Administrative Reform 2(3):1691–1704.
Gilbert, Stephanie dan E. Kevin Kelloway. 2018. “Self-determined leader
motivation and follower perceptions of leadership.” Leadership and
Organization Development Journal 39(5):608–19.
Hakim, Lukmanul dan H. Thatok Asmony. 2016. “Pengaruh Komitmen
Organisasional, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Dan Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Manajerial.” Journal of Auditing, Finance,
and Forensic Accounting, Universitas Trunojoyo 04(2):67–82.
Isfani, Yulia, Ria Nelly Sari, dan Al Azhar L. 2017. “Pengaruh partisipasi
penetapan tujuan terhadap goal commitment dengan procedural fairness dan
interpersonal trust sebagai variabel pemediasi.” Jurnal Manajemen
21(2):157– 78.
Italiani, Adhistya Fanni. 2014. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional
dan Transaksional Terhadap Kinerja Pegawai Departemen SDM PT Semen
Gresik Persero) Tbk.” Bisnis Dan Manajemen 7(031).
Ivana Ariyani, Rita. 2016. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Loyalitas
Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Di Rumah Sakit Islam Hidayatullah
Yogyakarta.” Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit 5(2):1–
7.
Kartono, Kartini. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Katim, Katim dan Cucu Wiliyawati. 2016. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transaksional Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada
Merlynn Park Hotel Di Jakarta Pusat).” Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis
(JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT 1(2):177–82.
Kharis, Indra. 2015. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap
Kinerja Karyawan dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening (Sudi
Kasus pada Karyawan Bank Jatim cabang Malang).” Jurnal Administrasi
Bisnis 3(1):1–9.
Locke, E. A. dan G. P. Latham. 1990. A Theory of Goal Setting And Task
Performance. Englewood Cliffs: N. J. Prentice Hall.
96

Lunenberg, F. .. 2011. “Expectancy Theory of Motivation : Motivating by


Altering Expectations.” 15(1):1–6.
Maamari, Bassem E. dan Adel Saheb. 2018. “How organizational culture and
leadership style affect employees’ performance of genders.” International
Journal of Organizational Analysis 26(4):630–51.
Mahsun, Mohammad. 2014. Pengukuran Kinerja Sektor Publik Edisi Pertama.
Cetakan Ke. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada.
Masa’deh, Ra’ed, Bader Yousef Obeidat, dan Ali Tarhini. 2016. “A Jordanian
empirical study of the associations among transformational leadership,
transactional leadership, knowledge sharing, job performance, and firm
performance: A structural equation modelling approach.” Journal of
Management Development 35(5):681–705.
Mcmurray, Adela J., Mazharul Islam, James C. Sarros, dan Andrew Pirola-Merlo.
2012. “The impact of leadership on workgroup climate and performance in a
non-profit organization.” Leadership & Organization Development Journal
33(6):522–49.
Mondiani, Tria. 2012. “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan
Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Pln (Persero) Upj Semarang.”
Jurnal Administrasi Bisnis Undip 1(1):46–54.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Tiga. Jakarta: Salmeba Empat.
Naderi, Ahmad, Leila Nasrolahi Vosta, Abolghasem Ebrahimi, dan Mohammad
Reza Jalilvand. 2019. “The contributions of social entrepreneurship and
transformational leadership to performance: Insights from rural tourism in
Iran.” International Journal of Sociology and Social Policy 39(9):719–37.
Nadir, Sakinah. 2013. “Otonomi Daerah dan Desentralisasi Desa: Menuju
Pemberdayaan Masyarakat Desa.” JPP (Jurnal Politik Profetik) 1(1).
Nazaruddin, Ietje. 2003. “Desentralisasi , Sistem Pengendalian Akuntansi Dan
Kinerja Organisasi (Studi Emiris Pada Organisasi Sektor Publik Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta).” Jurnal Akuntansi dan Investasi 4
No.2(2):77– 97.
Nazaruddin, Ietje dan Agus tri Basuki. 2019. Analisis Statistik dengan SPSS.
Pertama. Yogyakarta: Danisa Media.
Ndapaloka, Veronika, Wahyu Hardyanto, dan Titi Prihatin. 2016. “Pengaruh
Supervisi Akademik Pengawas Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Melalui
Motivasi Berprestasi Sebagai Mediasi Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri
Kabupaten Ende.” Educational Management 5(1):42–54.
Nguyen, Thi Thu, Lokman Mia, Lanita Winata, dan Vincent K. Chong. 2017.
“Effect of transformational-leadership style and management control system
on managerial performance.” Journal of Business Research 70:202–13.
97

Nugraheni, Ayu Candra. 2015. “Deteriminan Kinerja Manajerial Satuan Kerja


Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara.” Jurnal Dinamika Akuntansi
7(2):129–38.
Palupi, Monika, Murniati Ranto, P. Sihombing, Clara Susilawati, Dosen Fakultas,
Ekonomi Dan, Bisnis Jurusan, Akuntansi Unika, dan Soegijapranata
Semarang. 2016. “Efek Pengukuran Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap
Kinerja: Pandangan Teori Penetapan Tujuan.” Jurnal Organisasi dan
Manajemen 12(1):13–25.
Priansa. 2014. Perencanaan dan Pengembangan SDM. Bandung: CV ALFABETA.
Putri Sanjiwani, Desak dan I. Suparta Wisadha. 2016. “Pengaruh Locus Of Cotrol,
Gaya Kepemimpinan dan Komitmen Organisasi pada Kinerja Auditor Kantor
Akuntan Publik.” E-Jurnal Akuntansi 14(2):920–47.
Qadari, Al, Ahim Abdurrahim, dan Hafiez Sofyani. 2019. “Hubungan Partisipasi
Penyusunan Anggaran dan Sistem Remunerasi Terhadap Kinerja Manajerial
Pemerintah Daerah: Peran Intervening dari Motivasi.” Jurnal Akuntansi
Publik 1(1):145–61.
Ridwan, Muhammad dan Fitri Hamelinda. 2017. “Pengaruh Gaya Kepemimpian,
Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial
(Survey Pada Kantor Cabang Pembantu Bank Di Kota Sungai Penuh).”
Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan 6(3):147–225.
Rismayadi, Mega. 2018. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Karywan pada Amanda Brownies Pusat Bandung.” Journal
of Chemical Information and Modeling 53(9):1689–99.
Robbins, S. dan A. Judge. 2009. Perilaku Organisasi. 12 ed. Jakarta: Salemba
Empat.
Robbins, S. dan A. Judge. 2015. Perilaku Organisasi. 16 ed. Jakarta: Salemba
Empat.
Rorimpandey, Lidya. 2013. “Gaya Kepemimpinan Transformasional,
Transaksional, Situasional, Pelayanan Dan Autentik Terhadap Kinerja
Pegawai Kelurahan Di Kecamatan Bunaken Kota Manado.” Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 1(4):2233–44.
Rosiana, Debby dan Safitri Safitri. 2015. “Jurnal psikologi media ilmiah
Psikologi.” Jurnal Psikologi Esa Unggul 13(02).
Saeed, Tahir, Shazia Almas, M. Anis-Ul-Haq, dan G. S. K. Niazi. 2014.
“Leadership styles: Relationship with conflict management styles.”
International Journal of Conflict Management 25(3):214–25.
Siagan, Sondong. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas KErja. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
98

Soewarto, F. X. Citro, Armanu Thoyib, Djumilah Zain, dan Mintarti Rahayu.


2011. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Dosen dengan
Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja sebagai Mediator ( Studi pada Perguruan
Tinggi Swasta di Jayapura ).” Journal Aplikasi Manajemen 10(3):504–9.
Sofyan, Hendri. 2010. “Analisis Transformational Leadership Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan.”
Sofyani, Hafiez, Rudy Suryanto, Sigit Arie Wibowo, dan Harjanti Widiastuti.
2018. “Praktik Pengelolaan dan Tata Kelola Pemerintahan Desa Dlingo di
Kabupaten Bantul: Pembelajaran dari Desa Percontohan.” Jati: Jurnal
Akuntansi Terapan Indonesia 1(1):1–16.
Solikhun, Arifin dan Abdul Rohman. 2012. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah : Komitmen
Organisasi , Budaya Organisasi , Dan.” Diponegoro Journal Of Accountig
1(2):1–11.
Steers, Richard M. dan D. Braunstein. 1976. “A Behaviorally Based Measure of
Manifest Need in Work Setting.” Journal of Vacational Behavior 2(2):251–
66.
Sunyoto, D. 2013. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: CAPS.
Susanto, Teguh. 2013. Belajar Kepemimpinan Jawa dari Soekarno Hingga Jokowi.
Yogyakarta: Buku Pintar.
Tatengkeng, Franzilia dan Fransisca Andreani. 2019. “Pengaruh Gaya
kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Mirah Panakkukang
Makasar.” 7(1).

Thomas A. Mahoney, Thomas H. Jerdee, dan Stephen J. Carroll. 1963.


Development of Managerial Performance: A. Research Approach.
Cincinnati, OH: South western publisingcompany.
Tucunan, Roy Johan Agung, W. Supartha, dan I. Riana. 2014. “Pengaruh
Kepemimpinan Transformasional terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan.”
E-jurnal ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 9:533–50.
Ulum & Sofyani, Hafiez. 2016. Akuntansi (sektor) Publik. Yogyakarta: Aditya
Media Publising.
Utami, Sulistyo Seti. 2018. “Gaya Kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta
Berdasarkan Prinsip Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik (GCG).”
Liquidity 2(2):160–69.
Vigoda, Eran. 2007. “Leadership style, organizational politics, and employees’
performance: An empirical examination of two competing models.”
Personnel Review 36(5):661–83.
Vroom, V. 1964. “Expectancy Theory of Motivation.” Management study guide.
99

Wang, Gang, In Sue Oh, Stephen H. Courtright, dan Amy E. Colbert. 2011.
“Transformational leadership and performance across criteria and levels: A
meta-analytic review of 25 years of research.” Group and Organization
Management 36(2):223–70.
Wibowo, Eric Adrianto dan Elvira Prasetyo. 2015. “Analisa Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Restoran X.” Jurnal
Hospitality dan Manajemen Jasa 1(1):354–70.
Yukl dan Gary. 2010. Kepemimpinan Dalam Organisasi. 5 ed. Jakarta: PY. Indeks.
100

LAMPIRAN
101

LAMPIRAN 1
Kuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Manajerial Pemerintah Desa
Dengan Motivasi Kerja Sebagai Mediasi
(Studi Empiris pada Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman)

Disusun Oleh:

Muhamad Akhid Abdillah


20160420059

Dosen Pembimbing:
Drs. Afrizal Tahar, S.H., S.E., M.Acc., CA., Ak.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


YOGYAKARTA 2019
102

Assalamu’alaikum wr wb
Kepada Yth:
Bapak/ibu/saudara/i responden
Di Tempat

Hal : Permohonan Mengisi Kuesioner Penelitian

Dengan hormat,
Dalam rangka penyusunan skripsi guna memenuhi syarat menyelesaikan studi
program S1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
peneliti :
Nama : Muhammad Akhid Abdillah
NIM : 20160420059
Program Studi : Akuntansi
Alamat : Jarakan 006/026, Sendangrejo, Minggir, Sleman, Yogyakarta

bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Manajerial Pemerintah Desa Dengan Motivasi
Sebagai Mediasi.”
Dengan ini, peneliti memohon partisipasi bapak/ibu/saudara/i untuk memberikan jawaban
atas pernyataan-pernyataan yang tersedia dalam kuesioner penelitian ini. Semua jawaban yang
dipilih adalah benar. Maka dari itu, peneliti sangat menghargai partisipasi bapak/ibu/saudara/i
sebagai responden dalam penelitian ini. Informasi yang bapak/ibu/saudara/i berikan akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik. Apabila kiranya
Bapak/ibu/saudara/i menginginkan hasil penelitian ini di kemudian hari, peneliti dengan senang
hati berbagi dengan mengirimkan hasil penelitian ini melalui alamat instansi atau dapat
menghubungi melalui email: akhidabdillah017@gmail.com.
Mengingat keberhasilan penelitian ini akan sangat bergantung kepada kelengkapan
jawaban, dimohon dengan sangat agar bapak/ibu/saudara/i dapat memberikan jawaban dengan
lengkap. Terima kasih atas kesedian bapak/ibu/saudara/i yang telah mengisi kuesioner ini.

Wasalamu’alaikum wr wb.

Yogyakarta, 05 November 2019

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Peneliti

Drs. Afrizal Tahar, S.H., S.E., M.Acc., CA., Ak. Muhammad Akhid Abdillah
NIK. 19690415199702 143 055 NIM. 20160420059
103

KUESIONER PENELITIAN
1. Identitas Responden

Nama : ……………………………………… (boleh tidak diisi)


Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Usia : .............. tahun
Pendidikan Terakhir : SDSMP SMAS1
Desa : ……………………………………………………………

Lama berada di pemdes : < 1 thn 1-5 thn


6-10 thn >10 thn
Jabatan : ……………………………………………………………

Lama bekerja di posisi : < 1 thn 1-5 thn


saat ini 6-10 thn >10 thn

2. Petunjuk Pengisian Kuesioner


Peneliti mengharapkan Bapak dan Ibu menjawab pertanyaan dibawah ini sesuai dengan
kondisi tempat Bapak atau Ibu bekerja dengan memberi tanda silang (X) pada tabel yang sudah
tersedia.
2

1. GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL


Keterangan :

1 = Sangat jarang 4 = Sering


2 = Jarang 5 = Sangat sering
3 = Lumayan sering

No Pernyataan Nilai
Imbalan Kontingen

1 Pemimpin menggunakan tunjangan untuk 1 2 3 4 5


meningkatkan kedisiplinan bawahan

2 Pemimpin menjanjikan imbalan dengan 1 2 3 4 5


memberikan penjelasan cara mendapatkannya

Manajemen Eksepsi Aktif

3 Pemimpin melakukan pengawasan secara 1 2 3 4 5


menyeluruh terhadap pekerjaan bawahan

4 Pemimpin melakukan tindakan untuk 1 2 3 4 5


memastikan pelaksanaan pekerjaan

Manajemen Eksepsi Pasif

5 Pemimpin memberikan teguran terhadap 1 2 3 4 5


bawahan yang menyalahi aturan yang berlaku

Pemimpin memberikan pembinaan kepada


6 bawahan sehingga tindakannya sesuai dengan 1 2 3 4 5
aturan yang berlaku
3

2. GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL


Keterangan :

1 = Sangat tidak setuju 4= Setuju


2 = Tidak setuju 5= Sangat setuju
3 = Netral

No Pernyataan Nilai
Pengaruh Idealis (Idealized Influence)

1 Pimpinan saya sangat memperhatikan dan 1 2 3 4 5


menghargai pekerjaan bawahannya.
2 Pimpinan saya mampu membuat saya bangga 1 2 3 4 5
akan dia.

Motivasi Inspirasional (Inspiration Motivation)

3 Pimpinan saya sering memberikan saran-saran 1 2 3 4 5


ketika saya membutuhkannya.
4 Pimpinan saya memberikan dorongan bahwa 1 2 3 4 5
saya dapat menyelesaikan pekerjaan saya.
5 Pimpinan saya memotivasi saya untuk dapat 5
melakukan lebih banyak dari pada apa yang saya 1 2 3 4
pikirkan sebelumnya
Stimulasi Intelektual (Intelectual Stimulation)

6 Pimpinan saya mengajarkan solusi yang kreatif 1 2 3 4 5


terhadap permasalahan yang dihadapi anggota.
7 Pimpinan saya mampu membuat saya melihat 1 2 3 4 5
masalah sebagai kesempatan untuk belajar.
8 Pimpinan saya membuat saya mampu berpikir 5
tentang masalah lama dengan cara pandang yang 1 2 3 4
baru.
Konsiderasi Individual (Individual Consideraton)

9 Pimpinan saya mendengarkan dengan penuh 1 2 3 4 5


perhatian masukan dari anggota.
10 Pimpinan saya membimbing, membina, dan 5
menasehati anggota dengan arif dan bijaksana. 1 2 3 4
4

3. MOTIVASI
Keterangan :

1 = Sangat tidak setuju 4= Setuju


2 = Tidak setuju 5= Sangat setuju
3 = Netral

No Pernyataan Nilai
Kebutuhan Berprestasi

1 Saya menikmati tantangan yang sulit atas 1 2 3 4 5


pekerjaan yang menjadi tanggungjawab saya.
2 Saya ingin tahu bagaimana kemajuan yang saya 1 2 3 4 5
capai ketika sedang menyelesaikan tugas.

3 Saya suka menetapkan tujuan dan mencapai 1 2 3 4 5


tujuan yang realistis.

4 Saya menikmati kepuasan dari penyelesaian 1 2 3 4 5


tugas yang sulit.

Kebutuhan Kekuasaan

5 Saya menikmati persaingan dan kemenangan 1 2 3 4 5

6 Saya menikmati tanggungjawab atas pekerjaan 1 2 3 4 5


saya

7 Saya suka mempengaruhi orang lain agar 1 2 3 4 5


mengikuti cara saya dalam melakukan sesuatu

Kebutuhan Afiliasi

8 Saya cenderung membangun hubungan yang 1 2 3 4 5


erat dengan para rekan kerja.

9 Saya menikmati hubungan menjadi bagian 1 2 3 4 5


dalam organisasi.

10 Saya lebih menikmati bekerjasama dengan orang 1 2 3 4 5


lain dari pada bekerja sendiri.
5

4. KINERJA MANAJERIAL

1. Keterkaitan antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes)


dengan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) yang saya rumuskan

Sangat Tidak Tidak Terkait Ragu-ragu Terkait Sangat


Terkait Terkait

1 2 3 4 5

2. Perumusan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan


Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) dapat saya selesaikan tepat waktu.

Sangat Tidak Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju


Setuju
1 2 3 4 5

3. Saya melakukan analisis jabatan dan analisis kompetensi dalam memilih staf
desa

Sangat Tidak Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju


Setuju
1 2 3 4 5

4. Saya selalu mengadakan rapat koordinasi terkait penyelenggaran pemerintahan


dan pembangunan desa

Sangat Tidak Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju


Setuju
1 2 3 4 5

5. Saya selalu berkonsultasi dengan pihak luar seperti Pemerintah Kecamatan atau
Pemerintah Kabupaten terkait program-program desa

Sangat Tidak Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju


Setuju
1 2 3 4 5
6

6. Saya melakukan negosiasi (tawar-menawar) dalam pengadaan barang dan jasa


untuk memperoleh harga yang lebih murah.

Sangat Tidak Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju


Setuju
1 2 3 4 5

7. Saya mendokumentasikan dan mengumpulkan data kinerja dan data pendukung


lainnya dengan baik, akurat dan valid

Sangat Tidak Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju


Setuju
1 2 3 4 5

8. Saya melakukan monitoring dan evaluasi capaian kinerja bawahan secara


berkala dalam pelaksanaan program dan kegiatan

Sangat Tidak Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju


Setuju
1 2 3 4 5

9. Memberikan penghargaan atau hukuman kepada bawahan atas kinerja yang


mereka capai.

Sangat Tidak Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju


Setuju
1 2 3 4 5
7

LAMPIRAN 2
Surat Perizinan Riset Kampus ke Pemerintah Desa
8

LAMPIRAN 3
Surat Keterangan Izin Penelitian
9

LAMPIRAN 4
Tabulasi Data Variabel Gaya Kepemimpinan Transaksional
TSK1 TSK2 TSK3 TSK4 TSK5 TSK6
2 2 4 4 4 4
2 4 2 4 4 4
2 4 3 4 4 4
2 3 4 4 4 5
2 2 4 4 4 4
1 1 4 4 2 2
4 4 4 4 4 4
5 2 5 4 4 4
3 2 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4
2 2 5 5 5 5
2 1 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2
1 1 2 3 3 2
1 1 2 3 3 2
2 1 4 3 2 5
4 3 5 4 4 3
2 3 3 3 2 4
4 1 4 4 5 4
5 1 5 5 5 5
2 1 3 3 4 4
2 1 4 4 3 4
4 2 5 5 5 5
3 3 4 4 4 4
3 3 5 5 4 4
3 2 5 5 5 5
3 2 5 5 5 5
4 3 4 4 4 4
4 3 4 5 4 4
2 2 4 4 3 3
2 1 3 4 4 4
2 2 3 3 3 3
2 1 5 5 5 5
1 1 2 2 2 2
1 1 2 3 4 4
10

TSK1 TSK2 TSK3 TSK4 TSK5 TSK6


2 2 3 3 4 4
3 3 4 4 4 4
5 4 3 4 4 4
2 2 5 4 4 4
2 2 5 4 4 4
4 4 4 3 4 4
2 1 3 3 2 3
4 2 4 4 4 4
4 1 4 4 4 4
4 4 5 5 4 4
4 1 4 4 1 4
4 3 4 4 4 4
2 2 4 4 4 4
1 2 4 4 4 4
2 1 4 4 3 2
4 2 4 4 4 4
2 1 4 4 3 2
3 3 3 3 3 3
4 4 4 3 3 3
4 3 3 4 3 3
4 4 4 3 3 3
4 2 2 2 3 3
4 3 5 5 5 5
3 1 5 5 4 5
2 1 4 4 3 2
1 2 4 3 3 4
5 4 4 5 3 3
3 3 3 3 4 3
4 4 3 4 4 3
2 2 4 3 3 4
3 3 3 3 3 3
2 1 2 2 2 2
3 2 3 2 3 3
2 1 2 2 3 2
2 2 4 4 2 3
2 2 4 4 2 3
3 1 4 4 1 4
3 2 4 4 1 4
11

TSK1 TSK2 TSK3 TSK4 TSK5 TSK6


2 3 3 3 3 4
3 3 3 3 4 3
3 3 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4
3 2 3 3 4 3
3 2 5 5 4 5
3 2 4 4 4 4
2 3 3 3 3 4
3 3 4 4 4 4
2 2 4 4 4 4
3 3 3 3 4 3
3 3 5 5 5 5
4 4 5 5 4 4
3 3 3 4 4 4
3 3 3 4 4 3
2 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3

Tabulasi Data Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional


TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 3 4 4 3 3 4 5 5 5
4 5 4 4 4 4 4 4 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 3 4 4 3 3
5 3 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2 2 1 3 4
4 3 3 3 4 3 4 3 3 3
4 3 3 4 3 3 4 3 3 3
12

TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
4 4 5 5 5 4 4 4 5 5
5 4 5 5 5 5 5 5 4 5
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
5 4 5 5 5 4 4 4 5 5
4 3 3 4 4 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
4 4 4 4 3 3 3 3 4 4
4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 5 5 4 4 4 3 4
5 4 5 5 4 5 5 4 4 4
5 4 5 5 4 5 5 4 4 4
5 5 3 3 4 3 4 4 3 4
2 3 3 3 4 4 2 2 2 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 3 3 4 4
4 3 4 4 4 3 4 3 4 4
4 4 4 4 3 3 4 3 4 4
4 3 4 5 5 4 4 4 4 4
4 3 4 5 5 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 3 3 3 3 3
4 3 4 5 5 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 3 3 3 3 3
13

TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 3 4 4 3 2 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
1 1 2 1 2 1 1 1 1 1
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 3 3 3 3 3
4 4 4 4 3 3 4 4 3 4
4 4 5 4 4 5 4 4 4 5
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 4 4 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
3 2 4 4 3 4 3 3 3 4
4 3 4 3 3 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 3 4 3
4 2 4 4 4 4 4 4 3 4
4 2 4 4 4 4 4 4 3 4
4 3 4 4 4 3 4 3 4 4
4 3 4 4 4 3 4 3 4 4
4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 3 4 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 5 5 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 3 3 3 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 3 2 4 3 3 4
4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
14

TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF TRF
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 3 3 4 3 3 3
Tabulasi Data Variabel Motivasi

MO1 MO2 MO3 MO4 MO5 MO6 MO7 MO8 MO9 MO10
3 4 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 3 3 3 3 3 4 4 4
4 4 4 5 3 4 3 5 5 3
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 5 5 4 4 5 4 5 5 4
5 4 4 4 3 4 1 4 4 4
4 4 3 4 3 3 3 3 4 3
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
3 4 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 2 2 4 4 5 4 4
4 4 4 3 3 4 3 4 4 4
4 3 3 4 4 4 3 4 4 4
3 4 5 5 2 4 2 4 4 5
4 4 4 2 2 4 4 4 4 4
3 3 3 4 3 4 3 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 5 5 5
4 5 5 5 4 4 4 5 5 5
4 4 5 5 3 4 3 5 5 5
4 4 4 5 3 4 2 5 5 3
4 4 4 4 2 4 2 4 4 4
5 4 4 5 3 4 3 4 4 5
4 4 4 4 3 4 3 5 5 5
5 5 5 5 3 5 3 5 5 5
5 5 5 5 3 5 3 5 5 5
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 5 4 5 5 5
4 5 5 5 2 4 4 5 5 5
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
15

MO1 MO2 MO3 MO4 MO5 MO6 MO7 MO8 MO9 MO10
3 3 3 3 3 4 3 4 4 4
4 5 5 5 4 5 4 5 5 4
4 4 5 5 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
5 5 5 5 5 4 5 4 4 5
4 5 4 4 4 5 1 4 4 5
4 5 4 4 4 5 1 4 4 5
4 3 4 4 3 4 3 4 3 4
4 4 5 5 3 3 3 4 4 3
4 4 4 3 4 3 4 4 5 5
4 4 4 4 3 4 3 4 4 5
4 4 4 5 4 5 4 4 4 3
4 4 3 4 3 4 3 5 5 5
5 5 4 4 3 4 3 4 4 4
4 5 5 5 3 5 3 5 5 5
4 5 5 5 3 5 3 5 5 5
3 4 4 3 2 4 3 4 4 4
4 5 5 5 3 5 3 5 5 5
3 4 4 3 2 4 2 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3
4 4 4 5 3 3 3 4 4 3
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 2 5 5 5
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 4 4 3 2 4 2 4 4 4
5 4 4 4 3 4 1 4 4 4
5 5 5 4 3 4 5 5 5 5
4 4 4 4 3 4 3 5 4 4
4 4 5 5 4 5 5 5 4 5
4 5 5 5 3 5 3 5 5 5
4 4 4 5 4 4 4 4 4 3
4 4 3 3 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 3 4 2 4 4 4
3 4 4 4 2 2 2 4 3 3
16

MO1 MO2 MO3 MO4 MO5 MO6 MO7 MO8 MO9 MO10
5 4 4 4 4 4 2 5 5 5
5 4 4 4 4 4 3 5 5 5
4 4 3 4 3 4 3 5 5 5
4 4 3 4 3 4 3 5 5 5
3 3 3 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 4 3 4 3 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
4 5 5 4 4 5 4 5 5 4
4 4 4 4 3 4 3 5 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
3 3 3 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 3 4 3 4 4 5 5
4 5 5 5 3 5 3 5 5 5
4 4 4 4 3 4 3 5 4 4
5 5 5 5 3 5 3 5 5 5
4 4 4 5 4 5 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Tabulasi Data Variabel Kinerja Manajerial


KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 KM9
4 4 3 4 4 3 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 3 4
5 4 4 5 4 4 4 4 5
4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 4 5 5 5 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 2 4 4 3
17

KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 KM9


4 4 4 3 4 2 3 2 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 3 3 4 4 4 4 4 3
5 4 2 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 5 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 5 5 4 4 2
5 4 5 5 5 5 5 5 4
4 4 5 5 5 5 4 4 4
4 4 4 4 5 4 5 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 4 4 4 2 3 4 4
5 5 4 5 4 4 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 3
4 4 4 4 3 4 5 4 3
5 4 5 5 5 4 4 5 3
5 5 3 4 3 3 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4
5 4 4 5 4 5 5 4 5
5 4 3 5 3 3 3 3 3
5 4 3 5 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 4 3 3
3 2 3 3 4 5 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 3
5 4 4 4 4 3 4 4 3
4 4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 4 3 4 4 4 3 3
5 4 3 4 4 2 3 3 3
5 4 5 5 5 5 4 4 5
5 4 5 5 5 5 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4
18

KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 KM9


5 4 5 5 5 5 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4
5 3 4 4 4 3 3 3 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 3 3 4 4 4 4 4 4
5 5 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 3 3 4 4 4 4 3
5 3 4 5 5 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 3 2
4 4 4 5 5 4 4 5 4
5 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 3 4 4
4 3 3 3 4 5 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 3
4 3 4 3 3 3 3 3 4
5 5 5 5 5 4 5 5 4
5 5 5 5 5 4 5 5 4
4 4 4 3 4 4 4 3 3
4 4 4 3 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 2
4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 3
5 4 5 5 5 5 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 3 2
5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
19

KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 KM9


4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
LAMPIRAN 5

Output SPSS
A. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TOT_TSK 91 10,00 27,00 19,7802 3,78242


TOT_TRF 91 12,00 50,00 37,2637 5,96254
TOT_MO 91 31,00 47,00 39,6813 3,68745
TOT_KM 91 29,00 45,00 36,2747 3,52473
Valid N (listwise) 91

B. Hasil Uji Vaiditas


a. Variabel Gaya Kepemimpinan Transaksional
Correlations
TSK1 TSK2 TSK3 TSK4 TSK5 TSK6 TOT_TSK
TSK1 Pearson Correlation 1 ,470** ,345** ,340** ,288** ,242* ,674**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,001 ,006 ,021 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91
TSK2 Pearson Correlation ,470** 1 ,049 ,127 ,235* ,128 ,519**
Sig. (2-tailed) ,000 ,642 ,232 ,025 ,225 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91
TSK3 Pearson Correlation ,345** ,049 1 ,787** ,412** ,602** ,744**
Sig. (2-tailed) ,001 ,642 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91
TSK4 Pearson Correlation ,340** ,127 ,787** 1 ,521** ,602** ,786**
Sig. (2-tailed) ,001 ,232 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91
TSK5 Pearson Correlation ,288** ,235* ,412** ,521** 1 ,546** ,715**
Sig. (2-tailed) ,006 ,025 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91
TSK6 Pearson Correlation ,242* ,128 ,602** ,602** ,546** 1 ,726**
Sig. (2-tailed) ,021 ,225 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91
TOT_TSK Pearson Correlation ,674** ,519** ,744** ,786** ,715** ,726** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
20

b. Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional


Correlations
TRF1 TRF2 TRF3 TRF4 TRF5 TRF6 TRF7 TRF8 TRF9 TRF10 TOT_TRF

TRF1 Pearson Correlation 1 ,611** ,750** ,766** ,634** ,581** ,832** ,720** ,661** ,657** ,868**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
TRF2 Pearson Correlation ,611** 1 ,558** ,487** ,458** ,451** ,490** ,575** ,568** ,556** ,698**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
TRF3 Pearson Correlation ,750** ,558** 1 ,847** ,659** ,615** ,733** ,642** ,671** ,659** ,855**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
TRF4 Pearson Correlation ,766** ,487** ,847** 1 ,797** ,657** ,756** ,675** ,658** ,663** ,878**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
TRF5 Pearson Correlation ,634** ,458** ,659** ,797** 1 ,700** ,657** ,609** ,552** ,588** ,802**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
TRF6 Pearson Correlation ,581** ,451** ,615** ,657** ,700** 1 ,675** ,679** ,593** ,693** ,805**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
TRF7 Pearson Correlation ,832** ,490** ,733** ,756** ,657** ,675** 1 ,766** ,671** ,642** ,870**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
TRF8 Pearson Correlation ,720** ,575** ,642** ,675** ,609** ,679** ,766** 1 ,672** ,638** ,844**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
TRF9 Pearson Correlation ,661** ,568** ,671** ,658** ,552** ,593** ,671** ,672** 1 ,831** ,831**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
TRF10 Pearson Correlation ,657** ,556** ,659** ,663** ,588** ,693** ,642** ,638** ,831** 1 ,837**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
TOT_TRF Pearson Correlation ,868** ,698** ,855** ,878** ,802** ,805** ,870** ,844** ,831** ,837** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

c. Variabel Motivasi
Corre lations

MO1 MO2 MO3 MO4 MO5 MO6 MO7 MO8 MO9 MO10 TOT_MO
MO1 Pearson Correlation 1 ,506** ,350** ,246* ,188 ,250* ,046 ,262* ,296** ,262* ,549**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,019 ,074 ,017 ,662 ,012 ,004 ,012 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
MO2 Pearson Correlation ,506** 1 ,730** ,354** ,059 ,514** ,095 ,443** ,547** ,436** ,751**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,578 ,000 ,370 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
MO3 Pearson Correlation ,350** ,730** 1 ,511** ,023 ,462** ,205 ,457** ,409** ,319** ,732**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,829 ,000 ,052 ,000 ,000 ,002 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
MO4 Pearson Correlation ,246* ,354** ,511** 1 ,208* ,386** ,049 ,311** ,305** ,092 ,575**
Sig. (2-tailed) ,019 ,001 ,000 ,048 ,000 ,642 ,003 ,003 ,386 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
MO5 Pearson Correlation ,188 ,059 ,023 ,208* 1 ,145 ,404** -,005 ,051 ,012 ,382**
Sig. (2-tailed) ,074 ,578 ,829 ,048 ,171 ,000 ,966 ,632 ,911 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
MO6 Pearson Correlation ,250* ,514** ,462** ,386** ,145 1 ,060 ,468** ,450** ,412** ,666**
Sig. (2-tailed) ,017 ,000 ,000 ,000 ,171 ,573 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
MO7 Pearson Correlation ,046 ,095 ,205 ,049 ,404** ,060 1 ,143 ,099 -,015 ,407**
Sig. (2-tailed) ,662 ,370 ,052 ,642 ,000 ,573 ,177 ,350 ,885 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
MO8 Pearson Correlation ,262* ,443** ,457** ,311** -,005 ,468** ,143 1 ,707** ,493** ,687**
Sig. (2-tailed) ,012 ,000 ,000 ,003 ,966 ,000 ,177 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
MO9 Pearson Correlation ,296** ,547** ,409** ,305** ,051 ,450** ,099 ,707** 1 ,613** ,715**
Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,000 ,003 ,632 ,000 ,350 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
MO10 Pearson Correlation ,262* ,436** ,319** ,092 ,012 ,412** -,015 ,493** ,613** 1 ,580**
Sig. (2-tailed) ,012 ,000 ,002 ,386 ,911 ,000 ,885 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
TOT_MO Pearson Correlation ,549** ,751** ,732** ,575** ,382** ,666** ,407** ,687** ,715** ,580** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
* . Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


21

d. Variabel Kinerja Manajerial


Correlations
KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 KM9 TOT_KM

KM1 Pearson Correlation 1 ,439** ,272** ,671** ,333** ,043 ,180 ,302** ,282** ,546**
Sig. (2-tailed) ,000 ,009 ,000 ,001 ,688 ,088 ,004 ,007 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
KM2 Pearson Correlation ,439** 1 ,415** ,452** ,265* ,093 ,538** ,438** ,222* ,595**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,011 ,380 ,000 ,000 ,034 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
KM3 Pearson Correlation ,272** ,415** 1 ,405** ,582** ,309** ,371** ,432** ,402** ,687**
Sig. (2-tailed) ,009 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
KM4 Pearson Correlation ,671** ,452** ,405** 1 ,495** ,299** ,355** ,579** ,414** ,758**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,004 ,001 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
KM5 Pearson Correlation ,333** ,265* ,582** ,495** 1 ,431** ,342** ,482** ,305** ,696**
Sig. (2-tailed) ,001 ,011 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,003 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
KM6 Pearson Correlation ,043 ,093 ,309** ,299** ,431** 1 ,415** ,398** ,384** ,608**
Sig. (2-tailed) ,688 ,380 ,003 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
KM7 Pearson Correlation ,180 ,538** ,371** ,355** ,342** ,415** 1 ,649** ,307** ,678**
Sig. (2-tailed) ,088 ,000 ,000 ,001 ,001 ,000 ,000 ,003 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
KM8 Pearson Correlation ,302** ,438** ,432** ,579** ,482** ,398** ,649** 1 ,490** ,791**
Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
KM9 Pearson Correlation ,282** ,222* ,402** ,414** ,305** ,384** ,307** ,490** 1 ,669**
Sig. (2-tailed) ,007 ,034 ,000 ,000 ,003 ,000 ,003 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
TOT_KM Pearson Correlation ,546** ,595** ,687** ,758** ,696** ,608** ,678** ,791** ,669** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
* . Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

C. Hasil Uji Reabilitas


a. Variabel Gaya Kepemimpinan Transaksional
Case Processing Summary
N %

CasesValid 91 100,0
a 0 ,0
Excluded
Total 91 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items
,774 6
22

Item Statistics
Mean Std. Deviation N

TSK1 2,80 1,024 91


TSK2 2,32 1,010 91
TSK3 3,73 ,883 91
TSK4 3,75 ,811 91
TSK5 3,53 ,923 91
TSK6 3,66 ,846 91

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's

Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item


Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
TSK1 16,98 10,133 ,479 ,754
TSK2 17,46 11,362 ,283 ,804
TSK3 16,05 10,119 ,607 ,720
TSK4 16,03 10,143 ,679 ,706
TSK5 16,25 10,169 ,558 ,731
TSK6 16,12 10,374 ,590 ,725

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


19,78 14,307 3,782 6

b. Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional

Case Processing Summary


N %

CasesValid 91 100,0
a 0 ,0
Excluded
Total 91 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,948 10
23

Item Statistics
Mean Std. Deviation N

TRF1 3,86 ,692 91


TRF2 3,47 ,765 91
TRF3 3,88 ,630 91
TRF4 3,91 ,709 91
TRF5 3,78 ,712 91
TRF6 3,52 ,765 91
TRF7 3,71 ,719 91
TRF8 3,66 ,749 91
TRF9 3,67 ,746 91
TRF10 3,80 ,718 91

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's

Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item


Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
TRF1 33,41 28,866 ,834 ,941
TRF2 33,79 29,767 ,623 ,950
TRF3 33,38 29,528 ,822 ,942
TRF4 33,35 28,631 ,845 ,940
TRF5 33,48 29,253 ,752 ,944
TRF6 33,75 28,791 ,752 ,944
TRF7 33,55 28,606 ,835 ,941
TRF8 33,60 28,575 ,802 ,942
TRF9 33,59 28,711 ,786 ,943
TRF10 33,46 28,896 ,795 ,942

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


37,26 35,552 5,963 10

c. Variabel Motivasi

Case Processing Summary


N %

CasesValid 91 100,0
a 0 ,0
Excluded
Total 91 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
24

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,787 10

Item Statistics
Mean Std. Deviation N

MO1 3,95 ,584 91


MO2 4,11 ,547 91
MO3 4,08 ,619 91
MO4 4,13 ,670 91
MO5 3,31 ,662 91
MO6 4,08 ,562 91
MO7 3,21 ,837 91
MO8 4,36 ,568 91
MO9 4,26 ,534 91
MO10 4,20 ,654 91

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's

Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item


Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
MO1 35,74 11,574 ,423 ,773
MO2 35,57 10,870 ,674 ,746
MO3 35,60 10,642 ,637 ,747
MO4 35,55 11,206 ,433 ,772
MO5 36,37 12,170 ,214 ,799
MO6 35,60 11,153 ,567 ,757
MO7 36,47 11,785 ,193 ,814
MO8 35,32 11,042 ,592 ,754
MO9 35,42 11,068 ,631 ,751
MO10 35,48 11,230 ,443 ,771

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


39,68 13,597 3,687 10
25

d. Variabel Kinerja Manajerial

Case Processing Summary


N %

Cases Valid 91 100,0


a 0 ,0
Excluded
Total 91 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items
,840 9
Item Statistics

Mean Std. Deviation N

KM1 4,30 ,483 91


KM2 4,00 ,471 91
KM3 4,01 ,568 91
KM4 4,12 ,574 91
KM5 4,12 ,534 91
KM6 4,02 ,760 91
KM7 4,03 ,526 91
KM8 3,93 ,593 91
KM9 3,74 ,743 91

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's

Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item


Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
KM1 31,98 10,800 ,438 ,834
KM2 32,27 10,668 ,498 ,829
KM3 32,26 9,996 ,587 ,820
KM4 32,15 9,687 ,673 ,810
KM5 32,15 10,087 ,605 ,818
KM6 32,25 9,747 ,443 ,841
KM7 32,24 10,185 ,584 ,821
KM8 32,34 9,472 ,713 ,805
KM9 32,54 9,474 ,524 ,829
26

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


36,27 12,424 3,525 9

D. Hasil Uji Normalitas a.


Regresi Pertama

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual
N 91
a,b Mean ,0000000
Normal Parameters
Std. Deviation 3,35131253
Most Extreme Absolute ,092
Differenc es Positive ,092
Negative -,079
Kolmogorov-Smirnov Z ,879
Asymp. Sig. (2-tailed) ,422
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

b. Regresi Kedua

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz

ed Residual
N 91
Normal Parameters a,b Mean ,0000000
Std. Deviation 2,69930156
Most Extreme Absolute ,077
Differenc es Positive ,056
Negative -,077
Kolmogorov-Smirnov Z ,734
Asymp. Sig. (2-tailed) ,654
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
27

c. Regresi Ketiga
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual
N 91
a,b Mean ,0000000
Normal Parameters
Std. Deviation 3,35793456
Most Extreme Absolute ,085
Differenc es Positive ,085
Negative -,062
Kolmogorov-Smirnov Z ,808
Asymp. Sig. (2-tailed) ,531
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

d. Regresi Keempat
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz

ed Residual
N 91
Normal Parameters a,b Mean ,0000000
Std. Deviation 2,64197554
Most Extreme Absolute ,049
Differenc es Positive ,049
Negative -,045
Kolmogorov-Smirnov Z ,471
Asymp. Sig. (2-tailed) ,980
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

E. Hasil Uji Multikolinearitas


a. Uji Multikolinearitas pada Regresi Kedua
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Cons tant) 12,643 3,119 4,054 ,000
TOT_TSK ,218 ,084 ,234 2,603 ,011 ,826 1,211
TOT_MO ,487 ,086 ,509 5,671 ,000 ,826 1,211
a. Dependent Variable: TOT_KM
28

b. Uji Multikolinearitas pada Regresi Keempat


a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Cons tant) 11,410 3,094 3,687 ,000
TOT_TRF ,171 ,052 ,290 3,306 ,001 ,829 1,206
TOT_MO ,466 ,084 ,487 5,551 ,000 ,829 1,206
a. Dependent Variable: TOT_KM

F. Hasil Uji Heteroskedastisitas


a. Uji Heteroskedastisitas pada Regresi Kedua

a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Cons tant) 1,583 1,806 ,877 ,383
TOT_TSK ,042 ,048 ,102 ,873 ,385
TOT_MO -,006 ,050 -,014 -,120 ,905
a. Dependent Variable: ABS_RES2
b. Uji Heteroskedastisitas pada Regresi Keempat
a

Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1,928 1,809 1,066 ,289
TOT_TRF ,035 ,030 ,133 1,141 ,257
TOT_MO -,028 ,049 -,065 -,562 ,576
a. Dependent Variable: ABS_RES4

G. Hasil Uji Koefisien Determinan


a. Uji Koefisien Determinan pada Regresi Pertama

b
Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
a
1 ,417 ,174 ,165 3,37009
a. Predictors: (Cons tant), TOT_TSK
b. Dependent Variable: TOT_MO
29

b. Uji Koefisien Determinan pada Regresi Kedua


b
Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
a
1 ,414 ,400 2,72980
,643
a. Predictors: (Cons tant), TOT_MO, TOT_TSK
b. Dependent Variable: TOT_KM

c. Uji Koefisien Determinan pada Regresi Ketiga


b
Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
a
1 ,171 ,161 3,37675
,413
a. Predictors: (Cons tant), TOT_TRF
b. Dependent Variable: TOT_MO

d. Uji Koefisien Determinan pada Regresi Kemepat


b
Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
a
1 ,438 ,425 2,67183
,662
a. Predictors: (Cons tant), TOT_MO, TOT_TRF
b. Dependent Variable: TOT_KM

H. Hasil Uji Signifikansi Simultan


a. Uji Simultan pada Regresi Kedua

b
ANOVA
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 462,371 2 231,186 31,024 a
,000
Residual 655,761 88 7,452
Total 1118,132 90
a. Predictors: (Constant), TOT_MO, TOT_TSK
b. Dependent Variable: TOT_KM
30

b. Uji Simultan pada Regresi Keempat

b
ANOVA
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 489,929 2 244,964 34,315 ,000
Residual 628,203 88 7,139
Total 1118,132 90
a. Predictors: (Constant), TOT_MO, TOT_TRF
b. Dependent Variable: TOT_KM

I. Hasil Uji Signifikansi Parsial


a. Uji Signifikansi Parsial pada Regresi Pertama

b
Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
a
1 ,174 ,165 3,37009
,417
a. Predictors: (Cons tant), TOT_TSK
b. Dependent Variable: TOT_MO

a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Cons tant) 31,637 1,891 16,730 ,000
TOT_TSK ,407 ,094 ,417 4,330 ,000 1,000 1,000
a. Dependent Variable: TOT_MO

b. Uji Signifikansi Parsial pada Regresi Kedua


b

Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
a
1 ,414 ,400 2,72980
,643
a. Predictors: (Cons tant), TOT_MO, TOT_TSK
b. Dependent Variable: TOT_KM

a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Cons tant) 12,643 3,119 4,054 ,000
TOT_TSK ,218 ,084 ,234 2,603 ,011 ,826 1,211
TOT_MO ,487 ,086 ,509 5,671 ,000 ,826 1,211
a. Dependent Variable: TOT_KM
31

c. Uji Signifikansi Parsial pada Regresi Ketiga


b
Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
a
1 ,171 ,161 3,37675
,413
a. Predictors: (Cons tant), TOT_TRF
b. Dependent Variable: TOT_MO

a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Cons tant) 30,159 2,252 13,389 ,000
TOT_TRF ,256 ,060 ,413 4,281 ,000 1,000 1,000
a. Dependent Variable: TOT_MO

d. Uji Signifikansi Parsial pada Regresi Keempat


b

Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
a
1 ,438 ,425 2,67183
,662
a. Predictors: (Cons tant), TOT_MO, TOT_TRF
b. Dependent Variable: TOT_KM

a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 11,410 3,094 3,687 ,000
TOT_TRF ,171 ,052 ,290 3,306 ,001 ,829 1,206
TOT_MO ,466 ,084 ,487 5,551 ,000 ,829 1,206
a. Dependent Variable: TOT_KM

Anda mungkin juga menyukai