Anda di halaman 1dari 1

Sukses Terbesar Dalam Hidupku

“Karena Ayah Semangat Didikku”

Bagi saya, sukses terbesar dalam hidup saya adalah ketika saya mampu menjadi seperti
Ayah saya. Sejak kecil, saya telah banyak mendengarkan banyak kisah perjuangan hidup yang ia
alami untuk mengenyam pendidikan. Berjalan berkilo-kilo sejak subuh telah ia rasakan.
Bermandikan hujan, berpayung teriknya matahari sudah sering ia alami sejak duduk dibangku
Sekolah Dasar, bahkan hingga kuliahpun ia masih menjalani hal yang sama. Berasal dari
keluarga yang sangat sederhana, menjadi anak sulung dari ketujuh adiknya telah mengantarkan
Ayah menjadi pribadi yang mandiri sejak kecil. Ia akan bekerja untuk memenuhi kebutuhan
sekolahnya sendiri. Meski demikian, Ayah tak pernah berhenti belajar dan semakin giat belajar
untuk bisa tahu banyak hal. Kadang ia harus kuliah di pagi hari, bekerja di siang hari dan
kembali belajar di malam hari untuk esok. Ayah pantang menyerah seperti tak punya lelah
meraih prestasi dan mengejar pendidikan yang lebih tinggi. Ia membuktikan kepada kami anak-
anaknya dengan sejumlah prestasi yang ia raih. Ayah mampu menyelesaikan studi jenjang
magisternya dengan predikat tertinggi dan berhasil menjadi peserta tercepat, begitupun saat ia
meraih gelar doktor dengan waktu yang singkat. Bukan karena ia tak kuliah, namun karena ia
pandai memanfaatkan waktu yang ia miliki. Ayah saya penuh dengan segudang prestasi yang
saya banggakan. Ia telah banyak memberikan saya banyak contoh akan pengabdian kepada
masyarakat serta menjadi pengajar yang berkompeten dan bertanggung jawab. Selain sebagai
tenaga pengajar dilingkup formal, Ayah juga sering membagi ilmunya dilingkup non-formal.
Bagi saya, ia pengabdi tanpa pamrih yang hebat.

Selama saya kuliah pada jenjang strata 1 sebelumnya, saya pernah menjadi penyiar
radio selama kurang lebih 3 tahun dan menjabat sebagai pengurus himpunan mahasiswa
jurusan selama 2 periode. Pada semester akhir, saya juga pernah mencoba mengikuti lomba
Presenter TV yang diadakan oleh salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar bekerja sama
dengan stasiun televisi milik Negara dan berhasil meraih juara ke-3 yang membuat saya
langsung diangkat sejak saat itu menjadi salah satu pembawa berita hingga saat ini. Sejumlah
kelompok pertemuan bahasa Inggris (Club meeting) juga pernah saya ikuti selama kuliah dulu.
Ketertarikan saya terhadap dunia organisasi maupun penyiaran memang sudah mulai saya
tekuni sejak saya berada di jenjang SMP dan SMA. Saya menjadi anggota organisasi siswa
sekolah sejak kelas VIII SMP dan menjadi ketua OSIS di tingkat SMA serta dipercaya menjadi
Majelis Pertimbangan Organisasi yang hanya diisi oleh 2 siswa-siswi dalam setiap periode.
Tentu saja, hal ini tidak akan saya sia-siakan. Saya ingin pada studi saya selanjutnya, saya bisa
ikut bergabung dalam organisasi yang bisa menguatkan jiwa kepemimpinan saya dan menjadi
bagian dalam dunia penyiaran kampus baik dalam bentuk tertulis (mading), audio (radio
kampus) maupun visual (TV kampus).

Anda mungkin juga menyukai