Anda di halaman 1dari 15

Nama : INDAH KURNIA PERMATA DEWI

NIM : 2019122001
SEMESTER 4
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

BAHAN AJAR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

A. PENDAHULUAN
Kualitas suatu program pendidikan dan latihan dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya kualitas bahan ajar, widyaiswara, sarana prasarana, lingkungan dan lain sebagainya.
Bahan ajar sebagai salah satu alat bantu dalam kegiatan pembelajaran dalam pemenuhannya
harus sesuai dengan kompetensi yang diinginkan, tanpa pemahaman terhadap hal tersebut maka
siapapun yang akan mengembangkan bahan ajar akan mengalami kesulitan.
Kegiatan pengembangan bahan ajar adalah kegiatan akademik yang dapat dilakukan
sendiri oleh widyaiswara. Bahan ajar ini sebagai pendukung dalam proses pendidikan dan latihan
yang dilaksanakan. Pengembangan bahan ajar dilakukan berdasarkan suatu proses yang
sistematik agar kesahihan dan keterpercayaan bahan ajar dapat dijamin. Ada beberapa faktor
yang dapat berpengaruh terhadap kualitas bahan ajar dan harus selalu diperhatikan dalam proses
pengembangan bahan ajar, yaitu isi, cakupan, keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwajahan dan
pengemasan. Kualitas bahan ajar sangat tergantung pada ketepatan dalam memperhitungkan
faktor-faktor tersebut dalam pengembangan bahan ajar.
Pengembangan bahan ajar yang sistematis dimulai dari proses perancangan dan
pengembangannya dapat berupa aktivitas mengembangkan sendiri, atau menggunakan bahan ajar
yang sudah ada, sampai pada uji coba bahan ajar. Pengetahuan terhadap faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kualitas hasil perlu dipertimbangkan dalam pengembangan bahan ajar dan
prosedur pengembangan bahan ajar yang sistematik juga diperlukan.

B. TUJUAN
Dengan mempelajari pengembangan bahan ajar ini diharapkan peserta dapat:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pengembangan bahan ajar
2. Menganalisis prosedur pengembangan bahan ajar

C. FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENGEMBANGAN


BAHAN AJAR
Bahan ajar mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran, yaitu acuan yang
digunakan oleh penatar atau petatar. Bagi petatar bahan ajar menjadi acuan yang diserap isinya
sehingga dapat menjadi pengetahuan dan bagi penatar bahan ajar ini menjadi acuan dalam
menyampaikan keil muannya.
Pengembangan bahan ajar oleh penatar membutuhkan kreativitas untuk membuat sesuatu
yang lain, unik, juga membutuhkan pengetahuan tentang lingkungan sekitarnya agar bahan ajar
yang dikembangkan sesuai dengan ketersediaan bahan/materi di sekitarnya. Di samping itu
penatar juga harus memiliki pengetahuan tentang beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pengembangan bahan ajar seperti kecermatan isi, ketepatan cakupan, ketercernaan,
penggunaan bahasa, ilustrasi, perwajahan/pengemasan serta kelengkapan komponen bahan ajar.

KECERMATAN ISI
Kecermatan isi adalah validitas/kesahihan isi atau kebenaran ini secara keilmuan, dan
keselarasan isi. Atau kebenaran isi berdasrkan sistem nilai yang dianut oleh suatu masyarakat
atau bangsa.
Validitas isi menunjukkan bahwa isi bahan ajar tidak dikembangkan secara asal-asalan.
Isi bahan ajar dikembangkan berdasarkan konsep dan teori yang berlaku dalam bidang ilmu serta
sesuai dengan kemutakhiran perkembangan bidangf ilmu dan hasil penelitian empiris yang
dilakukan dalam bidang ilmu tersebut. Dengan demikian isi bahan ajar dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah, benar dari segi keilmuan.
Validitas isi sangat penting untuk diperhatikan sehingga bahan ajar tidak menyebarkan
kesalahan-kesalahan konsep, atau “miskonsepsi” yang dapat dibawa petatar ke daerah masing-
masing.
Untuk dapat menjaga validitas isi, dalam pengembangan bahan ajar, petatar harus selalu
menggunakan buku acuan atau bahan pustaka yang berisi hasil-hasil penelitian empiris, teori dan
konsep yang berlaku dalam suatu bidang ilmu, serta perkembangan mutakhir suatu bidang ilmu.
Teori dan konsep yang berlaku dalam suatu bidang ilmu dapat diperoleh di ensiklopedi ataupun
buku teks bidang ilmu. Sementara hasil penelitian empiris dan perkembangan mutakhir suatu
bidang ilmu dapat diperoleh dari berbagai jurnal penelitian yang tercetak ataupun jurnal
elektronik.
Dalam rangka mengkaitkan bahan ajar dengan lingkungan sekitarnya serta wawasan
budaya, petatar dapat mengkaji dulu kemungkinan dan ketersediaan bahan di lingkungan sekitar
dan budaya lokal yang dapat digunakan untuk menjadi bahan ajar bagi suatu topik tertentu dari
bidang suatu ilmu. Dari kemungkinan dan ketersediaan tersebut, petatar kemudian perlu
mengaitkan dengan landasan teori dan konsep yang berlaku dalam bidang ilmu.jika
dimungkinkan dapat mengaitkan dengan hasil penelitian empiris sehingga akan menghasilkan
suatu paduan dari teori dan konsep yang sahih tetapi relevan dengan lingkunhgan dan budaya
lokal. Dengan demikian dapat diperoleh bahan ajar yang sahih isinya , akrab lingkungan dan
berwawasan budaya dan tidak mengandung “miskonsepsi”
Keselerasan isi berarti kesesuaian isi bahan ajar dengan sistem nilai dan falsafah hidup
yang berlaku dalam negara dan masyarakat. Ada sistem nilai masyarakat yang perlu
diakomodasikan dalam bahan ajar. Bahkan bahan ajar menjadi sarana untuk penyampaian sistem
nilai tersebut dan pembelajaran merupakan upaya pelestarian sistem nilai tersebut. Dengan
demikian jika ada bahan ajar yang mengabaikan sistem nilai tersebut merupakan bahan ajar yang
tidak tepat.

D. PROSEDUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR


Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik berdasarkan langkah-
langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan ajar yang bermanfaat. Penatar seringkali
mengabaikan prosedur pengembangan bahan ajar yang sistematik ini karena berasumsi, jika
sudah dibuat dengan baik sesuai dengan materi yang akan diajarkan, maka bahan ajar dapat
digunakan dengan efektif dalam proses pembelajaran. Padahal ada beberapa langkah yang harus
dilakukan penatar sebelum sampai pada kesimpulan bahawa bahan ajar sudah dikembangkan
dengan baik, serta bahan ajar yang digunakan memang baik. Paling tidak ada lima langkah utama
dalam prosedur pengembangan bahan ajar yang baik, sebagai berikut
Analisis Perancangan Pengembangan Evaluasi Revisi

1. ANALISIS
Pada tahap ini dicoba untuk mengenali siapa peserta diklat, dengan perilaku awal dan
karakteristik yang dimiliki. Perilaku awal berkenaan dengan penguasaan dan kemampuan bidang
ilmu atau mata tataran yang sudah dimiliki peserta. Seberapa jauh peserta sudah menguasai mata
tataran itu? Sementara itu karakteristik awal memberikan informasi tentang ciri-ciri peserta.
Jika informasi tentang peserta sudah diketahui, maka inplikasi terhadap rancangan bahan
ajar dapat ditentukan, dan bahan ajar dapat segera dikembangkan. Pengenalan yang baik
terhadap perilaku awal dan karakteristik awal peserta sangat diperlukan untuk menentukan
kebutuhan peserta dan kemudian merancang bahan ajar yang bermanfaat bagi peserta.

2. PERANCANGAN
Dalam tahap perancangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan atau diperhatikan yaitu:
Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis,
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, akan diperoleh peta atau diagram tentang
kompetensi yang akan dicapai peserta baik kompetensi umum maupun kompetensi khusus.
Kompetensi umum dan kompetensi khusus, jika dirumuskan kembali dengan kaidah-kaidah yang
berlaku, akan menjadi tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Adapun
kaidah yang berlaku, antara lain dengan melengkapi komponen tujuan pembelajaran yaitu
Audience, Behavior, Condition, Degree,

Pemilihan topik mata tataran


Jika tujuan pembelajaran sudah ditetapkan dan analisis sudah dilakukan, maka peserta
sudah mempunyai gambaran tentang kompetensi yang harus dicapai oleh peserta melalui proses
belajar. Dengan demikian petatar juga dapat segera menetapkan topik mata tataran dan isinya.
Apa saja topik, tema isu yang tepat untuk disajikan dalam bahan ajar, sehingga peserta dapat
belajar dan mencapai kompetensi yang telah ditetapkan? Apa saja teori, prinsip atau prosedur
yang perlu didiskusikan dalan bahan ajar?
Acuan utama pemilihan topik mata tataran adalah silabus dan analisis instruksional yang
telah penatar miliki. Selanjutnya penatar juga dapat menggunakan berbagai buku dan sumber
belajar serta melakukan penelusuran pustaka, yaitu mengkaji buku-buku tentang mata tataran
termasuk encyclopedia atau majalah yang ada di perpustakaan atau buk.

Pemilihan media dan sumber


Pemilihan media dan sumber belajar harus dilakukan setelah penatar memiliki analisis
instruksional dan mengetahui tujuan pembelajaran. Penatar diharapkan tidak memilih media
hanya karena media tersebut tersedia bagi penatar, disamping itu penetar diharapkan juga tidak
langsung terbujuk oleh kesediaan beragam media canggih yang sudah semakin pesat
berkembang saat ini seperti komputer. Yang perlu diingat, media yang dipilih adalah untuk
digunakan oleh peserta dalah proses belajar. Jadi pilihlah media yang dibutuhkan untuk
menyampaikan topik mata tataran, yang memudahkan peserta belajar, serta yang menarik dan
disukai peserta. Kata kuncinya adalah: Media yang dapat membelajarkan peserta. Media itulah
yang perlu dipertimbangkan untuk dipilih

Pemilihan strategi pembelajaran


Tahap pemilihan strategi pembelajaran merupakan tahap ketika merancang aktivitas
belajar. Dalam merancang urutan penyajian harus berhubungan dengan penentuan
tema/isu/konsep/teori/prinsip/prosedur utama yang harus disajikan dalam topik mata tataran. Hal
ini tidaklah terlalu sulit jika sudah memiliki peta konsep dari apa yang ingin dibelajarkan. Jika
sudah mengetahuinya maka bagaimana materi itu disajikan, secara umum dapat dikatakan
bagaimana struktuk bahan ajarnya.
Berbagai urutan penyajian dapat dipilih berdasarkan urutan kejadian atau kronologis,
berdasarkan lokasi, berdasarkan sebab akibat dan lain sebagainya.

3. PENGEMBANGAN
Persiapan dan perancangan yang matang sangat diperlukan untuk mengembangkan bahan
ajar dengan baik. Beberapa saran yang dapat membantu untuk memulai pengenbangan bahan
ajar:
Tulislah apa dapat ditulis, mungkin berbentuk LKS, bagian dari penyususnan buku atau panduan
praktik
Jangan merasa bahwa bahan ajar harus ditulis secara berurutan
Tulis atau kembangkan bahan ajar untuk peserta yang telah dikenal
Ingat bahan ajar yang dikembangkan harus dapat memeberikan pengalaman belajar kepada
peserta
Ragam media, sumber belajar, aktivitas dan umpan balik merupakan komponen penting dalam
memperoleh bahan ajar yang menarik, bermanfaat dan efektif bagi peserta
Ragam contoh, alat bantu belajar, ilustrasi serta pengemasan bahan ajar juga berperan dalam
membuat bahan ajar
Gaya penulisan untuk bagian tekstual, naratif, explanatory, deskriptif, argumentatif dan perintah
sangat penting agar peserta dapat memahami maksud penatar.

4. EVALUASI DAN REVISI


Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh beragam reaksi dari berbagai pihak
terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Reaksi ini hendaknya dipandang sebagai masukan
untuk memperbaiki bahan ajar dan menjadikan bahan ajar lebih berkualitas. Evaluasi sangat
diperlukan untuk melihat efektifitas bahan ajar yang dikembangkan. Apakah bahan ajar yang
dikembangkan memang dapat digunakan untuk belajar-dimengerti, dapat dibaca dengan baik dan
dapat membelajarkan peserta. Di samping itu evaluasi diperlukan untuk memperbaiki bahan ajar
sehingga nmenjadi bahan ajar yang baik.
Secara umum ada 4 cara untuk mengevaluasi bahan ajar yaitu
Telaan oleh ahli materi (lebih ditekankan pada validitas keilmuan serta ketepatan cakupan)
Uji coba satu-satu (Salah seorang peserta mengkaji bahan ajar, kemudian diminta untuk
memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwjahan dan tingkat kesukaran)
Uji coba kelompok kecil (Satu kelompok kecil mengkaji bahan ajar, kemudian diminta untuk
memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwjahan dan tingkat kesukaran)
Uji coba lapangan ( Untuk memperoleh informasi apakah bahan ajar dapat mencapai tujuan?.
Apakah bahan ajar dianggap memadai dan seterusnya.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan maka perbaikan bahan ajar yang mungkin dilakukan
antara lain:
menghilangkan bagian-bagian yang dianggap tidak perlu
Memperluas penkelasan dan uraian atas suatu konsep atau topik yang dianggap masih kurang
Menambah latihan dan contoh-contoh yang dianggap perlu
Memilah bahan ajar menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dicerna peserta
Memeperbaiki kalimat, istilah, serta bahasa yang digunakan untuk meningkatkan keterbacaan
Menambah analogi, ilustrasi dan contoh kasus yang dianggap lebih efektif
Menambah penggunaan media lain yang dianggap dapat memperjelas dan membantu peserta
belajar
Perlu diingat bahwa pada komponen yang satu harus diikuti oleh perbaikan dan penyesuaian
pada komponen bahan ajar yang lain, sehingga diperoleh bahan ajar yang utuh dan terpadu.
BAHAN AJAR FISIKA

BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI


A. KOMPETENSI INTI(KI)
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulandunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasankemanusiaan,kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkanmasalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidahkeilmuan
B. KOMPETENSIDASAR
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya
melalui pengamatan fenomena alam fisis danpengukurannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
pedulilingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan , melaporkan, danberdiskusi
3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan
aturan angkapenting)
4.1 Menyajikanhasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik
yang tepat untuk penyelidikanilmiah

C. INDIKATOR
Mampu menuliskan defenisi besaran, satuan, besaran pokok dan besaranturunan.
Mampu membedakan besaran pokok dan besaranturunan
Mampu menentukan satuan dan dimensi dari besaranfisika
Mampu mengkonversi satuan dari besaranfisika
Mampu menentukan besaran fisika dari satuan yang telahditentukan
Mampu membuat kesimpulan dari hasildiskusi

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan kalimat sendiri, siswa dapat menuliskan pengertian besaran denganbenar
Dengan kalimat sendiri, siswa dapat menuliskan satuan besaran fisika denganbenar.
Setelah memperhatikan tampilan slide dari guru, siswa mampu membedakan besaran
pokok dan besaran turunan denganbenar.
Setelah membaca buku siswa dapat menuliskan satuan besaran pokok denganbaik.
Setelah mengerjakan lks siswa mampu menentukan dimensi besaran-besaran turunan
denganbenar
Setelah pembelajaran besaran, satuan dan dimensi siswa dapat membuatkesimpulan
E. MATERIPEMBELAJARAN

BESARANDANSATUAN

Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni: kuantitas atau nilai dan
satuan. Sesuatu yang memiliki kuantitas dan satuan tersebut dinamakan besaran. Berbagai
besaran yang kuantitasnya dapat diukur, baik secara langsung maupun tak langsung,
disebutbesaran fisis, misalnya panjang dan waktu. Tetapi banyak juga besaran-besaran yang
dikategorikan non-fisis, karena kuantitasnya belum dapat diukur, misalnya cinta, bau, dan
rasa. Besaran fisis dibedakan menjadi dua, yakni besaran pokok dan besaranturunan.

a. BesaranPokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan sendiri berdasarkan hasil
konferensiinternasional mengenai berat dan ukuran. Berdasar Konferensi Umum mengenai
Berat dan Ukuran ke-14 tahun 1971, besaran pokok ada tujuh sebagaimana yang tertera pada
tabelberikut:

Tabel Besaran Pokok dan Satuannya


Satuan SI
Besaran Pokok
Massa (m) kilogram (kg)
Panjang(p) meter (m)
Waktu (t) sekon (s)
Kuat Arus (I) ampere (A)
Suhu (T) kelvin (K)
Intensitas Cahaya (Ic) candela (Cd)
Jumlah Zat mole (mol)

b. BesaranTurunan
Besaranturunan merupakan kombinasi dari satuan-satuan besaran pokok. Contoh
besaran turunan adalah luas suatu daerah persegi panjang. Luas sama dengan panjang
dikali lebar, dimana panjang dan lebar keduanya merupakan satuan panjang. Perhatikan
tabel besaran turunan, satuan dan dimensi di bawahini.

Tabel Besaran Turunan dan Satuannya

Besaran Turunan Satuan SI

Gaya (F) kg.m.s-2


Massa Jenis (p) kg.m-3
Usaha (W) kg.m2.s-2
Tekanan (P) kg.m-1.s-2
Percepatan m.s-2
Luas (A) m2
Kecepatan (v) m.s-1
Volume (V) m3

SATUANSTANDAR
(SATUANSISTEMINTERNASIONAL)

Dalamkehidupansehari-hari mungkin Andamenemuisatuan satuan berikut: membeli air


dalam galon, minyak dalam liter, dan diameter pipa dalam inchi. Dahulu orang sering
menggunakan anggota tubuh sebagai satuan pengukuran, misalnya jari, hasta, kaki, jengkal,
dan depa. Namunsatuan-satuan tersebut menyulitkan dalam komunikasi, karena nilainya
berbeda-beda untuk setiaporang.Satuan semacam ini disebut satuan tak baku.Untuk
kebutuhan komunikasi, apalagi untuk kepentingan ilmiah, pengukuran harus menggunakan satuan
baku, yaitu satuan pengukuran yang nilainya tetapdandisepakati secara internasional, misalnya
meter, liter, dankilogram.

Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu
besaran. Sebuah besaran tidak hanya memiliki satu satuan saja. Besaran panjang ada yang
menggunakan satuan inci, kaki, mil, dan sebagainya. Untuk massa dapat menggunakan
satuan ton, kilogram, gram, dan sebagainya. Adanya berbagai macam satuan untuk besaran
yang samaakan menimbulkankesulitan.Kalian harus melakukan penyesuaian-penyesuaian
tertentu untuk memecahkan persoalan yang ada. Dengan adanya kesulitan tersebut, para
ahli sepakat untuk menggunakan satu sistemsatuan,yaitu menggunakan satuan standar Sistem
Internasional, disebut Systeme Internationale d’Unites(SI).

Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara internasional


serta memiliki standaryangsudahbaku.Satuaninidibuatuntukmenghindarikesalahpahaman yang
timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan yang digunakan. Pada awalnya,
Sistem Internasional disebut sebagai Metre – Kilogram – Second(MKS). Selanjutnya pada
KonferensiBeratdanPengukuranTahun1948,tiga satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt (W)
ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan Internasional dari
besaran pokok telahditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, dankandela.
Setelah abad ke-17, sekelompok ilmuwan menggunakan sistem ukuran yang mula-
mula dikenal dengan nama sistem Metrik. Pada tahun 1960, sistem Metrik dipergunakan
dan diresmikan sebagai Sistem Internasional (SI). Penamaan ini berasal dari bahasa
Perancis Le Systeme Internationale d’Unites. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
menggantikan sistem metrik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter – Gram – Second
(CGS). Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuanbaku

a. SatuanBaku
standar satuan baku telah ditetapkan sama di setiaptempat. Satuan baku adalah satuan
yang telah diakui dan disepakatipemakaiannyasecarainternasionalataudisebut dengan satuan
internasional (SI). Contoh: meter, kilogram, dan detik.Sistem satuan internasional dibagi
menjadi dua,yaitu:
1. Sistem MKS (Meter KilogramSekon)
2. Sistem CGS (Centimeter GramSecond)
Tabel Satuan Baku

Besaran Pokok Satuan MKS Satuan CGS

Massa kilogram (kg) gram (g)


Panjang meter (m) centimeter (cm)
Waktu sekon (s) sekon (s)
Kuat Arus ampere (A) statampere(statA)
Suhu kelvin (K) kelvin (K)
Intensitas Cahaya candela (Cd) candela (Cd)
Jumlah Zat kilomole (mol) Mol

b. Satuan TidakBaku
Standar satuan tidak baku tidak sama di setiap tempat. Satuantidakbaku adalah satuan
yang tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan pada suatu wilayah tertentu.
Contoh: jengkal, depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.

c. KonversiSatuan
Satuan tidak baku perlu dikonversi ke satuan baku sehingga satuannya konsisten.
konversi satuan dilakukan dengan menyisipkan faktor konveksi yang cocok yang membuat
satuan lain ditiadakan kecuali satuan yang kitakehendaki.
Sebagai contoh, hasil pengukuran lebar sebuah meja adalah 26,5 inci, dan ingin dinyatakan
dalamsentimeter.
Faktor konversi dalam hal ini adalah 1 inci = 2,54 cm
Sehingga 26,5 inci = 26,5 x 2,54 cm
= 67,3 cm

Berikut ini beberapa contoh konversi satuan untuk besaran panjang, massa, dan waktu.
Panjang
1 inci =2,54 cm 1 sentimeter (cm) = 0,394inci
1 meter (m) =3,28 ft 1 kilometer (km) = 0,621mil
1 yard (yd) =3ft 1 angstrom () =10-10m
1 tahun cahaya (ly) = 9,461015m 1 parsec = 3,09 1016m
1 fermi = 10-15 m
Massa
1 satuan massa atom (sma) = 1,660510-27kg 1 slug = 14,59kg
1 kilogram (kg) = 103 g =2,205 lb 1 ton = 1.000kg
Waktu
1 menit =60s 1 jam = 3.600s
1 hari = 8,64104 s 1 tahun = 3,1536 107s
Contohsoal
Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 72 km/jam. Berapa kecepatan mobil
tersebut jika dinyatakan dalam m/s?
Penyelesaian :
1 km = 1000 m
1 jam = 3600 s
Sehingga : 72 km/jam = 72𝑥1000𝑥= 20 m/s
1 𝑥 3600 𝑥

DIMENSI

Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran
pokoknya. Pada sistemSatuanInternasional(SI),adatujuhbesaranpokokyang berdimensi. Cara
penulisan dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda
kurung persegi. Dimensi mempunyai tiga kegunaan, yaitu untuk menentukan satuan dari suatu
besaran turunan dengan cara analisis dimensional dan menunjukkan kesetaraan beberapa
besaran yang sepintas tampak berbeda, untuk membuktikan apakah suatu persamaan benar
atausalah.

Tabel Besaran Pokok dan Dimensinya


Nama Besaran Pokok Lambang Satuan Satuan Dimensi

Panjang M [L]
Massa Kg [M]
Waktu S [T]
Kuat Arus Listrik A [I]
Suhu K [θ]
Intensitas Cahaya Candela [J]
Jumlah zat Mole [N]

BerdasarkanTabeldapat dicari dimensi suatu besaran yang lain dengan cara


mengerjakanseperti pada perhitungan biasa. Untuk penulisan perkalian pada dimensi, biasa
ditulis dengan tanda pangkat positif dan untuk pembagian biasa ditulis dengan tanda
pangkatnegatif.
Contohsoal
Tentukan dimensi besaran-besaran turunan berikut ini.
1. Luas
2. Kecepatan
3. Volume
4. Percepatan
Penyelesaian:
1. Luas merupakan hasil kali panjang dan lebar, keduanya memiliki dimensipanjang [ L]
luas = panjang xlebar
= [ panjang] [ panjang]
= [ L] [ L]
= [ L] 2
2. Kecepatan merupakan hasil bagi jarak terhadap waktu. Dimensi jarak adalah [L],
sedangkan waktu memiliki dimensi [ T ]. Sehingga dimensi kecepatan adalah:
jarak
Kecepatan =
waktu
[L]
[kecepatan] =
[T]
= [ L][ T ] 1

3. Volumeadalahhasilkali panjang, lebar, dan tinggi. Ketiganya memiliki dimensi panjang


[ L], sehingga dimensi volumeadalah:
[volume] = [ panjang ] [ panjang][panjang]
= [ L] [ L] [ L]
= [ L]3
kecepatan
4. Percepatan(a) =
waktu
[L][T]1
=
[T ]
= [L] [T ]2

F. SOALLATIHAN
1. Tuliskan definisi besaran, besaran pokok, dan besaranturunan!
2. Identifikasi masing- masing 3 contoh besaran pokok dan turunan yang Anda
temukan dalam kehidupansehari-hari!
3. Temukan satuan SI dari besaran-besaran di bawahini:
a. massa
b. massajenis
c. percepatan.
4. Lengkapilah tabel konversi berbagai satuan di bawah ini:
a. 1,5km= ..................... ft
b. 2 yard= ..................... m
c. 2000kg/m3 = .............. gram/cm
d. 20 inchi = .................. cm
e. 36 km/jam= ............... m/s
5. Temukan dimensi kecepatan dan percepatan! Berdasarkan dimensi yang telahAnda
temukan, analisislah apakah kecepatan dan percepatan mendeskripsikan hal yangsama?

G. REFERENSI
Fatimah, Siti, 2013, Fisika untuk SMA/MA kelas X, Solo : Masmedia
Handayani, Sri, 2009, Fisika untuk SMA/MA kelas X, Jakarta, Pusatperbukuan
Departemen PendidikanNasional
Subagya, Hari dan Agus, T, 2007, Sains Fisika 1 SMA/MA Kelas X, Jakarta : Bumi aksara
Sumarsono, Joko, 2009, Fisika untuk SMA/MA kelas X, Jakarta, Pusat perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
http://fisikazone.com/besaran-dan-satuan-fisika/ College Loan Consolidation Tuesday,
July 2nd, 2013 - Kelas X
Dan berikut foto gambar dari Lks tersebut :

Anda mungkin juga menyukai