Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN

LAPORAN RESMI

PEMBUATAN MEDIA

Nama : Nesha Aulia Septianty


NPM : 19033010005

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN ” JAWA TIMUR
SURABAYA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktikum yang melibatkan mikroba atau bahan-bahan kimia sebagai bahan


eksperimen tentu harus diawali dengan yang namanya sterilisasi. Sterilisasi biasa
dilakukan baik pada peralatan-peralatan maupun bahan-bahan yang akan digunakan
dalam praktikum khususnya mikrobiologi. Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan
suatu cara atau usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari segala
macam bentuk kehidupan terutama mikroba agar tidak terkontaminasi dengan bahan
lain atau mikroba yang tidak diinginkan. Sterilisasi perlu dilakukan agar dalam praktikum
hanya biakan murni saja yang ada tanpa kontaminasi mikroorganisme lain. Biakan murni
adalah biakan yang hanya terdapat satu spesies mikroba atau hasil perbanyakan akan
satu sel mikroba.

Biakan murni dapat dibuat, medium harus steril sebelum inokulasi, yaitu kita
harus yakin bahwa tidak ada organisme hidup berada dalam medium jika di inokulasi.
Salah satu caranya adalah dengan melakukan sterilisasi dimana Sterilisasi dalam
mikrobiologi merupakan suatu cara atau usaha untuk membebaskan alat-alat atau
bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan terutama mikroba agar tidak
terkontaminasi dengan bahan lain atau mikroba yang tidak diinginkan. Sterilisasi perlu
dilakukan agar dalam praktikum hanya biakan murni yaitu biakan yang hanya terdapat
satu spesies mikroba atau hasil perbanyakan satu jenis mikroba saja yang ada tanpa
kontaminasi mikroorganisme lain.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk memahami jenis – jenis serta prosedur
pembuatan media.

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum kali ini adalah jika praktikan telah memahami jenis – jenis
serta prosedur pembuatan media dengan baik maka diharapkan praktikan dapat
melakukan pembuat media dengan baik dan benar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Media

Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi untuk
menumbuhkan mikroorganisme. Selain untuk menumbuhkan mikroorganisme,
medium dapat digunakan untuk isolasi, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan
perhitungan jumlah mikroorganisme. (Rakhmawati , 2012). Media berdasarkan sifat
terbagi menjadi 3 yaitu media padat, media semi padat semi cair, media cair. Media
berdasarkan susunannya terdiri atas media sintesis, semi sintesis, dan media non
sintesis. Berdasarkan tujuan yaitu media selektif atau penghambat dan media
diperkaya. Jenis Media yang sering digunakan, yaitu Nutrient Agar, Nutrient Broth
(NB), PDA (Potato Dextrose Agar), Salmonella Shigella (SS) Agar, Eosin Methylene
Blue Agar(EMBA).Komposisi media bakteri dapat dimodifikasi sehingga dapat
digolongkan menjadi media umum, media selektif (bakteri tertentu saja yang dapat
tumbuh) dan media diferensial (bakteri tumbuh dengan memberikan ciri-ciri tertentu)
(Achmad, 2007).

Medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan


berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari
nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi
kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan
faktor tumbuh (Label, 2008)

Bakteri yang ditumbuhkan di medium biakan di sebuah larutan yang terdiri


atas air, nutrien, dan sumber-sumber energi disebut sebagai suatu biakan atau
kultur bakteri. Bakteri juga bisa ditumbuhkan dalam suatu kaldu (broth) atau medium
kultur cari atau pada medium yang dipadatkan dengan penambahan agar. Inokulasi
bakteri ke atas permukaan agar disebut plating (disebar di atas plate). Bakteri yang
disebar pada plate kemudian akan berkembang dan tumbuh menjadi kumpulan
ribuan sel yang disebut sebagai koloni bakteri (Erlod, 2007).
2.2 Jenis – Jenis Media

Nutrient Agar (NA)

Nutrient Agar merupakan suatu medium yang mengandung sumber


nitrogen dalam jumlah cukup, yaitu 0,3 % ekstrak daging sapi, 0,5 % peptone
tetapi tidak mengandung sumber karbohidrat, jadi baik untuk pertumbuhan
bakteri, namun kapang dan khamir tidak dapat tumbuh dengan baik. Cara
pembuatannya adalah dengan melarutkan bahan-bahan tersebut dalam air
suling sebanyak 1 liter kemudian dipanaskan hingga mendidih lalu dituangkan
kedalam labu atau tabung dan disterilisasikan selama 15 menit pada suhu 121 0C,
pH akhirnya 7,4 ±0,2 pada suhu 37 0C. Medium kemudian dibuka dan disimpan
pada suhu dibawah 80C dan terlindung dari sinar secara langsung
(Pudyaatmaka, 2002).

Nutrien Agar (NA) biasanya digunakan untuk pertumbuhan individual


koloni mikroba dari spesies Proteus. Pembuatannya dengan mencampurkan 34
gr dalam 1 L air distilasi, kemudian dibiarkan selama 15 menit dan disterilisasi
dengan menggunakan otoklaf. Bahan untuk membuat media NA antara lain dari
kaldu daging sapi. Komposisi media NA dalam 1 L mengandung 3,0 g ekstrak
daging sapi, 10,0 g pepton dari daging, 15 g agar, 5 g sodium chloride, dan 1 g
pril dengan pH 6,8 ± 0,2 pada suhu 25ºC (Suriawiria, 2005).
Berdasarkan kegunaanya media NA (Nutrient Agar) termasuk kedalam
jenis media umum, karena media ini merupakan media yang paling umum
digunakan untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri. Bedasarkan bentuknya
media ini berbentuk padat, karena mengandung agar sebagai bahan
pemadatnya. Media padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan
atau morfologi koloni bakteri (Munandar, 2016).

Pada pembuatan media padat di cawan petri, medium Nutrient Agar yang
akan dituangkan tidak boleh memiliki suhu yang terlalu tinggi. Hal tersebut akan
menyebabkan kondensasi air yang berlebihan pada tutup cawan petri sehingga
air tersebut akan kembali menitik atau menetes pada permukaan agar yang telah
memadat. Selain itu, pemindahan medium dari tabung reaksi ke cawan petri
harus dilakukan secara aseptis, untuk mencegah tercemarnya biakan murni,
yaitu biakan yang hanya terdiri dari satu spesies tunggal (Hadioetomo, 1993).

Komposisi Nutrient Agar dalam gram per liter adalah Peptone from meat
5gram, Meat extract 3gram, Agar-agar 12gram.Cara Pembuatannya adalah
dengan melarutkan 20 gr Nutrient Agar dalam 1 L aquadest lalu dididihkan
menggunakan hot plate, dan menghomogenkan menggunakan magnetic stirrer
setelah itu mensterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121 ºC selama 15
menit(Sugiyanto,2012)

Bakteri Proteus Vulgaris masih termasuk dalam family


enterobacteriaceae. Bakteri ini berbentuk batang (basili), bersifat gram negatif,
tidak berspora dan berkapsul, serta berflagel petrikal (berbulu cambuk). Proteus
biasanya terdapat pada makanan yang mengandung protein seperti telur bebek,
namun sifatnya tidak membantu tapi bakteri proteus vulgaris merusak telur bebek
(Nindiana, 2014).
Potato Dextrose Agar (PDA)

Media PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan untuk pertumbuhan,


isolasi dan enumerasi dari kapang dan khamir pada bahan makanan dan bahan
lainnya. Karbohidrat dan senyawa yang diambil dari kentang mendukung
pertumbuhan khamir dan kapang dan pada kondosi pH yang diturunkan dapat
menghambat pertumbuhan kontaminan (bakteri yang ikut). Jika medium ini
dipakai untuk perhitungan jamur, pH medium harus diturunkan hingga 3,5 karena
jamur akan tumbuh pada medium ini untuk mengembangkan morfologinya.
Media PDA (Potato Dekstro Agar) digunakan sebagai media penanaman bakteri
dan jamur. Media PDA selanjutnya ditambahkan dengan 1liter aquadest.
Kemudian dimasukkan ke dalam autoklaf bersama dengan alat – alat yang akan
digunakan dalam penanaman kapang dengan temperatur 1210 C selama 15
menit. Didinginkan hingga suhu 400 C - 500 C. Setelah itu media dituangkan ke
dalam masing – masing cawan sebanyak 20 ml(Sugiyanto, 2012).

VRBA (Violet Red Bile Agar)

Violet Red Bile Agar merupakan media untuk menghitung jumlah bakteri
gram negatif dengan menambahkan komponen yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif kedalam medium. Dengan menambahkan
garam bile maka VRB digunakan untuk menyeleksi anggota dari famili
Enterobactericeae(Fardiaz, 2003).
Mekanisme kerjanya adalah kristal violet dan garam bile menghambat
pertumbuhan primer dari bakteri gram positif. Degradasi laktosa menjadi asam
diindikasikan oleh pH indikator neutral red yang mengubah warna menjadi merah
dan mengendapkan asam bile(Salle, 2001). Bahan-bahan yang dibutuhkan
untuk membuat VRBA adalah yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu, glukosa,
neutral red, kristal violet, dan agar. Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur
dengan 1 liter air yang telah didestilasi. Panaskan hingga mendidih sampai larut
sempurna. Dinginkan hingga 50-60°C. Pindahkan dalam tabung sesuai
kebutuhan, pH akhir adalah 7,4. Campuran garam bile dan kristal violet
menghambat bakteri gram positif. Yeast ekstrak menyediakan vitamin B-
kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri. Laktosa merupakan sumber
karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar merupakan agen pemadat.

Bakteri gram negatif merupakan bakteri yang tidak mampu


mempertahankan warna kristal violet pada dinding selnya saat perwarnaan gram
dilakukan, pewarnaan gram sangat penting untuk mengetahui klasifikasi
bakteridan mengetahui identifikasinya(Radji, 2006)
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat

1. Tabung Erlenmeyer
2. Tabung Reaksi
3. Pipet
4. Cawan Petri
5. Kapas
6. Pengaduk
7. Pemanas

3.2 Bahan

1. Ekstrak Daging 3 gram 7. Ekstrak Khamir 3 gram


2. Pepton 5 gram 8. Pepton 5 gram
3. Larutan Pati Kentang Putih 200ml 9. NaCl 1,5g
4. Dextrose 20gram 10. Garam Bile 1,5g
5. Agar 20gr 11. Neutral Red 0,03g
6. Aquadest 3liter 12. Violet Kristal 0,02g

3.3 Langkah Kerja

1. Pencampuran bahan.
2. Pemanasan bahan hingga mendidih.
3. Penyumbatan Erlenmeyer dengan kapas.
4. Pengecekan pH.
5. Pensterilan dalam autoklaf.
6. Penuangan dalam tabung reaksi.
7. Pendinginan.
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam praktikum mikrobiologi pasti tidak jauh dengan mikroorganisme.


Mikroorganisme digunakan untuk dalam berbagai penelitian mikrobiologi.
Mikroorganisme tersebut dapat ditumbuhkan untuk dikembang biakkan kemudian
digunakan untuk penelitian. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan melalui media yang
terdiri dari beberapa bahan yang dapat membantu menunjang pertumbuhan
mikroorganisme tersebut. Hal ini sesuai dengan Rakhmawati (2010) dan Label (2008)
medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Selain untuk menumbuhkan mikroorganisme, medium dapat
digunakan untuk isolasi, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah
mikroorganisme serta nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk
hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh.

Bakteri atau mikroorganisme yang dapat ditumbuhkan di suatu media juga dapat
bermacam – macam tergantung kebutuhan si praktikan. Dalam suatu media bisa
ditumbuhkan satu jenis bakteri bisa juga bermacam – macam jenis tergantung komposisi
media penumbuhnya karena setiap bakteri atau mikroorganisme memiliki kebutuhan
nutrisi yang berbeda berdasarkan komposisi medianya. Hal ini sesuai dengan Achmad
(2007) bahwa komposisi media bakteri dapat dimodifikasi sehingga dapat digolongkan
menjadi media umum, media selektif yaitu bakteri tertentu saja yang dapat tumbuh dan
media diferensial yaitu bakteri tumbuh dengan memberikan ciri-ciri tertentu.

Media berdasarkan bentuknya, dapat dibedakan menjadi medium cair dan


medium padat. Perbedaannya adalah media cair menggunakan kaldu atau broth
sedangkan media padat menggunakan agar untuk memadatkan komponen – komponen
tersebut. Hal ini sesuai dengan Erlod (2007) bahwa bakteri juga bisa ditumbuhkan dalam
suatu kaldu (broth) atau medium kultur cari atau pada medium yang dipadatkan dengan
penambahan agar. Pada dasarnya, komponen yang digunakan untuk membuat media
dan cara pembuatannya adalah sama yaitu terdiri dari air dan nutrisi – nutrisi tertentu
untuk makanan mikroorganisme tersebut karena setiap mikroorganisme mempunyai
jenis makanan yang berbeda. Namun jika ingin menumbuhkan berbagai macam bakteri
dalam satu media maka harus menambahkan bahan tertentu.

Jenis media yang aka kita bahas kali ini adalah Nutrient Agar, Potato Dextrose
Agar, dan Violet Red Bile Agar. Nutrient Agar adalah medium yang mengandung sumber
nitrogen dalam jumlah cukup, yaitu 0,3 % ekstrak daging sapi, 0,5 % peptone tetapi tidak
mengandung sumber karbohidrat dan biasanya digunakan untuk pertumbuhan koloni
mikroba dari spesies Proteus atau produk – produk susu. Hal ini sesuai dengan Nindiana
(2014) bahwa Bakteri Proteus Vulgaris masih termasuk dalam family
enterobacteriaceae. Dan biasanya terdapat pada makanan yang mengandung protein
tinggi seperti telur. Namun dapat kita ketahui juga bahwa susu juga termasuk bahan
pangan yang memiliki kandungan protein tinggi. Cara Pembuatannya adalah dengan
melarutkan 20 gr Nutrient Agar dalam 1 L aquadest lalu dididihkan menggunakan hot
plate, dan menghomogenkan menggunakan magnetic stirrer setelah itu mensterilisasi
menggunakan autoclave pada suhu 121 ºC selama 15 menitTujuan dari pemanasan
adalah untuk membantu melarutkan bahan. Nutrient Agar disimpan dalam suhu di
bawah 80C dan tidak boleh lebih tinggi karena dikhawatirkan jika suhunya tinggi maka
akan menyebabkan terbentuknya uap air pada cawan yang digunakan untuk
menempatkan media yang selanjutnya uap air tersebut dapat menetesi media yang
sudah memadat. Hal ini sesuai dengan Hadioetomo (1993) bahwa pada pembuatan
media padat di cawan petri, medium Nutrient Agar yang akan dituangkan tidak boleh
memiliki suhu yang terlalu tinggi. Hal tersebut akan menyebabkan kondensasi air yang
berlebihan pada tutup cawan petri sehingga air tersebut akan kembali menitik atau
menetes pada permukaan agar yang telah memadat.

Selanjutnya adalah media Potato Dextrose Agar yaitu media padat yang
komposisinya adalah larutan pati kentang putih 200ml, dextrose 20g, dan agar 15g. Cara
pembuatannya adalah dicampurkan dengan 1 liter aquadest kemudian dimasukkan ke
dalam autoklaf bersama dengan alat – alat yang akan digunakan dalam penanaman
kapang dengan temperatur 1210 C selama 15 menit. Didinginkan hingga suhu 400 C -
500 C. Setelah itu media dituangkan ke dalam masing – masing cawan sebanyak 20 ml.
Komponen yang digunakan dalam media PDA ini sebagai sumber nutrisi utama untu
pertumbuhan mikroorganisme adalah larutan pati kentang yang mengandung karboidrat.
Hal ini sesuai dengan Sugiyanto (2012) bahwa karbohidrat dan senyawa yang diambil
dari kentang mendukung pertumbuhan khamir dan kapang dan pada kondosi pH yang
diturunkan dapat menghambat pertumbuhan kontaminan.

Media ketiga yang akan dibahas adalah Violet Red Bile Agar atau VBRA yang
termasuk ke dalam media selektif dimana kegunaan dari media ini adalah untuk
menghitung jumlah bakteri gram negatif dengan menambahkan komponen yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif kedalam medium. Bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk membuat VRBA adalah yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu,
glukosa, neutral red, kristal violet, dan agar. Cara pembuatan media PDA adalah
mencampur bahan – bahan tersebut dengan 1 liter air yang telah didestilasi. Panaskan
hingga mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan hingga 50-60°C. Pindahkan dalam
tabung sesuai kebutuhan, pH akhir adalah 7,4. Komponen dalam media PDA yang
berperan sebagai media utama dan nutrisi untuk tumbuh bakteri adalah ekstrak yeast
dan didukung oleh laktosa yang merupakan karbohidrat berbentuk gula yang terkandung
dalam susu. Hal ini sesuai dengan Salle (2001) bahwa Yeast ekstrak menyediakan
vitamin B-kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri serta laktosa nerupakan
sumber karbohidrat. Komponen selanjutnya adalah neutral red dan kristal violet dimana
neutral red berperan sebagai indikator pH yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri
gram negative dengan menghasilkan pH akhir 7,4.

Sebagai media selektif, media VBRA adalah media yang digunakan untuk
menumbuhkan jenis bakteri gram negative saja maka diperlukan kristal violet dan garam
bile untuk membuat media tersebut dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri
gram positif agar hanya bakteri gram negatif saja yang dapat tumbuh. Hal ini sesuai
dengan Fardiaz (2003) bahwa Violet Red Bile Agar merupakan media untuk menghitung
jumlah bakteri gram negatif dengan menambahkan komponen yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif kedalam medium. Dengan menambahkan garam bile
dapat menghambat pertumbuhan primer dari bakteri gram positif. Degradasi laktosa
menjadi asam diindikasikan oleh pH indikator neutral red yang mengubah warna menjadi
merah dan mengendapkan asam bile. Hal ini sesuai dengan Radji (2006) bahwa bakteri
gram negatif merupakan bakteri yang tidak mampu mempertahankan warna kristal violet
pada dinding selnya saat perwarnaan gram dilakukan,
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Media adalah suatu bahan – bahan yang diletakkan dalam suatu wadah
untuk menumbuhkan mikroorganisme.
2. Setiap mikroorganisme yang ditumbuhkan pada media harus mempunyai
nutrisi yang cukup untuk tumbuh.
3. Setiap mikroorganisme mempunyai jenis kebutuhan nutrisi yang berbeda
untuk itu bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan media juga
berbeda.
4. Setelah media selesai dibuat, media perlu disterilkan agar tidak ada bakteri
kontaminan lain yang ikut pada media.

5.2. Saran

Sebaiknya sebelum membuat suatu media diharap praktikan sudah


mempelajari karakteristik mikroorganisme yang akan ditumbuhkan karena setiap
mikroorganisme memiliki karakter dan kebutuhan nutrisi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, D. 2007, Media Agar. Ide Besar Istri Peneliti. Jakarta: Erlangga

Elrod, Susan L. Dan Stansfield. 2007. Genetika Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga

Fardiaz, S. 2003. Keamanan Pangan. Bogor: Fakultas Pertanian lnstitut Pertanian


Bogor.

Hadioetomo, R. S., 1993, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktikum, Jakarta: PT.


Gramedia.
Label, J. 2008, Mikrobiologi : Pembuatan Medium, Jakarta: Erlangga

Munandar,K. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-BIOLOGI Sekolah. Bandung:


Refika Aditama

Nindiana, Y, 2014. https://www.fimela.com/beauty-health/read/3849378/bakteri-


proteus-vulgaris-merusak-telur-bebek. Dikases pada Oktober, 2020.

Pudyaatmaka, A. Hadyana & Meity Taqdir Qodratillah, 2002. Kamus Kimia cetakan
II. Jakarta: Balai Pustaka.

Radji, M. 2006. Penuntun Praktikum Microbiologi. Edisi 2. Depok: Departemen


Farmasi FMIPA UI.

Rakhmawati, Anna. 2012. Penyiapan Media Mikroorganisme. Purworejo:


Pelatihan Laboratorium Guru SMA Kab. Purworejo

Salle, A. J. 2001. Laboratory Manual on Fundamental Principles of Bacteriology.


USA: McGraw-Hitl, Inc.

Suriawiria, H. U. (2005). Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Penerbit Papas Sinar Sinanti.

Sugianto.2012.Pembuatan Medium. Yogyakarta: UGM

Anda mungkin juga menyukai