Anda di halaman 1dari 2

Di cerita ini, kalian bias anggap gue ini kentang.

Kentang yang bercerita tentang kehidupannya dan orang


sekelilingnya yang terjebak dalam lingkaran setan.

Kalian bisa panggil kentang ini dengan nama kim mi ra. Anak kedua dari 3 bersaudara yang tinggal Cuma
dengan ke 2 saudaranya karena sejak kecil mira udah ditinggal kea lam lain ama bapaknya, sedangkan
ibu mereka bekerja banting tulang sebagai tkw di hongkong.

Ia, kehidupan gue si kentang ini emang biasa banget, sangat biasa. Tapi semua berubah sejak Negara api
menyerang. Wkwwk garing ah.

Pertama gue mau kenalin dulu saudara gue, yang tertua namanya kim seokjin, umur nya 23 tahun tapi
masih kuliah semester 3. Kenapa begitu? Tenang mas seokjin bukan orang berandalan aneh-aneh kok,
dia emang sengaja kuliah telat karena setelah dia lulus sma dia langsung kerja, ngumpulin biaya sendiri
dan gak ngerepotin ibu yang susah payah banting tulang sendirian. Itu juga sebabnya mas seokjin
sekarang satu angkatan sama gue.

Anak kedua dan yang tengah itu gue, kim mira, umur 20 tahun semester 3 jurusan manajemen. Kalau
pagi kerja kalau sore kuliah, ia sama kayak mas seokjin juga kuliah sore, bedanya mas seokjin anak
akuntansi. Seperti yang gue bilang tadi, gue Cuma kentang biasa, gue orangnya lempeng. Gitu-gitu aja.

Anak ke tiga sekaligus yang terakhir namanya kim jungkook, umur 17 tahun, masih smk, pendiem, imut,
sekali mangap bon cabe level 30 kalah ama bacotnya.

Kita semua hidup dalam kesedrhanaan, bukan orang yang neko-neko. Keluarga yang tampak baik-baik
aja. Walau sebenernya ke tiga bersaudara ini busuk nya bukan main. Gue gak pernah ngehakimin apa
yang jadi pilihan mereka, tapi kalau yang mereka pilih itu melanggar norma. Gue gak tau gimana nasib
ibu kalau dia mengetahuinya.

Keluarga gue berada di jalan yang lurus, setiap hari sholat 5 waktu, mas dan adek juga rajin jumat an,
sering ikut acara tahlilan.

Kami bertiga di besarkan dalam ajaran yang religius. Gak juga sih, ya pokoknya Cuma sekedar menaati
perintah dan menjauhi larangan. Sama seperti umat yang lain, biasa aja dan gak alim-alim amat.

Sebenernya gue anak yang ‘berbeda’, ahh ralat, kita bertiga ‘berbeda’ kalau bahasa kasarnya kita ini
‘menyimpang’.

Ia. Ibarat kalau mau bener kita harus jalan lurus, tapi kami bertiga malah ‘belok’.

Yaa,, kalian paham kan?

Dan ini semua bermula saat jimin, tetangga sekaligus sohib gue sering berkunjung ke rumah gue Cuma
karena mau pdkt sama gue.

Ia, gue bukannya ngaku-ngaku atau gr. Karena dia emang cerita sendiri.

Gue nya kagak baper, tapi kok,,,

Malah jungkook yg baper?

Anda mungkin juga menyukai